WARNING!
BAB INI MENGANDUNG ADEGAN KHUSUS DEWASA.
BILA ANDA BELUM CUKUP USIA MOHON DI SKIP KE BAB SELANJUTNYA.
BIJAKLAH MEMILIH BACAAN ANDA
Selamat membaca
***
- San, bantuin aku boleh?-
- Apa? Suruh videoin lagi? Ogah!-
- I sh\, ya nggak lah.
- Aku pingin memastikan keberadaan mas Pradipta aja kok-
- Kenapa nggak nanya ibu mertua sih-
- Udah tapi malah kena semprot. Jadi gimana?-
- Iya iya aku bantuin.- kata Sandra menutup percakapan.
Tak lama kemudian Sandra menelponku. Dia bilang akan menghubungi temannya yang memiliki jasa penyelidikan swasta rahasia. Menurut Sandra bisnis temannya ini cukup maju dan banyak yang menyewa. Biasanya disewa oleh orang yang ingin memastikan pasangannya berselingkuh atau tidak. Tapi aku ragu menggunakannya.
“San, bukannya jasa seperti ini mahal ya? Aku mana punya uang?” kataku pelan.
“Nada! “ teriak Sandra diseberang sana. Aku mebayangkan Sandra yang sedang melotot marah padaku seperti biasa, kalau aku mengatakan bahwa aku wanita paling jelek dan tak menarik diseluruh dunia.
“Uangmu ada di aku, jangan kuatir. Kamu terima beres. Aku tahu selama ini kalau kami memberimu uang pasti akan langsung dihabiskan oleh mertua dan adik adikmu, makanya aku simpan untukmu dan mama, jadi jangan
pikirkan biayanya,” kata Sandra.
“Kamu tahu? Mama juga tahu?” tanyaku kuatir.
“Tidak. Mama tidak tahu. Tapi sepertinya Mama merasa kamu tidak baik baik saja,” kata Sandra.
“Kenapa?” tanyaku.
“Entahlah. Insting seorang ibu mungkin. Namun ayah mertuamu selalu meyakinkan mama kalau kamu baik
baik saja di Jakarta bersama istrinya yang menganggapmu seperti anak sendiri,” kata Sandra.
Setelah menutup telepon, Aku kembali dengan rutinitasku, berusaha menyingkirkan cemburu dan kesal ku. Aku meyakinkan diri bahwa semua salah. Mas Pradipta sedang bekerja keras di singapura, merajut masa depan kami. Mas Pradipta tidak akan mengkianatiku. Mas Pradipta sayang padaku.
Sorenya, Sandra sudah memberikan hasilnya padaku. Kubaca laporan itu perlahan dan berulang. Ada sesuatu yang berat menindih dadadku, meremas jantungku. Terasa perih dan menyesakkan. Dalam laporan itu dikatakan
bahwa suamiku sudah enam bulan belakangan tinggal di Jakarta, meskipun masih bolak balik ke Singapura. Suamiku dan timnya dari Lion Communication Singapore sedang mempersiapkan pembukaan kantor baru di Jakarta. Lion sendiri merupakan perusahaan besar milik keluarga Dirgantara yang begitu terkenal. Dirgantara Corp dipimpin Nyonya Dirgantara, setelah kematian Tuan besar Dirgantara yang kabarnya tertekan setelah kematian putra semata wayangnya karena kecelakaan 20 tahun silam. Dirgantara Corporation seperti tenggelam. Dalam artikel itu dikatakan bahwa Franco yang merupakan anak hasil hubungan gelap Putra Dirgantara dengan sekretarisnya, mengakuisisi Lion Communication Di Singapura dan memindahkannya ke Jakarta.
Pradipta dan Franco bersahabat sejak masuk kuliah S2. Itulah mengapa, Pradipta dipercaya untuk memegang Lion Communication Jakarta yang nantinya akan menjadi bagian sekaligus humas bagi Dirgantara Corp. Selama enam bulan ini, Pradipta dipercaya mempersiapkan kantor baru LC Jakarta sekaligus mempersiapkan LC Singapore menjadi cabang yang dikendalikan dari Jakarta. Menurut banyak artikel, Pradipta adalah salah satu CTO termuda dan memiliki banyak ide kreatif yang sangat cemerlang sejak awal karirnya.
Pemuda lajang asli Indonesia ini, memiliki karakter menyenangkan sekaligus ambisius. Pemuda murah senyum asli Jakarta ini, menjadi incara, wanita-wanita single se Asia Tenggara. Namun tampaknya belum ada yang bisa menaklukkannya-
Itulah potongan artikel yang dikirimkan padaku.
Single? Pradipta mengaku single? Kembali kususuri berbagai artikel tentang mas Pradipta yang dikirimkan oleh teman Sandra. Tak satupun disana yang menunjukan bahwa laki-laki ini sudah menikah. Kehidupan pribadinya cukup terbuka lebar. Beberapa foto apartemennya dimuat oleh beberapa media. Namun tak satupun yang membahas tentang kehidupan pernikahannya denganku. Bahkan dibeberapa media tampak foto mas Pradipta dengan ibu, Prita dan Pipit. Namun tidak ada foto berdua denganku. Aku penasaran dengan sepopuler apa suamiku diluar sana. Ternyata sangat mudah mendapatkan bahasan tentang Pradipta di internet. Selama ini aku memang tidak terlalu perduli dengan berita di luaran. Aku bukan bodoh dan tidak tahu internet. Aku tahu, aku mengerti dan bahkan sering menggunakan untuk riset saat akau membantu Mas Pradipta. Namun hanya sebatas itu. Dan ternyata suamiku cukup populer dan disebut sebut sebakai lajang paling diinginkan tahun ini.
Kembali aku konsentrasi pada laporan teman Sandra. Disana dikatakan bahwa Pradipta sering makan siang dan makan malam di GI karena mall inilah yang paling dekat dengan kantor dan apartemennya. Dikatakan bahwa dia tinggal di hunian apartemen mewah yang tidak jauh dari GI.
Kubaca pelan sambil mengingat. Oh iya, aku ingat. Itu kan gedung apartemenku yang dirawat oleh Mas Pradipta. Jadi sekarang Mas Pradipta tinggal disana? Kenapa? Ribuan pertanyaan berputar dikepalaku. Bukannya aparteman itu sedang disewa orang ya?
***
Genap seminggu setelah aku membaca semua data mas Pradipta. Dalam seminggu itu, aku mendapat laporan bahwa Mas Pradipta sudah tinggal permanen di Jakarta. Dalam sebuah artikel dikatakan, bahwa Pradipta tampak menutup apartemennya di Singapore untuk pindah permanen di Jakarta. Jika melihat tanggalnya dan foto yang menunjukan Pradipta di Bandara Soekarno Hatta bersama Ibu, Prita dan Pipit serta seorang gadis misterius lengkap dengan masker topi dan kacamata hitam, adalah hari dimana ibu mertua dan kedua adik iparku itu ke Singapore untuk melihat universitas Pipit. Saat dimana aku dilarang untuk ikut ke Singapura.
Menurut beberapa artikel, kepindahan permanen Pradipta ini dikarenakan Kantor LC Jakarta sudah mulai beroperasi penuh di gedung Dirgantara. Dalam waktu dekat, Mas Pradipta akan diumumkan sebagai CTO LC Jakarta. Kabarnya Laki-laki yang disebut sebagai lajang ambisius ini merupakan tangan kanan penguasa baru Dirgantara Corp. Selain itu, ada beberapa berita kecil di internet yang mengatakan bahwa sebenarnya Pradipta sudah memiliki kekasih yang disembunyikan. Namun berita ini tampak segera hilang ditimpa berita berita lain.
Akupun semakin penasaran dengan apa yang terjadi. Aku tidak melihat perubahan pada keluarga ini. Akhir akhir ini hubunganku dengan mas Pradipta makin jarang. Kami hanya bertukar video tanpa bicara langsung seperti dulu. Beberapa kali aku mencoba hubungi, selalu nomornya dalam keadaan mati. Kata mas Pradipta dia sekarang sedang sibuk sibuknya untuk persiapan pengangkatannya sebagai CTO. Yang mungkin memang begitu. Dan aku tidak pernah punya keberanian untuk konfirmasi langsung, semua cerita yang aku dengar. Aku terlalu takut jika dia marah dan meninggalkanku.
Untuk memuaskan rasa penasaranku, akhirnya aku memutuskan untuk mengecek langsung semua informasi yang kudapat. Kuputuskan untuk mengunjungi mas Pradipta di apartemen dan memberikan kejutan padanya. Tidak ada salahnya kalau aku yang mengalah dan mendatanginya. Bagaimanapun kami suami istri, tidak perlu gengsi.
Setelah menyelesaikan semua pekerjaan di rumah, dan memastikan semua keluarga sudah makan siang, Aku
menyiapkan diri untuk pergi. Aku mandi dan menggosok badanku kuat-kuat. Aku pastikan aku akan wangi dan bersih didepan suamiku. Lalu kupilih baju terbaikku, sebuah dres polos biru muda dengan ornament bunga-bunga kecil di leher, bersama dengan sepasang sepatu flat senada. Kukenakan sebuah kalung emas bermata berlian kecil, hadiah Mas Pradipta. Terakir, aku semprotkan parfum lembut kesukaanku. Perfect, sempurna dan luar biasa. Inilah penampilan terbaikku
Aku menuju dapur untuk melihat kotak makan yang sudah aku siapkan sejak pagi. Sayur tumis genjer ikan
teri, Ayam goreng laos, sambel trasi, kerupuk, Rendang dan klappertaart. Semua masakan kesukaan mas Pradipta ini kubuat sendiri dengan penuh cinta, menepis segala pemikiran buruk. Hatiku bahagia karena sebentar lagi aku akan bertemu dengan suami tercinta. Semua bawaan ini aku kemas rapi. Kudengan sopir taksi online menelponku, mengatakan sudah menunggu di depan. Tanpa berpanjang waktu, aku segera berlari ke depan dan berangkat melepas rindu yang sudah lama kutahan.
Kemacetan kota Jakarta membuatku sampai di apartemen sudah cukup sore. Untungnya aku pergi sebelum jam
pulang kantor. Jadi perjalananku ke apartemen ini tidak terlalu terhambat oleh kemacetan Jakarta dikala bubaran kantor.. Dulu aku yang mengatur apartemen ini dan mendesain isinya. Sebuah apartemen kecil tapi cukup nyaman dan menyenangkan menurutku. Apartemen dengan satu kamar tidur, Dapur sekaligus ruang makan dan ruang televise yang sekaligus menjadi ruang tamu. Ya aku masih ingat semua ini karena aku beberapa kali ke apartemen ini, untuk membersihkannya. Aku sudah tidak pernah kesini karena menurut suamiku, apartemen ini dia sewakan ke
temannya yang dipindah tugaskan ke cabang Jakarta. Aku sendiri masih memegang kartu aksesnya. Seingatku, nomor kuncinya adalah tanggal lahir mas Pradipta. Dan ternyata tidak berubah.
Dengan hati gembira, aku masuki apartemen tersebut. Kucium aroma khas suamiku disini. Kulihat ada beberapa tambahan alat elektronik di ruang televise, tumpukan buku dan majalah serta beberapa peralatan di dapur, yang menandakan apartemen ini memang sudah ada panghuninya. Mas Pradipta kah? Bagaimana kalau ternyata yang menghuni apartemen ini adalah penyewa yang dikatakan mas Pradipta? Aku sedikit takut meneruskan langkahku. Jangan-jangan saat pemilik apartemen datang, aku dikira pencuri. Ah sebaiknya aku hati hati.
Aku letakan makanan yang kubawa diatas meja makan. Setelah itu aku menuju kamar tidur. Kupandang seksama setiap sudut kamar. Kulihat ada sebuah jaket diatas tempat tidur, yang kutahu itu adalah jaket kesayang mas Pradipta. Kuhampiri meja rias dan kulihat foto mas Pradipta bersama ayah, ibu dan kedua adiknya. Ah ya, benar ini adalah apartemen mas Pradipta. Tidak mungkin kan orang lain yang menempati apartemen ini menyimpan barang barang pribadinya. Aku mendekati lemari pakaian disisi tempat tidur saat kudengan suara bip tanda ada orang yang sedang memasukan password masuk kedalam apartemen. Jantungku berdebar keras. Aku membayangkan mas Pradipta akan terkejut dan bahagia melihatku disini. Kubayangkan dia akan memeluk dan menciumku bahkan membawaku ke rasa yang selalu kuinginkan lagi saat itu.
“Sa…” belum sempat ku berkata-kata, aku langsung terdiam menutup mulutku saat kulihat dari pintu kamar yang terbuka, seorang wanita cantik memasuki apartemen.
“Honey, kamu sudah pulang?” teriak wanita itu sambil melenggang masuk tanpa jengah sedikitpun. Dia masuk dengan sikap temang seperti sedang memasuki rumahnya sendiri. Aku mulai ketakutan membayangkan bahwa wanita inilah yang menyewa apartemennya. Jika begini, dia bisa dituduh pencuri yang masuk tanpa ijin. Entah dorongan darimana, aku yang ketakutan segera menyembunyikan diriku kedalam lemari
pakaian yang cukup luas.
Tak lama kemudian kembali kudengar suara bip tanda ada orang yang akan masuk ke apartemen. Aku makin panik, ketakutan. Ternyata penghuninya bukan satu orang. Jika diserang mereka, aku pasti tidak akan bisa apa-apa. Aku mencoba mengintip keluar dan menajamkan telingaku. Tunggu…! Suara itu?
