Sungguh ini sangat berat untuk ku jalani, tinggal satu atap dengan mertua dan juga ipar sangat menyesak kan. Tidak sesuai dengan apa yang aku bayang kan, butuh waktu lama untuk ku beradaptasi dan mengenal karakter keluarga mas Angga.
Belum lagi mas Angga yang berulah, di hari pertama aku di sini sudah di tinggal sendiri. Padahal dia sendiri tau kalau aku belum terlalu nyaman berada satu atap dengan keluarga nya, tapi apa..!! Mas Angga tidak peduli dengan semua itu, dia tetap pergi keluar bersama teman-teman nya di banding menemani aku disini, lagi hamil pula.
Jujur hati ku sangat sedih kala itu, di tambah mama nya mas Angga melarang aku ikut campur urusan mas Angga, apalagi urusan dia dengan teman-teman nya. Sungguh hati ini sangat sakit mendengar semua itu dari mama mas Angga. Bagaimana pun mas Angga itu kan suami ku. Setidak nya aku juga punya hak untuk melarang dia kalau yang di kerjakan nya itu salah, menyimpang dari agama.
Yah, malam itu bertepatan pada bulan puasa, mas Angga keluar bersama teman-teman nya hingga lupa waktu, pulang baru jam empat subuh sudah dalam keadaan mabuk, Astagfirullah...!!, sungguh ini kejutan sekaligus pukulan yang sangat keras untuk ku.
Bagaimana tidak, sebelum menikah aku pernah menanya kan perihal ini, apakah dia suka minum-minum 'Alkohol', jawab nya di saat itu 'Tidak', aku bertanya lagi apakah punya tato di bagian badan, jawaban nya juga 'Tidak'. Kenapa di saat itu aku bertanya seperti itu..?? Karna jujur aku tidak suka yang berbau hal begitu, karna keluarga inti ku tidak pernah melakukan hal menyimpang dan di larang dalam Agama.
Tapi sekarang nyatanya apa..!!, sisi lain dari mas angga baru aku ketahui setelah menikah. yang selama ini ku lihat mas angga perhatian, pengertian, penyayang, banyak bicara cerita ini dan itu, tapi sekarang semua sudah berubah.
Sedih, kecewa itu yang saat itu ku rasakan. Baru beberapa bulan menikah, dan tinggal satu atap dengan orang tua nya, yang aku sendiri terkekang tidak bisa mengeluarkan beban di hati ku. Yang bisa ku lakukan saat itu hanya menangis dan menangis.
Di saat hamil muda, pasti semua wanita ingin nya di manja oleh suami nya, tapi berbeda dengan ku. aku malah sibuk memikir kan bagaimana nanti lahiran karna sedikit pun biaya untuk persalinan belum ada sama sekali. Karna mas Angga belum dapat pekerjaan, kerja di kebun papa nya cuma sekali-sekali. Sedang kan mas Angga masa bodoh dengan semua itu, dia malah asyik bermain game.
Yah, di rumah orang tua nya tersedia PS, waktunya hanya di habis kan dengan bermain PS, dari pagi sampai subuh baru tidur sebentar, bangun lagi main PS lagi begitu seterus nya.
"Mas, aku lagi hamil loh, tolong lah waktu kamu luang kan juga untuk ku" keluh ku saat duduk di samping nya yang asyik bermain PS.
"Mas...!!" teriak ku lagi sembari memukul bahunya karna ucapan ku tidak di hiraukan nya.
"Apa sih sayang, aku lagi main game nih. Tunggu sebentar tanggung" jawab mas Angga dengan pandangan nya tetap fokus kelayar televisi yang terhubung dengan PS nya.
"Ah, sudah lah kalau memang tidak open lagi dengan ku dan juga calon anak kita" ucap ku sambil beranjak pergi dari sana.
Dengan berurai air mata aku berjalan keluar rumah, saat itu sudah larut malam sekitar jam setengah satu malam. Aku duduk di teras rumah lampu nya sengaja aku mati kan. Agar tidak di lihat oleh orang yang lewat.
