Ke London kejar cinta gue

Ren merenung sendiri ditaman kota sembari menggambar sketsa wajah Vira yang slalu terbayang bayang dibenaknya.

'gue bisa ditinggal orangtua gue selama ini, mereka selalu pergi keluar negeri tapi gue ga bisa kalau Vira ninggalin gue, gue ga mau kehilangan Vira' batin Ren sembari mengelus kertas bergambar sketsa wajah Vira tersebut.

****

Dipagi ini tepatnya dihari minggu, Giselle telah berdandan rapi siap untuk berangkat menuju ke bandara, mengantar Vira melihatnya berangkat ke London.

Dia menuruni anak tangga karena kamarnya berada dilantai dua, niatnya dia tidak ingin sarapan karena buru buru namun ibunya yang melihat Giselle hendak melangkah keluar rumah tanpa sarapan segera menarik tasnya sehingga membuat Giselle terpental kebelakang.

"Makan dulu nak, sarapan sedikit ya biar ada energinya" ucapnya sembari merapikan rambut putrinya yang sedikit berantakan.

"Enggak bu, Giselle buru buru banget" jawab Giselle bersemangat.

"Emang mau kemana?" tanyanya.

"Mau antar temen ke bandara, dia minta ada Giselle disana" jawab Giselle.

"Kakak makan dulu lah, sepotong roti aja mau kan?" saut adik laki lakinya.

"Enggak Glen" Giselle menolak seraya menggeleng. Glen adalah nama adik laki laki Giselle.

Sang adik pun mengkodekan sesuatu pada ibunya, cepat cepat Glen langsung memegang kedua tangan Giselle sedangkan ibunya memasukkan sepotong roti yang tadi dipegang Glen ke mulut Giselle.

"Ehmm....ehmmm, ibuuuuuuuu!!! Glen!!!!!!" teriak Giselle.

Glen dan ibunya ber'tos' ria dengan diiringi tawa, sungguh Indahnya keluarga kecil yang penuh tawa meski dalam masalah sekalipun mereka tetap keluarga yang bahagia dan harmonis.

Setelah roti masuk kedalam mulutnya, Giselle ikut tertawa dengan tingkah adik dan ibunya. Saat sepotong roti telah tertelan, dirinya pun segera pamit berangkat menuju bandara menaiki bus kesana.

"Giselle berangkat bu" berpamitan mencium punggung tangan sang ibu.

"Iya, hati hati dijalan" jawab sang ibu sembari tersenyum.

Lalu Glen mencium punggung tangan kakaknya, dan Giselle segera berlari menuju ke pinggir jalan karena rumahnya berada didalam gang.

Ia menyetop bus kemudian meluncur menuju bandara. Hingga akhirnya sesampai bandara, dia hanya melihat Rey, Key, Ken dan Vira saja dari kejauhan.

"Ren ga ikut?" tanya Vira pada mereka bertiga, wajahnya terlihat sendu saat mengetahui Ren tidak ikut mengantarnya.

Ketiganya menggeleng, "dari kemarin Ren ga pulang kerumah, dia tidur diapartemennya" jawab Key.

"Ohh, titip salam buat dia ya, gue akan sering sering berkunjung kesini kok meskipun gue udah pindah ke London" ucap Vira dengan senyum getir.

Mereka bertiga mengangguk, lalu Vira menoleh kesekitar seperti sedang mencari seseorang. Giselle yang masih berada di kejauhan ia ragu untuk kesana karena ada Rey dan dua saudaranya disana, namun tiba tiba suara yang tak asing memanggilnya.

"Hei!!! Giselle!!! sini!!!" ucapnya sembari melambaikan tangannya.

"Ah... I-iya" jawab Giselle lalu menghampirinya. ya itu Vira yang memanggilnya, mau tak mau Giselle menghampiri mereka meski ada Rey, Key dan Ken.

"Akhirnya elo datang juga, makasih ya udah datang. Gue bakal kangen banget sama elo, gue titip mereka ya meskipun mereka susah diatur, tapi gue percaya elo bisa jadi pengganti gue bagi mereka.." ujar Vira dengan mata yang sudah berkaca kaca.

Giselle hanya mengangguk sebagai jawaban, lalu Vira pun memeluk erat Giselle dan Giselle membalas pelukan Vira.

"Gue juga titip Ren" bisiknya.

"Iya"

Sepertinya Ren memang benar benar tak datang mengantar Vira ke bandara, sebenarnya Vira sangat kecewa tapi ia tau perasaan Ren lebih kecewa, namun akan lebih kecewa lagi kalau Ren ikut mengejarnya ke London.

Setelah berpelukan, pengumuman keberangkatan pesawat telah diumumkan, sesegera mungkin Vira berpamitan pada keempat sahabatnya, Giselle kini telah dianggap sahabat oleh Vira.

"Gue berangkat ya, byee" Vira melambaikan tangannya dan dibalas oleh mereka berempat, dirinya pun melangkah pergi meninggalkan sahabat sahabatnya sembari menggeret koper besarnya.

Tak ada percakapan antara mereka berempat, mereka membalik badan secara bersamaan dan terlihat Ren menunggu dari kejauhan.

"Ren!!!" panggil mereka berempat bersamaan.

Ren pun berlari menghampiri mereka, dirinya membawa sebuah koper, dan handphone ditangannya.

"Gue akan kejar cinta gue" bisik Ren pada Giselle lalu tersenyum, Giselle pun ikut tersenyum walaupun hatinya terasa sakit dengan kenyataan ini, rasanya sesak sekali akan bernafas, Air matanya mulai turun dengan deras namun segera ia hapus agar 4T tidak melihatnya.

