10

Siang saat jam pulang sekolah, Qila keluar dari gerbang sekolahan. Jantungnya berdegup kencang mengingat siang ini Ia berharap Barra menjemputnya seperti kemarin. Namun sepertinya, Qila harus dibuat kecewa lagi karena nyatanya Barra tak datang untuk menjemputnya.

"Ada apa dengan nya? apa dia sakit? apa dia sibuk? kenapa menjengkelkan sekali." batin Qila dengan wajah murung melihat tak ada mobil Barra disana.

Dan saat Qila hendak memesan taksi online untuk pulang, Sebuah mobil sedan warna putih berhenti didepan nya, pemilik mobil itu sempat membunyikan klakson sebelum akhirnya Ia keluar dari mobil.

"Butuh tumpangan Nona?" tawar pemilik mobil yang tak lain adalah Ameer itu.

Qila yang tadinya sempat kesal kini mendadak tertawa mendengar godaan Ameer.

"Memang tidak sibuk?" tanya Qila setelah keduanya memasuki mobil.

Ameer mengelengkan kepalanya, "Aku masih baru disana jadi pekerjaanku masih sedikit."

Qila menganggukan kepalanya, keduanya sama sama diam.

"Mau makan siang dulu?" tawar Ameer.

Qila menggelengkan kepalanya pelan, "Langsung pulang saja ya."

"Kenapa? kamu terlihat lesu. apa ada masalah?"

Qila kembali menggelengkan kepalanya, "Tidak, hanya saja aku sedang lelah."

Ameee mengangguk paham, "Baiklah jika seperti itu. kita langsung pulang."

Ameer tampak kecewa, tadinya Ia menjemput Qila ingin mengajaknya makan siang bersama namun melihat mood Qila yang sepertinya kurang bagus membuat Ameer akhirnya mengalah, tidak memaksa Qila.

"Mungkin nanti malam aku datang lagi bersama orangtuaku." kata Ameer setelah keduanya sampai didepan rumah Qila.

"Baiklah, aku tunggu dan terimakasih sudah mengantarku." kata Qila sebelum akhirnya Ia keluar dari mobil.

Ameer menghela nafas panjang berkali kali sambil memandangi punggung Qila yang berjalan memasuki rumah.

"Kenapa kamu sulit sekali digapai?" gumam Ameer lalu kembali melajukan mobilnya meninggalkan rumah Qila.

Dan malam harinya, setelah menjemput kedua orangtuanya dibandara, Amerr mengantarkan kedua orangtunya menuju rumah Qila.

Sean tampak senang melihat kehadiran Ricky juga Imah dirumahnya. Sean bahkan memeluk Ricky lama sambil menepuk nepuk bahu Ricky.

"Sudah lama sekali kita tidak bertemu dan kamu semakin gemuk saja." ungkap Sean membuat Ricky tertawa.

"Tuan juga terlihat lebih gemuk."

"Ck, berhenti memanggilku Tuan, kamu sudah bukan sopirku lagi." kata Sean membuat Ricky tertawa. Ricky memang sudah terbiasa memanggil Sean Tuan meskipun sudah lama Ia tidak bekerja ditempat Sean. mengingat kebaikan Sean yang masih sering mentransfer uang ke rekeningnya meskipun dirinya sudah tidak bekerja untuk Sean.

Mereka masuk untuk makan malam bersama, dimana Zara dan Qila sudah sibuk masak untuk mempersiapkan makan malam spesial ini.

"Qila semakin cantik saja." puji Imah yang sedari tadi menatap paras cantik Qila membuat Qila tersipu malu.

"Calon pengantin, harus terlihat cantik lah." celetuk Zara membuat Imah dan Ricky terkejut.

"Calon pengantin?"

Zara mengangguk, "Ayahnya mau menjodohkan Qila dengan Bara anak dari Anya. masih ingat Anya kan?"

Imah hanya mengangguk, entah mengapa rasanya Ia tidak bisa mengatakan apapun lagi. Imah menatap ke arah Ameer yang terlihat menunduk, sama lesunya seperti dirinya.

Setelah mengetahui Qila akan dijodohkan, mereka tak lagi banyak bicara seperti sebelumya.

Ricky dan Imah kini menginap di apartemen Ameer selama tinggal disini meskipun Sean sempat memaksa agar Ricky dan Imah menginap dirumah Sean namun Ricky menolak.

Setelah membersihkan diri dan berganti pakaian, Imah memasuki kamar Ameer. Imah melihat Ameer duduk di balkon kamarnya,

"Belum tidur?" tanya Imah yang kini ikut duduk disamping Ameer.

"Belum bu, kenapa Ibu juga belum tidur?"

"Kamu pasti kecewa ya?" Imah langsung berbicara pada intinya.

Ameer tersenyum, "Ameer sadar diri saja bu, siapa Ameer sepertinya juga tak pantas untuk Qila." ungkap Ameer membuat Imah merasakan kesedihan yang dirasakan putranya itu.

Imah mengenggam tangan Ameer, "Ikhlaskan semuanya Ameer, mungkin kalian belum berjodoh dan Ameer pasti akan mendapatkan jodoh lain yang lebih baik."

Ameer mengangguk lesu, "Ameer hanya ingin menikah dengan Qila."

Imah diam menatap wajah putranya, Ia sangat tahu jika Ameer sangat mencintai Qila. apalagi waktu smp mereka pernah belajar di pondok pesantren yang sama, mereka sudah akrab dan berteman sejak dulu namun sayangnya mereka tak berjodoh.

"Sudah, sekarang tidur. besok harus berangkat pagi kan."

Imah berdiri dan langsung keluar, rasanya tak sanggup melihat Ameer putra satu satunya itu sedih.

Tadinya Niat Imah dan Ricky datang ke kota untuk melamar Qila namun belum sempat mengucapkan niatnya, Mereka sudah lebih dulu mendengar jika Qila akan dijodohkan. rasanya kecewa namun juga mereka tak bisa berbuat apapun.

Sementara itu,

Barra baru saja pulang dari kantor. Ia pulang cukup larut malam ini karena pekerjaan yang menumpuk. mengingat perusahan miliknya dan milik Sean calon mertuanya akan bergabung membuat pekerjaan Barra bertambah.

"Sial, hari ini sama sekali tak bertemu gadisku." omel Barra yang baru saja memasuki mobil.

Tok tok tok

Barra melihat kaca mobilnya diketuk Rina,

"Ada apa?" tanya Barra membuka kaca mobilnya.

"Tidak ingin gadis untuk melepaskan penat?"

Barra menatap Rina kesal, Ia benar benar kesal dengan Rina yang selalu saja mengoda, menawarinya gadis.

Tak tahukah Rina jika Barra sedang menahan diri saat ini agar tidak tergoda.

"Jika kamu menawarkan gadis lagi padaku, akan kupecat!" ancam Barra menutup kembali kacanya dan melajukan mobilnya meninggalkan Rina yang terlihat cemberut.

"Sial, dia mengodaku terus!"

Barra menghentikan mobilnya disebuah club malam, Ia sempat melirik ke arah jam tangannya, masih jam 11 malam, masih cukup awal untuk pulang. Barra memutuskan untuk bertemu dengan Nathan sahabatnya yang juga sedang berada didalam club malam.

"Sialan, tidak bisakah kau menyewa kamar?" kesal Barra saat melihat Nathan berciuman dengan seorang wanita disofa.

"Disini lebih seru, coba saja." kata Nathan sambil tertawa.

"Kau gila!"

Nathan tertawa dan kembali melanjutkan ciuman nya,

Barra meneguk segelas whisky milik Nathan yang sudah ada dimeja, mata Barra kembali menatap ke arah Nathan yang begitu nikmatnya berciuman dengan gadis itu.

"Sial." gumam Barra yang merasakan ingin juga. Sejak kedatangan Qila, Barra memang sama sekali belum menyentuh wanita padahal biasanya setiap hari dia selalu membeli wanita untuk memuaskan hasratnya.

"Lusa kita ke villa," kata Barra membuat Nathan senang.

"Yeah, sebelum menikah bersenang senanglah dulu kawan." kata Nathan sambil tertawa.

"Tanpa membawa wanita."

Nathan terkejut, "Kau ingin bermain bersamaku?"

"Sialan, apa maksudmu!" Barra melempar seputung rokoknya ke wajah Nathan.

"Kau bilang tidak boleh membawa wanita lalu kita bersenang senang dengan siapa?"

"Kita bisa bersenang senang tanpa wanita."

"Ck, menyebalkan sekali." ungkap Nathan tak setuju.

"Jika tidak mau, kita batalkan saja."

"Sialan, baiklah baiklah..." Nathan akhirnya menyerah.

Barra tersenyum, merasa dirinya menang.

"Butuh teman?" seorang wanita seksi mendekati Barra, Ia duduk disamping Barra dan mengelus dada Barra.

"Tidak! pergi sekarang atau kau ku bunuh!"

BERSAMBUNG...

Jangan lupa like vote dan komeeenn

Terpopuler

Comments

Elmi Risyanti

Elmi Risyanti

barra psti jdoh nya qila kan thor biar si bara insyaf

dluh jdoh sean ank supir nya tuan anggara dan skrng jodoh nya qila ank supir nya sean gtu.. hufss

2022-04-05

2

we

we

bara lebih rumit ya...🙄🙄

2022-03-29

0

𝕸y💞ɴᴇɴᴋ ᴏғғ💜⃞⃟𝓛:

𝕸y💞ɴᴇɴᴋ ᴏғғ💜⃞⃟𝓛:

klo ayah sean tahu kelakuan bara pasti perjodohan nya gatot 🌹🌹🌹

2022-03-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!