Bukannya itu suara Mas Pradipta dan wanita tadi? Saat kuintip keluar, kulihat Mas Pradipta dan wanita itu sedang berpelukan dan berpangutan mesra dan panas. Suara rayuan, pujian dan nyanyian panas terdengar bersahutan dari mereka berdua. Mas Pradipta menutup pintu dan mendorong wanita itu ke pintu. Bibirnya menyatu dengan wanita itu mesra dan bergelora. Badanku mulai panas dingin tidak menentu. Aku memejamkan mataku sejenak menahan debaran jantungku. Kulihat mas pradipta menyusuri leher putih wanita itu dengan lembut dan penuh kasih sayang. Keduanya melepaskan keinginan yang menggebu. Semua dilakukan dengan mesra dan lembut. Nyanyian nafsu wanita itu seperti menuntut mas Pradipta untuk melakukan lebih dan lebih. Wanita itu melepaskan dasi dan kemeja mas Pradipta begitu juga dengan tangan Mas Pradipta melepaskan gaun wanita itu dengan tidak sabar.
Setelah keduannya tak lagi terbalut benang sedikitpun, mas Pradipta mengangkat wanita itu seperti koala. Teriakan dan cekikian kecil wanita itu sedikit terdengar saat kedua bibir mereka terlepas sejenak. Kedua kaki jenjang wanita itu melingkar erat di pinggang mas pradipta saat laki-laki itu melangkah ke tempat tidur. Dibaringkannya tubuh wanita itu dengan lembut sambil memanggil namanya.
“Juli, boleh ya aku teruskan,” kata mas Pradipta dengan lembut. Wanita yang ternyata bernama Juli itu mengangguk dan tersenyum. Hah? dia minta ijin ? dengan penuh kelembutan? kenapa padaku tidak?
“Iya, honey, aku milikmu. Lakukan apapun yang kamu mau,” katanya sambil memangut bibir suamiku. Pradipta
tidak bosan-bosannya mencium, menghisap dan menyusuri tubuh Juli memberikan kenikmatan pada wanita itu. Bahkan dia merendahkan dirinya, menikmati bagian yang paling menjijikan dari manusia dimana kita mengeluarkan air yang berbau pesing. Kulihat Pradipta tersenyum puas saat Juli berteriak kencang karena apa yang dilakukannya. . Dia langsung ******* bibir Juli tanpa ampun disambut tawa Juli. Setelah itu kulihat kini Juli yang melakukan hal yang memalukan, sama seperti Pradipta tadi. Mulutnya bermain didaerah yang kotor itu? Bagaimana bisa? Tapi aku lihat Pradipta sangat menyukainya. Mereka berdua melakukan hal yang sering aku impikan dengan penuh kelembutan dan keringat yang menyenangkan, tanpa rasa sakit hingga sampai pada ujung jeritan yang membuat hatiku perih.
Aku? Hanya bisa menonton dengan deraian air mata tanpa suara. Bahkan kubekap mulutku sendiri dengan syal besar yang kutemukan menggantung di dekatku. Hatiku sangat sakit, namun mataku tidak bisa lepas dari mereka. Baru kini kusadari, bahwa apa yang dilakukan Pradipta padaku dimalam pertama dan sebelum dia ke Singapura, hanya semata pemuasan ***. Bukan hubungan penuh cinta seperti yang aku duga selama ini. Baru kusadari betapa kasar dan menyakitkannya saat itu. Aku tak pernah merasakan itu, tanpa rasa sakit yang sangat. Sangat berbeda dengan apa yang kusaksikan saat ini, Penuh gairah, penuh kelembutan, penuh gelora yang membuat dioa orang disana teggelam dalam kenikmatan.
Aku yang tenggelam dalam derai airmata dikejutkan oleh deringan telepon di depan pintu lemari.Suara itu berasal dari salam tas mungil milik Juli yang tadi dilempar begitu saja, jatuh tepat didepan lemari dimana aku bersembunyi. Juli tampak menjawab telponnya dengan malas, sementara Pradipta terus menggodanya dengan tangan nakalnya di bagian sensitive Juli. Wanita itu menjawab telpon sambil beberapa kali melotot kearah Pradipta disambut cekikikan suamiku. Tak lama setelah itu, Juli berlari ke kamar mandi.
“Aku terlambat, ayo cepat mandi dan antar aku!” kata Juli. Pradipta hanya berdehem dan berjalan ke kamar mandi dalam keadaan tenjang. Tak lama mereka sudah siap pergi dan meninggalkan aku sendiri dalam kesedihan di
apartemen. Setelah menenangkan diri, aku pulang dengan beban berat didadaku dan mata bengkak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments