13

Keempatnya sampai divilla pukul 4 pagi. mereka merasakan lelahnya perjalanan langsung tidur dikamar masing masing.

Dan keempatnya baru bangun pukul 12 siang. kini tampak berkumpul di belakang Villa menikmati makan siang sambil memandang hamparan pasir pantai yang sangat luas.

"Bagaimana dengan tempat ini?" tanya Nathan

"Lumayan, sepertinya aku akan memakai tempat ini untuk bulan madu nantinya." kata Barra yang langsung disambut sorakan ketiga temannya.

"Kau yakin ingin menikah muda? hey ayolah kita bisa bersenang senang dulu. menikah itu tidak enak, kau pasti akan dikekang oleh istrimu." kata Randi.

"Benar sekali, kita tidak akan bisa bersenang senang lagi seperti ini." sahut yang lainnya.

Barra tersenyum, "Masalahnya mungkin aku tidak akan pernah mendapatkan wanita sebaik dia. ini kesempatan emas."

Daniel dan Randi menertawakan Barra, "Kau terlalu bucin kawan."

Barra cuek tidak mengubris ejekan dari kawan kawannya, Ia memilih meminum kopinya yang masih hangat sambil menikmati pemandangan pantai yang sangat indah.

Tak berapa lama, seorang wanita muda tampak mendekat ke arah Barra dan teman temannya sambil membawa nampan berisi makanan.

"Wohoo siapa gadis cantik ini?" Randi tampak girang melihat gadis yang membawa nampan, membuat semua teman nya menoleh pada gadis itu.

"Kau baru disini?" tanya Nathan yang sepertinya memang belum pernah melihat gadis itu.

"Iya tuan, Nama saya Nara."

Nathan mengangguk paham, Barra sempat melirik sebentar, menatap gadis itu yang juga menatap dirinya. Segera Barra memutuskan pandangan keduanya dan kembali menatap ke arah lantai.

"Apa kau sudah bersuami?" tanya Daniel tampak penasaran.

Nara menggeleng pelan, "Saya masih lajang."

"Waw kesempatan bagus."

"Ck, sudahlah jangan ganggu dia. kita akan mendapatkan yang lebih baik dari dia nanti malam." kata Nathan yang langsung disambut sorakan Daniel dan Randi.

Nara menatap Nathan tak suka, Ia sakit hati mendengar ucapan Nathan yang seolah menghinanya.

Nara segera pergi dari sana setelah meletakan makanan dimeja, Ia kembali ke dapur dan meletakan nampan dimeja dengan kasar.

"Ada apa?" tanya Mak Rum, saudara Nara yang mengajak Nara bekerja di villa.

"Mereka sombong sekali!"

Mak Rum menghela nafas, "Bukankah sudah ku bilang jangan mengoda mereka? mereka tidak akan tertarik padamu."

"Apa aku sejelek itu mak?"

Mak Rum menggeleng, "Bukan masalah jelek atau cantik tapi ini masalah kasta, kita berbeda dengan mereka jadi berhenti menganggu atau kamu akan sakit hati." nasehat Mak Rum pada keponakannya itu.

Nara menghembuskan nafasnya kasar. Selama ini Ia selalu bersikap baik dan bekerja sebaik mungkin di villa milik keluarga Nathan, hingga hari ini Nara melihat keempat pria tampan dari kota yang membuat Nara ingin memiliki salah satunya untuk merubah kehidupannya namun setelah mendengar ucapan Nathan, Nara menjadi sakit hati dan ingin mengurungkan niatnya untuk mengoda keempat pria kota itu.

Selesai makan siang, Nara kembali ke meja itu untuk membereskan piring kotor. Namun disana masih ada Barra yang duduk sambil merokok.

"Permisi, saya ingin membawa piring kotor ke belakang."

Barra menatap Nara sebentar lalu menganggukan kepalanya, "Ambil saja."

Segera Nara membereskan piring kotor, saat ini Nara mengenakan dress selutut dan tak sengaja Ia menungging didepan Barra membuat Barra bisa melihat paha mulus belakang milik Nara.

"Sialan!" Barra mengerus rokoknya dan berdiri hendak pergi dari sana.

"Tuan berbicara dengan saya?" Nara langsung berdiri mengikuti Barra karena tak mendengar apa yang baru saja Barra ucapkan.

"Lanjutkan pekerjaanmu." Barra bergegas pergi meninggalkan Nara membuat kening Nara mengerut heran.

"Kenapa dia?" batin Nara yang kembali melanjutkan pekerjaannya.

Dan ucapan Nathan memang tidak bisa dipercaya tentang Nathan yang tidak akan membawa wanita ke Villa. Nyatanya malam ini Nathan membawa beberapa wanita cantik untuk menyenangkan mereka.

Barra mengeram kesal, Ia sudah berusaha menahan diri agar tidak tergoda namun Nathan sahabat sialannya itu seolah menjebak agar Barra tergoda.

"Ayolah kawan, pilih salah satu untuk menemanimu malam ini."

"Sialan, kau bilang tidak akan membawa wanita. bullshit!" Kata Barra sambil menatap Nathan kesal.

Nathan tertawa, "Hanya malam ini dan setelah itu kau akan menjadi suami yang baik untuk istrimu. lagipula bukankah istrimu tidak tahu jika kau bersenang senang saat ini?"

Barra mendegus kesal,"Nikmati saja, aku tidak akan tergoda!"

Nathan kembali tertawa, seolah tahu jika Barra sedang berusaha menahan diri.

Nathan memanggil salah satu wanita, Ia memberikan kode pada wanita itu agar mengoda Barra. Namun belum sempat wanita itu mendekat, Barra sudah berdiri dan membawa sebotol bir berjalan ke belakang.

Kini Barra berada ditaman belakang Villa, Dimana ada sebuah kolam ikan kecil juga kursi dan meja untuk bersantai.

Barra memilih duduk disana sambil sesekali meneguk bir yang Ia bawa. Tak lupa Barra mengeluarkan rokoknya untuk menjadi teman minum birnya.

ketenangan Barra yang baru sebentar kembali terusik dengan kedatangan Nara yang membawa sebuah ember, mendekat ke kolam ikan.

"Tu tuan..." Nara tampak terkejut melihat Barra berada disana.

"Apa yang kau lakukan?"

"Ada ikan yang mati jadi saya ingin menguras kolam ikan nya." balas Nara.

"Malam malam begini?"

Nara mengangguk, "Lagipula saya juga belum bisa tidur." ungkap Nara memulai aksinya untuk membersihkan kolam.

Barra diam, Ia kini tampak menatap ke arah Nara yang sedang membersihkan kolam ikan nya, sesekali Barra meneguk birnya.

Semakin lama kepala Barra semakin pening karena menghabiskan sebotol bir yang Ia bawa.

Mata Barra masih menatap Nara yang kini kembali menungging memperlihatkan kaki mulusnya.

Nara tampak sibuk sampai tak tahu jika Barra tengah memperhatikan dirinya.

Tak sadar, dress yang dipakai Nara basah membuat lekuk tubuhnya terlihat.

Barra yang tak tahan akhirnya mendekat ke arah Nara. Kepalanya sudah pusing, kesadarannya pun mulai menghilang. Ia berjalan sempoyongan hingga menubruk tubuh Nara.

"Tu tuan ... ada apa?" Nara terkejut karena Barra menabrak tubuhnya dan hampir keduanya jatuh ke kolam ikan.

"Kau mengodaku huh. kau harus diberi hukuman." Barra menarik tangan Nara dan membawanya duduk kembali ke kursi.

Saat ini Nara duduk dipangkuan Barra, Nara tampak menunduk membuat Barra harus mendongakan wajah Nara.

Tangan Bara berada dikaki jenjang Nara, kaki yang sedari tadi mengodanya.

Tanpa sadar bibir Barra sudah mendekat ke bibir Nara dan keduanya berciuman.

"Tuan... jangan disini." bisik Nara membuat Barra mengeram marah karena Nara melepaskan ciumannya.

"Bagaimana kalau ke kamar Tuan saja."

Barra tersenyum menyerigai, "Dasar wanita penggoda!"

Nara memapah tubuh Barra yang sempoyongan membawa ke kamar Barra. Nara mengambil jalan pintas agar tak melewati teman teman Barra juga agar Mak Rum tidak melihatnya.

Kini keduanya sampai dikamar, Barra ambruk diranjang, Ia benar benar sudah kehilangan kesadarannya.

Dan ini menjadi kesempatan Nara untuk mendapatkan apa yang Ia inginkan.

BERSAMBUNG...

Maaf bru up, semingguan ini kerja pulang malam dan ketiduran sampai ngga sempat update...

Dan yang penasaran apa Barra bakal sama Qila, tetep baca truss ya gaess.. jangan lupa komen juga biar authornya semangat nulis..

thank you readersss

Terpopuler

Comments

Yoen Hasans

Yoen Hasans

kaya s steno ricatdo ini mah sama babu😀

2022-04-02

0

Yoen Hasans

Yoen Hasans

maaf thor aku g suka kaya ny ko gampang entteng permpuan ya jangan gitu donk

2022-04-02

0

Endah Pratiwi

Endah Pratiwi

Tiap ak baca novel ini selalu deg deg an 🙈🙈

2022-04-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!