Bab 4

Dinda memanggil Andini di kamar untuk keluar melaksanakan Ijab Qobul. Andini terlihat sedang menangis. Dinda mendekati Andini yang sedang menghapus air matanya karena Dinda melihat dirinya sedang menangis. Dinda tahu perasaan Andini saat ini, ini juga salah Dinda yang memaksa Andini untuk menikah dengan Rico.

“Maafkan aku, Ndin. Aku sudah membuat hidupmu serumit ini. Mungkin bagi kamu ini lebih rumit daripada memiliki utang banyak. Aku yakin setelah ini semua akan baik-baik saja, maafkan aku,” ucap Dinda.

“Mungkin ini sudah ketetapan dari Allah, aku harus seperti ini, Mbak,” jawab Andini dengan suara serak dan menahan tangisnya.

"Semoga ini yang terbaik untuk kita, Ndin. Ayo Andin keluar, Mas Rico dan penghulu sudah menunggumu di luar,” ajak Dinda.

“Iya, Mbak.” Andini langsung menyeka air matanya sebelum keluar dari kamarnya.

Dinda menggandeng Andini dan mendudukan Andini di samping Rico. Mata Dinda sudah tidak bisa lagi menahan air matanya yang sudah mendesak ingin keluar dari sudut matanya. Namun, sebisa mungkin Dinda menahannya agar dia tidak  menangis.

“Aku harus kuat, aku ikhlas, Ya Allah ...,” gumam Dinda.

"Ibu Adinda, apa ibu benar-benar rela dan ikhlas lahir batin, serta meridhoi suami ibu untuk menikah dengan saudari Andini?” tanya Pak Penghulu yang duduk di hadapan Mas Rico.

"Saya ikhlas dan ridho, Pak,” jawab Dinda dengan menahan tangisnya. Air mata Dinda terasa memberontak ingin menerobos sudut matanya, namun dia tetap berusahan menahan agar tidak menetes.

"Pak Rico, apa bapak yakin akan menikahi saudara Andini dan menjadikan istri kedua yang sah, serta bisa berlaku adil pada kedua istri Pak Rico?” tanya Penghulu pada Rico.

“Saya yakin, dan Insya Allah saya akan berlaku adil pada kedua istri saya,” jawab Rico dengan tegas, meski dia terpakasa, karena ini adalah permintaan Adinda.

Rico menatap Dinda dengan tatapan sendunya. Mata terlihat berkaca-kaca, namun dia hanya menahan dan diam menatap Dinda yang duduk di sebelah Andini.

“Saudari Andini, apa saudari siap untuk menikah dengan Pak Rico, sebagai istri kedua Pak Rico?” tanya Penghulu pada Andini.

“Insya Allah saya siap, Pak,” jawab Andini dengan menunduk.

Sejujurnya sakit sekali hati Dinda melihat dan menyaksikan apa yang terjadi hari ini. Dia harus menyaksikan pernikahan kedua suaminya dengan wanita pilihannya. Pernikahan yang Dinda inginkan, meski menyakiti hatinya, tapi setidaknya dia sudah memberi kesempatan suaminya agar memiliki keturunan.

Rico mengucapkan ijab qobul dengan lantang dan tegas di hadapan penghulu, wali, dan para saksi. Dinda memegang dadanya yang sesak menahan tangis, mendengar suaminya dengan gagah mengikrarkan janji sehidup semati dengan Andini di hadapan penghulu. Terdengar kata sah dari para saksi yang menyaksikan pernikahan Andini dan Rico.

Air mata Dinda terurai deras dan mengalir di pipinya. Suara isakannya terdengar hingga ke telinga Rico. Rico  juga sudah tidak bisa membendung tangisannya. Dia menangis, dan langsung mendekati Dinda lalu memelukanya erat.

"Sayang maafkan aku, maafkan aku yang sudah menyakitimu,” ucap Rico di sela-sela tangisannya.

"Aku tidak apa-apa, Mas. Maafkan aku juga, terima kasih kamu sudah mengabulkan permintaanku. Belajarlah mencintai Andini, seperti mas mencintaiku. Perlakukan Andini dengan sebaik mungkin, seperti mas memperlakukanku sebagai istri mas,” ucap Dinda.

"Iya, Insya Allah, Sayang,” ucap Rico dengan mencium kening Dinda.

Rico kembali duduk di sebelah Andini. Andini mencium tangan Rico. Rico menyematkan cincin pada jari manis Andini, lalu mencium kening Andini.

"Ya Allah, jangan biarkan hati ini sakit melihatnya. Ini semua aku yang meminta. Beri aku kekuatan untuk menjalani hidupku setelah ini," gumam Dinda yang melihat suaminya mengecup kening Andini.

^^^

Pernikahan mereka yang  diinginkan Dinda akhirnya terlaksana. Malam ini, Dinda mencoba merelakan dan mengikhlaskan suaminya untuk menunaikan kewajibannya pada Andini. Dinda masih belum juga bisa tidur, dia berdiri di dekat jendela kamarnya, dengan pandangan matanya keluar menatap gelapnya malam dengan tatapan kosong.

Dinda sedikit terjingkat karena tiba-tiba suaminya memeluk dia dari belakang. Rico menenggelamkan wajahnya di tengkuk Dinda, dan memeluk Dinda sangat erat. Terdengar isak tangis Rico di telinga Dinda, dan Dinda merasakan air mata Rico membasahi tengkuknya.

Dinda membalikkan tubuhnya, dia mengusap air mata Rico dan mencium kelopak mata Rico.

“Mas, kenapa kamu masih di sini?” tanya Dinda.

"Aku masih ingin memelukmu, Sayang,” jawabnya dengan mengeratkan lagi pelukannya pada Dinda.

Dinda mengurai pelukan Rico dan mengisyaratkan pada Rico kalau dirinya baik-baik saja. Dia juga meminta Rico kembali ke kamar Andini, untuk menunaikan kewajibannya dengan Andini.

Rico masuk ke kamar Andini, dan melihat Andini sedang duduk di tepi ranjang dengan mata yang sembab seperti habis menangis. Rico mendekati Andini dan duduk di sebelahnya. Andini hanya mengurai senyuman sednunya dan kembali menundukkan kepalanya, karena tidak mau berlama-lama menatap Rico.

“Tidak ada wanita sebaik Mbak Dinda, yang mau berbagi suaminya dengan wanita lain. Padahal suaminya sangat tampan seperti ini. Andini, kamu jangan berpikiran macam-macam. Kamu di sini hanya sebagai rahim pengganti saja, jangan terbawa oleh rasa, Ndin. Kamu harus ingat kebaikan Mbak Dinda,” gumam Andini.

Rico membuang napasnya dengan kasar saat menatap Andini. Dia benar-benar tidak bisa melakukannya dengan wanita yang berada di sampingnya yang sekarang sudah sah menjadi istri keduanya.

"Andin ....” Suara bariton Rico terdengar memanggil Andini dan setengah mengagetkan Andini yang masih memikirkan nasibnya sekarang.

“I—iya, Mas,” jawab Andini dengan gugup.

“Kamu tahu, aku sangat mencintai Dinda, dan aku tidak mau menyakitinya? Namun, sekarang ada kamu, wanita pilihan Dinda, dan kamu adalah istriku juga. Izinkan aku melaksanakan tugasku sebagai suamimu, itu permintaan Dinda, Ndin. Tolong penuhi kenginan istriku yang sangat aku cinta. Aku terpaksa melakukan ini denganmu, karena sedikit pun, aku tidak memiliki rasa denganmu. Aku hanya terpaksa, aku harap kamu bisa mengerti, dan merasakan bagaimana menjalin pernikahan tanpa cinta.” Ucapan Rico begitu menohok di hati Andini. Namun, Andini menyadari keadaannya, dan ia pun tidak bisa menolak permintaan Dinda.

“Jujur hatiku sakit, aku benar-benar sebatas Rahim Pengganti Mba Dinda saja. Bagaimana tidak, Mas Rico mau melakukan hubungan suami denganku hanya karena Mba Dinda? Bahkan, dia terang-terangan bilang terpaksa melakukannya. Bagaimana nasibku setelah ini, Ya Allah. Aku pasrahkan semuanya pada-Mu, Ya Rabb,” gumam Andini.

“Aku tidak memaksakan Mas Rico untuk melaksanakan tugas Mas sebagai suamiku malam ini, jangan melakukannya karena terpaksa, Mas, jika mas belum siap melakukannya, lebih baik jangan," ucap Andini.

"Aku akan tetap melaksanakan tugasku sebagai suamimu sekarang, Andin. Kamu sudah wudhu? Kalau belum, ambil air wudhu dulu, kita shalat dulu, Ndin." Rico menyuruh Andin mengambil air wudhu, dia juga memberanikan diri menyentuh kepala Andin saat tadi menyuruhnya berwudhu.

"Iya, Mas. Aku ke kamar mandi dulu,” ucap Andini.

Andini tercenung di depan cermin yang berada di kamar mandi. Degub jantungnya semakin kencang, dia tidak tahu, harus menolak atau menyerahkan semuanya pada Rico malam ini.

“Jika memang malam ini aku harus menunaikan kewajibanku, semoga dengan semua ini, aku bisa memberikan keturunan yang baik untuk Mas Rico,” gumam Andini.

Terpopuler

Comments

Ayu Andira Jhie

Ayu Andira Jhie

sedih bngt thor

2021-05-23

0

Nur Lizza

Nur Lizza

yg sabar ya andini di blik ini semu pasti ada kebahagiaan

2021-03-10

0

Lovesekebon

Lovesekebon

istri" sholeha🥺

2021-03-07

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 The Best Brother Bab 1
73 Pemberitahuan
74 Bab 74
75 Bab 75 (Bonus Chapter)
76 Bab 76 (Bonus Chapter 2)
77 Bab 77 (Bonus Chapter 3)
78 Bab 78 (Bonus Chapter 4)
79 Bab 79 ( Bonus Chapter 5 )
80 Bab 80 (Bonus Chapter 6)
81 Bab 81 ( Bonus Chapter 7 )
82 Bab 82 (Bonus Chapter 8)
83 Bab 84 (Bonus Chapter 9)
84 Bab 85 (Bonus Chapter 10)
85 Bab 86 (Bonus Chapter 11)
86 Bab 87 (Bonus Chapter 12)
87 Bab 88 (Bonus Chapter 13)
88 Bab 89 (Bonus Chapter 14)
89 Bab 90 (Bonus Chapter 15)
90 Bab 91 (Bonus Chapter 16)
91 Bab 92 (Bonus Chapter 17)
92 Bab 93 (Bonus Chapter 18)
93 Bab 94 (Bonus Chapter 19)
94 Bab 95 (Bonus Chapter 20)
95 Bab 96 (Bonus Chapter 21)
96 Bab 97 (Bonus Chapter 22)
97 Bab 98 (Bonus Chapter 23)
98 Bab 99 (Bonus Chapter 24)
99 Bab 100 (Bonus Chapter 25)
100 Bab 101 (Bonus Chapter 26)
101 Bab 102 (Bonus Chapter 27)
102 Bab 103 (Bonus Chapter 28)
103 Bab 104 (Bonus Cahpter 29)
104 Bab 105 (Bonus Chapter 30)
105 Bab 106 (Bonus Chapter 31)
106 Bab 107 (Bonus Chapter 32)
107 Bab 108 (Bonus Chapter 33)
108 Bab 109 ( Bonus Chapter 34)
109 Bab 110 (Bonus Chapter 35)
110 Bab 111 (Bonus Chapter 36)
111 Bab 112 (Pengumuman dan Visual)
112 Bab 113 (Bonus Chapter 37)
113 Bab 114 (Bonus Chapter 38)
114 Bab 115 (Bonus Chapter 39)
115 Bab 116 (Bonus Chapter 40)
116 Bab 117 (Bonus Chapter 41)
117 Bab 118 (Pengumuman)
118 Bab 119 (Bonus Chapter 42)
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
The Best Brother Bab 1
73
Pemberitahuan
74
Bab 74
75
Bab 75 (Bonus Chapter)
76
Bab 76 (Bonus Chapter 2)
77
Bab 77 (Bonus Chapter 3)
78
Bab 78 (Bonus Chapter 4)
79
Bab 79 ( Bonus Chapter 5 )
80
Bab 80 (Bonus Chapter 6)
81
Bab 81 ( Bonus Chapter 7 )
82
Bab 82 (Bonus Chapter 8)
83
Bab 84 (Bonus Chapter 9)
84
Bab 85 (Bonus Chapter 10)
85
Bab 86 (Bonus Chapter 11)
86
Bab 87 (Bonus Chapter 12)
87
Bab 88 (Bonus Chapter 13)
88
Bab 89 (Bonus Chapter 14)
89
Bab 90 (Bonus Chapter 15)
90
Bab 91 (Bonus Chapter 16)
91
Bab 92 (Bonus Chapter 17)
92
Bab 93 (Bonus Chapter 18)
93
Bab 94 (Bonus Chapter 19)
94
Bab 95 (Bonus Chapter 20)
95
Bab 96 (Bonus Chapter 21)
96
Bab 97 (Bonus Chapter 22)
97
Bab 98 (Bonus Chapter 23)
98
Bab 99 (Bonus Chapter 24)
99
Bab 100 (Bonus Chapter 25)
100
Bab 101 (Bonus Chapter 26)
101
Bab 102 (Bonus Chapter 27)
102
Bab 103 (Bonus Chapter 28)
103
Bab 104 (Bonus Cahpter 29)
104
Bab 105 (Bonus Chapter 30)
105
Bab 106 (Bonus Chapter 31)
106
Bab 107 (Bonus Chapter 32)
107
Bab 108 (Bonus Chapter 33)
108
Bab 109 ( Bonus Chapter 34)
109
Bab 110 (Bonus Chapter 35)
110
Bab 111 (Bonus Chapter 36)
111
Bab 112 (Pengumuman dan Visual)
112
Bab 113 (Bonus Chapter 37)
113
Bab 114 (Bonus Chapter 38)
114
Bab 115 (Bonus Chapter 39)
115
Bab 116 (Bonus Chapter 40)
116
Bab 117 (Bonus Chapter 41)
117
Bab 118 (Pengumuman)
118
Bab 119 (Bonus Chapter 42)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!