Barra terlihat gugup dan gelagapan melihat wanita yang duduk disampingnya itu adalah Lea, gadis cantik yang dulu satu sekolahan saat masih Sma dan Lea adalah wanita pertama yang bercinta dengan Barra.
Meskipun waktu itu Barra membayar Lea namun tetap saja Barra takut jika Lea sampai memberitahu Qila tentang keburukan masa lalunya.
"Karyawan Lo? atau pembantu Lo?" tanya Lea memandang Qila sinis.
"Calon istri." balas Barra sambil menatap tajam Lea, sungguh rasanya Barra ingin menyobek mulut Lea saat ini juga.
Lea memandang ke arah Barra penuh keheranan, bergantian memandang ke arah Qila yang kini menunduk. Qila tampak tak percaya diri saat mendengar Lea begitu meremehkan dirinya.
Jika dilihat keduanya berbeda jauh, Lea seperti wanita sosialita kaya yang mengenakan barang barang branded sementara Qila hanya mengenakan gamis dan hijab penutup kepala, itu pun seragam guru. Meski Qila dilahirkan kaya raya sejak lahir namun Qila memilih hidup sederhana.
"Yakin calon istri?" tanya Lea menutup mulutnya karena ingin menahan tawa.
"Baiknya Lo pergi sekarang, kita nggak ada urusan lagi." ucap Barra penuh penekanan.
"Kita emang udah nggak ada urusan, tapi aku masih nggak nyangka aja, Barra si Bad boy tajir nikah sama ekhem, wanita yang nggak berkelas kayak gini iuhhh."
Barra terlihat marah, Ia memandang Lea dengan tatapan marah.
Lea yang merasa sudah membuat Barra kesal akhirnya berniat pergi, Ia tak ingin membuat masalah dengan Barra.
"Semoga kamu nggak nyesel ya mbak nikah sama dia." Kata Lea pada Qila sambil tertawa dan akhirnya bangkit untuk pergi meninggalkan Barra dan Qila.
"Sialan!" batin Barra mengepalkan tangannya.
"Jangan pedulikan ucapannya, Dia memang sombong seperti itu." Barra tampak khawatir dan takut jika Qila sampai marah.
Qila mendongak dan tersenyum menatap Barra, "Aku baik baik saja mas, lagipula aku sudah sering mendengar kata kata seperti itu hanya karena penampilan sederhanaku ini."
"Ck, kamu itu berbeda. Sederhana mu itu yang membuatku jatuh cinta."
Qila kembali tersenyum, "Apa dia mantan kekasihmu mas?"
Barra menggeleng, "Teman semasa sekolah dulu."
Qila mengangguk paham, "Kalian terlihat sangat dekat, dia bahkan tau seperti apa kamu dulu. apa kamu senakal itu mas dulu?" tanya Qila tampak penasaran dengan ucapan Lea yang mengatakan jangan menyesal.
"Aku memang memiliki masa lalu yang buruk Qila, tapi saat ini, setelah bertemu denganmu sejak awal aku berniat untuk berubah demi kamu." ungkap Barra.
Qila tampak diam setelah mendengar penjelasan Barra,
"Apa kamu mau menerima masa lalu ku yang buruk ini Qila?"
Qila memberanikan diri kembali menatap Barra dan kali ini lebih lama,
"Seburuk apa masa lalu mu mas?"
"Sangat buruk hingga aku malu untuk mengungkapkan padamu."
Setelah diam cukup lama, Qila akhirnya tersenyum, "Allah saja maha pengampun hambanya yang mau bertobat, mana mungkin aku tidak menerima masa lalu mu mas. seburuk apapun asal kamu sudah bertobat dan berjalan ke jalan yang benar, aku pasti menerimamu mas."
Barra tersenyum lega mendengarkan jawaban Qila, tadinya Barra pikir Qila akan marah padanya karena ucapan Lea namun nyatanya Qila memiliki hati dan pikiran yang luas, tidak langsung emosi dan mau bertanya baik baik padanya. sungguh calon istri idaman semua pria termasuk Barra.
"Terimakasih sayang, terimakasih." ucap Barra yang membuat Qila menunduk untuk menyembunyikan raut wajahnya yang merah karena malu.
Selesai makan siang, Barra mengantar Qila sampai rumah dan Barra langsung kembali ke kantor setelah Qila aman memasuki rumah.
Barra segera memasuki ruangannya sesampainya dikantor. Barra terkejut dengan adanya Rina diruangan nya.
Rina yang tengah duduk disofa langsung berdiri dan mendekat ke arah Barra.
"Lo abis kesurupan?"
