Waktu begitu cepat berlalu, ini sudah satu bulan mas Angga bekerja menjadi sopir kepala dinas.
Dan ini juga bulan pertama mas Angga gajian, sangat bersyukur di kala itu walaupun gaji mas Angga terbilang kecil di saat itu, yaitu ' Satu Juta Enam Ratus ' , tapi kami tetap bersyukur setidak nya masih ada uang masuk perbulan nya.
"Sayang, alhamdulillah hari ini aku gajian." ucap mas Angga membuka pembicaraan saat kami lagi santai di kamar sambil main dengan Alif.
"Alhamdulillah kalau begitu Mas, berarti bisa untuk membantu mama untuk biaya dapur. " jawab ku.
Yah, kami selama ini menumpang makan tanpa adanya membantu dari segi keuangan, tidak enak kalau lama-lama selalu menumpang. Mumpung sekarang ada rezki ada baik nya nyumbang juga untuk biaya dapur, kepengen nya mandiri tapi saat itu sangat tidak memungkinkan, karna peralatan rumah tangga aku belum punya sama sekali.
Mas Angga menyerah kan beberapa lembar uang kepada ku, sebagian nya sudah di potong untuk biaya bensin dan rokok.
"Baik lah, terserah kamu saja. Ini uang nya sebagian sudah aku potong untuk biaya bensin dan juga rokok aku." ucap mas Angga dan menyerah kan sebagian uang itu ke tangan ku, aku pun menerima dengan hati yang MasyaAllah bahagia sekali.
Usai pembagian uang tersebut, aku langsung menemui mama mertua ku, untuk memberikan uang dapur kami, walaupun tidak seberapa tapi rasanya bahagia sekali bisa ikut nyumbang untuk biaya makan kami.
"Mah, ini tadi as Angga gajian pertama. Jadi kami sudah membicarakan untuk ikut nyumbang biaya dapur, selama ini kami kan belum pernah mambantu biaya dapur sama sekali, jadi karna ada rezki sedikit kami ingin membantu walaupun tidak seberapa sih Mah," ucap ku saat sudah berada di kamar mama mertua ku.
"Wah, Alhamdulillah kalau begitu, terimakasih ya Ara." jawab mama mertua ku dengan raut wajah yang bahagia menerima uang yang kku ulur kan itu.
Begitu lah sifat mama mertua ku, dia orang nya tidak jahat, cuma yah begitu lah. Kalau ada uang kita di sayang, kalau tidak yah di cuekin.
Mama mertua ku lebih sering membangga-banggakan menantu pertamanya yang seorang PNS, baik banget..!! kalau mereka datang berkunjung kesini, dilayani dengan sepenuh hati. Mungkin karna mereka ber-uang kali ya.
"Iya Mah sama-sama, kalau begitu aku kekamar dulu ya Mah. Alif belum tidur soal nya," pamit ku yang di jawab dengan anggukan oleh mama mertua ku.
Saat sampai di kamar, ternyata anak ku Alif sudah tertidur di pangkuan mas Angga.
"Eh, Alif nya sudah tidur ya Mas."
"Sudah, mengantuk mungkin. Makanya mudah sekali dia tidur nya."
"Iya Mas, dari tadi memang kerjaan nya main aja, apalagi sekarang dia sudah ada kepandaian baru, guling-guling sana sini." jelas ku, dan mengambil alih Alif dari gendongan mas Angga, dan menaruh nya di atas kasur, dan bangkit untuk menghidupkan kipas angin. Yah, Alif tidak bisa tidur kalau tidak ada kipas angin, karna terbiasa kali ya dari bayi pakai kipas angin.
Mas Angga pun bergerak menuju pintu kamar
"Loh, mau kemana Mas..??"
"Biasa.."
"Ya Allah Mas, apa ngak capek seharian kerja, pulang nya main PS."
"Ya ngak lah sayang, main PS kan ngak mengeluarkan tenanga."
