Akhirnya Hari Itu Tiba

Hari yang aku dan mas Angga tunggu-tunggu pun datang, dimana kami akan melangsungkan pernikahan. Tidak ada yang istimewa karna memang kami tidak mengadakan pesta, cukup dengan syukuran saja.

Aku sudah siap dengan balutan kebaya putih, di padukan dengan songket. Sedangkan mas Angga dengan kemeja putih di lapisi dengan Jas hitam, tak lupa dasi yang menggantung indah di lehernya, terlihat tampan ku lihat saat itu.

Setelah semua siap, kami semua berangkat menuju kantor KUA. Yah, kami melangsungkan ijab qobul di kantor KUA tepat nya setelah sholat jumat.

Tak butuh waktu lama, mobil yang membawa rombongan kami sampai di kantor KUA. Kami semua memasuki ruangan dimana akan di adakan ijab qobul. Dan ternyata di sana bukan cuma kami yang akan melangsungkan ijab qobul, tapi ada sepasang pengantin lain nya. Yang membuat kami harus menunggu karna kami mendapat kan urutan ke dua.

Setelah menunggu sekitar dua puluh lima menit, akhirnya giliran kami yang akan melangsungkan ijab qobul nya. Karna pengantin pertama tadi orang malaysia jadi membuat proses ijab qobul nya di ulang sampai beberapa kali, yang membuat kami lama menunggu.

Mas Angga sudah duduk di depan papa Klku yang akan menjadi wali nikah ku saat itu, semua terlihat gugup setelah menyaksikan bagaimana proses ijab qobul pengantin pertama tadi.

Mas Angga menjabat tangan lapa ku sesuai arahan bapak penghulunya. Di sesi pertama dilakukan percobaan pelafalan ijab qobul nya, dan tiba lah saat-saat yang menegang kan untuk ku. Tak ada senyum di wajah ku, yang ada hanya ke khawatiran, khawatir mas Angga dan papa ku salah dalam pelafalan ijab qobul nya. Tapi semua dugaan ku salah, aku di kejut kan dengan suara yang bergemuruh di ruangan itu mengucapkan kata sah.

"Saaaaaaah" ucap semua para saksi yang ada di dalam ruangan itu. Yah, mas Angga mengucap kan ijab qobul dalam satu tarikan nafas saja, yang membuat statusnya berubah menjadi suami ku.

Jujur, aku sangat bahagia. Wajah yang awal nya terlihat khawatir dan tegang berubah menjadi bahagia, senyum terukir di bibir ku dan juga orang-orang yang menyaksikan di sana.

Setelah membaca doa, ku raih tangan mas Angga yang saat itu sudah menjadi suami ku. Dan ku terima mahar yang di berikan oleh mas Angga yaitu berupa seperangkat alat sholat.

Setelah penandatanganan buku nikah, kami semua beranjak untuk pulang.

Selama perjalan pulang, semua pada heboh intinya bahagia dengan hari ini yang di kasih kemudahan oleh Allah, tak terkecuali aku dan mas angga yang merasakan bahagia luar biasa. Karna di hari itu sudah menjadi sepasang suami istri.

Tak butuh waktu lama, akhirnya mobil pun sampai di rumah, semua rombongan turun. Beristirahat sejenak sebelum melakukan kegiatan untuk acara syukuran kami. Aku dan mas Angga pun bergegas memasuki kamar untuk berganti pakaian.

*********

Aku bahagia, sangat bahagia karna ini juga bertepatan di tanggal ulang tahun ku yaitu tanggal dua puluh tujuh, dimana acara syukuran kecil-kecilan kami di adakan, kami tetap memakai pakaian adat seperti kebanyakan orang menikah, hanya saja kami tidak mengadakan pesta besar yang ada hiburan nya, tapi itu sudah lebih dari cukup untuk ku dan mas Angga.

Teman, keluarga berdatangan menghadiri acara syukuran aku dan mas Angga, hingga sore menjelang acara pun usai.

