06

Makan malam kali ini terasa berbeda untuk Qila karena ada Barra yang menemaninya.

"Ini semua yang masak Qila." kata Zara menunjukan apa saja yang dimasak oleh putrinya itu.

"Apa sih Bund, enggak semua ya." protes Qila malu malu.

"Wah calon istriku pinter masak ya." puji Barra membuat pipi Qila langsung merona.

"Emang nggak semua soalnya tadi jari Qila kena pisau jadi Bunda suruh istirahat aja." jelas Zara membuat Barra langsung menatap ke arah jari Qila yang memang diperban.

"Mana coba lihat," Barra hendak menyentuh tangan Qila namun seketika tangan Barra digapai oleh Sean.

"Macem macem mau pegang tangan putri Ayah, belum waktunya!"

Barra tersenyum tengil, "Reflek yah, kan khawatir jari calon istri Barra lagi luka."

"Alasan! bilang saja mau cari kesempatan."

"Ampun Ayah mertua, nggak akan lagi sebelum sahhh." Barra masih saja cengegesan menanggapi Sean, sementara Qila lagi lagi menunduk malu.

Selesai makan malam bersama, Barra ikut menonton televisi bersama keluarga Sean.

"Kamu nggak mandi?" tanya Sean melihat Barra masih memakai seragam kantor. Dan Sean akui jika Barra tetap terlihat tampan meskipun belum mandi.

"Nanti saja yah, kalau sudah pulang ke apartemen."

"Ck, mandi dulu sana. ada baju ganti juga."

Barra diam sejenak sebelum akhirnya mengiyakan perintah calon Ayah mertuanya itu.

Barra selesai mandi dikamar mandi tamu, Ia tersenyum melihat sudah ada setelan baju diatas ranjang.

"Pasti yang nyiapin calon istri gue nih."

Segera Barra mengenakan bajunya agar bisa kembali berkumpul dengan calon keluarganya itu.

"Udah ganteng kan yah?" Barra mendudukan bokongnya di sofa dekat Sean.

"Dekil gini dibilang ganteng." cibir Sean membuat Barra melotot tak terima.

"Nggak apa apa deh dekil yang penting masih diterima jadi calon mantu uhuyy."

Qila dan Zara tersenyum geli mendengar cuitan Barra sementara Sean hanya menggelengkan kepalanya heran melihat tingkah kepedean calon mantunya itu.

Bel pintu rumah terdengar membuat Mbok Nah buru buru membuka pintu,

Tak berapa lama seorang pria muda seumuran Barra memasuki rumah dan tersenyum melihat Sean.

"Om..."

"Ameer?"

Sean berdiri diikuti oleh Zara menghampiri pria yang bernama Ameer itu.

Sean langsung memeluk erat Ameer seolab sudah lama tidak bertemu.

"surprise nih, pulang nggak kabar kabar." kata Sean usai memeluk Ameer.

"Baru sampai langsung kesini. duh rame nih." Ameer melihat Qila dan Barra yang masih duduk sambil menatap ke arahnya.

"Dokter Ameer." ucap Qila sambil tersenyum sementara Barra nampak bingung, tidak menyapa karena Ia tak mengenal pria yang bernama Ameer itu.

"Nggak salaman nih?" Ameer mengarahkan tangan nya pada Qila.

"Ih, nggak boleh." balas Qila membuat Ameer terkekeh sementara Barra menatap keduanya dengan tatapan tak suka.

"Gimana kabar Mama sama Papa kamu?" tanya Sean.

"Baik om, besok Papa Mama datang kesini soalnya sekarang aku stay disini."

"Eh beneran?" Zara terlihat senang.

Ameer mengangguk dan tersenyum,

"Ini..." Ameer menunjuk ke arah Barra yang masih menatap ke arah nya dengan tatapan tak suka.

"Sampai lupa, kenalin ini Barra-"

"Calon suaminya Qila." kata Barra langsung mengapai tangan Ameer.

Ameer tampak terkejut namun sedetik kemudian Ia memaksakan senyum,

"Masih bocil udah mau nikah aja." ejek Ameer pada Qila.

"Ih ngeselin!" Qila tampak cemberut menatap Ameer kesal.

Mereka akhirnya duduk diruang keluarga, Sean dan Ameer tampak akrab sekali, mereka berbincang sampai tak menghiraukan Barra, Zara dan Qila. seolah dunia cuma milik mereka berdua.

"Tadi sampai sini jam 6 trus langsung kesini soalnya Papa kemarin bilang kalau om balik tinggal disini lagi." cerita Ameer.

"Belum makan malam nih? mau makan malam dulu."

"Ada masakan Qila nggak? kangen nih sama masakan nggak enaknya Qila." ejek Ameer lagi.

"Nggak enak tapi nambah trus." Qila tak mau kalah.

Sementara Barra tampak mengepalkan tangan nya emosi. Ia benar benar tak terima, Qila berbincang ramah dengan pria lain didepan nya seperti ini. Andai saja tidak ada Sean dan Zara pasti Barra sudah membuat perhitungan dengan Ameer.

Barra yang kesal langsung berdiri, "Kamar mandi dulu." pamit Barra langsung pergi meninggalkan ruang tengah.

"Sialan!" Barra menatap kaca wastafel dengan emosi. Ia benar benar sangat kesal saat ini.

Barra meraup wajahnya berkali kali, berharap air dingin juga bisa mendinginkan pikirannya namun tetap saja Ia masih merasa kepanasan dan emosi.

Barra keluar dari kamar mandi setelah cukup lama, dan terkejut melihat Zara sudah berdiri didepan kamar mandi.

"Mereka bersahabat sejak kecil jadi jangan marah jika mereka terlihat dekat." ucap Zara seolah tahu apa yang Barra rasakan.

"Apa terlihat jelas?" Barra terkekeh, merasa tak enak dan malu sendiri karena calon ibu mertuanya mengerti apa yang Ia rasakan.

Zara tersenyum dan mengangguk pelan, "Lagi pula Ameer juga sudah punya calon istri."

"Benarkah?" Barra terlihat girang.

Zara kembali mengangguk "Sudah, lebih baik kita kembali ke depan." ajak Zara yang langsung diangguki Barra.

Barra berjalan mengikuti Zara dari belakang, Ia sempat melirik ke arah jam dipergelangan tangan nya, sudah hampir pukul 9 malam, padahal Ia sudah memiliki janji dengan Nathan, teman lamanya.

Barra melihat ke arah Ameer yang tengah membawa piring berisi makan malam. Ameer duduk disamping Sean sambil makan malam disana.

"Dasar tak tahu malu!" batin Sean masih saja kesal melihat wajah Ameer yang sangat akrab dengan keluarga calon istrinya itu.

"Mau makan lagi?" tanya Qila menatap ke arah Barra.

Barra menggelengkan kepalanya pelan, "Mau pulang aja."

"Sekarang?"

"Iya, kenapa masih kangen?" tanya Barra yang langsung membuat pipi Qila memerah.

Tak menunggu jawaban Qila, Barra langsung berdiri lagi dari duduknya,

"Mau kemana?" kini giliran Sean yang bertanya.

"Pulang dulu yah."

"Masih jam segini, mau pulang apa mampir dulu nih?"

"Pulang yah, mendadak capek tambah panas disini." balas Barra lalu mencium punggung tangan Sean bergantian dengan Zara.

"Pulang dulu ya." Barra mengelus kepala Qila membuat Qila terkejut,

Barra tak peduli tatapan tajam Ameer, Ia berjalan melewati Ameer dan langsung keluar tanpa mengatakan apapun lagi.

Didalam mobil, Barra memukul setir mobilnya berkali kali, meluapkan rasa kesal dan marahnya.

"Meskipun dia sudah memiliki calon istri, aku yakin dia pasti menyukai Qila. terlihat jelas dari tatapan matanya. sialan rasanya aku ingin mencongkel matanya." kata Barra langsung memukul setir mobilnya lagi.

Barra melajukan mobilnya meninggalkan halaman rumah Qila. tujuan nya saat ini adalah club malam untuk bertemu dengan Nathan juga minum segelas anggur untuk melupakan amarahnya saat ini.

BERSAMBUNG...

jangan lupa like vote dan komenn

Terpopuler

Comments

Rat Nawa Ndi

Rat Nawa Ndi

pasti si dokter ameer anak nya ricky sma siti yaaa...

2022-03-28

0

aal lia

aal lia

anaknya imah apa ya

2022-03-27

1

bunda lia

bunda lia

Ameer anaknya Ricki bukan thorr

2022-03-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!