Bab 8

Kecupan bibir Rico di kening Andini membangunkan tidurnya. Andini mengeliatkan tubuhnya yang masih berada dalam dekapan hangan Rico. Andini mengerjapkan matanya, baru kali ini dia bangun dengan posisi tubuhnya masih berada di pelukan suaminya.

“Ini seperti mimpi, tapi ini sebuah kenyataan yang manis dan indah. Berbulan-bulan aku menantikan saat-saat seperti ini, dan sekarang aku merasakannya. Ah ... sadar, Andini! Jangan terbawa perasaan seperti ini! Ingat dengan perjanjian itu, kamu hanya sebatas rahim pengganti saja!” Andini bergumam dalam hatinya. Rasa bahagianya kini kembali melebur menjadi kedukaan dalam hatinya setelah mengingat perjanjian yang ia tanda tangani sebelum menikah dengan Rico.

“Pagi, Ndin ....” Rico kembali mendaratkan bibirnya di kening dan di bibir Andini dengan lembut.

“Ehm ... Pa—pagi juga, Mas,” jawabnya dengan gugup dan diiringi detak jantung yang semakin berpacu, bak genderang yang mau perang.

“Pagi, anak papa ....” Rico mencium perut Andini yang sudah mulai membucit. “Sehat-sehat di perut ibu, ya?” pungkasnya dengan mencium lagi perut Andini dan mengusapnya dengan lembut.

Andini tersenyum dengan mengusap kepala Rico yang sedang menciumi perutnya. Tidak tahu kenapa, tangannya reflek mengusap lembut kepala suaminya yang masih berada di perutnya dan sedang berinteraksi dengan anaknya yang masih berada di dalam perutnya.

“Ambil air wudhu, kita salat berjamaah seperti biasanya, ya? Biar aku bangunkan Dinda,” ucap Rico.

“Iya, Mas.”

Andini bangun dari tempat tidurnya. Dia akan beranjak ke kamar mandi. Rico memapah Andini ke kamar mandi, karena Andini mengeluh sendinya sedikit sakit.

“Mas bangunkan Mbak Dinda saja, aku bisa sendiri kok, nanti aku tunggu mas di musholah saja,” ucap Andini.

“Tapi, kaki kamu sakit, kan?”

“Ini sudah biasa, Mas. Kalau pagi pasti seperti ini, nanti kalau sudah siangan, dan sudah berjemur juga sudah hilang sakitnya. Buruan, bangunkan Mbak Dinda, ini sudah jam lima lho, Mas.”

“Ya sudah, aku ke kamar Dinda, kamu hati-hati jalannya.”

Andini hanya menganggukkan kepalanya saja. Entah Rico sedang kerasukan apa, sampai dia memperlakukan Andini dengan manis sekali.

“Kalau Mas Rico seperti ini terus, aku bisa-bisa diabetes. Ah ... Andini, kamu jangan seperti ini. Jangan menjatuhkan hatimu pada milik orang. Milik orang? Dia milik kamu juga, Andin! Tapi, kamu tidak boleh seperti itu. Ingat perjanjian itu!” Andini bergumam dengan merutuki dirinya sendiri.

Andini keluar dari kamarnya. Dia menuju ke musholah. Andini mendapati Rico yang baru saja selesai mengerjakan salat sunnah.

“Sudah siap, Ndin?” tanya Rico.

“Sudah, mana Mbak Dinda?”

“Dinda sedang datang bulan, Ndin. Jadi, kita salat berdua,” jawab Rico.

Mereka hanya berdua saja melaksanakan salat subuh. Selesai salat, Andini langsung kembali ke kamarnya, menata kembali pakaian salatnya, dan seperti biasa, dia ke dapur untuk membantu Bi Ana yang sedang memasak.

^^^

Dinda masih duduk di depan meja riasnya. Kali ini dia baru merasakan kesal sekali dengan suaminya, hingga semalaman dia mengunci pintu kamarnya, dan membiarkan suaminya tidur di kamar madunya. Padahal semalam seharusnya jatahnya Rico tidur di kamarnya. Saking kecewanya dengan Rico yang cuek dan sama sekali tidak mau mengantar Andini untuk chaeck-up, dia marah sekali dengan suaminya.

“Apa aku harus marah seperti semalam, Mas? Biar kamu bisa tidur di kamar Andini dan bisa mengerti apa yang Andini butuhkan darimu?” gumam Dinda.

Rico masuk ke dalam kamar Dinda, dia melihat istrinya sedang duduk di depan meja riasnya. Rico mendekatinya dan memeluknya dari belakang.

“Sudah tidak sakit lagi perutnya?” tanya Rico.

“Masih, tapi sedikit,” jawab Dinda.

“Nanti aku antar Andini ke Dokter, dan Andini minta kamu ikut juga,” ucap Rico.

“Benar kamu mau mengantarnya? Kasihan Andini, dia selalu sama Pak Agus kalau check-up. Terima kasih, mas sudah mau mengantar Andini untuk check-up,” ucap Dinda.

“Iya, Sayang.”

Dinda meringis kesakitan merasakan perutnya yang sakit. Akhir-akhir ini, Dinda memang sering kambuh sakitnya. Dinda juga sudah hampir satu bulan ini sering datang bulan. Mungkin itu bukan datang bulan, tapi karena tanda sakitnya yang semakin parah.

“Kenapa, sakit?” tanya Rico dengan menggenggam tangan Dinda.

“Iya, sakit sekali, Mas,” jawabnya.

Rico menggendong tubuhnya Dinda, dan merebahkannya di tempat tidur. Rico merasakan tubuh Dinda semakin kurus, dan semakin ringan dari sebelumnya. Dada Rico sesak melihat Dinda yang merintih kesakitan. Rico memeluknya, dia menangis, tapi hanya bisa menyembunyikan wajahnya di belakang Dinda, agar Dinda tidak tahu kalau dirinya menangis.

“Berilah keajaiban untuk istriku, supaya dia bisa sembuh dari sakitnya. Angkatlah penyakitnya, Ya Allah ....” Rico semakin mengeratkan pelukannya pada Dinda.

Saat Dinda sudah sedikit mereda sakitnya, Rico keluar dari kamarnya. Seperti biasa setiap pagi Rico selalu menyempatkan olahraga. Dinda merasa jenuh hanya rebahan saja di kamarnya, biasanya dia sudah menyiapkan baju kerja Rico, dan setelah itu ke dapur menyusul Andini yang sedang membantu menyiapkan sarapan. Dinda mencoba bangun, dia mencoba bergerak dan melupakan sakitnya. Dinda menyiapkan baju kerja Rico, dan setelah itu dia keluar menemui Andini.

Andini sedang menata sarapannya. Dia sepertinya baru selesai memasaka. Dinda mendekatinya dan membantu Andini yang sedang menyiapkan makanan. Dinda mengangsurkan air putih dari eskan ke dalam gelas.

"Pagi, Sayang ....” Rico tiba-tiba memeluk Dinda dari belakang dan mencium pipinya.

“Pagi, Mas ...,” jawab Dinda.

“Selamat pagi, Ndin?” sapa Rico pada Andini.

"Pagi, Mas,” jawab Andini dengan mengurai senyum manisnya.

“Sudah tidak sakit perut kamu?” tanya Rico pada Dinda.

“Sudah tidak, aku lapar, ayo sarapan dulu, Mas,” ucap Dinda.

Rico duduk di sebelah antara istrinya. Dinda berada di sebelah kanan Rico, dan Andini di sebelah kirinya. Pagi ini Rico terlihat moodnya baik sekali, dia juga ramah dengan Andini, yang biasanya sangat cuek dengan Andini.

"Mas aku ambilkan nasi, ya?" Seperti biasanya, kedua istri Rico mengambilkan nasi bersamaan.

Rico bingung menatap Dinda dan Andini secara bergantian. Andini merasa tidak enak dengan Dinda, karena biasanya Dinda yang mengambilkan nasi dan dia yang mengambilkan lauknya.

"Maaf." Ucap Andini sambil menundukan kepala.

"Kamu saja Andin yang mengambilkan," ucap Dinda.

"Mba Dinda saja."

"Ya sudah aku ambil sendiri." Rico mengambil nasi sendiri, tapi Dinda mencegahnya.

"Sini aku saja yang mengambilkan, Mas.” Dinda mengambil piring Rico dan mengambilkan nasi utuk Rico.

"Mas Rico mau pakai lauk apa?" Andini menawarkan mengambilkan lauk.

"Tumis jamurnya saja Ndin."

"Oke."

"Dua wanitaku sangat kompak sekali, ini yang kesekian kalianya mereka seperti ini. Aku mencintaimu Dinda. Tapi, maaf Andini, aku belum bisa menerimamu dalam hatiku,” gumam Rico.

Terpopuler

Comments

Nur Lizza

Nur Lizza

lanjut

2021-03-10

0

Lovesekebon

Lovesekebon

author..semangatt🥰🥰💪👍

2021-03-07

0

Lilik Juhariah

Lilik Juhariah

di duta ada , Deket sekali dgn kehidupanku, dan akur,

2021-02-04

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 The Best Brother Bab 1
73 Pemberitahuan
74 Bab 74
75 Bab 75 (Bonus Chapter)
76 Bab 76 (Bonus Chapter 2)
77 Bab 77 (Bonus Chapter 3)
78 Bab 78 (Bonus Chapter 4)
79 Bab 79 ( Bonus Chapter 5 )
80 Bab 80 (Bonus Chapter 6)
81 Bab 81 ( Bonus Chapter 7 )
82 Bab 82 (Bonus Chapter 8)
83 Bab 84 (Bonus Chapter 9)
84 Bab 85 (Bonus Chapter 10)
85 Bab 86 (Bonus Chapter 11)
86 Bab 87 (Bonus Chapter 12)
87 Bab 88 (Bonus Chapter 13)
88 Bab 89 (Bonus Chapter 14)
89 Bab 90 (Bonus Chapter 15)
90 Bab 91 (Bonus Chapter 16)
91 Bab 92 (Bonus Chapter 17)
92 Bab 93 (Bonus Chapter 18)
93 Bab 94 (Bonus Chapter 19)
94 Bab 95 (Bonus Chapter 20)
95 Bab 96 (Bonus Chapter 21)
96 Bab 97 (Bonus Chapter 22)
97 Bab 98 (Bonus Chapter 23)
98 Bab 99 (Bonus Chapter 24)
99 Bab 100 (Bonus Chapter 25)
100 Bab 101 (Bonus Chapter 26)
101 Bab 102 (Bonus Chapter 27)
102 Bab 103 (Bonus Chapter 28)
103 Bab 104 (Bonus Cahpter 29)
104 Bab 105 (Bonus Chapter 30)
105 Bab 106 (Bonus Chapter 31)
106 Bab 107 (Bonus Chapter 32)
107 Bab 108 (Bonus Chapter 33)
108 Bab 109 ( Bonus Chapter 34)
109 Bab 110 (Bonus Chapter 35)
110 Bab 111 (Bonus Chapter 36)
111 Bab 112 (Pengumuman dan Visual)
112 Bab 113 (Bonus Chapter 37)
113 Bab 114 (Bonus Chapter 38)
114 Bab 115 (Bonus Chapter 39)
115 Bab 116 (Bonus Chapter 40)
116 Bab 117 (Bonus Chapter 41)
117 Bab 118 (Pengumuman)
118 Bab 119 (Bonus Chapter 42)
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
The Best Brother Bab 1
73
Pemberitahuan
74
Bab 74
75
Bab 75 (Bonus Chapter)
76
Bab 76 (Bonus Chapter 2)
77
Bab 77 (Bonus Chapter 3)
78
Bab 78 (Bonus Chapter 4)
79
Bab 79 ( Bonus Chapter 5 )
80
Bab 80 (Bonus Chapter 6)
81
Bab 81 ( Bonus Chapter 7 )
82
Bab 82 (Bonus Chapter 8)
83
Bab 84 (Bonus Chapter 9)
84
Bab 85 (Bonus Chapter 10)
85
Bab 86 (Bonus Chapter 11)
86
Bab 87 (Bonus Chapter 12)
87
Bab 88 (Bonus Chapter 13)
88
Bab 89 (Bonus Chapter 14)
89
Bab 90 (Bonus Chapter 15)
90
Bab 91 (Bonus Chapter 16)
91
Bab 92 (Bonus Chapter 17)
92
Bab 93 (Bonus Chapter 18)
93
Bab 94 (Bonus Chapter 19)
94
Bab 95 (Bonus Chapter 20)
95
Bab 96 (Bonus Chapter 21)
96
Bab 97 (Bonus Chapter 22)
97
Bab 98 (Bonus Chapter 23)
98
Bab 99 (Bonus Chapter 24)
99
Bab 100 (Bonus Chapter 25)
100
Bab 101 (Bonus Chapter 26)
101
Bab 102 (Bonus Chapter 27)
102
Bab 103 (Bonus Chapter 28)
103
Bab 104 (Bonus Cahpter 29)
104
Bab 105 (Bonus Chapter 30)
105
Bab 106 (Bonus Chapter 31)
106
Bab 107 (Bonus Chapter 32)
107
Bab 108 (Bonus Chapter 33)
108
Bab 109 ( Bonus Chapter 34)
109
Bab 110 (Bonus Chapter 35)
110
Bab 111 (Bonus Chapter 36)
111
Bab 112 (Pengumuman dan Visual)
112
Bab 113 (Bonus Chapter 37)
113
Bab 114 (Bonus Chapter 38)
114
Bab 115 (Bonus Chapter 39)
115
Bab 116 (Bonus Chapter 40)
116
Bab 117 (Bonus Chapter 41)
117
Bab 118 (Pengumuman)
118
Bab 119 (Bonus Chapter 42)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!