Aku dan mas Angga bergantian membersihkan diri, setelah beres dengan membersihkan diri. Kami kembali keluar berkumpul dengan keluarga ku dan juga keluarga mas Angga. Yah, keluarga mas Angga menghadiri sampai acara selesai, setelah sholat isya mereka pamit untuk pulang. Karna anak-anak kakak nya mas Angga esok nya akan sekolah.

"Angga, Ara jaga diri kalian baik-baik disini, Mama harus pulang sekarang tidak bisa menginap disini. Soal nya anak-anak besok harus sekolah" pamit mama mas Angga.

"Iya, Mah. Hati-hati di jalan" jawab mas Angga sembari menyalami semua keluarganya, dan aku pun mengikutinya.

Semua keluarga mas Angga pun berlalu meninggal kan pekarangan rumah ku, sekarang hanya tinggal keluarga inti ku saja. Karna semua sanak family ku pun sudah berpamitan juga untuk pulang.

*****

Hari-hari terasa bahagia pasca pernikahan kami, mas Angga pun Alhamdulillah sudah mendapat kan pekerjaan lagi. Pekerjaan Jaringan seperti waktu dia di Batam dulu, kebetulan ada kontrak di kota B akhirnya mas Angga di ajak lagi oleh teman nya yang satu team dengan nya dulu.

Sangat bersyukur sekali aku di saat itu, memang betul apa kata orang, rezeki itu tidak berpintu bisa datang dari mana saja, yang penting selalu bersyukur, berdoa dan berusaha.

Walaupun saat itu mas Angga harus keluar kota kalau lagi ada kerjaan, tapi tidak masalah bagi ku. Toh tidak sampai berbulan-bulan, palingan cuma satu atau dua hari.

Dan aku pun tidak tinggal sendiri karna saat itu aku masih tinggal bersama orang tua ku. Bagaimana lagi, karna dari segi keuangan kami belum mampu untuk berdiri sendiri. Kalau untuk makan In shaa Allah kami sanggup membiayai nya, karna gaji mas Angga dari kerjaan nya saat itu sudah lebih dari cukup.

Tapi kebahagian kami tidak berlangsung lama, karna kontrak kerja mas Angga tiba-tiba di putus kan oleh perusahaan, baru beberapa bulan menikmati hidup bahagia tanpa memikir kan kerjaan, tapi sekarang semua itu musnah dalam sekejab. Wkhirnya mas Angga kerja ikut papa ku sebagai buruh bangunan, tapi tak berlangsung lama juga. Karena mas Angga tidak terbiasa dengan pekerjaan berat seperti itu.

Akhirnya mas Angga memutus kan untuk pulang ke rumah orang tua nya, walau pun di saat itu sangat berat untuk aku mengikutinya, tapi mau bagaimana lagi.

"Sayang, sebaik nya kita kerumah orang tua ku saja ya"

"Loh kenapa Mas...??" tanya ku, sedikit terkejut.

"Kalau disini aku ngak enak sama mama dan papa kamu sayang, soal nya kita setiap hari butuh makan, dan aku pun butuh rokok. aku hanya tidak mau merepot kan mama sama papa"

"Terserah kamu saja kalau begitu Mas, aku selalu ikut kemana pun kamu bawa, karna sekarang aku milik kamu, tanggung jawab kamu juga" jelas ku, walaupun dalam hati terasa berat, berat memikir kan bagaimana nanti hidup satu atap dengan mertua, karna ini juga kali pertama aku akan jauh dari Kedua orang tua ku.

"Makasih yasayang, kamu selalu mengerti aku dan maaf belum bisa memberikan kebahagian untuk kamu dan calon anak kita" ucap mas Angga sambil mengelus perut ku yang saat itu masih rata. Yah, aku sekarang lagi hamil anak nya mas Angga, Alhamdulillah Allah mempercayakan titipan nya begitu cepat di rahim ku. Karna memang kami tidak menundanya, mengingat usia mas Angga saat itu sudah dua puluh sembilan tahun.

Episodes
Episodes

Updated 62 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!