Tepat disaat istirahat kedua, saat Hany dan Giselle berada di depan kelas, tiba tiba handphone keduanya berdering, terdapat banyak notif pesan yang berasal dari grup SMA mereka, mereka membahas tentang mangsa baru yang akan 4T permainkan.
Semua murid menuju ke lapangan basket indoor didalam sekolah, disana memang tak ada cctv aman untuk melakukan aksi.
Giselle dan Hany yang merasa penasaran siapa korban berikutnya, mereka buru buru berlari kesana, dan sudah terlihat seorang siswa culun dan terkenal pintar itu telah babak belur dipukuli oleh anak buah 4T.
"Sadarlah kalian!!! ini tidak baik!!! karma akan menuju pada kalian!!! hentikan!!" teriak siswa tersebut yang masih terus dipukuli oleh anak buah 4T.
Bugh!
Arghhh!!!
Crat!!!
banyak darah yang keluar dan juga luka memar ditubuh siswa tersebut, sehingga membuat Giselle tak tega melihatnya.
Siswa tersebut bertambah parah saat Rey memukulinya menggunakan botol bir diikuti juga oleh Key menyiksa adalah suatu hobi mereka, saat melihat Rey memukuli siswa tersebut, Giselle berniat merekam kejadian tersebut dan akan ia viralkan, namun dengan kejelian 4T salah satu dari mereka melihat, Key melihatnya.
Dengan cepat Key melempar sebuah batu berukuran sedang pada Giselle. Tepat pada sasaran, batu tersebut mendarat pada handphone Giselle, membuat handphone Giselle terjatuh dan mati, layarnya retak.
Apa yang harus Giselle perbuat untuk membantu siswa tak bersalah yang saat ini menjadi korban bullying? harus pada siapa dia meminta tolong? karena semua orang pasti tak akan percaya kalau four twins melakukan hal keji seperti ini setiap harinya.
Bahkan guru guru dan murid murid lain takut pada mereka, tak ada yang berani melaporkan hal ini pada siapapun diluar anggota sekolah, hanya Giselle yang berani bercerita pada sahabat dan bos pemilik cafe, untungnya mereka percaya pada Giselle, namun tak ada yang bisa mereka laporkan jika tak ada bukti yang mendukung.
Giselle merasa kesal, ia mengambil handphonenya yang terjatuh, lalu berlari entah kemana, sedangkan Hany masih berdiri ditempat yang sama, melihat proses pembully an itu yang masih terjadi cukup lama, sampai sang korban pingsan tak sadarkan diri, tak ada seorangpun yang membantunya.
****
Giselle yang merasa kesal, ia berlari ke rooftop sekolah, ia meluapkan kekesalannya dengan berteriak sekencang kencangnya disana, karena tempat itu sepi bahkan jarang ada orang yang berada disana.
"Woi!!!! kapan pembullyan ini berakhir!!!" teriak Giselle.
"Sekolah ini memang bagus, tapi tak sebagus yang kalian kira!!!!! jangan sekolah disini!!!!" tambahnya, dengan menendang meja meja yang tertumpuk disana.
"Dan tentang 4T mereka tak sebagus parasnya, mereka cuma pencitraan didepan sosial media!!! ga seperti yang kalian kira!!"
Bruak!!
Suara gebrakan meja terdengar cukup keras membuat Giselle terkejut dan menoleh ke sumber suara. Terlihat salah satu dari 4T duduk dimeja dengan menyilangkan tangannya didada, menatap Giselle dengan tatapan tajam tak bersahabat, membuat Giselle menelan ludah sedikit takut.
Apa yang harus ia lakukan? dirinya takut, namun dia akan mencoba berani melawan 4T dan membuat mereka sadar dengan apa yang mereka lakukan, itu semua hal yang salah.
"Apa yang lo bilang?" tanyanya dengan wajah datar.
"Ya.... yang seperti lo denger, ga perlu gue jelasin lagi" sewot Giselle.
"Kita berempat tak sebusuk ya lo kira"
Giselle tertawa kecil, "tak sebusuk ya gue kira? ga salah denger? jelas jelas disini 4T adalah sumber penyakit, termasuk elo. Coba kalo ga ada 4T pasti ga ada bullying disini" ejek Giselle.
Ren. Dia yang saat ini berhadapan dengan Giselle, Ren adalah yang paling pendiam dan cuek dari ketiga saudaranya, dia tak terlalu ikut ikutan dalam pembullyan tersebut, ia hanya diam dan melihat saudara saudaranya melakukan aksi pembullyan.
Sebenarnya, Ren telah menasehati ketiga saudaranya, tetapi itu semua tak mempan malahan Ren diancam jika dia sampai melapor ke siapapun termasuk ke kedua orangtuanya dan kakak perempuannya, yaitu Olivia.
"Bodoamat, mending lo pergi dari tempat ini. Ini markas gue, sebelumnya tempat ini tentram sebelum kedatangan lo yang berisik!" ucap Ren, lalu kembali duduk ditempat persembunyiannya, sebuah tataan meja dengan penutup papan tulis yang tidak terpakai.
Giselle menghembuskan nafasnya kasar, lalu berlalu pergi mencari keberadaan Hany.
Saat sesampainya didalam kelas, ia melihat sekitar menajamkan matanya, tak ada Hany didalam kelas kemana perginya anak itu?
Sebelum bel masuk berbunyi, Giselle masih mencari keberadaan Hany, sampai sampai ia mencari ke lokasi pembullyan yang sekarang sudah sepi hanya tertinggal siswa korban bully itu saja, masih tergeletak pingsan tak ada yang menolong.
Merasa kasihan, Giselle pun membantu siswa tersebut ke UKS, merangkulnya dan menyeretnya, meskipun siswa tersebut terasa sangat berat, tetapi Giselle tetap berusaha menolongnya.
Sesampainya di UKS, pihak UKS pun yang mengurus siswa tersebut, lalu Giselle kembali ke kelasnya yang jaraknya cukup jauh dengan UKS, sehingga sebelum sampai di kelasnya, bel masuk kembali berbunyi.
~•~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Dinlutfia Widiasih
ceritanya apakah sama spt meteor garden F4
2022-05-24
1
Alya Yuni
Suatu saat ada blsan
2022-05-15
1