Bab 19

Andini keluar memanggil Dokter yang menangani Dinda. Dokter dan perawat bergegas masuk ke ruang ICU setelah Andini memanggil mereka. Dokter Andi langsung memeriksa keadaan Dinda. Dokter Andi menggeleng, mengisyaratkan pada perawat untuk menutup tubuh Andini dengan kain putih.

Rico masih duduk, kepalanya menunduk, menangis karena istri yang sangat ia cintai sudah pergi untuk selama-lamanya.

“Maaf Pak Rico, kami sudah berusaha semaksimal mungkin, namun semua Allah yang menghendaki,” ucap Dokter Andi.

“Iya, Dok, terima kasih sudah memberikan yang terbaik untuk istriku selama pengobatannya,” ucap Rico lirih.

Dokter Andi keluar dari ruang ICU, para perawat langsung mengurus jenazah Dinda. Andini hanya terduduk lemas di lantai dengan bersandar dinding, melihat para perawa melepas alat penunjang hidup yang masih terpasang di tubuh Dinda.

“Aku tidak menyangka akan secepat ini, Mbak. Baru kemain kita sama-sama. Kita saling berbagi cerita, bercanda, main dengan Arsyad, dan kadang ada rasa cemburu juga di antara kita. Sekarang, Mbak sudah pergi untuk selamanya, mbak sudah tidak sakit. Insya Allah aku akan tepati janjiku, aku memang masih menjadi istri Mas Rico, tapi aku tahu, Mas Rico tidak menginginkan itu. Aku akan kembali ke rumah mbak untuk Arsyad, hanya untuk Arsyad,” gumam Andini.

Andini tidak bisa lagi membendung air matanya. Dia benar-benar sangat kehilangan Dinda, wanita yang sangat baik, wanita yang kuat dan sabar, yang rela membagi suaminya demi supaya suami bisa memiliki keturunan. Rico juga terlihat sangat  kehilangan istri tercintanya. Rico masih berada di sebelah Dinda yang sedang di lepaskan alat di tubuhnya.

“Adinda sayang ... kamu sudah tenang, kamu sudah tidak sakit lagi. Aku ikhlas melepaskan kamu, Sayang. Bidadari surgaku, terima kasih sudah menemaniku sampai detik ini. Terima kasih untuk semua pengorbanan kamu selama ini. Aku janji, aku akan menepati keinginan terakhir kamu. Iya, soal Andini. Aku akan bawa Andini kembali ke rumah, tapi hanya untuk Arsyad, bukan untukku. Meski aku masih berstatus suami sah Andini, aku tidak akan kembali lagi, Sayang. Aku hanya bisa mencintai kamu,” gumam Rico.

Andini bangun dari duduknya, dia mendekati jenazah Dinda yang sudah selesai dilepas alat di tubuhnya. Andini membuka kain putih yang menutupi jenazah Dinda. Dia melihat wajah Dinda yang cantik saat tertidur selamanya. Dibelainya wajah Dinda, dan Andini mencium keningnya.

“Maafkan Andin, Mbak. Sekarang mbak sudah tidak sakit lagi. Surga milik mbak, mbak orang baik yang selama ini aku kenal. Mbak, aku janji, aku janji akan memenuhi permintaan terakhir mbak. Tapi, aku tidak bisa menjadi istri Mas Rico lagi. Aku kembali untuk Arsyad, Mbak. Hanya itu alasanku mau kembali ke rumah mbak. Selamat jalan, Mbak Dinda. Tenang di sana, aku sayang mbak,” ucap Andini dengan lirih.

Rico mungkin mendengar ucapan Andini tadi. Tapi, dia seolah tidak mendengarnya. Rico malah menatap sinis pada Andini. Tatapan yang menurut Andini adalah tatapan penuh kebencian pada Andini. Andini tidak memedulikan itu. Dia lebih memilih keluar dari ruang ICU dan menelfon rumah untk mempersiapkan keperluan pemakaman Adinda.

^^^

Sudah banyak yang datang ke rumah untuk mengucapkan sungkawa atas meninggalnya Adinda. Semua staff kantor Rico, karyawan, dan kerabat dekat Rico berdatangan untuk mengucapkan bela sungkawa pada Rico. Andini dari tadi hanya duduk di ruang tengah karena dia bersama Bi Ana, dan asisten Rico lainnya. Dia tidak menampakkan diri keluar, meski semua staff, karyawan, dan kerabat Rico tahu, kalau Rico memiliki dua istri.

“Enggak nyangka Mbak Dinda akan pergi secepat ini ya, Bi?”

“Bu, yang sabar, ya? Semua sudah takdir dari Allah. Ibu yang ikhlas, sekarang ibu fokus sama Arsyad saja. Dia butuh ibu.”

“Iya, Bi. Terima kasiih ya, Bi.”

“Bi, Arsyad di mana?” tanya Andini.

"Di kamar, Bu. Sedang tidur, dari semalam rewel soalnya.”

“Aku ke kamar sebentar ya, Bi?”

Andini masuk ke kamar menemui putranya yang sedang tertidur pulas. Andini mengusap pipi Arsyad dan menciumnya.

“Ibu janji, ibu akan merawat kamu, Nak. Ibu akan terus ada di samping kamu, apa pun yang terjadi nanti. Ibu janji itu. Ibu sayang sama Arsyad.” Andini kembali mencium Arsyad, lalu meninggalkannya keluar, karena sebentar lagi jenazah Dinda akan segera dimakamkan.

^^^^

Di pemakaman Dinda, Andini melihat Rico sangat lemah dipapah Pak Agus dan teman kantor Rico. Rico menyaksikan pemakaman Dinda dengan dekat, sedang Andini, dia bersama Bi Ana agak jauh dari makam Dinda. Ingin sekali Andini mendekati Rico, dan menguatkan Rico saat ini. Tapi, dia takut, karena Rico masih saja menatap Andini dengan penuh kebencian jika sedang berhadapan. Seperti saat tadi akan ke kamar mandi mengambil wudu sebelum salat jenazah, Andini berpapasan dengan Rico, dan Rico menatapnya dengan penuh kebencian, hingga Andini menyapa pun tidak ditanggapi oleh Rico.

“Aku tahu kamu benci denganku, Mas. Aku pun terpaksa untuk kembali ke rumah kamu. Itu semua karena permintaan terakhir Mbak Dinda, dan karena Arsyad. Arsyad putraku, aku harus merawatnya. Aku kembali bukan untuk kamu, meski aku mencintaimu,” gumam Andini.

Setelah selesai pemakaman Dinda, Andini dan Bi Ana pulang terlebih dahulu. Rico masih saja bersimpuh di depan makam istri tercintanya, tanpa peduli semua pelayat sudah pulang. Andini pamit terlebih dahulu dengan Pak Agus, sopir yang mengantarkan Rico.

Rico masih menangis di depan makam Dinda. Dari tadi Pak Agus masih setia menemani Rico yang sedang berkabung. Pak Agus tahu, bagaimana sakitnya dan rapuhnya Tuannya saat ini. Isakan Rico terdengar jelas di telinga Pak Agus. Pak Agus tidak bisa apa-apa selain melihat Tuannya yang sedang rapuh saat ini karena ditinggal istri tercintanya.

“Secepat ini kamu pergi, Sayang. Tenang di surga. Aku mencintaimu, Adinda,” ucap Rico lirih dengan mencium nisan Dinda.

Rico menengok sekitar pemakaman, dia baru menyadarinya kalau sudah sepi, hanya ada sopir pribadinya yang setia menunggunya. Rico juga sudah tidak melihat Andini dan Bi Ana di area pemakaman. Dari tadi memang Rico mendiami Andini. Rico sangat benci dengan keadaan yang sekarang, dia terpaksa harus memenuhi permintaan Dinda, agar Andini berada di rumahnya untuk mengurus Arsyad.

“Aku tidak bisa seperti ini. Aku tahu Andini baik, tapi aku tidak mencintainya. Dia memang masih istriku, tapi aku tidak mau. Aku mengizinkan dia kembali ke rumah, karena Dinda dan Arsyad. Permintaan terakhir Dinda adalah Andini, dan Arsyad butuh ibunya. Butuh kasih sayang dan didikan seorang ibu. Maafkan aku, Ndin. Jika nanti sikapku acuh, karena aku benci dengen semua ini, benci dengan keadaanku sekarang,” gumam Rico.

Rico mengajak Pak Agus untuk pulang ke rumah. Hampa, itu yang Rico rasakan saat ini. Separuh jiwanya pergi, dunianya runtuh, dan tidak ada lagi semangat dalam hidupnya.

Sesampainya dirumah Rico melihat pemandangan yang membuat hatinya sakit. Melihat Andini sedang menggendong Arsyad di teras rumahnya. Biasanya Dinda yang menggendong Arsyad sambil menunggu dirinya pulang dari kantor, sekarang dia melihat Andini yang menggendong putranya. Rasanya tidak terima, tapi mau bagaimana lagi, Andini juga ibu kandung Arsyad.

Rico langsung berjalan melewati Andini dan Arsyad tanpa menyapanya sedikit pun. Dia langsung masuk ke dalam kamarnya. Rico mengambil foto Dinda yang ada di meja, memandangnya, mencium foto Dinda dan menangis.

Andini melumrahi sikap Rico yang seperti itu pada dirinya. Meski seharusnya tidak seperti itu, karena tadi Arsyad terlihat kegirangan saat papanya datang. Rico yang cuek, membuat Anidni sedikit sakit hati. Sakit hati karena Rico cuek dengan anaknnya.

“Setidaknya sapa anakmu, Mas, meski kamu benci dengan yang sedang menggendong anakmu,” gumam Andini.

Andini membawa masuk Arsya ke kamar yang dulu Andini pakai saat di rumahnya. Dia bermain dengan Arsyad. Andini tidak mau menyia-nyiakan waktunya sekarang. Dia akan curahkan semuanya untuk Arsyad. Andini tidak peduli dengan sikap dingin Rico padanya, yang terpenting adalah Arsyad. Dengan melihat tawa Arsyad, sakit hatinya pada perbuatan Rico hilang seketika.

^^^

Malam harinya, Andini tidak tahu kenapa dia bisa ketiduran di kamar Arsyad saat menidurkan Arsyad tadi. Dia memang kecapaian, apalagi sehari ini dia lagi-lagi menangis mengingat Dinda. Andini segera menelefon karyawan kepercayaannya di Caffe, karena dia tidak bisa kembali ke caffenya.

Andini segera mengambil tasnya untuk pulang, setelah memastikan Arsyad sudah tidur pulas. Andini lkeliar dari kamar Arsyad, bersamaan dengan Rico yang keluar dari kamarnya.

“Kebetulan kamu belum pulang, Ndin, bisa kita bicara sebentar?” tanya Rico.

“Iya, Mas,” jawab Andini.

Rico mengangguk dan memberi isyarat supaya Andini mengikutinya ke ruang tamu. Mereka berbincang di ruang tamu.

“Kamu boleh tinggal di sini, Ndin. Tapi, hanya untuk mengurus Arsyad, bukan mengurus aku. Aku tahu kamu masih menjadi istriku, tapi aku tidak mencintaimu. Maaf aku katakan semua ini. Aku mengizinkan kamu tetap di sini, karena kamu masih ibu dari anakku, hanya karena itu, tidak lebih,” jelas Rico.

“Iya, aku mengerti. Baiklah, aku pulang, Arsyad sudah tidur, nanti kalau bangun, dot Arsyad ada di sebelahnya,” pamit Andini.

“Kamu tidak usah pulang, Ndin. Kamu bisa tidur dengan Arsyad di kamar yang kamu pakai dulu,” tukas Rico

“Aku harus pulang, Mas. Banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan, karena tadi aku sudah bolos kerja. Lagi pula aku punya rumah sendiri, aku akan ke sini setiap pagi sampai malam, jadi aku tidak akan tinggal di sini.”

“Mungkin hari ini kamu bisa pulang ke rumah, tapi besok, aku minta kamu tetap tinggal di sini untuk Arsyad, dan untuk menepati janjimu pada Dinda. Kemasi barang-barang kamu di rumah, besok pagi sebelum aku ke kantor kamu harus sudah ada di sini!” tegas Rico.

“Baik, aku pamit pulang dulu.”

Andini langsung meninggalkan Rico. Ada rasa sesak di dada Andini mendengar ucapan Rico tadi. Andini rela melakukan apa pun demi untuk tetap bersama anaknya, meski Rico nantinya akan terus bersikap seperti tadi setiap hari selama dia di rumahnya.

“Ini semua demi kamu, Arsyad. Ibu rela seperti ini demi kamu, Nak,” gumam Andini sambil menyeka air matanya.

Terpopuler

Comments

Kasmawati S. Smaroni

Kasmawati S. Smaroni

dasar andini jg terlalu cinta sm rico,

2022-03-29

0

Selita Awini

Selita Awini

walaupun ngak cinta ngak usah di bilang jg kali, udah nidurin berkali kali jg , munafik banget jd laki

2021-07-02

0

Firdaus Azzahir

Firdaus Azzahir

kalo aku jadi andini males tinggal sama Rico, aku bawa aja sekalian anakku,

2021-06-04

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 The Best Brother Bab 1
73 Pemberitahuan
74 Bab 74
75 Bab 75 (Bonus Chapter)
76 Bab 76 (Bonus Chapter 2)
77 Bab 77 (Bonus Chapter 3)
78 Bab 78 (Bonus Chapter 4)
79 Bab 79 ( Bonus Chapter 5 )
80 Bab 80 (Bonus Chapter 6)
81 Bab 81 ( Bonus Chapter 7 )
82 Bab 82 (Bonus Chapter 8)
83 Bab 84 (Bonus Chapter 9)
84 Bab 85 (Bonus Chapter 10)
85 Bab 86 (Bonus Chapter 11)
86 Bab 87 (Bonus Chapter 12)
87 Bab 88 (Bonus Chapter 13)
88 Bab 89 (Bonus Chapter 14)
89 Bab 90 (Bonus Chapter 15)
90 Bab 91 (Bonus Chapter 16)
91 Bab 92 (Bonus Chapter 17)
92 Bab 93 (Bonus Chapter 18)
93 Bab 94 (Bonus Chapter 19)
94 Bab 95 (Bonus Chapter 20)
95 Bab 96 (Bonus Chapter 21)
96 Bab 97 (Bonus Chapter 22)
97 Bab 98 (Bonus Chapter 23)
98 Bab 99 (Bonus Chapter 24)
99 Bab 100 (Bonus Chapter 25)
100 Bab 101 (Bonus Chapter 26)
101 Bab 102 (Bonus Chapter 27)
102 Bab 103 (Bonus Chapter 28)
103 Bab 104 (Bonus Cahpter 29)
104 Bab 105 (Bonus Chapter 30)
105 Bab 106 (Bonus Chapter 31)
106 Bab 107 (Bonus Chapter 32)
107 Bab 108 (Bonus Chapter 33)
108 Bab 109 ( Bonus Chapter 34)
109 Bab 110 (Bonus Chapter 35)
110 Bab 111 (Bonus Chapter 36)
111 Bab 112 (Pengumuman dan Visual)
112 Bab 113 (Bonus Chapter 37)
113 Bab 114 (Bonus Chapter 38)
114 Bab 115 (Bonus Chapter 39)
115 Bab 116 (Bonus Chapter 40)
116 Bab 117 (Bonus Chapter 41)
117 Bab 118 (Pengumuman)
118 Bab 119 (Bonus Chapter 42)
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
The Best Brother Bab 1
73
Pemberitahuan
74
Bab 74
75
Bab 75 (Bonus Chapter)
76
Bab 76 (Bonus Chapter 2)
77
Bab 77 (Bonus Chapter 3)
78
Bab 78 (Bonus Chapter 4)
79
Bab 79 ( Bonus Chapter 5 )
80
Bab 80 (Bonus Chapter 6)
81
Bab 81 ( Bonus Chapter 7 )
82
Bab 82 (Bonus Chapter 8)
83
Bab 84 (Bonus Chapter 9)
84
Bab 85 (Bonus Chapter 10)
85
Bab 86 (Bonus Chapter 11)
86
Bab 87 (Bonus Chapter 12)
87
Bab 88 (Bonus Chapter 13)
88
Bab 89 (Bonus Chapter 14)
89
Bab 90 (Bonus Chapter 15)
90
Bab 91 (Bonus Chapter 16)
91
Bab 92 (Bonus Chapter 17)
92
Bab 93 (Bonus Chapter 18)
93
Bab 94 (Bonus Chapter 19)
94
Bab 95 (Bonus Chapter 20)
95
Bab 96 (Bonus Chapter 21)
96
Bab 97 (Bonus Chapter 22)
97
Bab 98 (Bonus Chapter 23)
98
Bab 99 (Bonus Chapter 24)
99
Bab 100 (Bonus Chapter 25)
100
Bab 101 (Bonus Chapter 26)
101
Bab 102 (Bonus Chapter 27)
102
Bab 103 (Bonus Chapter 28)
103
Bab 104 (Bonus Cahpter 29)
104
Bab 105 (Bonus Chapter 30)
105
Bab 106 (Bonus Chapter 31)
106
Bab 107 (Bonus Chapter 32)
107
Bab 108 (Bonus Chapter 33)
108
Bab 109 ( Bonus Chapter 34)
109
Bab 110 (Bonus Chapter 35)
110
Bab 111 (Bonus Chapter 36)
111
Bab 112 (Pengumuman dan Visual)
112
Bab 113 (Bonus Chapter 37)
113
Bab 114 (Bonus Chapter 38)
114
Bab 115 (Bonus Chapter 39)
115
Bab 116 (Bonus Chapter 40)
116
Bab 117 (Bonus Chapter 41)
117
Bab 118 (Pengumuman)
118
Bab 119 (Bonus Chapter 42)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!