"Lo mau kemana Ren?" tanya Key.

"Gue mau pergi ke London, gue juga akan tinggal disana untuk beberapa bulan" jawab Ren.

"Apa!" Rey membelalakkan matanya.

"Kenapa elo ga rundingan dulu sama kita, kita saudara lo Ren!, apa elo udah ga nganggep kita saudara?! kalo elo pergi ke London harusnya kita tau, kita juga bisa temenin elo ke London" ucap Rey terbawa emosi.

"Sejak kapan lo jadi posesif gini? gue berhak bebas, gue mau kemana mana ga harus sama kalian bertiga kan, kita udah gede kita berhak mempunyai urusan privasi tersendiri, meskipun kita saudara kembar bukan berarti kemana mana kita harus bareng" jelas Ren.

Rey mulai emosi dan hendak memukul wajah adik kembarnya itu namun Ren hanya diam, ia paham kalau Rey sangat menyayanginya hingga tak ingin dia pergi, saat Rey akan memukul wajah Ren.

Berbalik, bukan memukul tetapi memeluk erat tubuh Ren, sangat terlihat kalau Rey benar benar menyayangi saudara saudaranya, sebenarnya dia seseorang yang penyayang dan hangat.

"Lo bener, gue yang terlalu posesif. Tapi kalo ada apa apa cerita ke kita, kita bisa rundingan, kita bisa bantu elo. Itu sifat elo yang gue ga suka, selalu simpan masalah sendirian, lo masih punya saudara yang bisa bantu lo kapan aja dan pastinya beban lo ga akan berat, karena kita juga menanggungnya kita bantu angkat beban lo itu bareng bareng" terang Rey dalam pelukannya.

Ren tersenyum, "iya, makasih banyak" ia melepas pelukan Rey lalu menatap empat orang didepannya.

"Rey kapan lo balik?" tanya Ken.

"Sebetahnya gue aja sih" Ren merapikan rambutnya.

"Ada apa lo kesana?" tanya Ken lagi.

"Mau kejar cinta gue" jawab Ren tertawa terbahak bahak.

"Wahh Ren kita sekarang udah jadi lelaki sejati" saut Key merangkul adik kembarnya.

Mereka berlima pun tertawa, "yaudah gue berangkat byee" Ren melambaikan tangannya dan berjalan.

Namun saat beberapa langkah, ia berbalik menghampiri Giselle.

"Jaga diri baik baik" Ren mencium dahi Giselle, Giselle hanya mengangguk.

"aww" pekik key dan Ken menggoda seraya tertawa terbahak bahak merangkul Ren, Rey terdiam saat melihat Ren mencium kening Giselle sebenarnya hatinya sangat panas dan sangat kesal, namun ia memilih diam karena tau wanita yang dicintai Ren adalah Vira bukan Giselle, dan Ren ga akan mengambil Giselle darinya.

"berangkat gue byee semua, jangan lupa kangenin gue ya!!" teriak Ren saat sudah melangkah cukup jauh.

****

Rey menarik tangan Giselle mengikuti langkah Key dan Ken yang berjalan menuju rooftop, berdiri diatas rooftop gedung melihat keberangkatan pesawat Ren dan Vira.

Pesawat yang Ren dan Vira tumpangi terbang melintasi atas kepala mereka berempat.

"Ren!!!! hati hati dijalan!!! gue pasti kangen sama elo!!" teriak Rey.

"Iya Ren!!! jaga diri baik baik!!" teriak Key.

"Semangat Ren!!! elo pasti bisa dapetin hati Vira!!!" teriak Ken.

Lalu mereka bertiga tertawa terbahak bahak, "Ren ga akan denger kita" ucap Rey.

"Tapi setidaknya dia liat kita yang loncat loncat disini" saut Key.

'seneng rasanya liat persaudaraan mereka, aslinya mereka baik tapi entah apa yang bisa membuat mereka jadi seorang monster' batin Giselle.

'gue baru aja kenal dekat sama mereka, pertemuan yang singkat bisa menjadi indah' batinnya.

Setelah pesawat pergi, mereka berempat pun mulai undur diri.

"Sell mau kita antar pulang?" tawar Key.

"Enggak deh makasih" tolak Giselle dan berjalan meninggalkan mereka.

Key dan Ken menyenggol lengan Rey yang tengah bengong menatap punggung Giselle, mereka menyenggol lengan Rey menggunakan siku mereka seperti sedang mengkodekan sesuatu. Rey yang peka, ia pun berlari menghampiri Giselle mensejajarkan langkah kakinya bersamaan dengan Giselle.

"Kalo lo ga mau diantar, yaudah gue yang ikut elo" ucap Rey.

"Terserah lo aja kalo ga capek, gue mah udah biasa jalan kaki, naik angkot, naik becak. Ntar ini juga gue mau naik angkot, yang pastinya bau" jawab Giselle dengan senyum smirk.

Rey membelalakkan matanya, memang selama ini Rey tidak pernah naik angkot, berjalan kaki jauh, dan menaiki becak, Rey sedikit kesusahan ingin mengikuti Giselle atau memilih pulang.

"Hmmm yaudah deh elo pulang sono, gue ga jadi ikut" pasrah Rey.

Giselle tertawa kecil, "mampus lo" gumamnya.

Rey berlari mengejar kedua saudaranya yang hendak menuju parkiran menaiki mobil mewahnya. Dan mereka pun pergi berlalu pulang, sedangkan Giselle memilih menaiki angkot menuju ke cafe tempat kerjanya.

~•~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!