Bab 12

Dinda menaruh Arsyad dalam box dan merebahkan tubuhnya di sofa, karena merasa lelah dan mengantuk. Andini juga kembali tidur, sedangkan Rico, dia melihat Arsyad yang sedang berada di box bayi yang juga tertidur pulas. Rico tersenyum melihat putranya yang sangat tampan tertidur dengan mulutnya bergerak-gerak lucu.

Rico merasa kantuknya menyerang dirinya, dia tidur dengan kepalanya di sandarkan di ranjang Andini. Baru saja memejamkan matanya, dia mendengar alarmnya berbunyi. Dia bergegas mengambil ponsel di dalam sakunya, karena dia tidak ingin mengganggu tidur kedua istrinya, apalagi kalau Arsyad sampai terbangun. Rico juga mendengar Adzan Subuh yang dikumandangkan di Masjid yang ada di rumah sakit. Rico melihat Dinda yang masih tertidur pulas, Andini juga tertidur sangat pulas sekali. Rico membangunkan Dinda, dan mengajaknya untuk Salat Subuh.

"Sayang, bangun ... Salat Subuh dulu, yuk?" Rico membangunkan Dinda, dan mengajaknya untuk Salat Subuh bersama.

"Sudah subuh, Mas? Maaf aku ngantuk sekali sampai tidak mendengar Adzan Subuh.” Dinda langsung terbangun saat Rico membangunkannya.

Selesai Salat, Dinda duduk di samping box bayi Arsyad. Dia mengelus pipi Arsyad yang masih tertidur pulas. Andini juga masih tertidur pulas, namun seketika Arsyad menangis, dan Andini langsung terbangun.

“Ndin, Arsyad haus mungkin, mbak bantu kamu duduk, ya? Terus kasih Arsyad ASI,” ucap Dinda.

Dinda membantu Andini untuk duduk. Dia sudah bisa duduk, meski masih menahan sakit di bagian perutnya yang baru saja dijahit. Namun, seketika rasa sakitnya memudar saat melihat Arsyad menyusunya dengan lahap.

“Anak ibu lapar sekali, Ya?” ucap Andini dengan mengelus pipi Arsyad.

Dinda dan Rico melihat Andini sedang menyusui Arsyad. Mereka bahagia melihat kelahiran Arsyad. Terutama Dinda, dia merasa bahagia sekali, suaminya bisa memiliki keturuan meski bukan dari rahimnya.

“Aku ingin kamu selamanya menjadi istri Mas Rico, Ndin. Kalau aku tidak ada, siapa yang akan menjaga dua lelakiku yang sangat aku cintai dan aku sayangi? Siapa yang akan menjaga Mas Rico dan Arsyad kalau aku sudah meninggalkan dunia ini, Ndin?” gumam Dinda.

^^^

Pagi hari, suster mengantarkan makanan untuk Andini. Kata Dokternya Andini sudah bisa minum dan makan. Rico segera mengambil bubur untuk Andini dan akan menyuapinya. Dinda mengambil Arsyad dari pangkuan Andini, dia menggendong Arsyad yang tertidur lagi setelah menyusu ibunya.

“Arsyad sama mama dulu, ya? Biar ibu makan dulu.” Dinda mengambil Arsyad dari pangkuan Andini dan menggendongnya. Dia menimang Arsyad dan terus menciumi pipinya. Rasanya tidak ada yang membuat Dinda bahagia lagi, kecuali bersama Arsyad.

“Ndin, makan dulu buburnya. Aku suapi kamu,” ucap Rico.

“Biar aku makan sendiri saja, Mas.” Andini meminta mangkuk buburnya, tapi Rico tetap ingin menyuapi Andini.

“Aku suapi kamu saja, Ndin,” ucap Rico, Andini hanya menganggukkan kepalanya saja.

Rico menyuapi Andini dengan sesekali melihat ke arah Dinda yang sedang menggendong Arsyad.

“Ndin, sekali lagi terima kasih, ya? Kamu membuat Dinda bahagia seperti sekarang ini,” ucap Rico. “Lihat, Dinda sangat bahagia sekali ada Arsyad, sampai lupa dengan sakitnya,” imbuhnya.

“Iya, Mas, sama-sama. Aku kadang berpikir kenapa Allah memberi cobaan berat pada orang sebaik Mbak Dinda?” ucap Andini.

“Allah sayang sama Dinda, Ndin. Allah meemberi cobaan pada perempuan yang hebat seperti Dinda, dan Dinda dengan sabar menerima cobaan dari Allah,” ucap Rico.

“Mungkin kalau aku jadi Mbak Dinda, aku tidak bisa setegar dan sekuat Mbak Dinda, Mas.” Andini berkata dengan menatap Dinda yang sedang mengajak ngobrol Arsyad, meski Arsyad sedang tertidur.

“Kata siapa? Kamu juga perempuan yang kuat, tegar, dan hebat. Maafkan kami, Ndin, sudah membawa kamu terlibat dalam masalah rumah tangga kami.” Rico mengusap kepala Andini dengan lembut sambil menatap wajah Andini yang masih sedikit pucat.

Andini tersenyum melihat suaminya yang berlaku lembut pada dirinya. Ada perasaan yang sulit diartikan di hati Andini. Cinta. Mungkin ada sedikit cinta yang sudah tumbuh untuk Rico. Tapi, Andini sebisa mungkin menepiskan rasa itu. Andini tahu diri, karena bagaimanapun dia hanya wanita yang disewa rahimnya oleh Rico dan Dinda.

“Mbak Dinda, jangan terlalu capek.” Andini mengalihkan tatapannya pada Rico yang juga menatapnya. Dia takut karena perasaannya semakin tidak menentu saat menatap Rico, apalagi saling menatap seperti tadi.

“Siapa bilang mama capek ya, Syad? Mama senang gendong Arsyad, Bu.” Dinda berkata dengan terus menimang Arsyad. “Utu ... tu ... kok nangis? Arsyad lapar lagi? Mau mimi lagi? Ya sudah ke ibu, yuk? Ibu sudah selesai tuh sarapannya, sekarang giliran Arsyad sarapan.” Dinda membawa Arsyad ke pangkuan Andini.

“Lapar lagi anak ibu, ya?” Andini menyusui Arsyad dengan menatap lekat wajah Arsyad yang mungkin nanti setelah tiga bulan tidak akan menatapnya lagi seperti sekarang.

Dinda merasa badannya sudah pegal dan sudah merasa lelah sekali. Dia memutuskan untuk pulang ke rumah, dan istirahat di rumah.

"Mas, aku pulang ke rumah saja, ya? Mas di sini saja, jagain Andini, tidak usah ke kantor dulu," pamit Dinda pada Rico.

"Kamu tidak apa-apa kalau di rumah dengan Bi Ana saja?" Rico yag sedikit khawatir dengan Dinda, karena dia dari kemarin sakitnya kambuh terus.

"Jangan khawatir, Mas, aku tidak apa-apa," jawab Dinda.

"Mbak, biar aku yang di sini sama Bi Ana saja, Mbak pulang sama Mas Rico," ucap Andini.

"Andini kamu lebih butuh Mas Rico daripada Bi Ana, lagian Bi Ana semalam langsung pulang dengan Pak Agus setelah kamu dipindahkan di ruangan ini, tidak usah khawatir, aku sama Bi Ana saja di rumah,” ucap Dinda.

“Ya sudah, terserah Mbak Dinda saja. Mbak hati-hati pulangnya, ya? Kalau sudah sampai kabari aku atau Mas Rico,” ucap Andini.

“Iya, Ndin,” jawab Dinda.

"Mas Rico, Andini, aku pamit pulang, ya? Arsyad sayang, jangan rewel, ya? Mama pulang dulu." Dinda pamit dan mencium Arsyad.

"Iya mama, hati-hati, ya?" Andini menjawab dengan suara seperti anak kecil.

"Hati-hati ya, Sayang? Kamu sudah pesan taksi?" Rico mencium dan memeluk Dinda.

"Sudah, aku sudah memesan taksi, aku pulang, ya? Assalamualaikum ....”

"Wa'alaikumussalam," jawab Andini dan Rico.

Andini memberikan Arsyad pada Rico yang meminta menggendongnya. Kebahagiaan terpancar dari wajah Rico, meski lelah, tapi rasa lelahnya kalah dengan rasa bahagianya karena memiliki anak.

"Arsyad, ibu tidak salah kalau nanti kamu akan dibesarkan mama dan papamu, Nak. Maafkan ibu, Sayang, doa ibu selalu untukmu. Jadilah laki laki yang taat dengan agamamu, Nak," gumam Andini.

^^^

Dinda sudah sampai di rumah. Dia langsung merebahkan tubuhnya karena merasa sangat lelah sekali. Meski lelah, dia sangat bahagia karena suaminya sudah bisa memiliki keturunan, walaupun bukan dari rahimnya sendiri. Andini sudah memberi kebahagiaan dalam hidupnya yang tidak sempurna.

“Terima kasih, Ndin. Aku benar-benar berutang budi dengan kamu,” ucap Dinda dengan lirih.

Dinda merasakan perutnya semakin sakit. Dia memegangi perutnya dengan merintih kesakitan, dan mengambil obat pereda rasa sakit yang diberikan Dokternya.

“Ya Allah, sakit sekali perutku ... Andini kalau kamu benar-benar mau pergi setelah tiga bulan, lalu kalau aku sudah tidak ada, siapa yang akan menjaga Mas Rico dan Arsyad, Ndin?” gumam Dinda.

Terpopuler

Comments

Febriyantari Dwi

Febriyantari Dwi

Dinda....ayolah,.....tahan Andini untuk tidak pergi....👍💗👍💗👍💗

2021-05-17

0

Nur Lizza

Nur Lizza

aku kasihn lihat andini dn dinda😭😭😭

2021-03-10

1

Lovesekebon

Lovesekebon

knp..?hatiquh tambah sakit..author sukses yaa🥺

2021-03-07

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 The Best Brother Bab 1
73 Pemberitahuan
74 Bab 74
75 Bab 75 (Bonus Chapter)
76 Bab 76 (Bonus Chapter 2)
77 Bab 77 (Bonus Chapter 3)
78 Bab 78 (Bonus Chapter 4)
79 Bab 79 ( Bonus Chapter 5 )
80 Bab 80 (Bonus Chapter 6)
81 Bab 81 ( Bonus Chapter 7 )
82 Bab 82 (Bonus Chapter 8)
83 Bab 84 (Bonus Chapter 9)
84 Bab 85 (Bonus Chapter 10)
85 Bab 86 (Bonus Chapter 11)
86 Bab 87 (Bonus Chapter 12)
87 Bab 88 (Bonus Chapter 13)
88 Bab 89 (Bonus Chapter 14)
89 Bab 90 (Bonus Chapter 15)
90 Bab 91 (Bonus Chapter 16)
91 Bab 92 (Bonus Chapter 17)
92 Bab 93 (Bonus Chapter 18)
93 Bab 94 (Bonus Chapter 19)
94 Bab 95 (Bonus Chapter 20)
95 Bab 96 (Bonus Chapter 21)
96 Bab 97 (Bonus Chapter 22)
97 Bab 98 (Bonus Chapter 23)
98 Bab 99 (Bonus Chapter 24)
99 Bab 100 (Bonus Chapter 25)
100 Bab 101 (Bonus Chapter 26)
101 Bab 102 (Bonus Chapter 27)
102 Bab 103 (Bonus Chapter 28)
103 Bab 104 (Bonus Cahpter 29)
104 Bab 105 (Bonus Chapter 30)
105 Bab 106 (Bonus Chapter 31)
106 Bab 107 (Bonus Chapter 32)
107 Bab 108 (Bonus Chapter 33)
108 Bab 109 ( Bonus Chapter 34)
109 Bab 110 (Bonus Chapter 35)
110 Bab 111 (Bonus Chapter 36)
111 Bab 112 (Pengumuman dan Visual)
112 Bab 113 (Bonus Chapter 37)
113 Bab 114 (Bonus Chapter 38)
114 Bab 115 (Bonus Chapter 39)
115 Bab 116 (Bonus Chapter 40)
116 Bab 117 (Bonus Chapter 41)
117 Bab 118 (Pengumuman)
118 Bab 119 (Bonus Chapter 42)
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
The Best Brother Bab 1
73
Pemberitahuan
74
Bab 74
75
Bab 75 (Bonus Chapter)
76
Bab 76 (Bonus Chapter 2)
77
Bab 77 (Bonus Chapter 3)
78
Bab 78 (Bonus Chapter 4)
79
Bab 79 ( Bonus Chapter 5 )
80
Bab 80 (Bonus Chapter 6)
81
Bab 81 ( Bonus Chapter 7 )
82
Bab 82 (Bonus Chapter 8)
83
Bab 84 (Bonus Chapter 9)
84
Bab 85 (Bonus Chapter 10)
85
Bab 86 (Bonus Chapter 11)
86
Bab 87 (Bonus Chapter 12)
87
Bab 88 (Bonus Chapter 13)
88
Bab 89 (Bonus Chapter 14)
89
Bab 90 (Bonus Chapter 15)
90
Bab 91 (Bonus Chapter 16)
91
Bab 92 (Bonus Chapter 17)
92
Bab 93 (Bonus Chapter 18)
93
Bab 94 (Bonus Chapter 19)
94
Bab 95 (Bonus Chapter 20)
95
Bab 96 (Bonus Chapter 21)
96
Bab 97 (Bonus Chapter 22)
97
Bab 98 (Bonus Chapter 23)
98
Bab 99 (Bonus Chapter 24)
99
Bab 100 (Bonus Chapter 25)
100
Bab 101 (Bonus Chapter 26)
101
Bab 102 (Bonus Chapter 27)
102
Bab 103 (Bonus Chapter 28)
103
Bab 104 (Bonus Cahpter 29)
104
Bab 105 (Bonus Chapter 30)
105
Bab 106 (Bonus Chapter 31)
106
Bab 107 (Bonus Chapter 32)
107
Bab 108 (Bonus Chapter 33)
108
Bab 109 ( Bonus Chapter 34)
109
Bab 110 (Bonus Chapter 35)
110
Bab 111 (Bonus Chapter 36)
111
Bab 112 (Pengumuman dan Visual)
112
Bab 113 (Bonus Chapter 37)
113
Bab 114 (Bonus Chapter 38)
114
Bab 115 (Bonus Chapter 39)
115
Bab 116 (Bonus Chapter 40)
116
Bab 117 (Bonus Chapter 41)
117
Bab 118 (Pengumuman)
118
Bab 119 (Bonus Chapter 42)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!