Bab 20

Andini sudah sampai di rumahnya. Rasanya baru kemarin Andini merasa hidup tenang dan nyaman di rumahnya sendiri, sekarang dia harus kembali ke rumah Rico untuk menepati janjinya pada Dinda. Bukan hanya menepati janjinya pada Dinda, dia juga terpaksa demi anaknya yang sangat membutuhkan dirinya saat ini.

Andini langsung mengemasi baju-bajunya untuk dibawa ke rumah Rico besok pagi supaya besok pagi sehabis subuh lansung bisa ke rumah Rico.

“Ini demi kamu, Syad. Kuatkan ibu supaya bisa menghadapi sikap dingin papamu ya, Nak?” gumam Andini.

^^^

Rico tidur di sebelah Arsyad. Dia melihat wajah polos putranya yang sangat mirip dengan dirinya. Hasil cetakan yang sempurna sekali, kolaborasi antara dirinya dengan Andini terpahat sempurna di wajah Arsyad.

Rico masih teringat wajah Andini yang hampir saja menangis saat tadi dia bicara dengan sinis padanya waktu Andini akan pulang.

“Bukan aku benci denganmu, Ndin. Aku hanya benci dengan keadaan ini. Aku sudah berjanji dengan Dinda untuk belajar menerimamu dan mencintaimu, tapi aku tidak bisa. Aku sama sekali tidak bisa. Melihat kamu sama saja aku melihat wajah Dinda, sakit sekali rasanya. Aku menepati janjiku pada Dinda, tapi ini semua karena Arsyad, Ndin, bukan karena aku memberi kesempatan lagi untuk kamu menjadi istriku. Itu tidak akan mungkin, dan tidak akan pernah bisa, karena aku sangat mencintai Dinda,” gumam Rico.

^^^

Pagi-pagi sekali Rico sudah keluar rumah. Sehabis salat subuh dia langsung mengambil kunci mobil dan berangkat ke makam Dinda. Hidupnya seakan tidak berarti lagi tanpa Dinda. Sesampainya di pemakaman, Rico langsung turun dan berjalan ke arah makam Dinda. Rico berjongkok dan langsung mengucapkan salam, lalu mencium nisan Dinda.

“Kamu tahu, Sayang. Mulai hari ini Andini akan tinggal di rumah. Itu yang kamu mau kan, Sayang? Tapi, aku minta maaf, aku tidak bisa memenuhi permintaan kamu yang menyuruhku untuk belajar mencintai Andini. Aku tidak bisa, Sayang. Aku hanya mencintaimu, aku menyuruh Andini kembali ke rumah, hanya untuk Arsyad, dia masih sangat membutuhkan ibunya. Mungkin laki-laki di luar sana akan senang memiliki dua istri, tapi tidak bagiku. Tidak mudah aku membagi hatiku dengan wanita lain, meski raga ini sudah terbagi, untuk kamu dan Andini. Namun, hati ini tetap satu untuk kamu, Dinda. Aku pulang, ya? I love you bidadari surgaku,” ucap Rico.

Rico langsung melajukan mobilnya untuk pulang. Dia membayangkan bagaimana nanti di rumah ada Andini. Kembalinya Andini di rumah malah membuatnya selalu ingat Dinda, dan sakit saat melihat Andini.

Rico sampai di rumahnya, dia melihat mobil Andini sudah terparkir di halaman rumahnya sepagi ini. Rico masuk ke dalam rumahnya, dia melihat Andini sedang memggendong Arsyad. Arsyad yang tahu papanya datang, dia langsung merentangkan tangannya karena ingin ikut dengan papanya.

“Arsyad mau ikut papa? Hmm ... mau digendong papa, ya?” ucap Andini saat Arsyad meliukan tubuhnya ke depan seperti meminta digendong papanya.

Namun, Rico hanya melewati Arsyad dan tidak menghiraukan Andini yang bicara, dan Arsyad yang minta di gendong dirinya.

“Maafkan papa, Syad. Papa belum bisa, papa belum siap dengan ini,” gumam Rico.

^^^

Andini menggeleng pelan, dia benar-benar tidak menyangka Rico akan bersikap seperti itu dengan anaknya. Dia bisa terima kalau Rico bersikap dingin dengan dirinya, tapi kalau dengan Arsyad, Andini sangat marah sekali sebenarnya. Tapi, mau bagaimana lagi, Andini hanya bisa diam meski hatinya sakit dan marah Rico bersikap seperti itu pada Arsyad.

“Maafin papa kamu ya, Nak. Papa masih belum stabil hatinya. Nanti kita buat hati papa melunak lagi, ya? Arsayd kan anak pintar. Sekarang Arsyad mainan di kereta dorong dulu, ibu mau menyiapkan sarapan untuk papa,” ucap Andini lirih dengan menaruh Arsyad di kereta dorongnya.

Selesai menata sarapan, Andini melihat Rico keluar dari kamarnya, dia sudah siap untuk ke kantor. Andini langsung memanggil Rico untuk sarapan dulu, tapi Rico cuek dan langsung berjalan keluar. Bi Ana yang baru saja selesai menyuapi Arsyad, juga melihat Rico yang seperti itu sikapnya pada Andini.

“Sabar, ya bu?” ucap Bi Ana.

“Iya, Bi,” jawab Andini dengan mata berkaca-kaca.

Andini langsung tersenyum melihat Arsyad yang sedang tertawa, entah tertawa karena apa, mungkin karena mainannya atau apa. Air mata Andini yang hampir terjatuh, kini bisa Andini tahan karena melihat tawa Arsyad.

“Kamu itu kekuatan ibu, Nak. Ibu sayang Arsyad. Arsyad ikut ibu kerja, ya? Biar ibu tambah semangat kerjanya,” ucap Andini pada Arsyda.

“Ibu kerja di mana?” tanya Bi Ana.

“Di caffe, Bi. Aku enggak enak, kemarin sudah izin, jadi aku boleh bawa Arsyad ke tempat kerjaku ya, Bi?” pamit Andini.

“Boleh dong, Bu, tapi bosnya ibu gimana nanti kalau ibu bawa Arsyad?” tanya Bi Ana.

“Tenang saja kalau itu, bosnya baik kok bi,” jawab Andini.

“Ya sudah kalau gitu berarti aman. Bibi ke belakang dulu, Bu,” pamit Bi Ana.

“Iya, Bi.”

Andini langsung membawa Arsyad ke kamarnya. Andini langsung memandikan Arsyad, dan menata perlengkapan Arsyad untuk di bawa ke cafe.

Andini sudah siap untuk berangkat ke cafe dengan membawa Arsyad, tinggal menunggu taksi online yang ia pesan saja. Tidak mungkin Andini pakai mobil sendiri dengan membawa Arsyad, atau mungkin meminta Pak Agus untuk mengantarnya. Lebih amannya dia memilih untuk naik taksi ke cafenya.

"Semua udah siap, anak ibu udah ganteng, yuk ikut ibu kerja, tapi Arsyad jangan rewel, ya? Kita nunggu taksi datang dulu, oke,” ucap Andini pada Arsyad.

Sesampainya di cafe, Andini langsung masuk ke dalam ruangannya. Andini merasa bahagia sekarang bisa dekat lagi dengan buah hatinya yang sudah empat bulan lamanya berpisah dengannya.

“Mbak, itu anak siapa?” tanya manager cafe yang bernama Iva.

“Ini anakku, Va? Ganteng, kan? Lihat mirip aku banget, kan?” jawab Andini dengan menunjukka Arsyad.

“Mbak jangan ngadi-ngadi ah, masa mbak dah punya anak? Kapan nikahnya?”

“Satu tahun yang lalu, lah! Kamu kira aku belum menikah? Aku sudah punya anak, Va .... Tante Iva mau gendong Arsyad?” ucap Andini.

“Cakep banget kamu, Nak. Sini sama tante.”

Andini memberikan Arsyad pada Iva. Iva masih saja belum percaya kalau Andini sudah menikah dan punya anak, padahal yang Iva tahu Andini hidup sendiri di rumahnya.

“Mbak gak bohong, kan? Mbak kan tinggal sendiri di rumah? Masa mbak dah punya anak dan suami, mbak bohong pasti, ini pasti anak saudara mbak, kan? Iya wajahnya mirip mbak, tapi gak mungkin mbak punya anak dan sudah menikah.”

“Ehm ... ayo ke ruangnku, aku akan ceritakan semuanya biar kamu percaya.”

Andini mengajak Iva masuk ke dalam ruangannya. Dia menceritakan semua apa yang terjadi pada dirinya tanpa di tutup-tutupi lagi. Iva tidak menyangka ternyata kehidupan bosnya yang sudah ia anggap seperti saudaranya sendiri sangat pelik dan menyakitkan.

“Sudah tahu kan sekarang?” tanya Andini.

“Iya, Mbak.”

“Ya sudah, nanti habis makan siang adain meeting, ya? Aku mau memberitahukan pada semua karyawanku soal aku yang sebenarnya. Soal Arsyad.”

“Iya, Mbak. Kalau gitu aku pamit keluar, ya?”

“Iya.”

Andini mengerjakan laporan yang kemarin belum ia kerjakan. Beruntung Arsyad tidak rewel. Selesai semua pekerjaannya, Andini mengajak Arsyad ke depan, kasihan dari tadi hanya di ruangannya saja.

“Yuk keluar, biar enggak jenuh di sini terus.” Andini menggendong Arsyad dan membawanya keluar dari ruangannya.

Semua karyawan yang melihat tanya pada Andini soal anak kecil yang lucu yang sedang digendong Andin.

“Bu itu anak siapa? Lucunya?” tanya salah satu karyawan Andini.

“Anak saya dong? Mirip saya, kan?” Jawab Andini dengan mencium pipi Arsyad.

“Masa ibu punya anak? Bukannya ibu belum menikah? Tapi anak ini mirip ibu sekali?” ujarnya.

“Iya, ini anak saya,” jawab Andini. “Ehm ... tadi Iva sudah bilang akan ada meeting sebentar, kan?” tanya Andini.

“Iya, Bu,” jawabnya.

“Ya sudah, sekarang saja, mumpung cafe sedang sepi, yuk sebentar ke ruangan meeting? Ada hal yang ingin saya bicarakan sama kalian semua.”

“Baik, Bu,” jawabnya.

Semua karyawan sudah berkumpul di ruang meeting. Ini saatnya Andini untuk menyampaikan dan memberitahu siapa Andini sebenarnya, dan juga soal Arsyad. Akhirnya semua karyawan Andini di Cafenya sudah tahu, kalau dirinya sudah menikah dan memiliki anak. Tapi, Andini tetap merahasiakan kalau dia adalah istri kedua dari Rico Alfarizi.

Selesai semua pekerjaannya, Andini pamit pada Iva untuk pulang, dia menitipkan semuanya pada Iva, orang kepercayaannya selama dia membuka cafe.

Sesampainya di rumah, Andini langsung membawa Arsyad ke kamarnya. Arsyad tertidur saat perjalanan pulang tadi. Mungkin dia lelah, karena setengah hari menjadi piala bergilir karyawan Andini di cafe. Semua ingin mengajak Arsyad yang sangat lucu dan menggemaskan.

Terpopuler

Comments

Vivi Bidadari

Vivi Bidadari

Rico sok" jual mahal ditinggal Andin dan Arsyad bingung, sedih gaul entar ujung" nya bucin deh kamu Rico lain dimulut lain pula tingkahnya nnti nemplok macam cicak 😄

