Bab 14

Waktu terus berlalu tak terasa Arsyad sudah berusia tiga bulan. Ini sudah saatnya Andini harus merelakan Arsyad untuk Dinda dan Rico. Sungguh sangat menyakitkan, tapi Andini yakin kalau Rico dan Dinda adalah orang baik dan pasti akan menjadi orang tua yang baik pula untuk Arsyad.

Dinda sekarang terlihat semakin sehat dengan adanya Arsyad. Rico dan Dinda sangat bahagia dengan kehadiran Arsyad di tengah-tengah mereka.

"Besok adalah hari terakhir aku berada di rumah ini. Maafkan ibu, Nak. Ibu sudah tidak bisa menjagamu lagi, melihat perkembanganmu, menggendongmu, memandikanmu, dan lainya. Maafkan ibu. Ibu yakin kamu akan bahagia dengan papa dan mamamu. Mas rico, maafkan aku dalam diamku, aku mencintaimu, Mas Rico,” ucap Andini lirih.

Andini masuk ke dalam kamar Dinda. Dia ingin melihat putranya yang dari tadi pagi bersama Dinda selepas Rico ke kantor. Sudah dua minggu Arsyad tidur dengan Dinda dan Rico. Andini harus merelakan, supaya Arsyad terbiasa dengan mereka. Adini sekarang menyusui Arsyad dari pagi sampai Arsyad menjelang tidur. Jika Arsyad menangis di malam hari meminta susu, Andini sudah menyiapkan ASI untuk Arsyad.

Dinda menoleh ke arah pintu kamarnya karena merasa ada orang yang masuk ke dalam kamarnya. Dinda tersenyum pada Andini, dan menyuruh Andini untuk masuk ke dalam kamarnya.

“Eh ada ibu, Sayang ....” Dinda bicara dengan Arsyad yang dari tadi tertawa Riang bermain bersamanya.

“Anak ibu senang banget kelihatannya. Jangan rewel ya, Nak,” ucap Andini dengan mencium Arsyad yang sedang mengoceh seperti menyahuti ucapan Andini.

“Arsyad enggak rewel, Ibu .... Arsyad pintar kok, gak cengeng, gak rewel,” ucap Dinda.

"Mbak Dinda, bolehkan nanti malam aku tidur bersama Arsyad? Besok aku ‘kan sudah tidak di sini lagi mbak,” pinta Andini

"Andini, kamu serius akan meninggalkan kami? Tolong pikirkan kembali, Ndin, bagaimana aku bisa mengurus Arsyad sendiri tanpa kamu? Arsyad juga menbutuhkanmu, Andin ...." Dinda kembali memohon pada Andini supaya memikirkan lagi, soal kepergaiannya besok.

"Mbak Dinda, bukankah sudah tertulis di dalam perjanjian? Setelah aku melahirkan mau tidak mau aku harus pergi dari sini? Mbak, aku tidak mau membuat salah paham lagi antara Mas Rico dengan Mbak Dinda karena kehadiranku. Tugasku sudah selesai, aku sudah memberikan anak yang sah untuk Mas Rico," ucap Andini

"Aku mau kamu memikirkan kembali, perihal kepergianmu besok dari sini, Ndin," ucap Dinda.

"Keputusanku sudah bulat, Mbak. Aku ikuti sesuai perjanjian yang ada. Maafkan aku," ucap Andini

"Baiklah." Dinda menjawabnya dengan nada tidak rela jika Andini harus pergi dari rumahnya.

Andini menatap Dinda yang sepertinya kecewa dengan keputusannya yang ingin pergi dari rumahnya. Andini sebenarnya masih ingin sekali berada di dekat putranya. Namun, perjanjian tetap perjanjian. Andini memilih pergi, menuruti isi perjanjian yang sudah disepakati dan ditandatangani.

"Sesak sekali rasanya, Ya Allah. Bukan aku egois meniggalkan kalian, ini sudah perjanjian. Mbak Dinda maafkan aku, kalaupun aku bertahan di sini aku takut tak bisa mengontrol emosiku. Karena aku mulai mencintai Mas Rico. Aku tak mau menyakitimu, Mba Dinda. Maafkan aku. Lebih baik aku pergi dari sini, karena memang sudah perjanjiannya," gumam Andini.

^^^

Malam harinya, Dinda sudah tidak tahu harus berkata apa lagi pada Andini agar dia tetap tinggal di sini, menemani dirinya untuk mengurus Arsyad bersama. Sejak kehadiran Andini, Dinda seperti mendapatkan teman baru dalam hidupnya. Dia tidak kesepian, ada Andini yang menemani di rumah saat Rico ke kantor, dan kadang lembur sampai larut malam.

Dinda juga memikirkan ke depannya, jika suatu hari dirinya sudah tidak kuat menahan penyakit yang terus menggerogoti tubuhnya, lalu dia pergi untuk selamanya, bagaimana nasib Arsyad dan suaminya? Adinda berpikir, kalau ada Andini di rumahnya, dan Andini masih menjadi istri sah dari suaminya, dia akan pergi dengan tenang. Menitipkan suaminya dan Arsyad pada Andini.

"Bagaimana Mas Rico dan Arsyad jika suatu saat aku di kalahkan dengan penyakitku ini? Andini aku mohon bertahanlah di sini untuk dua orang yang sangat aku sayangi. Dan, aku yakin kamu juga menyayangi Mas Rico, bahkan aku yakin, kamu sudah mulai mencintai Mas Rico," gumam Dinda.

Dinda berpikir lagi, bagaimana caranya supaya Andini mau di sini. Kalau pun Andini kekeh dengan pendiriannya, Dinda akan meminta Rico untuk tidak menceraikan Andini. Supaya jika suatu hari dirinya kalah dengan penyakit yang bersemayam dalam tubuhnya, dia bisa meminta permintaan terakhir pada suaminya, agar suaminya mau kembali pada Andini.

Dinda masuk ke dalam ruang kerja Rico. Rico terlihat masih sangat sibuk dengan pekerjaannya. Dinda mendekatinya suaminya dan berdiri di belakang kursi kerja suaminya.

"Mas, masih sibuk?" Tanya Dinda sambil memeluk suaminya dari belakang.

"Lumayan, sebentar lagi selesai kok, ada apa, Sayang?" Tanya Rico sambil membelai rambut Dinda

"Mas besok Andini mau pergi dari sini, aku tidak mau dia meninggalkan kita di sini." Ucap Dinda dengan menampakkan raut wajah yang sedih.

"Lho kok gitu, Sayang? ‘Kan memang sudah perjanjiannya. Setelah dua atau tiga bulan melahirkan memang Andini minta untuk pergi dari rumah ini kan, Sayang?" ucap Rico

"Iya mas, aku gak mau dia pergi, dia harus tetap di sini. Tapi, dia tidak mau, dia menginginkan pergi dari sini sesuai perjanjian. Mas, aku mohon, mas bujuk dia biar tetap tinggal di sini." Dinda memohon pada suaminya dengan wajah yang memelas di depan suaminya.

"Sayang, mana bisa aku membujuknya? Andini pasti tidak mau, lagian ‘kan memang sudah perjanjiannya, Sayang?" ucap Rico.

"Mas apa kamu sedikit pun tidak ada rasa cinta atau sayang pada Andini, sehingga kamu rela dia pergi setelah memberikan semuanya buat kita?" Ucapan Dinda sedikit meninggi, dia kecewa dengan suaminya, yang belum apa-apa sudah menyerah, tidak mau membujuk Andini.

"Sayang, kenapa bicara seperti itu? Dari awal ini kemauanmu, bukan kemauan aku! Meskipun aku tidur dengan Andini dan menghamilinya itu karena permintaan kamu, Adinda? Bukan karena aku cinta dengan dia, bahkan untuk sayang ke Andini pun aku belum bisa, aku hanya kasihan dengannya. Aku takut jika dia tetap disini dia malah mencintaiku, aku tidak bisa. Biarkan dia pergi, karena sudah sesuai perjanjian," ucap Rico.

"Mas, kalau aku sudah tidak ada siapa yang akan menjagamu dan Arsyad?! Hanya dia yang bisa, hanya Andini yang bisa menjaga kalian," ucap Dinda dengan suara serak.

"Adinda, Sayang ... aku mohon jangan berkata seperti itu, kamu pasti sembuh, kamu tidak boleh menyerah. Tolong sayangku, jangan berkata seperti itu lagi, aku hanya mencintaimu sampai akhir hayatku, kalaupun itu terjadi, Allah memanggilmu lebih dulu aku yang akan membesarkan Arsyad sendiri," ucap Rico.

"Baik, Andini boleh pergi, tapi bolehkah aku minta satu syarat padamu sebelum Andini pergi?" pinta Dinda.

"Syarat apa lagi, Sayang?" tanya Rico

"Jangan ceraikan Andini walaupun dia pergi dari rumah ini. Itu syaratnya. Jika Andini benar-benar keluar dari rumah ini, tolong mas penuhi syaratku itu," pinta Dinda.

“Aku mohon, jangan ceraikan Andini, Mas,” ucap Dinda sekali lagi.

Rico menggelengkan kepalanya. Karena, dia sudah membicarakan pada pengacaranya kalau dia akan menyiapkan berkas perceraiaannya dengan Andini. Tapi, wanita yang sangat ia cintai, memohon agar dirinya tidak menceraikan Andini. Apa pun alasannya, Adinda tidak mau suaminya menceraikan Andini.

"Aku tidak bisa, Dinda. Aku sudah membicarakan dengan pengacara untuk mengurus berkas perceraianku dengan Andini," ucap Rico.

"Kalau mas tidak mau, ya sudah aku mau Andini tetap disini." Tukas Dinda dengan keluar dari ruang kerja Rico.

"Baiklah aku penuhi syaratmu." Jawaban Rico menghentikan langkah Dinda yang akan keluar dari ruang kerja Rico.

"Terima kasih, Sayang.” Dinda langsung berlari berhambur memeluk Rico.

“Apa pun yang kamu minta, aku akan turuti, Sayang. Selagi aku mampu,” ucap Rico dengan mengecup kening Andini.

“Oke, aku punya permintaan satu lagi, Mas,” ucap Dinda.

“Apa lagi, Sayang?” tanya Rico dengan sedikit kesal pada istrinya.

“Malam ini, mas tidur di kamar Andini, ya? Aku mohon mas penuhi permintaanku ini, " pinta Dinda.

"Iya sayang, aku akan tidur dengan Andini dan Arsyad malam ini, " Rico terpaksa mengiyakan permintaan Dinda lagi.

"Terima kasih, Mas.” Dinda mencium kilas bibir suaminya.

Dinda memeluk suaminya, karena dia bahagia suaminya mau memenuhi keinginannya. Dinda juga lega, karena suaminya sudah menelfon pengacara yang akan mengurus perceraiannya dengan Andini untuk membatalkan pengajuan gugatan cerai di pengadilan agama.

"Jika suatu saat aku tak ada, aku mudah menyatukan kamu dengan Andini, karena kalian masih mempunyai ikatan yang sah sesuai Agama dan Negara. Maafkan aku yang tak sempurna ini, Mas. Hanya Andini yang bisa menyempurnakan keluarga kita," gumam Dinda.

Terpopuler

Comments

Kasmawati S. Smaroni

Kasmawati S. Smaroni

kalo aku andini sebelum kelyar dari rumah krnperjanjian kontrak maka sy mimta di talak sm rico,

2022-03-29

0

Kya

Kya

dinda batu, tukang maksa, sotoy, biar aja andin n rico cerai, siapa tau andin bisa dapet suami yg bener2 sayang dan cinta ama andin. rico juga jd laki gak ada tegas2nya. andin jd objek penderita mulu... ada dendam apa sih outhor ama andin??? becanda thor... pissss🙏😁

2021-06-02

0

Ifa Rosida

Ifa Rosida

jadi ikutan mewek thor shediiih😭😭😭😭

2021-04-19

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 The Best Brother Bab 1
73 Pemberitahuan
74 Bab 74
75 Bab 75 (Bonus Chapter)
76 Bab 76 (Bonus Chapter 2)
77 Bab 77 (Bonus Chapter 3)
78 Bab 78 (Bonus Chapter 4)
79 Bab 79 ( Bonus Chapter 5 )
80 Bab 80 (Bonus Chapter 6)
81 Bab 81 ( Bonus Chapter 7 )
82 Bab 82 (Bonus Chapter 8)
83 Bab 84 (Bonus Chapter 9)
84 Bab 85 (Bonus Chapter 10)
85 Bab 86 (Bonus Chapter 11)
86 Bab 87 (Bonus Chapter 12)
87 Bab 88 (Bonus Chapter 13)
88 Bab 89 (Bonus Chapter 14)
89 Bab 90 (Bonus Chapter 15)
90 Bab 91 (Bonus Chapter 16)
91 Bab 92 (Bonus Chapter 17)
92 Bab 93 (Bonus Chapter 18)
93 Bab 94 (Bonus Chapter 19)
94 Bab 95 (Bonus Chapter 20)
95 Bab 96 (Bonus Chapter 21)
96 Bab 97 (Bonus Chapter 22)
97 Bab 98 (Bonus Chapter 23)
98 Bab 99 (Bonus Chapter 24)
99 Bab 100 (Bonus Chapter 25)
100 Bab 101 (Bonus Chapter 26)
101 Bab 102 (Bonus Chapter 27)
102 Bab 103 (Bonus Chapter 28)
103 Bab 104 (Bonus Cahpter 29)
104 Bab 105 (Bonus Chapter 30)
105 Bab 106 (Bonus Chapter 31)
106 Bab 107 (Bonus Chapter 32)
107 Bab 108 (Bonus Chapter 33)
108 Bab 109 ( Bonus Chapter 34)
109 Bab 110 (Bonus Chapter 35)
110 Bab 111 (Bonus Chapter 36)
111 Bab 112 (Pengumuman dan Visual)
112 Bab 113 (Bonus Chapter 37)
113 Bab 114 (Bonus Chapter 38)
114 Bab 115 (Bonus Chapter 39)
115 Bab 116 (Bonus Chapter 40)
116 Bab 117 (Bonus Chapter 41)
117 Bab 118 (Pengumuman)
118 Bab 119 (Bonus Chapter 42)
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
The Best Brother Bab 1
73
Pemberitahuan
74
Bab 74
75
Bab 75 (Bonus Chapter)
76
Bab 76 (Bonus Chapter 2)
77
Bab 77 (Bonus Chapter 3)
78
Bab 78 (Bonus Chapter 4)
79
Bab 79 ( Bonus Chapter 5 )
80
Bab 80 (Bonus Chapter 6)
81
Bab 81 ( Bonus Chapter 7 )
82
Bab 82 (Bonus Chapter 8)
83
Bab 84 (Bonus Chapter 9)
84
Bab 85 (Bonus Chapter 10)
85
Bab 86 (Bonus Chapter 11)
86
Bab 87 (Bonus Chapter 12)
87
Bab 88 (Bonus Chapter 13)
88
Bab 89 (Bonus Chapter 14)
89
Bab 90 (Bonus Chapter 15)
90
Bab 91 (Bonus Chapter 16)
91
Bab 92 (Bonus Chapter 17)
92
Bab 93 (Bonus Chapter 18)
93
Bab 94 (Bonus Chapter 19)
94
Bab 95 (Bonus Chapter 20)
95
Bab 96 (Bonus Chapter 21)
96
Bab 97 (Bonus Chapter 22)
97
Bab 98 (Bonus Chapter 23)
98
Bab 99 (Bonus Chapter 24)
99
Bab 100 (Bonus Chapter 25)
100
Bab 101 (Bonus Chapter 26)
101
Bab 102 (Bonus Chapter 27)
102
Bab 103 (Bonus Chapter 28)
103
Bab 104 (Bonus Cahpter 29)
104
Bab 105 (Bonus Chapter 30)
105
Bab 106 (Bonus Chapter 31)
106
Bab 107 (Bonus Chapter 32)
107
Bab 108 (Bonus Chapter 33)
108
Bab 109 ( Bonus Chapter 34)
109
Bab 110 (Bonus Chapter 35)
110
Bab 111 (Bonus Chapter 36)
111
Bab 112 (Pengumuman dan Visual)
112
Bab 113 (Bonus Chapter 37)
113
Bab 114 (Bonus Chapter 38)
114
Bab 115 (Bonus Chapter 39)
115
Bab 116 (Bonus Chapter 40)
116
Bab 117 (Bonus Chapter 41)
117
Bab 118 (Pengumuman)
118
Bab 119 (Bonus Chapter 42)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!