Muhammad Alif Permana

Sesuai dugaan Mas Angga selama ini, aku melahirkan seorang putra yang begitu MasyaAllah, tampan tidak kurang suatu apapun.

Setelah Bu bidan selesai membersihkan aku dan juga putra ku. Baru seluruh keluarga boleh masuk kedalam ruangan persalinan. Mas Angga langsung mengadzani anak kami setelah berwudhu, bahagia rasanya hati ku melihat pemandangan seperti itu.

Aku berharap, setelah putra Kami ini lahir mas Angga bisa berubah, pikiran nya terbuka untuk berusaha lebih lagi untuk mencari pekerjaan, karna kebutuhan yang akan mendatang pasti akan semakin banyak.

"Selamat ya Ara, sudah menjadi seorang ibu sekarang" ujar ama mertua ku sambil mengambil alih Putra ku dari tangan mas Angga.

"Iya Mah, makasih." jawab ku sembari tersenyum.

"Wah, tampan sekali anak kalian, hidung nya juga mancung." kata papa mertua ku yang ikut melihat putra ku yang ada dalam gendongan mama mertua ku.

"Iya dong, siapa dulu Papa nya" sombong mas Angga mengangkat kerah baju nya, yang langsung dapat toyolan di kepalanya oleh kakak ipar ku.

"Ih, apaan..!! tampan dari mana nya kamu, hah. Yang ada anak kamu bersyukur ngak mirip kamu tau."

"Yee biarin..!! kenapa jadi kakak yang sewot."

"Sudah..!! sudah, kalian ini malah ributin hal yang tidak penting disini, Ara habis lahiran butuh istirahat. Ini malah berisik." tegur papa mertua ku yang membuat kakak adik itu langsung terdiam.

"Oya, apa sudah ada nama nya, Ara..??" tanya mama mertua ku.

"Sudah Mah, namanya 'Muhammad Alif Permana' " jawab ku tersenyum bahagia.

"Wah, nama yang bagus" ucap papa mertua ku. l

Yah, karna aku tidak melakukan tes USG, ada dua nama yang aku persiap kan untuk laki-laki dan juga perempuan.

Karna sudah semakin larut, jadinya aku, mas Angga, mama mertua dan juga tante nya mas Angga nginap di rumah Bu bidan, sedangkan yang lain nya pulang kerumah.

Tengah malam, putra ku Alif sering bangun dan menangis, karna memang ASI ku saat itu belum keluar sama sekali, akhirnya Bu bidan nyaranin ngasih sufor untuk sementara.

Jujur, sebenar nya malam itu aku sudah sangat mengantuk sekali. Pengen tidur karna dari tanggal lima aku merasakan sakit itu tidak tidur semalaman, siang nya pun tidak bisa istirahat hingga sekarang pun belum bisa tidur karna Alif rewel.

Mas Angga jangan di tanya dia malah enak tidur nya, tidak terusik sedikit pun oleh tangis anak nya. Entah lah pengen rasanya aku teriak bangunin mas Angga, tapi tidak enak karna ada mama mertua ku.

Saat Adzan subuh berkumandang baru Alif bisa tenang, akhirnya aku pun bisa tidur.

********

Paginya setelah Bu bidan memandikan Putra ku, baru kami di perbolehkan pulang.

Aku di bonceng oleh mas Angga menggunakan motor buntut yang biasa kami pakai, sedang kan mama mertua ku jalan kaki sambil mengendong anak ku, karna memang rumah Bu bidan tersebut tidak terlalu jauh dari rumah mas Angga.

Aku sampai di rumah langsung masuk ke kamar mandi, untuk membersihkan badan, karna sudah gerah rasanya kemaren malam bermandikan keringat saat proses persalinan.

Usai mandi, semua ternyata sudah terhidang di kamar ku. Yah, mama mertua ku sudah mempersiapkan sarapan untuk ku, tak lupa juga air teh panas dan juga sayuran, agar Asi ku segera keluar.

"Di habisin semua nya ya Ara, biar Asi mu cepat keluar nya. Kasian Alif kalau terus-terusan minum sufor." ucap mama mertua ku yang saat itu sedang mengganti popok anak ku.

"Iya Mah, maaf sudah merepot Mama." jawab ku tidak enak hati.

"Tidak, Mama tidak merasa di repot kan kok."

Yah, dari awal aku tinggal di sini memang semua nya terlihat biasa saja, belum ada perubahan yang berarti. Karna memang aku nya sendiri tidak open dengan itu, bagi ku apa tugas dan kewajiban aku di rumah itu akan aku kerjakan tanpa di suruh.

Dan selama kehamilan aku pun sering menyendiri di kamar setelah melakukan semua tugas dan kewajiban ku, jarang sekali ngumpul dengan mama mertua ku dan juga adik ipar ku walaupun hanya sekedar bercerita.

Sesuai titah mama mertua ku, semua yang sudah di hidangkan untuk ku tandas tak tersisa, karna memang perut ku sangat lapar karna dari kemaren belum terisi.

******

Mas Angga pun masih sama seperti biasanya, saat aku sibuk dengan Alif tengah malam, dia malah asyik dengan PS nya, tak ada niat di hati nya sedikit pun untuk bergantian menjaga Alif yang sering terbangun di tengah malam.

Aku kadang iri melihat pasangan pengantin lain nya, yang saat hamil di sayang dan dimanja, di saat sudah melahir kan sang suami membantu merawat Anak-anak nya.

Sedangkan aku tidak ada sama sekali yang bisa di banggakan dari mas Angga, yang seharus nya habis melahir kan kita tidak boleh bekerja terlalu berat, aku malah mengerjakan nya sendiri pasca satu hari setelah melahirkan, seperti menyuci pakaian dan lain-lain.

Walaupun orang tua ku sering nelpon dan selalu mengingat kan ku untuk tidak melakukan pekerjaan yang berat-barat setelah melahir kan. Aku selalu berbohong kepada mama ku, aku selalu bilang kalau semua pekerjaan mas Angga yang kerjakan, itu semua ku lakukan untuk menjaga nama baik mas Angga dimata kedua orang tua ku. Tak ada niat di hati ini untuk mengadu tentang mas Angga sedikit pun, semua keburukan mas Angga selalu ku simpan sendiri.

"Mas, sudah tengah malam. Sebaik nya tidur." ucap ku menghampiri mas Angga yang asyik bermain game.

"Sebentar lagi, kamu tidur aja duluan nanti Aku nyusul." kata mas Angga, tangan nya masih sibuk bergerak di stik PS nya.

"Mas, kenapa sih belum juga mengerti dan paham!! Aku dan anak kamu butuh kamu Mas..!! Apa hanya ini yang ada dalam pikiran kamu hah!! "

"Aku pikir setelah anak kita lahir, kamu akan berubah. Tapi ternyata semua yang aku pikir kan dan harap kan selama ini salah." sambung ku lagi dengan suara yang sudah bergetar.

"Sayang, tolong jangan begitu dong, Aku hanya suntuk saja kalau berdiam diri di rumah ngak ada aktivitas."

"Alasan saja kamu Mas, anak kamu juga butuh perhatian kamu tau ngak!! Semenjak anak kita lahir tak sekali pun kamu ikut membantu aku untuk menjaga dia, untuk mengganti popok nya saja kamu ngak pernah mas, alasan nya ngak bisa..!! Dan juga semua pekerjaan rumah aku yang kerjakan, yang seharusnya tidak boleh aku kerjakan, aku kerjakan Mas..!! Tak pernah aku nuntut banyak hal sama kamu. Tapi tolong luang kan waktu kamu untuk ku dan juga anak kita, itu saja pinta ku." ujar ku dan berlalu pergi menuju kamar dan memeluk Alif anak ku.

Episodes
Episodes

Updated 62 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!