"Ya maksud aku, karna seharian bekerja ada baik nya kalau malam itu istirahat, tidur..!! Bukan nya begadang main PS."
"Sebentar aja kok sayang, ngak lama-lama kok."
"Helleh..!! Alasan saja kamu Mas, kemaren juga bilang nya begitu, tapi nyata nya apa."
"Iya, kali ini aku serius sayang, kamu istirahat saja duluan ya." jawab mas Angga sembari melangkah keluar tanpa menghiraukan protesan dari ku.
Entah lah, aku ngak tau harus bagaimana lagi caranya untuk mencegah Mms Angga untuk tidak bermain PS, kadang pengen sekali aku membanting PS tersebut agar mas Angga tidak bisa bermain PS lagi dan menghabiskan waktu dengan ku dan juga Alif, tapi nyali ku tidak sebesar itu.
Saat akan merebah kan tubuh di atas ranjang, tiba-tiba pintu kamar ku terbuka, dan muncul lah sosok mas Angga di sana dengan wajah yang kesal.
"Kenapa Mas..??, ada yang ketinggalan kah..??" tanya ku.
"Ngak ada, itu PS nya ngak mau di nyalain, seperti nya rusak."
"Loh kok bisa..??" tanya ku bingung, toh hanya mas Angga yang menyentuh PS itu, tapi ada rasa syukur juga di hati ku karna Allah mengabulkan keinginan ku.
"Ngak tau, apa ada anak-anak kak Yen kesini tadi..??" tanya mas angga. Yah, nama kakak Mas Angga adalah Yenita.
"Ngak ada Mas, apa kamu lupa, kak Yen kesini kalau lagi libur aja sabtu minggu."
"Oh iya.. ya. lupa." ucap mas Angga sambil menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.
"Sudah lah Mas, biarin aja mungkin PS nya sudah lelah, butuh istirahat." ucap ku sambil merebahkan badan di atas ranjang.
"Kamu kenapa sih sayang, ngak suka banget kalau aku main PS."
"Udah deh Mas ngak usah di bahas, soal nya sudah berkali-kali juga aku mengatakan alasan nya sama kamu, masak iya ngak paham juga." jawab ku sambil memunggungi mas Angga karna kesal dengan pertanyaan yang di ajukan nya.
"Sayang, jangan marah gitu dong, kan aku cuma nanya doang."
"Sayang.. " panggil mas Angga lagi, karna ocehannya tidak lagi ku sahut.
"Oke, aku minta maaf kalau selama ini sudah sering bikin kamu sedih, karna hanya itu yang bisa aku lakukan kalau di rumah, pergi keluar kan ngak di bolehin sama kamu." ujar mas Angga lagi yang membuat aku semakin emosi mendengar kan nya.
"Mas, aku ngak pernah melarang kamu buat main PS itu, tapi tolong ingat waktu juga. Luang kan waktu untuk aku dan juga Alif, dan juga jangan sampai begadang hanya itu, apa aku salah..!!"
"Dan masalah kamu keluar, aku juga ngak pernah melarang kamu, silahkan...!! Asal pergaulan kamu ngak salah jalan, tapi yang selama ini aku lihat apa..!! Teman kamu ngak ada yang baik seorang pun, hanya bisa menjerumus kan kamu kejalan yang salah, yang tidak di ridhoi Allah, selalu pulang larut malam dalam keadaan mabuk..!! Ingat Mas sekarang kamu sudah menjadi seorang ayah, anak kita laki-laki, apa kamu mau anak kita nantinya juga akan meniru sifat kamu yang seperti itu." sambung ku lagi dengan emosi yang sudah meledak dan juga air mata yang tak mampu ku tahan.
Ku lihat mas Angga hanya diam, tanpa ada niat untuk menjawab perkataan ku, begitu lah dia yang hanya diam tak mau berdebat dengan ku, dan tak pula pernah mengangkat tangan nya saat kita lagi ada salah paham.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments