Teman pertama disekolah

Di pagi hari, seperti biasa sebelum bel masuk, Giselle hanya diam di kelas melihat teman temannya yang saling mengobrol satu sama lain kecuali dirinya yang hanya diam karena tak memiliki teman.

Tak ada seorang pun disekolah tersebut yang mau berteman dengan Giselle karena mungkin hanya dirinya saja anak orang miskin yang bersekolah di sekolah elit tersebut, semuanya menjauhi Giselle, membencinya bahkan membullynya.

Giselle masih diam dibangkunya sembari membaca novel, tiba tiba seorang siswi datang menghampirinya.

"Hai" sapanya sembari melambaikan tangan. Sosok siswi yang imut nan ramah, memiliki pipi yang chubby dan mata sipit layaknya orang dari keturunan Chinese.

Giselle mendongak, ia memandang gadis tersebut tanpa berkata apa apa, wajahnya nampak asing, bahkan belum pernah ia lihat sebelumnya.

"Boleh gue duduk sini?" tanyanya sembari mengambil bangku didepannya dan menyeretnya didepan Giselle.

Giselle hanya mengangguk.

"Boleh kenalan?" tanyanya lagi, dan Giselle hanya mengangguk.

"Kenalin nama gue Hany, siswi pindahan dari Bali, gue baru pindah hari ini dan gue liat cuma elo yang menyendiri, akhirnya gue samperin elo" jelasnya.

"Ohh, salam kenal gue Giselle" jawab Giselle dengan tersenyum tipis.

"Kenapa elo menyendiri? kenapa ga main sama yang lain?" tanyanya merasa penasaran.

Giselle mengendikkan bahunya sembari menarik nafas berat, "gue anak orang miskin, masuk sini aja untung untungan karena beasiswa, sekolah yang bagus dan dikenal terfavorit oleh orang, tetapi tidak untuk yang sebenarnya" terang Giselle.

"Maksudnya?" tanyanya sungguh kebingungan.

"Murid yang miskin, bodoh, atau culun selalu jadi bahan Bullyan disini dan salah satunya adalah gue, mereka ga mau temenan sama gue, karena gue miskin, it's okay gapapa mereka ga mau temenan sama gue, gue bisa hidup sendiri tanpa mereka"

"Disini ada yang namanya geng Four Twins, 4 saudara kembar yang jadi gengster sekolah ini, pembully yang ditakuti semua murid termasuk guru guru karena mereka anak dari pemilik sekolah ini dan juga anak konglomerat paling berpengaruh di negara ini juga berpengaruh di Asia tenggara"

"Four twins? ya gue tau itu, tapi gue kira mereka orang orang yang baik dan bagus seperti parasnya, tapi ternyata.." respon Hani dengan menunduk.

"Kenapa? elo ngefans sama mereka?" tanya Giselle.

Hani hanya mengangguk kecil, dirinya pindah kesini karena mengidolakan four twins tersebut yang amat terkenal, selalu menjadi sorotan sosial media.

"Gue mau sekolah disini juga karena gue mengidolakan Vira, lo pasti tau kan?"

"Iya, Vira model terkenal itu"

"Hmmm, oh ya kenapa elo mau ngobrol sama gue? kenapa elo ga jijik sama gue karena gue anak orang miskin?" tanya Giselle.

"Ngapain jijik, kita sama sama manusia ga peduli status sosial, oh ya elo mau kan temenan sama gue? gue kesepian dan kayaknya sih gue ga mau temenan sama mereka yang sombong" bisik Hani.

"Mau kok" jawab Giselle dengan tersenyum simpul, ini adalah kali pertamanya ia memiliki teman disekolah, sungguh hal yang membahagiakan bagi Giselle.

Dari sinilah, dia berjanji akan menjaga dan membuat teman pertamanya bahagia, melindunginya agar tak dibully oleh murid murid lain.

Tring!!!!

Bel masuk berbunyi, semuanya beranjak ke bangku masing masing.

****

Di jam istirahat, Giselle dan Hany berada di ruang makan semacam kantin tetapi makanan yang telah disiapkan oleh sekolah, Giselle mengambil makanannya lebih dulu dan duduk di bangku yang kosong, dan tak lama Hany datang membawa makanannya duduk didepan Giselle.

"Makan bareng yuk, kenapa lo tinggalin gue?" ucap Hany.

"Maaf, gue tadi buru buru ke toilet dulu baru kesini dan lupa ga ajak lo hehe.." jawab Giselle.

Tak melanjutkan obrolan, mereka pun mulai melahap makanannya masing masing. Namun saat Giselle dan Hany belum selesai menghabiskan makanannya, sekelompok siswi datang menghampiri mereka dengan smirk dan berkacak pinggang.

"Udah punya temen baru ya?" ucap salah satunya sembari memegang dagu Giselle dengan erat.

"Haii anak baru" sapa lainnya dengan smirk dan langsung menjambak rambut Hany.

"Jangan sakitin temen gue!!" bentak Giselle.

"Dih udah mulai berani ya?, ohh apa karena ada temen jadi lo berani?" ejeknya.

"selama ini gue diem saat kalian bully gue, dan sekarang gue ga akan tinggal diam saat kalian bully teman pertama gue, lepasin dia!!!" jawab Giselle dengan lantang.

Namun bukannya melepaskan, geng siswi tersebut tambah memperkuat jambakan rambut Hany membuat Hany memekik kesakitan.

"Sakit!!" pekik Hany.

Giselle pun menghempas tangan salah satu siswi yang memegang dagunya tersebut, lalu ia berdiri menatap tajam siswi tersebut. Dan hal yang ia lakukan membuat kaget semua murid yang ada disana, apa yang ia lakukan?

Dirinya melakukan hal yang sama, menjambak rambut siswi tersebut dengan erat sama seperti saat teman siswi tersebut menjambak rambut Hany.

"aw aw! sakit!" pekiknya.

"Lepasin dia, atau temen lo gue tarik rambutnya sampai rontok?" ancam Giselle.

Siswi tersebut mengkodekan pada temannya yang menjambak rambut Hany untuk melepasnya, lalu benar dia melepaskan rambut Hany. Dan Giselle pun juga melepaskan rambut siswi tersebut.

Namun siswi tersebut membalasnya dengan mengotori baju putih Giselle dengan saus, ditambah lagi menumpahkan jus alpukat dimakanan Giselle.

Giselle hanya diam, ia sudah terbiasa dengan ini, Hany melihat Giselle yang diperlakukan seperti itu, ia hanya diam dengan menutup mulutnya yang tengah menganga, apa yang harus ia lakukan untuk menolong Giselle? sementara dirinya takut pada geng siswi pembully tersebut.

Semua murid yang ada disana tertawa terbahak bahak melihat Giselle yang dipenuhi dengan saus, Giselle pun langsung berlari ke kamar mandi untuk menghilangkan noda saus yang ada di bajunya tersebut, namun tetap saja tak bisa hilang kecuali dicuci dengan sabun.

Hany pun berlari mengikuti Giselle ke toilet untuk mengecek keadaan Giselle dan meminta maaf.

"Giselle" panggilnya. Giselle menoleh pada Hany.

"Maafin gue, gu-gue takut.... apa yang harus gue lakuin, gu-gue ga berani lawan mereka" ucapnya terbata bata.

Giselle tersenyum hangat lalu memegang bahu Hany, "iya gapapa kok, lawan mereka jangan takut han oke? ada gue disisi lo yang akan bantu elo ya" ucap Giselle.

Hany mengangguk, "makasih banyak" balasnya.

Hany pun membantu Giselle membersihkan noda saus dibajunya, setelah bersih mereka kembali ke kelas karena bel masuk telah berbunyi.

~•~

Terpopuler

Comments

Alya Yuni

Alya Yuni

Trllu jhat membully teman skolah

2022-05-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!