2023-01-31

0

Aditya Rizky

Aditya Rizky

ngapain andini masih dirumah Rico mending pergi aja drpd gk di anggap

2021-03-12

4

Nur Lizza

Nur Lizza

andini yg sabar ya hrs semangat

2021-03-10

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 The Best Brother Bab 1
73 Pemberitahuan
74 Bab 74
75 Bab 75 (Bonus Chapter)
76 Bab 76 (Bonus Chapter 2)
77 Bab 77 (Bonus Chapter 3)
78 Bab 78 (Bonus Chapter 4)
79 Bab 79 ( Bonus Chapter 5 )
80 Bab 80 (Bonus Chapter 6)
81 Bab 81 ( Bonus Chapter 7 )
82 Bab 82 (Bonus Chapter 8)
83 Bab 84 (Bonus Chapter 9)
84 Bab 85 (Bonus Chapter 10)
85 Bab 86 (Bonus Chapter 11)
86 Bab 87 (Bonus Chapter 12)
87 Bab 88 (Bonus Chapter 13)
88 Bab 89 (Bonus Chapter 14)
89 Bab 90 (Bonus Chapter 15)
90 Bab 91 (Bonus Chapter 16)
91 Bab 92 (Bonus Chapter 17)
92 Bab 93 (Bonus Chapter 18)
93 Bab 94 (Bonus Chapter 19)
94 Bab 95 (Bonus Chapter 20)
95 Bab 96 (Bonus Chapter 21)
96 Bab 97 (Bonus Chapter 22)
97 Bab 98 (Bonus Chapter 23)
98 Bab 99 (Bonus Chapter 24)
99 Bab 100 (Bonus Chapter 25)
100 Bab 101 (Bonus Chapter 26)
101 Bab 102 (Bonus Chapter 27)
102 Bab 103 (Bonus Chapter 28)
103 Bab 104 (Bonus Cahpter 29)
104 Bab 105 (Bonus Chapter 30)
105 Bab 106 (Bonus Chapter 31)
106 Bab 107 (Bonus Chapter 32)
107 Bab 108 (Bonus Chapter 33)
108 Bab 109 ( Bonus Chapter 34)
109 Bab 110 (Bonus Chapter 35)
110 Bab 111 (Bonus Chapter 36)
111 Bab 112 (Pengumuman dan Visual)
112 Bab 113 (Bonus Chapter 37)
113 Bab 114 (Bonus Chapter 38)
114 Bab 115 (Bonus Chapter 39)
115 Bab 116 (Bonus Chapter 40)
116 Bab 117 (Bonus Chapter 41)
117 Bab 118 (Pengumuman)
118 Bab 119 (Bonus Chapter 42)
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
The Best Brother Bab 1
73
Pemberitahuan
74
Bab 74
75
Bab 75 (Bonus Chapter)
76
Bab 76 (Bonus Chapter 2)
77
Bab 77 (Bonus Chapter 3)
78
Bab 78 (Bonus Chapter 4)
79
Bab 79 ( Bonus Chapter 5 )
80
Bab 80 (Bonus Chapter 6)
81
Bab 81 ( Bonus Chapter 7 )
82
Bab 82 (Bonus Chapter 8)
83
Bab 84 (Bonus Chapter 9)
84
Bab 85 (Bonus Chapter 10)
85
Bab 86 (Bonus Chapter 11)
86
Bab 87 (Bonus Chapter 12)
87
Bab 88 (Bonus Chapter 13)
88
Bab 89 (Bonus Chapter 14)
89
Bab 90 (Bonus Chapter 15)
90
Bab 91 (Bonus Chapter 16)
91
Bab 92 (Bonus Chapter 17)
92
Bab 93 (Bonus Chapter 18)
93
Bab 94 (Bonus Chapter 19)
94
Bab 95 (Bonus Chapter 20)
95
Bab 96 (Bonus Chapter 21)
96
Bab 97 (Bonus Chapter 22)
97
Bab 98 (Bonus Chapter 23)
98
Bab 99 (Bonus Chapter 24)
99
Bab 100 (Bonus Chapter 25)
100
Bab 101 (Bonus Chapter 26)
101
Bab 102 (Bonus Chapter 27)
102
Bab 103 (Bonus Chapter 28)
103
Bab 104 (Bonus Cahpter 29)
104
Bab 105 (Bonus Chapter 30)
105
Bab 106 (Bonus Chapter 31)
106
Bab 107 (Bonus Chapter 32)
107
Bab 108 (Bonus Chapter 33)
108
Bab 109 ( Bonus Chapter 34)
109
Bab 110 (Bonus Chapter 35)
110
Bab 111 (Bonus Chapter 36)
111
Bab 112 (Pengumuman dan Visual)
112
Bab 113 (Bonus Chapter 37)
113
Bab 114 (Bonus Chapter 38)
114
Bab 115 (Bonus Chapter 39)
115
Bab 116 (Bonus Chapter 40)
116
Bab 117 (Bonus Chapter 41)
117
Bab 118 (Pengumuman)
118
Bab 119 (Bonus Chapter 42)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!