Aku mencoba untuk menenangkan diri di kamar, air mata yang kutahan-tahan sedari tadi tumpah membasahi pipi ku. Aku sedih, aku kecewa yah semua terasa sangat menyesak kan dada.
Menangis, ini lah yang dapat ku lakukan saat ini.
Entah lah, baru hati ini merasa bahagia mendapat kabar dari mas Angga, kalau dia kerja di kota XX artinya jarak kami semakin dekat, kapan saja mau bertemu sudah pasti bisa, dan tadi juga habis nelpon niat nya kalau ada waktu ingin pergi jalan bareng.Tapi sekarang apa..!!
Ku benam kan wajah ku ke bantal agar suara tangis ku tidak terdengar keluar, aku tidak mau keluarga ku tau, yang nantinya akan membuat image nya buruk dimata keluarga ku, biar lah ini menjadi urusan ku sendiri.
Ponsel ku berbunyi, sesegera mungkin aku bangkit dan meraih ponsel ku yang terletak di atas meja belajar. Ku lihat dilayar tertera namanya mas Angga, tapi tidak langsung ku angkat, aku diam kan saja sampai beberapa kali panggilan nya, hingga satu sms masuk.
"Sayang, tolong angkat telpon nya sebentar, aku mau ngomong" itu lah bunyi pesan mas Angga
Karna rasa kecewa ini masih ada, tetap tidak aku angkat panggilan telpon darinya, sms pun tak kubalas sama sekali, saat ini aku ingin menenangkan hati dan pikiran ku.
Ku letak kan kembali ponsel ku di atas meja belajar, kembali ku langkah kan kaki menuju ranjang dan merebahkan tubuh ku disana, ku pejamkan mata ini mencoba untuk melupakan sesaat yang terjadi, berharap bangun nanti semuanya baik-baik saja.
TOK! TOK! TOK!
Aku terbangun saat mendengar suara ketukan, sesegera mungkin aku bangkit dan membuka pintu kamar ku, ternyata di balik pintu tersebut adalah mama ku.
"Ada apa, Mah?" tanya ku saat pintu kamar sudah terbuka.
"Sudah jam berapa ini, Nak?"
"Jam...,ngak tau." jawab ku sekenanya.
"Astaga anak ini, makanya kalau tidur itu jangan sampai kebablasan, ini sudah hampir mau magrib tau." celoteh mama ku yang membuat aku terkejut.
"Serius Mah, astaga berarti tadi Aku tidur siang nya nyenyak dong mah. Efek capek mungkin mah, libur kan hanya satu hari dalam seminggu." alasan ku sekenanya saja agar mama ku tidak curiga dengan apa yang terjadi dengan ku dan juga mas Angga.
"Ya sudah, sana mandi habis itu makan. Perasaan dari tadi siang kamu belum makan sama sekali" ucap mama ku sambil berlalu dari hadapan ku.
Aku kembali masuk kedalam kamar, ku raih ponsel ku saat membuka kunci nya, betapa terkejut nya aku melihat banyak nya panggilan tak terjawab dari mas Angga, begitu pun dengan sms.
"Sayang, jangan marah gitu dong, tolong angkat telpon dari ku"
"Aku ngak ada niat untuk nuduh kamu, sayang"
"Sayang, please..!!, Angkat telpon ku sekali saja"
Begitulah isi beberapa sms mas Angga, dan masih banyak lagi. Bahkan ada yang sms nya 'sebagian teks hilang', biasa lah efek ponsel jadul kali ya.
Tapi tetap tak ku balas, biar lah kali ini aku yang egois.
Kembali ku letak kan ponsel ku di atas meja belajar. Ku raih handuk yang tergantung di belakang pintu kamar ku. Segera ku pergi ke kamar mandi dan melakukan ritual mandi secepat kilat, karna sudah hampir magrib jadi ngak boleh lama-lama.
*******
Malam hari nya aku dan adik ku Rida lagi santai di teras rumah, membicarakan hal yang tidak penting menurut ku. Tiba-tiba ponsel ku berdering, ku lihat nama mas Angga yang memanggil.
"Kakak masuk dulu yah, kamu di sini biar si mbak kunti aja yang nemenin" ujar ku sembari masuk kedalam rumah
"Iihh kakaaaaaak!! kalau mau masuk ya masuk aja, ngak usah pakai acara nakut-nakutin orang juga" kesal adik ku dan ikut berlari masuk kedalam rumah.
Yang membuat mama dan juga papa ku yang lagi enak nonton televisi terkejut karna adik ku tak sengaja membanting pintu.
"Astagfirullah, kamu kenapa Rida?" tanya mama sambil mengelus dada nya karna terkejut.
"Maaf Mah, aku ngak sengaja banting pintunya, habisnya kakak tuh nakut-nakutin aku" jelas adik ku sambil menunjuk ke arah ku yang saat itu lagi berdiri di ambang pintu kamar ku.
"Eh, kenapa pula kakak yang kamu salahin" ucap ku membela diri.
"Terus kalau bukan kakak, siapa lagi yang harus aku salah kan, apa mbak kunti yang mbak bilang tadi ha" teriak adik ku tak terima dengan apa yang aku ucap kan tadi.
Tiba-tiba papa Ku ikut bersuara
"Sudah!! Sudah!!, kalian berdua ini selalu saja begini, tidak ada akur-akurnya, heran papa"
"Itu kakak duluan yang mulai Pah"
"Sudah jangan di perpanjang lagi, kamu masuk kamar sana belajar" titah papa ku yang di ikuti oleh adik ku, mama ku hanya bisa menggeleng-geleng kan kepalanya melihat kelakuan kami.
Aku pun tanpa bersuara lagi juga ikut masuk kedalam kamar, niat hati tadi ingin menjawab telpon dari mas Angga, eh karna perdebatan tadi telpon nya tak terjawab oleh ku.
Lama ku tunggu telpon ulang dari mas Angga, tapi sudah hampir jam sepuluh malam, tidak ada lagi mas Angga mengulang untuk menelpon maupun mms, sekarang aku yang di buat mondar mandir bak setrikaan.
Karna tak kunjung ada panggilan telpon dari mas Angga, akhirnya ku hempas kan tubuh ku di atas ranjang. Sekarang aku sangat menyesali apa yang sudah aku lakukan terhadap mas Angga, mengacuhkan kan nya seharian, apakah aku sangat egois.
Saat akan memejam kan mata, tiba-tiba suara ponsel ku berdering, sesegera mungkin aku angkat, tapi ke egoisan tetap menguasai ku, kali ini aku yang diam tanpa Kata.
"Hallo, sayang... " ucap mas Angga di seberang sana
"Sayang..."
"Hallo, sayang... " panggil mas Angga lagi, tapi aku tetap mengunci mulut ku rapat-rapat
"Sayang, aku mohon maaf kan aku. Maaf karna sudah membuat kamu sakit hati, kecewa dengan sikap aku. Tapi itu semua karna aku sangat mencintai kamu, aku tidak mau kehilangan kamu, jadi aku mohon maaf kan aku." ucap mas Angga lagi menjelaskan nya panjang lebar.
"Baik lah, kali ini aku maaf kan, lain kali jangan pernah berpikiran lagi kalau aku punya laki-laki lain. Aku tidak suka cara cemburu kamu yang tidak beralasan seperti itu" jawab ku bersuara.
"Iya sayang, aku janji ngak akan seperti itu lagi. Kamu tau sayang, seharian ini ngak ada kabar dari kamu, ngak dengar suara kamu rasanya ada yang kurang dalam hidup aku"
"Maaf... " Kali ini aku yang minta maaf.
"Tidak... tidak, kamu ngak salah kok. Jadi jangan minta maaf begitu, disini aku yang salah. Seandai nya tadi aku tidak cemburu dan tidak menuduh kamu yang bukan-bukan, pasti ini semua tidak akan terjadi."
"Iya, tadi habis telpon nya terputus aku ketiduran karna lelah menangis, bangun aja sudah hampir magrib itu pun mama yang bangunin."
"Maaf sudah membuat kamu menangis sayang, aku janji tidak akan membuat kamu menangis lagi."
"Iya, lagi apa kamu Mas, sudah makan?"
"Ngak lagi ngapa-ngapain kok sayang, dari tadi aku kepikiran sama kamu terus. Aku berpikir kamu akan ninggalin aku, sampe-sampe jam segini aku belum mandi."
"Astaga, sampai segitu nya sih Mas, ya sudah kalau gitu Mas mandi sana, habis itu makan langsung istirahat kan besok hari pertama Mas kerja"
"Baik lah, sekarang perasaan ku sudah lega. Terimakasih sudah mau memaafkan aku sayang"
"Iya Mas, sama-sama"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments