Sudah dua botol Barra meneguk habis minuman yang Ia pesan. Setelah dari restoran Barra pergi kerumah Qila, berharap Keluarga Qila mau menemuinya dan mendengarkan penjelasan darinya namun sayangnya Barra diusir oleh satpam rumah Qila hingga dirinya sekarang berakhir sini, di club malam.
Barra benar benar tak menyangka semua akan berakhir seperti ini. awalnya yang bahagia namun akhirnya berakhir hancur apalagi mendengar Sean Ayah Qila yang mengucapkan pembatalan rencana pernikahan, sungguh membuat Barra sangat hancur.
Banyak sudah berharap banyak dengan pernikahan ini, dia ingin menikah dengan Qila agar bisa berubah lebih baik, agar Qila bisa menjadi imam yang baik untuk Qila namun sayangnya semua sudah berakhir bahkan sebelum keinginan terwujud. Dan semua ini hanya karena kesalahan satu orang, Nara. wanita iblis itu seolah berniat menjebaknya.
"Arghhh sialan, bagaimana bisa wanita itu datang kesini." rancau Barra.
Yang Barra tahu, Nara hanyalah orang kampung dan bodoh. dari tempat tinggalnya untuk sampai ke kota pun jaraknya sangat jauh, harus ditempuh selama beberapa hari itupun harus mengunakan kapal dan bagaimana bisa dia berada disini secepat itu.
Barra yakin, ada orang yang membantu Nara kesini. entah siapapun orangnya Barra yakin jika Nara tidak datang kesini sendiri.
Kepala Barra sudah berdenyut, sangat pusing. Pandangan Barra pun mulai kabur. Ia benar benar sangat mabuk malam ini.
Barra berdiri dari duduknya, Ia berjalan sempoyongan keluar dari club malam sebelum Ia menambah masalah lagi jika sampai dijebak oleh wanita malam yang ada diclub.
Barra memasuki mobinya, Ia diam sejenak untuk menyadarkan diri karena Ia harus menyetir. meskipun sudah menjadi kebiasaan Barra menyetir dalam keadaan mabuk.
Setelah cukup lama diam, Barra mulai melajukan mobilnya. Ia menjalankan mobilnya sangat pelan hingga sampai di apartemennya.
Barra sempat memandang ranjangnya sejenak, memikirkan jika saja pernikahannya tidak batal mungkin nanti ranjang itu akan menjadi saksi kisah cinta Barra dan Qila.
Barra tersenyum miris sebelum akhirnya ambruk diranjangnya.
Sementara itu, kesedihan nyatanya tak cuma dirasakan oleh Barra namun Qila juga merasakan hal yang sama. sedih karena pernikahannya harus batal. padahal benih benih cinta sudah mulai tumbuh dalam hati Qila juga harapan bersama Barra sangat besar namun kenyataan nya takdir berkata lain.
Wanita itu... wanita tadi yang sepertinya wanita biasa sudah merebut Barra dari Qila bahkan tidur bersama. mengejutkan memang tapi inilah kenyataan yang harus diterima Qila.
Selama ini Qila sudah merasa jika Barra bukanlah pria baik baik. Qila tahu Barra pria nakal namun Qila tak menyangka jika kenakalan Barra sudah ditahap sampai meniduri wanita, Qila benar benar gak menyangka Barra akan sejauh itu. padahal Qila berniat untuk membuat Barra berubah menjadi seseorang yang lebih baik, namun belum sempat Qila melakukan itu, hubungan mereka harus berakhir seperti ini.
Qila tak rela jika melihat Barra menikah dengan wanita lain selain dirinya namun Qila juga tak tega jika melihat wanita itu sudah ternodai namun Barra tak mau tanggung jawab.
"Pilihanmu sudah tepat, memang jalan nya harus seperti ini. Mas Barra harus mempertanggung jawabkan perbuatannya. Sudah Qila ikhlas, ikhlas." gumam Barra mengusap air matanya.
Ceklek... pintu kamar Qila terbuka membuat Qila terkejut pasalnya dirinya sedang menangis dan Qila tak ingin orangtuanya tahu jika Dia sedang menangis.
"Belum tidur?" Zara orang yang sudah membuka pintu kamar Qila tampak berjalan mendekati Qila.
Qila hanya menggeleng pelan, tak mau suara seraknya membuat bundanya curiga dan tahu jika Qila sedang menangis.
Zara duduk disamping putrinya, Ia tersenyum mengelus kepala istrinya, "Menangis saja jika bisa membuatmu lega. Bunda mengerti apa yang sedang kamu rasakan, Bunda mengerti kamu sedang kecewa."
Dan tangis Qila kembali pecah setelah mendengar ucapan sang Bunda. Qila menangis dipelukan sang Bunda.
Zara tampak menepuk nepuk punggung Qila, memberi kekuatan pada putrinya itu.
"Allah baik sama Qila, bahkan sebelum Barra menjadi suami Qila, Allah kasih tahu semua keburukan Barra. sabar sayang, mungkin Nak Barra bukan jodoh Qila." ucap Zara yang membuat tangis Qila semakin menjadi.
Tak berapa lama, Sean ikut masuk ke kamar Qila. Sean menghela nafas panjang melihat putrinya menangis dipelukan sang bunda.
Sean berjalan dan mendekat lalu mengelus puncak kepala Qila, "Maafin ayah ya sayang, gara gara Ayah yang berniat menjodohkan kamu tanpa tahu bagaimana perilaku dia sampai membuat kamu kecewa seperti ini."
Sean merasa sangat kesal sekaligus kecewa, Ia bahkan sampai memberitahu satpam didepan rumah untuk mengusir Barra jika pria itu datang.
Sean juga tak menyangka Barra memiliki perilaku yang buruk. Selama ini yang Sean lihat hanya Barra yang pintar serta handal mengatur perusahaan Zayn tanpa tahu bagaimana Barra jika diluar.
Sean menyesal sangat menyesal jika saja bukan karena ambisi nya yang ingin Barra agar bisa meneruskan perusahaannya mungkin semua ini tidak akan terjadi.
Mungkin Sean tak akan pernah melihat Qila putri sulungnya menangis sendu karena patah hati.
"Maafkan Ayah, maafkan Ayah..." Sean terus mengumamkan kata maaf sambil mengelus kepala Qila.
Hal yang sama tak berbeda jauh dengan Zayn dan Anya. Apalagi Anya terlihat sangat shock setelah mengetahui kenyataan tentang putra satu satunya itu.
"Ini salah ku ... ini salahku." Zayn meraup wajahnya frustasi. Ia merasa bodoh dan sangat terlambat padahal Zayn mengetahui kenakalan Barra dan membiarkan begitu saja hingga terjadi hal memalukan seperti ini.
Dan Anya, Dia tampak hanya diam sambil duduk memeluk dua kakinya.
Zayn mendekati istrinya lalu memeluk erat Anya, "Maafkan aku sayang, semua salahku." kata Zayn sambil mengelus kepala Anya.
"Bukan kamu, tapi aku mas... aku yang nggak becus mendidik Barra hingga aku sendiri tak tahu apa yang putraku lakukan diluar sana." balas Anya dengan tatapan kosong.
"Tidak sayang, kamu sudah menjadi ibu terbaik untuk anak anak kita. Aku yang salah... aku. mungkin ini hukuman dari Allah atas apa yang pernah ku perbuat dulu."
Anya akhirnya menangis setelah mendengar ucapan Zayn,
"Kita yang salah mas... kita tidak biss menjadi orangtua yang baik untuk Barra."
"Sudah sayang... sudah." Zayn mengelus punggung istrinya, memberi ketenangan disana.
"Apa yang akan kita lakukan setelah ini mas? aku malu dan merasa tak enak dengan Zara." ungkap Anya masih dengan isakan tangis.
"Jangan pikirkan itu, biar aku yang urus semua itu. aku akan meminta maaf pada keluarga Sean. aku tahu memang sulit dan memalukan tapi kita yang salah, kita harus tetap minta maaf."
"Lalu bagaimana dengan Barra dan wanita tadi?"
Zayn terdiam sejenak,
"Barra harus mempertanggung jawabkan perbuatannya."
BERSAMBUNGG...
Jangan lupa like vote dan komennn
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Neng Nong Alisya
bikin ktauan kbusukan c Nara SM bara dong Thor, please....
2022-09-06
0
Putri Chaniago
karma untuk Zayn... dulu suka melecehkan wanita karmanya anak perempuannya jd korban pelecehan
2022-04-10
0
Ernawati Erna
Kalo si Nara baik sih gak apa2 deh jadi sama bara,takutnya si Nara memanfaatkan kekayaan bara untuk bisa hidup kaya & gak bisa jadi istri & menantu yg baik buat keluarga bara
2022-04-09
1