Dan di rumah ini sudah satu bulan belakangan hanya tinggal aku dan mas Angga, kedua orang tua dan adik nya ngungsi kerumah saudara jauh yang kebetulan kosong. Alasan nya saat itu pindah malas melihat mas Angga yang sehari-hari hanya main game saja. Entah lah aku tidak tau, mungkin mereka keberatan dengan biaya makan kami.
Aku merenungi semua nya di tengah malam buta, kadang ada timbul penyesalan dalam hati ku. Karna sudah memilih menikah dengan mas Angga, karna sifat nya berubah setelah menikah. Sebelum menikah dulu aku sangat memuja sifat nya yang penyayang, pengertian, perhatian.
Di jam setengah dua malam, baru mas Angga menghampiri aku yang masih setia di teras rumah dengan air mata tak berhenti keluar.
"Sayang, masuk yuk. Ngapain sih duduk diluar malam-malam begini." ucap mas Angga sembari duduk di samping ku tanpa ada rasa bersalah sedikit pun. Aku hanya diam tanpa ada niat menjawab ucapan nya sedikit pun.
"Ayo lah sayang, kasian calon anak kita, Aku juga sudah mengantuk banget nih." ucap nya lagi, yang membuat amarah ku tak terbendung lagi.
"Kasian kamu bilang, Mas! Apa selama aku hamil kamu ada perhatian sedikit pun untuk ku atau calon anak kita ini haa!! Tidak ada kan. Kamu berubah Mas, kamu bukan lagi mas Angga yang aku kenal dulu, mana mas Angga yang dulu perhatian, pengertian, dan penyayang dulu, mana..!!! Semenjak kita pindah kerumah orang tua mu ini, sifat kamu berubah Mas. Setelah aku kamu bohongi masalah kamu yang suka minum-minum, sekarang malah kamu asyik bermain game dari pagi hingga pagi lagi. Tak ada waktu untuk ku, aku istri kamu yang saat ini lagi hamil, butuh perhatian..!! Butuh dukungan untuk melakukan persalinan yang tidak lama lagi, apa kamu berfikir dengan apa biaya persalinan ku nanti, tidak kan..!! Hingga sekarang tak ada sepersen pun uang di tangan untuk biaya persalinan ku nanti. Jangan kan untuk biaya persalinan, untuk beli perlengkapan calon anak kita pun tidak ada Mas, tapi kamu malah asyik dengan hobby kamu itu, sampai lupa waktu, lupa tanggung jawab kamu sebagai kepala keluarga." amarah ku meledak, dan menggebu-gebu sungguh ini sangat menyakitkan untuk ku.
"Iya maaf sayang, bukan aku mau membohongi kamu maslah aku suka minum-minum, aku takut saat itu kalau aku jujur kamu akan pergi ninggalin aku. Dan masalah pekerjaan memang saat ini belum ada rezki nya."
"Heh, sudah lah Mas kalau sekali berbohong, pasti nanti ada lagi kebohongan yang lain nya, dan masalah pekerjaan kamu nya saja yang tidak mau usaha, kerjaan kamu saja hanya main game seharian tidak ada usaha sedikit pun untuk cari kerjaan keluar."
"Sekarang kamu sudah punya tanggung jawab untuk menafkahi aku dan calon anak kita, bukan saat nya memilih-milih kerjaan. Tapi kamu sendiri kalau kerja kasar tidak mau, dengan alasan tidak kuat, mau nya hanya kerja senang, entah lah Mas aku ngak tau harus bilang apa lagi."
"Iya, iya nanti aku coba cari kerjaan keluar, mudah-mudahan ada yang mau menerima aku yang hanya tamatan SMP ini. Sekali lagi maaf kan aku yah sayang, aku janji akan merubah semuanya, tidak akan mengulangi nya lagi."
"Aku tidak butuh janji Mas, tapi bukti!!"
"Iya, maafin aku ya, yuk masuk kasian calon anak kita ini kedinginan." ucap mas Angga lagi sambil mengelus perut ku yang sudah membulat, yah kandungan ku saat itu sudah tujuh bulan.
Aku hanya mengangguk, dan masuk kedalam dan beristirahat, karna jujur sekarang aku sangat lelah, lelah hati dan pikiran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments