18

Setelah tak sabar menunggu seharian, akhirnya malam ini tiba, dimana malam ini adalah malam pertemuan dua keluarga Barra juga keluarga Qila untuk membahas rencana pertunangan mereka.

Barra yang kini sudah rapi dengan setelan warna grey yang dipandukan jas hitam membuatnya semakin terlihat tampan.

"Tinggal selangkah lagi untuk bisa hidup bersama Qila." gumam Barra didepan cermin sambil membenarkan tampilannya.

Setelah dirasa cukup rapi, Barra bergegas mengambil kunci mobil, Ia menuju rumah orangtuanya lebih dulu untuk menjemput Papa dan Mama nya pergi ke restoran tempat diadakan pertemuan.

"Nggak kaleng kaleng anak kita Ma..." ucap Zayn saat melihat Barra keluar dari mobil dan berjalan mendekat ke arah Zayn dan Anya yang sudah menunggu didepan.

Anya hanya tersenyum menanggapi ucapan Zayn, Ia juga merasa bangga melihat putra satu satunya begitu gagah dan tampan.

"Selamat malam Tuan dan Nyonya, mari kita berangkat." canda Barra lalu mengambil tangan kedua orangtuanya untuk dicium.

Zayn terbahak mendengar ucapan Barra, Ia sampai menepuk bahu Barra. "Bisa bercanda juga nih anak."

"Ck, anak siapa dulu dong." Barra tersenyum pamer pada Papanya.

"Sudah sudah, kita berangkat sekarang. takut telat kan nggak enak sama calon besan." ajak Anya.

"Bener banget tuh Ma, lebih cepat lebih baik." tambah Barra dengan semangat membuat Zayn hanya bisa menggelengkan kepalanya heran melihat tingkah putranya itu.

Ketiganya berangkat menaiki mobil Barra, sampai direstoran nyatanya mereka datang lebih dulu dan setelah menunggu sepuluh menit akhirnya keluarga Qila juga datang.

Barra melirik ke arah Qila yang bersembunyi dibelakang punggung Sean. Qila terlihat mengenakan dress muslim warna dusty pink yang dipadukan dengan jilbab senada, dan saat Barra menatap wajah Qila, Barra tak bisa berpaling melihat wajah ayu Qila yang terpoles make up. sungguh bidadari versi dunia.

Barra sempat tak berkedip selama beberapa menit sampai tangan Zayn meraupi wajahnya.

"Sadar nak, sadar... belum halal." ucap Zayn sambil tertawa membuat Barra tersenyum malu karena ketahuan memandangi Qila.

Akhirnya dua keluarga itu duduk selesai bersalaman dan berpelukan. Qila duduk diantara Zara dan Sean dan didepan nya Ada Barra yang didampingi Anya dan Zayn.

"Kurang lengkap nih karena Risha tak ikut." ucap Zara mengingat putri bungsunya itu masih mengenyam pendidikan dipondok.

"Wah iya, serasa masih ada yang kurang." tambah Anya yang baru beberapa kali bertemu Risha, itu pun saat masih kecil.

Qila terlihat menunduk malu, saat ini jantungnya berdegup kencang, tangannya terasa dingin karena sedari tadi Barra tak henti hentinya memandang ke arahnya.

"Udah udah, Qila nya jangan dipandangi terus. sampai malu tuh pipinya jadi merah." kata Anya menyenggol lengan Barra.

Qila langsung menyentuh pipinya yang memang terasa panas sedari tadi, Ia tak menyangka bisa terlihat seperti itu.

"Sepertinya memang kedua anak kita sudah sama sama jatuh cinta, bagaimana kalau kita segerakan saja agar tidak terjadi sesuatu yang tak di inginkan." kata Zayn memulai pembicaraan serius.

"Niatku juga seperti itu, takut mereka malah salah jalan nantinya malah kita yang kena dosa." balas Sean merasa sudah sangat cocok dengan Barra.

"Ck, bilang saja kau tak sabar ingin berbesan denganku." kata Zayn membuat Sean melotot tak terima.

"Masss... jangan mulai. kita lagi ngomong serius nih." Anya mengingatkan.

"Sialan memang suamimu itu!" Sean terlihat kesal.

"Huss, mas nggak boleh ngomong kotor!" giliran Zara yang mengingatkan suaminya.

"Kalau pada ribut trus kita kawin lari aja yukk." celetuk Barra membuat semua orang menatap ke arahnya tajam.

Barra terkekeh, "Bercanda, lagian kalian ngeselin sih. lagi ngomong serius malah pada bercanda."

"Tuh bilangin Papa mu." protes Sean tak terima.

Zayn malah tertawa, "Sekedar melepaskan ketegangan saja."

Sean terlihat mendengus sebal,

"Jadi kapan nih kita nikahnya?" tanya Barra tak sabar.

"Tunangan dulu lah baru nikah."

"Kelamaan Pa, langsung nikah aja. bener tuh kata Ayah Sean kalau kelamaan nanti jalannya jadi belok belok gimana?"

"Ck, kenapa kamu malah setuju sama dia dibanding sama Papa." kesal Zayn tak terima Barra lebih memilih Sean.

Sean tersenyum mengejek,

"Ya gimana dong Pa, biar dapet restu." balas Barra sambil tertawa.

"Kalau menurutku memang sebaiknya langsung menikah saja nggak usah pakai tunangan." tambah Zara yang juga langsung diangguki Anya.

"Iya, ada benernya. lebih baik nikah tanpa tunangan." Anya juga tak mau kalah.

"Nah lo gimana, anak sama bini Lo udah ada dipihak gue." kata Sean terdengar mengejek.

Zayn mendengus sebal, "Qila nya gimana? setuju apa nggak?"

Qila yang sedari tadi menunduk akhirnya mendongak dan kembali menunduk karena tatapan Barra,

"Qila nurut aja kok baiknya gimana." balas Qila terdengar lembut suaranya.

"Nah kan ... nah kan... gini nih calon istri idaman." celetuk Barra yang langsung disenggol oleh Anya.

"Ya sudah jika seperti ini, kita langsung tentukan tanggal pernikahan saja." kata Zayn akhirnya menyerah dan mengikuti saran Sean.

"Masalah tanggal pernikahan, aku dari pihak wanita ngikut pihak pria aja enaknya kapan." kata Sean.

"Seminggu lagi yah."

Semua orang kembali menatap ke arah Barra,

"Seminggu lagi aja ya Pa?" Barra mengulangi ucapannya tak peduli dengan tatapan semua orang.

"Nggak usah aneh aneh deh Bar, waktu seminggu mana cukup buat persiapan pernikahan." kesal Anya pada putranya yang tak sabaran itu.

"Cukup Ma... Cukup.. kita kan orang kaya, bodyguard Papa juga banyak jadi bisa lah disuruh buat ngurusin pernikahan aku sama Qila." balas Barra santai.

"Setuju, kita bisa adakan acara seminggu lagi." kata Sean membuat mata Barra berbinar karena mendapatkan dukungan dari calon ayah mertuanya.

"Nah kan... gimana nih Papa?" tanya Barra meminta persetujuan dari Zayn.

"Ya sudah, Papa ngikut aja lah." Zayn terdengar kembali pasrah membuat Barra bersorak gembira.

"Akhirnya seminggu lagi nikah." ungkap Barra begitu senangnya membuat semua orang menggeleng tak percaya.

"Badan atletis hati hello kitty nih kayaknya." celetuk Sean membuat semua orang tertawa.

Terlihat tak hanya Barra yang bahagia dengan rencana pernikahan namun juga Qila yang tersenyum bahagia mendengar rencana pernikahan tinggal menunggu hari lagi.

"Berarti besok sudah harus fitting baju pengantin nih." kata Zara yang langsung disetujui Anya.

Makanan sudah datang, terlihat beberapa pelayan restoran sedang menyajikan makanan dimeja. Dan ada satu pelayan yang sedari tadi menatap ke arah meja itu. Pelayan itu tampak mendekat dan ikut membantu rekannya menyiapkan makanan.

Namun saat ingin menaruh minuman, pelayan itu tak sengaja menumpahkan minuman ke jas yang dipakai Barra.

"Ma maafkan saya..."

Barra langsung berdiri dan menatap kesal ke arah pelayan itu. dan betapa terkejutnya Barra setelah melihat siapa pelayan itu, apalagi pelayan itu langsung menyebut namanya.

"Mas Barra..."

"Sial, untuk apa dia disini... Nara... kau benar benar ingin mati!" batin Barra.

BERSAMBUNG.....

Jangan lupa like vote dan komeeen

Terpopuler

Comments

shadowone

shadowone

nahh🤣🤣🤣

2024-04-26

0

Rusme Juthec

Rusme Juthec

cari mati nich nara

2022-04-08

0

Rusme Juthec

Rusme Juthec

kayaknya gak bakal jadi nikah nich

2022-04-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!