Sesampainya didepan rumah Giselle ~
"Makasih banyak, ehe rumah gue jelek.... mampir dulu?" tawar Giselle pada Ren yang masih melihat sekitar.
Ren tersenyum tipis, "enggak makasih, gue langsung pulang aja udah malem, oh ya pinjam hp lo gue mau telfon supir" jawab Ren.
Giselle mengangguk dan memberikan handphonenya ke Ren, lalu Ren pun mengetik nomor telefon supirnya dan kemudian menelefonnya. tak butuh waktu lama, hanya sekitar 15 menit supirnya datang menjemput Ren.
"Makasih ya, gue pulang" ucap Ren.
Giselle hanya mengangguk membalasnya sembari melambaikan tangan pada Ren yang telah masuk kedalam mobil, mobil pun melaju berlalu tinggallah Giselle masih berdiri sendiri didepan rumah, terbayang bayang saat Ren mengusap bibirnya tadi dan sepanjang perjalanan berjalan berdua bersama Ren.
Entah mengapa tiba tiba Giselle memiliki secercah perasaan lebih dari teman pada Ren, apakah mungkin Giselle jatuh cinta pada Ren. Meskipun dirinya jatuh cinta pada Ren, Ren takkan mungkin membalas perasaannya, derajat mereka jauh berbeda.
Giselle pun segera menepis pikirannya dan dirinya kemudian masuk kedalam rumah, langsung membersihkan badannya karena badannya terasa lengket dan bau akibat seharian belum mandi.
Selesai mandi, dirinya turun ke lantai bawah karena kamarnya berada dilantai atas, ia kebawah berniat untuk makan malam dan berfikiran keluarganya telah selesai makan.
Saat menuju ruang makan, ia terkejut saat kedua orangtuanya beserta adik laki lakinya duduk menunggunya dengan makanan yang sudah tersedia di meja makan.
"Ayah ibu Glen, kenapa kalian nunggu aku? kalian bisa makan duluan tanpa aku" ucap Giselle sangat terharu juga merasa tidak enak karena mereka rela menahan lapar hanya untuk menunggu kepulangannya.
Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, sebenarnya jadwal makan malam mereka pukul 7 malam tetapi mereka setia menunggu Giselle pulang agar bisa makan bersama, sungguh keluarga yang harmonis.
"Sudahlah Giselle gapapa" jawab ibunya yang bernama Asya.
"Cepet duduk kak, gue udah laper!" saut Glen, memang seseorang yang suka ceplas ceplos.
Giselle tertawa, ia pun berjalan mendekat dan duduk disebelah Glen, makan malam bersama disegerakan tak lupa mereka membaca doa sebelum dan sesudah makan.
****
Selesai pelajaran, tepatnya diwaktu istirahat, handphone Giselle berulang kali berdering notif dari grup sekolah yang sepertinya membahas tentang mendapatkan korban baru.
Giselle masih berada didalam kelasnya, sangat malas rasanya keluar dari kelas dan tentunya akan bertemu dengan 4T akan membuat moodnya buruk, jadi lebih baik dia berdiam didalam kelas saja.
Handphone terus berdering semakin ramai, dengan malas Giselle membuka grupnya dan membaca pesan chat nya satu persatu.
Bruak!!!
Dia sangat terkejut saat mereka membicarakan Hani, yaps korban kali ini adalah Hani teman pertama Giselle disekolah ini, ia menggebrak meja dengan cukup keras karena merasa marah.
Lalu memasukkan kembali handphone kedalam sakunya, kemudian berlari menuju ke lapangan kasti belakang sekolah untuk mencari keberadaan Hani.
Giselle terdiam saat melihat Hani yang sudah dipenuhi sampah di sekujur tubuhnya, bahkan rambutnya sudah banyak kotoran. Giselle mengepalkan tangannya amarahnya memuncak.
"Woi!!!" bentak Giselle sembari menunjuk salah satu anak buah 4T yang masih menumpahkan sampah dirambut Hani.
5 anak buah 4T yang bernama. Leon, Putra, Reza, Daniar, Jefan.
Rey berdiri dari duduk nya sembari menepuk tangan saat Giselle datang ke lapangan, sengaja Rey membully Hani untuk memancing Giselle datang karena Rey memiliki rasa sakit hati pada Giselle dan akan membalasnya.
