Andini keluar dari kamar mandi, Rico memandangi Andin dengan duduk di tepi ranjang. Andin mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk di depan cermin meja riasnya.
“Dia memang cantik dan lembut tutur katanya, pilihan istriku memang sesuai dengan kriteriaku, bahkan wajah dan badan Andini hampir sama dengan Dinda.” Gumam Rico dengan melihat Andini yang kini sedang megambil mukenahnya di dalam lemari.
Rico dan Andini melaksanakan salat dua rakaat, sama seperti waktu dulu dengan Dinda sebelum melakukan ritual malam pengantin baru. Seusai Salat, Andini mencium tangan Rico, dan Rico mencium kening Andini.
Andini duduk di tepi ranjang, dan memunggungi Rico. Rico tahu Andini sedikit canggung dengannya, seperti tadi saat sehabis salat, Rico ingin mencium keningnya saja, Andini terasa kaku sekali.
"Andin ....” Suara Rico kembali mengagetkan Andini yang sedang tercenung memikirkan bagaimana malam ini, saat dia akan tidur dengan suaminya, yang juga suami orang
"I—iya, Mas." Andin menyahutinya dengan gugup.
"Mau sampai kapan kamu akan memunggungiku seperti itu, Ndin?” tanya Rico.
“Ehmm ....”
“Kemarilah,” ucap Rico yang sudah menaikan tubuhnya di atas tempat tidur. Dia sudah duduk di belakang Andini yang masih memunggunginya.
Andini membalikan tubuhnya dan menghadap Rico, namum dia tidak menatap Rico, dia menundukkan kepalanya dan keringat dingin sudah membasahi telapak tangannya.
Rico memegang bahu Andini, dia membacakan Doa, dan meniup ubun-ubun Andini, setelah itu dia mencium kening Andini.
“Kamu sudah siap, Ndin?” tanya Rico.
“Tunaikan kewajiban mas, dan Insya Allah aku siap,” jawab Andini.
Rico merbahkan tubuh Andini di ranjang, meski dengan terpakasa, Rico tetap melakukan kewajibannya sebagai suami Andini. Rico melihat mata Andini mengeluarkan air mata, dan dia menyeka air mata Andini, lalu mencium keningnya. Andini benar-benar masih gadis, dan malam ini, Ricolah yang merenggut mahkota Andini, dengan penuh keterpaksaan dan tanpa cinta.
"Maafkan aku Andini, kamu menyerahkan semuanya kepadaku, sedang aku tak mencintaimu. Maafkan aku,” gumam Rico dengan menatap Andini yang masih meringkuk kelelahan karena baru saja selesai melakukannya dengan dirinya.
Rico memeluk Andini sesusai membersihkan dirinya di kamar mandi dengan Andini. Anidini sebenarnya tidak ingin dipeluk Rico, karena dia masih risih dan masih ingat kejadian barusan, saat Rico melakukannya dengan dirinya.
“Biarkan aku memelukmu, Ndin, untuk menghilangkan rasa sakitmu. Tidurlah,” ucap Rico, dan hanya dijawab dengan anggukkan kepala Andini.
"Maafkan aku Dinda, ini yang kamu mau, Din, maafkan aku jika malam ini aku harus tidur satu ranjang dengan wanita pilihanmu. Dan, aku sudah menunaikan kewajibanku pada Andin malam ini," gumam Rico.
Andini sudah tertidur pulas, tapi belum dengan Rico. Dia masih belum bisa memejamkan kedua matanya. Pikirannya tak bisa terlepas dari Dinda. Rico mencoba melapas pelukannya pada Andini, dan menata posisi tidur Andini supaya nyaman, dia mengecup kening Andini, lalu meninggalkan Andini untuk ke kamar Dinda, karena dia tidak bisa tidur tanpa memeluk Dinda.
"Maafkan aku Andini, terima kasih kamu mau jadi Rahim Pengganti Dinda, dan terima kasih, karena kamu rela memberikan semuanya untukku demi memenuhi permintaan Dinda, aku yakin kamu wanita baik-baik, sebab istriku yang memilihmu," ucap Rico. Rico kembali mengecup kening Andini, lalu meninggalkannya ke kamar Dinda.
Dinda masih membolak-balikkan tubuhnya, dia belum bisa tidur. Dia memang tidak bisa tidur tanpa dipeluk suaminnya.
“Sudah, Dinda ... tidurlah, kenapa kamu gelisah seperti ini. Ini yang kamu mau, ini yang kamu inginkan, supaya suami kamu memiliki keturunan. Tenagkan hatimu, Dinda,” gumam Dinda dengan berusaha memejamkan matanya.
Dinda mendengar seseorang membuka pintu kamarnya. Dinda lansgung menoleh ke arah pintu. Dan, benar, Rico masuk ke dalam kamarnya. Dia berjalan mendekati tempat tidur, dan langsung naik ke tempat tidur untuk memeluk Dinda.
"Kamu belum tidur, Sayang?" tanya Rico sambil membelai rambut Dinda.
"Iya, Mas. Aku tidak bisa tidur,” jawabnya dengan mengeratkan pelukannya pada Rico.
"Tidurlah, sini aku peluk." Rico langsung membawa Dinda ke dalam pelukannya, dan membiarkan Dinda tidur di tempat ternyamannya.
Dinda merasakan keningnya basah, dan mendengar isakan Rico yang menangis dengan memeluknya.
"Mas, kenapa menangis?" tanya Dinda dengan menyeka air mata Rico di pipinya.
"Maafkan aku, Dinda, aku melakukannya dengan Andini. Maafkan aku.” Air mata Rico semakin mengalir deras keluar dari sudut matanya.
"Sayang, dia juga istrimu, sudah sepatutnya kamu melakukan kewajibanmu dengan Andini,” ucap Dinda dengan menyeka air mata Rico.
"Maafkan aku, Din,” ucap Rico.
"Iya, Mas. Peluk aku, aku tidak bisa tidur, aku ingin di peluk kamu,” ucap Dinda dengan manja.
Rico memeluk erat tubuh istrinya. Dia membenamkan bibirnya di bibir Dinda, dan mengecupnya dengan lembut. Mereka terbawa suasna, Rico menyentuh setiap inci tubuh Dinda, hingga Dinda pun tak mau kalah. Dinda juga mengimbangi sentuhan suaminya dengan dirinya menyentuh bagian sensitif Rico.
Kegiatan mereka semakin memanas, hingga terdengar lenguhan lirih dari bibir Dinda yang sedang menikmati setiap sentuhan yang Rico berikan. Hingga akhirnya mereka terkulai lemas di atas ranjang seusai melakukan pergumulan yang panas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Nurmala Sari
lebay banget suami istri ini,,,😛
2021-12-03
0
Selita Awini
ngak cinta tapi di cium terus
2021-07-02
1
faiza
waah hebat rico semalam gool 2 x dgn orng yg berbeda😋
2021-04-24
3