Bab 6 Pengkhianatan Sang Suami (bagian 2)

WARNING!

BAB INI MENGANDUNG ADEGAN KHUSUS DEWASA.

BILA ANDA BELUM CUKUP USIA MOHON DI SKIP KE BAB SELANJUTNYA.

BIJAKLAH MEMILIH BACAAN ANDA

Selamat membaca

***

-  San, bantuin aku boleh?-

-  Apa? Suruh videoin lagi? Ogah!-

- I sh\, ya nggak lah.

-  Aku pingin memastikan keberadaan mas Pradipta aja kok-

-  Kenapa nggak nanya ibu mertua sih-

-  Udah tapi malah kena semprot. Jadi gimana?-

- Iya iya aku bantuin.-  kata Sandra menutup  percakapan.

Tak lama kemudian Sandra menelponku. Dia bilang akan menghubungi temannya yang memiliki jasa penyelidikan swasta rahasia. Menurut Sandra bisnis temannya ini cukup maju dan banyak yang menyewa. Biasanya disewa oleh orang yang ingin memastikan pasangannya berselingkuh atau tidak. Tapi aku ragu menggunakannya.

“San, bukannya jasa seperti ini mahal ya? Aku mana punya uang?” kataku pelan.

“Nada! “ teriak Sandra diseberang sana. Aku mebayangkan Sandra yang sedang melotot marah padaku seperti biasa, kalau aku mengatakan bahwa aku wanita paling jelek dan tak menarik diseluruh dunia.

“Uangmu ada di aku, jangan kuatir. Kamu terima beres.  Aku tahu selama ini kalau kami memberimu uang pasti akan langsung dihabiskan oleh mertua dan adik adikmu, makanya aku simpan untukmu dan mama, jadi jangan

pikirkan biayanya,” kata Sandra.

“Kamu tahu? Mama juga tahu?” tanyaku kuatir.

“Tidak. Mama tidak tahu. Tapi sepertinya Mama merasa kamu tidak baik baik saja,” kata Sandra.

“Kenapa?” tanyaku.

“Entahlah. Insting seorang ibu mungkin. Namun ayah mertuamu selalu meyakinkan mama kalau kamu baik

baik saja di Jakarta bersama istrinya yang menganggapmu seperti anak sendiri,” kata Sandra.

Setelah menutup telepon, Aku kembali dengan rutinitasku, berusaha menyingkirkan cemburu dan kesal ku. Aku meyakinkan diri bahwa semua salah. Mas Pradipta sedang bekerja keras di singapura, merajut masa depan kami. Mas Pradipta tidak akan mengkianatiku. Mas Pradipta sayang padaku.

Sorenya, Sandra sudah memberikan  hasilnya padaku. Kubaca laporan itu perlahan dan berulang. Ada sesuatu yang berat menindih dadadku, meremas jantungku. Terasa perih dan menyesakkan. Dalam laporan itu dikatakan

bahwa suamiku sudah enam bulan belakangan tinggal di Jakarta, meskipun masih bolak balik ke Singapura. Suamiku dan timnya dari Lion Communication Singapore sedang mempersiapkan pembukaan kantor baru di Jakarta. Lion sendiri merupakan perusahaan besar milik keluarga Dirgantara yang begitu terkenal.  Dirgantara Corp dipimpin Nyonya Dirgantara, setelah kematian Tuan besar Dirgantara yang kabarnya tertekan setelah kematian putra semata wayangnya karena kecelakaan 20 tahun silam. Dirgantara Corporation seperti tenggelam. Dalam artikel itu dikatakan bahwa Franco yang merupakan anak hasil hubungan gelap Putra Dirgantara dengan sekretarisnya, mengakuisisi Lion Communication Di Singapura dan memindahkannya ke Jakarta.

Pradipta dan Franco bersahabat sejak masuk kuliah S2. Itulah mengapa, Pradipta dipercaya untuk memegang Lion Communication Jakarta yang nantinya akan menjadi bagian sekaligus humas bagi Dirgantara Corp. Selama enam bulan ini, Pradipta dipercaya mempersiapkan kantor baru LC Jakarta sekaligus mempersiapkan LC Singapore menjadi cabang yang dikendalikan  dari Jakarta.  Menurut banyak artikel, Pradipta adalah salah satu CTO termuda dan memiliki banyak ide kreatif yang sangat cemerlang sejak awal karirnya.