"Maksud Lo apa?" heran Barra menatap Rina aneh mendadak menanyai pertanyaan tidak jelas seperti itu.
"Lo ikut sholat dan itu bikin heboh satu kantor tahu nggak?"
"Bodo amat," Barra acuh dan duduk di kursinya.
"Gila, mau cari muka sama siapa sih Lo? sama Ashila si anak baru yang berhijab itu?" tanya Rina merasa aneh dengan sikap Barra akhir akhir ini.
"Ashilla siapa? gue nggak kenal."
"Itu si anak baru yang pakai hijab. Kalau Lo mau gue bisa booking dia buat Lo!" tawar Rina membuat Barra menatap ke arahnya kesal.
"Gue mau berubah, Lo nawarin gitu lagi bakal gue pecat sekarang juga!"
"Ups, ampun bos! abis sikap Lo aneh sih. mendadak mau berubah segala."
"Gue bentar lagi mau merried dan calon istri gue tipe wanita soleha, jadi gue cuma ngikutin aja biar nanti nggak keliatan bego dan biar gue bisa jadi suami yang baik untuk dia.''
Rina tampak melonggo mendengar penjelasan dari Barra, "Gue jadi penasaran, kayak gimana sih calon istri Lo itu yang bisa ngebuat Lo segila ini."
Barra tersenyum, "Lo nggak perlu tahu."
...
Setelah pekerjaan kantor selesai, Barra segera pulang. Sampai di apartemen, Barra segera membersihkan diri dikamar mandi. Selesai Mandi, Barra membuat kopi dan makan malam didapurnya.
"Huh sabar sebentar lagi," gumam Barra membayangkan jika sudah menikah dengan Qila, Ia pasti tak perlu membuat kopi sendirian seperti ini karena Qila pasti sudah menyiapkan segala kebutuhannya.
"Rasanya tidak bisa sabar."
Baru ingin menyeruput kopinya, mendadak Barra mendengar ponselnya berdering. Tak menunggu lama Barra segera menjawab panggilan dari Zayn sang papa.
"Gimana Pa?"
"Besok kamu undur semua jadwal penting karena jam 7 malam kita ada pertemuan makan malam dengan keluarga Qila.".
Barra langsung tersenyum lebar, "Alhamdulilah... akhirnya."
Zayn tertawa mendengar ucapan Barra, "Wah wah, ada yang sudah mulai tobat nih."
"Emang kapan Barra nakal Pa? Barra kan selalu jadi anak baiknya Papa." ucap Barra.
"Ya, kamu benar. kamu selalu jadi anak baiknya Papa."
"Ya sudah, persiapkan diri buat besok malam. jangan membuat malu Papa."
"Oke siap Pa."
Barra tampak bersorak gembira, berbeda dengan Zayn yang kini duduk lemas disofa.
"Kamu memang anak baik Barra, karena sudah membalaskan dendam untuk kakakmu Raisa. kamu sangat baik dan semoga setelah bersama Qila kamu berubah lebih baik lagi."gumam Zayn yang sebenarnya tahu apa yang Barra lakukan selama ini dibelakangnya.
Zayn tahu Barra memiliki trauma, Zayn juga tahu Barra menjadi brutal juga badboy setelah kehilangan Raisa.
Selama ini Zayn diam diam mengintai apa yang Barra lakukan dibelakangnya hingga Zayn tahu jika Barra suka bermain wanita dan membunuh pria pemerkosa Raisa.
Zayn tidak bisa menghentikan sikap buruk Barra karena Zayn ingat dengan masa lalu dirinya dulu juga pernah seperti itu, bahkan Lebih parah dari Barra membuat Zayn malu untuk menasehati Barra, Zayn merasa apa yang terjadi pada kedua anaknya karena kesalahan dirinya dimasa lalu.
Dan sekarang, dengan menjodohkan Barra dan Qila, Zayn berharap bisa membuat Barra berubah lebih baik.
Seperti dirinya dulu yang berubah menjadi pria baik setelah bertemu Anya.
BERSAMBUNG...
jangan lupa like vote dan komeenn
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Tasya
Manusia tdk ada yg sempurna..kesempurnaan itu hanya milik Allah swt. tp dgn ketidaksempurnaan manusia itu kan bs berubah lebh baik lg...
smoga Barra lah jodoh si Qilla
2022-05-16
1
My Isti
sebenarnya karena zara pak zayn, karna zara akhirnya zayn lihat anya, mau mencintai anya hahahaha
2022-04-07
0
Susi nabila
duh apa cean mau Nerima barra jadi mantu nya..kalo tau barra kaya gitu...🤔🤔🤔lanjut kak....💪💪🙏🥰🥰🥰
2022-04-06
1