"Wahh akhirnya datang juga ya pahlawannya" ucap Rey bertepuk tangan.
"Apa mau lo!!! hentikan! masih aja ya lo ga mau tobat" bentak Giselle sembari membantu Hani berdiri, Hani menangis dengan sejadi jadinya rupanya pembullyan tersebut terjadi dari tadi namun Giselle baru menyadarinya.
Wajah Hani sudah membesam dibagian bibirnya juga rambut yang acak acakan.
"Tenang ada gue, gue bakal bantu elo" ucap Giselle menenangkan Hani.
Bugh!
Sialnya, Giselle ditendang sekeras kerasnya oleh Reza dibagian punggungnya sehingga membuat Giselle terpental kedepan, semua tertawa melihat itu, sayangnya tak ada Ren yang membantu Giselle.
Ren tak terlalu suka dengan pembullyan itu sehingga sangat jarang Ren muncul dipermainan bullying itu, Ren biasanya hanya menyendiri di rooftop sembari melakukan hobinya, yaitu menggambar.
Hani menganga, ia kemudian membantu Giselle berdiri. Giselle bangkit, meskipun sakit namun ia tak akan menyerah bahkan ia akan melawannya kembali.
Giselle menghampiri anak buah 4T tadi lalu menamparnya satu per satu, sungguh sangat berani sontak semua penonton yang ada disana menganga melihat Giselle seberani itu. Giselle tak tau siapa yang menendangnya tadi tapi ia akan membalasnya ke kelima anak buah 4T.
"Berani lo ya!!" bentak Leon hendak membalas tamparan Giselle namun segera dicegah oleh Rey, tangannya dicekal.
Mereka berlima terdiam saat Rey yang turun tangan, "gue aja yang ngurusin bangkai satu ini" ucap Rey dengan entengnya.
"Mau apa lo!" bentak Giselle.
Rey mengkodekan sesuatu pada Key sehingga membuat Key berjalan dan langsung memegang kedua tangan Hani dibelakang dan mencengkeram pipi Hani keras.
Giselle akan menarik Hani dari Key namun tangannya segera ditarik oleh Rey membuatnya tak bisa berkutik, Rey lagi lagi mengkodekan sesuatu tetapi pada Ken.
Ken melemparkan sebuah benda pada Rey yang tak asing Giselle lihat, setelah benda tersebut sudah berada ditangan Rey ia memaksa Giselle...
Benda tersebut adalah sebuah alat cukur rambut, ya benar saja Rey memaksa Giselle untuk mencukur rambutnya jika dia ingin menyelamatkan Hani.
"Kalo lo mau temen lo ga disiksa lagi, cukur rambut lo sampai botak sekarang juga! dan gue janji kalo lo cukur rambut lo gue dan yang lain ga akan ganggu elo sama temen lo itu" ucap Rey memberi tawaran pada Giselle yang sungguh bingung harus berbuat apa.
Giselle masih terdiam, ia masih bingung berfikir secara matang. Giselle sudah muak dengan segala gangguan 4T, akhirnya ia pun mengambil alat cukur tersebut lalu menyalakannya dan perlahan mendekatkan alat cukur tersebut ke rambutnya.
Sebenarnya ia tak ingin melakukan hal ini, tetapi mau bagaimana lagi demi menyelamatkan temannya, ia pun mencukur pucuk rambutnya sendiri, namun tiba tiba...
"Jawaban lo salah sell, yang bener 15 jam 40 menit!!" saut Ren dari rooftop yang sangat terdengar jelas oleh semuanya.
Sontak semua menoleh ke arah Ren, Giselle tersenyum menatapnya dan mematikan alat cukur itu, sedangkan Rey ia sangat kesal saat Ren menganggu kesenangannya.
"Bubar!!" bentak Rey sehingga membuat semuanya langsung bubar, hanya Giselle dan Hani yang masih menetap disana, mereka selamat dan rambut Giselle pun masih aman walaupun sudah tercukur sedikit di bagian pucuk rambutnya.
"Lo gapapa kan han?" tanya Giselle sangat khawatir sembari membersihkan sampah yang ada dirambut Hani.
Hani hanya mengangguk, lalu Giselle pun mengantar Hani ke ruang BK melapor tentang kejadian barusan, dan Hani diperbolehkan pulang untuk berganti baju, karena baju yang dipakai Hani sangat kotor dan bau.
~•~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments