Sesuai kesepakatan aku dan nas Angga, untuk sementara akan tinggal di rumah orang tuanya.
Kami pun minta izin kepada kedua orang tua ku, sebenar nya lapa maupun mama ku keberatan untuk hal itu, tapi mau bagaimana lagi. Karna sekarang aku bukan lagi tanggung jawab mereka.
Tidak bisa memaksa kan kehendak mereka kepada ku lagi, karna sekarang aku sudah punya keluarga sendiri, sudah punya suami yang harus di taati dan di patuhi, dan ikut kemana pun dia akan membawa.
"Mah, Pah kami berdua mau minta izin untuk ke kota P, InshaAllah akan memulai semuanya disana" ucap mas Angga meminta izin saat kami lagi duduk bersama.
"Sebenarnya mama keberatan atas keputusan kalian ini, tapi kalau memang ini jalan terbaik untuk kalian, kami tidak bisa berbuat banyak"
"Iya Mah, kalau disini aku belum punya pekerjaan tetap. Sedang kan kami butuh makan, rokok juga. Aku hanya tidak ingin merepot kan mama sama papa, karna sekarang Ara sudah menjadi tanggung jawab aku. Setidak nya kalau di kota P aku bisa kerja di kebun orang tua ku"
"Baik lah, jika memang ini sudah keputusan yang terbaik untuk kalian, papa hanya bisa berdoa semoga kalian disana selalu sehat-sehat, di berikan rezki yang lancar" ujar kapa ku bijak.
"Dan kamu Ara, jadi lah istri yang berbakti sama suami. Taati, patuhi dan hargai dia sebagai suami, dan jaga selalu kesehatan kamu dan juga calon cucu papa jangan sampai kenapa-napa. Dan ya jika kalian butuh apa-apa jangan sungkan untuk menghubungi papa, inshaaAllah kalau papa dan mama ada dan mampu pasti akan membantu kalian. Pintu rumah ini selalu terbuka untuk kalian kapan pun kalian mau datang. Karna walaupun kamu sudah menikah, tidak ada sedikit pun niat di hati kami untuk membuang kamu, Nak" ucap papa ku lagi memberikan nasehat dengan mata yang sudah berkaca-kaca, begitu pun aku tidak bisa menahan air mata.
"Iya, Pah. Aku akan selalu ingat akan nasehat papa ini, papa dan mama juga jangan lupa jaga kesehatan, biar nanti bisa bermain dengan cucu-cucu mama dan papa" jawab ku sembari berhambur kedalam pelukan mama ku, yang di balas dengan kehangatan dan penuh kasih sayang.
Sungguh, di saat itu adalah momen yang paling menyedihkan untuk ku, karna kali pertama jauh dari keluarga, orang tua.
Sekarang hanya masa depan yang akan ku tatap, bagaimana cara nya beradaptasi dengan lingkungan baru, ini sangat sulit untuk ku lewati.
Usai berpamitan, aku dan mas Angga mempacking pakaian. Karna kami akan tinggal lama di kota P, akhirnya membawa cukup banyak pakaian, tak lupa kain selimut yang kami beli saat menikah pun kami bawa. Setelah di yakin semua nya cukup kami bergegas bersiap-siap, karna mobil travel yang akan mengantar kan kami ke kota P sudah dalam perjalanan menuju kerumah Ku.
*******
Sekitar lima belas menit, mobil travel pun datang kami segera memasukkan barang bawaan kedalam bagasi, dan kembali bersalaman dengan semua keluarga ku sebelum naik ke atas mobil travel tersebut.
Ku coba untuk tidak menangis saat itu, agar orang tua ku tidak sedih juga, terus menampakkan senyum manis ku agar aku terlihat bahagia dan baik-baik saja.
Akhirnya, mobil travel tersebut melaju meninggal kan halaman rumah ku dimana aku tumbuh, dimana tempat aku bermain dengan kakak dan adik ku, meninggal kan orang tua ku, dan meninggal kan semua kenangan manis ku saat di rumah.
Entah lah, saat itu rasanya hati ku berkecamuk, ingin berontak, ingin menolak tapi aku tak mampu.
Air mata yang ku tahan-tahan dari tadi pun akhirnya tumpah, beruntung di dalam mobil tersebut hanya ada aku, mas Angga dan sopir nya saja. Sehingga aku tidak akan malu saat menangis seperti itu, mas Angga mencoba menenangkan ku.
"Kenapa, hum..??" tanya mas Angga sembari membawa ku kedalam pelukan nya.
"Ngak kenapa-napa Kok Mas, hanya sedih saja berpisah dari mama dan papa. Karna kamu sendiri tau kan ini kali pertama aku jauh dari mereka."
"Kamu harus kuat, sabar ya sayang. Suatu saat kalau kita punya rezeki lebih, Kita kesini lagi mengunjungi papa sama mama." ucap mas Angga mencoba menenangkan aku. Aku hanya bisa mengangguk dalam pelukan mas Angga.
Karna perjalanan kesana cukup jauh, membuat perut ku tidak bisa lagi di ajak untuk berkompromi, di tambah aku lagi hamil muda yang membuat perut ku tambah tidak nyaman. Mudah mual kalau mencium bau yang sangat menyengat di hidung, contoh nya saat itu salah satu penumpang memakai parfume yang menurut penciuman ku sangat menyengat, yang membuat perut ku mual dan pengen muntah di buat nya. Sebenarnya tidak enak sama penumpang lain karna aku muntah dalam kantong kresek yang sudah di sedia kan oleh pihak travel nya, tapi mau bagaimana lagi karna itu bukan di buat-buat, tapi nyata.
Setelah menempuh perjalanan lima jam, akhirnya mobil travel tersebut memasuki halaman rumah mas Angga. Penampilan ku jangan di tanya, karna sudah kacau sekali. Rasanya tidak ada tenaga lagi karna sudah beberapa kali muntah ditambah belum makan sama sekali semenjak dari rumah K
ku.
"Assalamu'alaikum." teriak mas Angga, karna memang sekarang sudah malam pintu rumah mas Angga sudah di tutup rapat.
"Assalamu'alaikum." teriak mas Angga lagi sambil mengetok-ngetok pintu, karna belum ada tanda-tanda pintu di buka.
Tak lama, pintu di buka.
"Walaikumsalam, astaga kalian, ayo mari masuk." ucap mama mas Angga yang terkejut atas kedatangan kami. Yah, kami memang tidak memberitahukan sama mama ataupun papa mas Angga kami akan datang.
"Kenapa tidak ngabarin Mama kalau mau kesini, hah..??"
"Sengaja Mah, soal nya mau ngasih kejutan aja sama Mama."
"Memang kamu ini yah, kebiasaan..!!" ucap mama mas Angga sambil memukul bahu mas Angga.
"Ya sudah, kalian sudah pada makan belum..??"
"Belum Mah, soal nya Ara perut nya lagi ngak nyaman, sering mual dan muntah."
"Kalau begitu kalian langsung saja kedapur, makan biar perut nya Ara enakan."
"Mungkin karna masuk angin makanya mual dan muntah." tambah mama nya mas Angga lagi.
"Bukan masuk angin Mama, tapi Ara sekarang sedang hamil" jelas mas Angga, sontak membuat mama mas Angga kaget, bercampur haru dan bahagia.
"Wah, syukur alhamdulillah. Berarti cucu mama nambah lagi dong, kamu harus jaga kesehatan ya, nak Ara, sudah berapa bulan..??" tanya mama mas Angga antusias.
"Sudah jalan tiga bulan Mah" jawab ku singkat, karna jujur aku masih canggung berada di rumah mas Angga apalagi harus menginap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments