"Sore ini Ani sedang mengemasi barang2nya untuk ia bawa pergi bersama nyonya endang dan Tuan Ari,ke kota.
***
Flashback on
"Ani, kesini sebentar nak, ibu mau bicara,"
"Baik Bu,"
Ani segera duduk di dekat ibunya,Bu sari sengaja membawa Ani bicara dikamar,
"Begini nak, nyonya endang ingin mengajak mu untuk tinggal dirumahnya, untuk menemani beliau, karena anak2nya sudah menetap diluar kota ikut suami mereka." Bu sari menjelaskan niat dan tujuan nyonya endang yang ingin membawa Ani tinggal bersama mereka.
"Bagaimana nak, apakah Ani mau?"
"Kalau menurut ibu bagaimana?" ani balik bertanya pendapat ibunya
"Kalau menurut ibu itu lebih baik nak, untuk menambah wawasan mu, kamu lebih bisa hidup bersosialisasi dan banyak teman di kota, dan mana tau nanti kamu ketemu jodomu disana. hehe..." canda Bu Sari pada Putrinya
"Ah ibu apaan sih! Ani belum kepikiran Bu untuk menikah,"
"Eehh nggak boleh begitu nak, umur Ani sekarang sudah berapa? ibu kan juga sudah ingin punya cucu,"
"Tau Bu ahh, pokoknya Ani belum mau memikirkan soal itu, Ani ingin bahagiain ibu, ayah, dan doni."
"Baiklah2 ibu tidak bahas itu lagi, nah sekarang gimana? apa Ani mau pergi bersama keluarga tuan Ari?" tanya ibu kembali
"Baiklah Bu, Ani akan pergi, itung2 uangnya bisa buat Ani tabung!"
"Baiklah kalau begitu akan ibu sampaikan pada nyonya endang, dan ayahmu." Bu sari segera keluar untuk menemui Nyonya endang dan suaminya
"Bagaimana Bu sari, apa Ani bersedia untuk tinggal bersama saya?"
"Iya nyonya, Ani akan ikut bersama nyonya." mendengar itu endang Sangat senang, dengan bersamaan tuan Ari, pak Bayu, dan Ade masuk,
"Ada apa ini kok mama seneng sekali?" Tuan Ari bertanya pada istrinya,
"Begini pa, mama mengajak Ani untuk Tinggal bersama kita agar mama ada teman dirumah, biar mama nggak kesepian lagi, abisnya papa dan anak2 pada sibuk. dan kalau mama ada teman nanti mama bisa terusin lagi usaha butik mama!"
"Ma, pikirkan kesehatan mama!" kali ini Ade yg bicara, "kata dokter mama harus banyak istirahat, mama tidak boleh capek dan banyak pikiran!"
"Nggak, mama nggak banyak pikiran kok!"
"Nggak banyak pikiran gimana, dibutik itu mama pasti banyak Mikir soalnya ukur ini ukur itu, panjangnya berapa lebar nya berapa." Ade menyanggah ucapan sang Mama
Anak dan mama itu masih betah adu argumen,,
"Pokoknya mama nggak boleh buka butik dulu kalau kondisi mama belum benar-benar baik. mama harus istirahat dirumah, kan nanti sudah ada Ani yang menemani mama!" larang Ade dengan tegas
"Baiklah mama ngalah, mama nggak buka butik dulu!" wanita baya itu menuruti keinginan sang Anak.
"Nah gitu dong kan mama tambah cantik kalo nggak cerewet," goda Ade sembari tersenyum.
Ya sebelumnya nyonya endang mempunyai usaha butik, tapi karena nyonya endang mempunyai riwayat sakit jantung, maka tuan Waluyo menyuruh istrinya untuk menutup butiknya sementara, agar nyonya endang tidak kelelahan
Bu sari juga sedang memberi tau kepada suami nya pak Bayu,tentang keinginan nyonya endang, yang akan membawa Ani ke kota. dan pak Bayu juga menyerahkan semua keputusan kepada anaknya, maka mereka menyetujui
flashback off
Tiba saatnya Ani pergi bersama keluarga tuan Waluyo. "Bu, Yah, Ani pergi dulu. jaga kesehatan ya, ayah jangan terlalu capek, ibu juga begitu, ingat usia jangan dipaksakan!" ujar gadis itu sedih.
"Iya nak kamu juga jaga diri baik-baik ya," balas Bu Sari
"Iya, Bu. oya Bu, sampaikan pamit Ani sama Doni ya kalau nanti Doni pulang!"
Dan nyonya endang juga berpamitan kepada pak Bayu dan Bu sari
"Nyonya tolong jaga Ani baik2 ya, anggaplah anak sendiri, jika bisa biarkan Ani pulang setiap sebulan sekali, karena kami pasti sangat merindukannya," pesan Bu sari kepada nyonya Endang,
"Baiklah bu Sari, saya akan mengizinkan nya pulang kapan dia rindu dengan orang tuanya,"
"Kalau begitu kami pamit dulu Bu Sari
,dan pak Bayu," Pamit Nyonya Endang.
Ade juga berpamitan kepada orang tuanya Ani.
"Buk, Pak. Ade permisi dulu. jika bapak dan ibu butuh sesuatu jangan sungkan untuk telpon kami," pesan Ade pada orangtua Ani.
"Baik nak Ade, terimakasih, hati2 dijalan."
Ani memeluk ibunya, ia tak kuasa menahan air mata, kenapa berat sekali berpisah dengan ibu, ayah,dan adiknya. padahal ini bukan kali pertama Ani pergi tapi tetap saja terasa berat dan sedih meninggalkan mereka, karena nanti Ani pasti akan merindukan kasih sayang orang tuanya
***
Mobil Pajero sport yang mereka tumpangi sudah mulai melaju membelah jalanan perkebunan sawit
Saat ini tuan Ari yang mengemudi Nyonya endang duduk disampingnya, Ade dan Ani duduk di kursi penumpang dibelakang
Ya mereka sengaja tidak membawa supir karena Ade juga ikut ke kebun jadi tuan Ari dan Ade bisa bergantian mengemudi, karena jarak kota tempat mereka tinggal dan kebun,cukup agak jauh, kira2 memakan waktu 3 jam perjalanan
Saat ini Ani duduk disamping Ade, dag dig dug bunyi jantung nya, dan Ani tak berani memandang wajah dokter yang rupawan itu, wajahnya memerah padahal AC mobil sangat dingin, tapi kenapa masih terasa panas dan berkeringat,
"Aduuhh jantung stop seperti ini. tenanglah!jangan sampai dokter tampan ini mendengarnya, bisa2 aku diberi obat yang sama dengan nyonya endang." Ani masih bicara sendiri dihatinya
Dokter Ade masih mencuri2 pandang melihat kesamping, "kenapa dia tak berani melihatku apakah wajahku menakutkan?" dokter Ade pun bermonolog sendiri
"An, sebelumnya Ani sudah pernah bekerja?" nyonya Endang membuka suara untuk memecah kekakuan
"Sudah nyonya, Ani bekerja sebagai baby sitter hanya 3 bulan," jawab Ani jujur
"Kenapa hanya 3 bulan,An?" tanya nyonya Endang kembali
"Karena mereka pindah keluar kota nyonya, mereka juga pindah kerja."
"An, semoga kamu betah ya tinggal sama kami biar saya nggak kesepian dirumah."
"Iyaa, insyaallah nyonya."
"Apakah kamu bisa masak?"
"Insyaallah bisa nyonya,"
"Oyaa? bagus sekali kebetulan saya juga suka masak!"
"Ingat ma jangan masak yang berlemak dan santan kolesterol!" Ade menyela ucapan mamanya
"Iya2, mama ngerti. kamu lebih parah daripada papamu cerewet banget sih."
"Eh siapa bilang papa nggak cerewet, itu karena Ade sudah mewakili kata2 Papa!" ucap tuan Ari.
"Hmm, anak sama papanya sama saja.sama2 cerewet!" sungut Mama Endang
"Cerewet kan demi kebaikan mama juga." jawab tuan Ari
"Iya2 mama ngerti!"
Ani hanya diam mengamati pembicaraan mereka, dan tak terasa mobil yg mereka tumpangi sudah keluar dari perkebunan sawit, dan sudah sampai di jalan raya
"Pa, cari restoran kita makan dulu mama sudah lapar, ini sudah jam 19:30 pasti kamu juga sudah lapar 'kan,An?" tanya Mama Endang
"Hmm, Ani belum begitu lapar nyonya," jawab Ani sedikit sungkan
"Eh nggak baik menunda lapar, An. nanti kamu sakit mag. jika sudah tiba waktunya kita harus makan," nasehat nyonya besar itu
Ya begitulah nyonya endang dia agak cerewet tapi hatinya baik dan perhatian, pak Bayu dan Bu sari juga bersyukur mendapatkan majikan yg baik dan perhatian
Bersambung...
mohon dukungan nya buat teman2
dan salam kenal dari saya pendatang baru🤝🤝😘😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
herdaize
Author, semua kisahnya tidak jauh di wilayah Padang,Riau,medan.... apakah anda tinggal di wilayah setempat ya...dan pasti ada sang dokter nya😍😍😍
2022-10-04
2
Maminya Nathania Bortum
sukses selalu kk
2022-05-17
0
Zhree
semangat thor... Dikira Janda sama si Duda mampir lagi..
2022-05-15
0