Pemuda lajang asli Indonesia ini, memiliki karakter menyenangkan sekaligus ambisius. Pemuda murah senyum asli Jakarta ini, menjadi incara, wanita-wanita single se Asia Tenggara. Namun tampaknya belum ada yang bisa menaklukkannya- 

Itulah potongan artikel yang dikirimkan padaku.

Single? Pradipta mengaku single?  Kembali kususuri berbagai artikel tentang mas Pradipta yang dikirimkan oleh teman Sandra. Tak satupun disana yang menunjukan bahwa laki-laki ini sudah menikah. Kehidupan pribadinya cukup terbuka lebar. Beberapa foto apartemennya dimuat oleh beberapa media. Namun tak satupun yang membahas tentang kehidupan pernikahannya denganku. Bahkan dibeberapa media tampak foto mas Pradipta dengan ibu, Prita dan Pipit. Namun tidak ada foto berdua denganku. Aku penasaran dengan sepopuler apa suamiku diluar sana. Ternyata sangat mudah mendapatkan bahasan tentang Pradipta di internet. Selama ini aku  memang tidak terlalu perduli dengan berita di luaran. Aku bukan bodoh dan tidak tahu internet. Aku tahu, aku mengerti dan bahkan sering menggunakan untuk riset saat akau membantu Mas Pradipta. Namun hanya sebatas itu. Dan ternyata suamiku cukup populer dan disebut sebut sebakai lajang paling diinginkan tahun ini.

Kembali aku konsentrasi pada laporan teman Sandra. Disana dikatakan bahwa Pradipta sering makan siang dan makan malam di GI karena mall inilah yang paling dekat dengan kantor dan apartemennya. Dikatakan bahwa dia tinggal di hunian apartemen mewah yang tidak jauh dari GI.

Kubaca pelan sambil mengingat. Oh iya, aku ingat. Itu kan gedung apartemenku yang dirawat oleh Mas Pradipta. Jadi sekarang Mas Pradipta tinggal disana? Kenapa? Ribuan pertanyaan berputar dikepalaku. Bukannya aparteman itu sedang disewa orang ya?

***

Genap seminggu setelah aku membaca semua data mas Pradipta. Dalam seminggu itu, aku mendapat laporan bahwa Mas Pradipta sudah tinggal permanen di Jakarta. Dalam sebuah artikel dikatakan, bahwa Pradipta tampak menutup apartemennya di Singapore untuk pindah permanen di Jakarta. Jika melihat tanggalnya dan foto yang menunjukan Pradipta di Bandara Soekarno Hatta bersama Ibu, Prita dan Pipit serta seorang gadis misterius lengkap dengan masker topi dan kacamata hitam, adalah hari dimana ibu mertua dan kedua adik iparku itu ke Singapore untuk melihat universitas Pipit. Saat dimana aku dilarang untuk ikut ke Singapura.

Menurut beberapa artikel, kepindahan permanen Pradipta ini dikarenakan Kantor LC Jakarta sudah mulai beroperasi penuh di gedung Dirgantara. Dalam waktu dekat, Mas Pradipta akan diumumkan sebagai CTO LC Jakarta. Kabarnya Laki-laki yang disebut sebagai lajang ambisius ini merupakan tangan kanan penguasa baru Dirgantara Corp. Selain itu, ada beberapa berita kecil di internet yang mengatakan bahwa sebenarnya Pradipta sudah memiliki kekasih yang disembunyikan. Namun berita ini tampak segera hilang ditimpa berita berita lain.

Akupun semakin penasaran dengan apa yang terjadi. Aku tidak melihat perubahan pada keluarga ini. Akhir akhir ini hubunganku dengan mas Pradipta makin jarang. Kami hanya bertukar video tanpa bicara langsung seperti dulu. Beberapa kali aku mencoba hubungi, selalu nomornya dalam keadaan mati. Kata mas Pradipta dia sekarang sedang sibuk sibuknya untuk persiapan pengangkatannya sebagai CTO. Yang mungkin memang begitu. Dan aku tidak pernah punya keberanian untuk konfirmasi langsung, semua cerita yang aku dengar. Aku terlalu takut jika dia marah dan meninggalkanku.

Untuk memuaskan rasa penasaranku, akhirnya aku memutuskan untuk mengecek langsung semua informasi yang kudapat. Kuputuskan untuk mengunjungi mas Pradipta di apartemen dan memberikan kejutan padanya. Tidak ada  salahnya kalau aku yang mengalah dan mendatanginya. Bagaimanapun kami suami istri, tidak perlu gengsi.

Setelah menyelesaikan semua pekerjaan di rumah, dan memastikan semua keluarga sudah makan siang, Aku

menyiapkan diri untuk pergi. Aku mandi dan menggosok badanku kuat-kuat. Aku pastikan aku akan wangi dan bersih didepan suamiku. Lalu kupilih baju terbaikku, sebuah dres polos biru muda dengan ornament bunga-bunga kecil di leher,  bersama dengan sepasang sepatu flat senada. Kukenakan sebuah kalung emas bermata berlian kecil, hadiah Mas Pradipta. Terakir, aku semprotkan parfum lembut kesukaanku.  Perfect, sempurna dan luar biasa. Inilah penampilan terbaikku

Aku menuju dapur untuk melihat kotak makan yang sudah aku siapkan sejak pagi. Sayur tumis genjer ikan

teri,  Ayam goreng laos, sambel trasi, kerupuk, Rendang dan klappertaart. Semua masakan kesukaan mas Pradipta ini kubuat sendiri dengan penuh cinta, menepis segala pemikiran buruk. Hatiku bahagia karena sebentar lagi aku akan bertemu dengan suami tercinta. Semua bawaan ini aku kemas rapi. Kudengan sopir taksi online menelponku, mengatakan sudah menunggu di depan. Tanpa berpanjang waktu, aku segera berlari ke depan dan berangkat melepas rindu yang sudah lama kutahan.

Kemacetan kota Jakarta membuatku sampai di apartemen sudah cukup sore. Untungnya aku pergi sebelum jam

pulang kantor. Jadi perjalananku ke apartemen ini tidak terlalu terhambat oleh kemacetan Jakarta dikala bubaran kantor.. Dulu aku yang mengatur apartemen ini dan mendesain isinya. Sebuah apartemen kecil tapi cukup nyaman dan menyenangkan menurutku. Apartemen dengan satu kamar tidur, Dapur sekaligus ruang makan dan ruang televise yang sekaligus menjadi ruang tamu. Ya aku masih ingat semua ini karena aku beberapa kali ke apartemen ini, untuk membersihkannya. Aku sudah tidak pernah kesini karena menurut suamiku, apartemen ini dia sewakan ke

temannya yang dipindah tugaskan ke cabang Jakarta. Aku sendiri masih memegang kartu aksesnya. Seingatku, nomor kuncinya adalah tanggal lahir mas Pradipta. Dan ternyata tidak berubah.

Dengan hati gembira, aku masuki apartemen tersebut. Kucium aroma khas suamiku disini. Kulihat ada beberapa tambahan alat elektronik di ruang televise, tumpukan buku dan majalah serta beberapa peralatan di dapur, yang menandakan apartemen ini memang sudah ada panghuninya. Mas Pradipta kah? Bagaimana kalau ternyata yang menghuni apartemen ini adalah penyewa yang dikatakan mas Pradipta? Aku sedikit takut meneruskan langkahku. Jangan-jangan saat pemilik apartemen datang, aku dikira pencuri. Ah sebaiknya aku hati hati.

Aku letakan makanan yang kubawa diatas meja makan. Setelah itu aku menuju kamar tidur. Kupandang seksama setiap sudut kamar. Kulihat ada sebuah jaket diatas tempat tidur, yang kutahu itu adalah jaket kesayang mas Pradipta. Kuhampiri meja rias  dan kulihat foto mas Pradipta bersama ayah, ibu dan kedua adiknya. Ah ya, benar ini adalah apartemen mas Pradipta. Tidak mungkin kan orang lain yang menempati apartemen ini menyimpan barang barang  pribadinya. Aku mendekati lemari pakaian disisi tempat tidur saat kudengan suara bip tanda ada orang yang sedang memasukan password masuk kedalam apartemen. Jantungku berdebar keras. Aku membayangkan mas Pradipta akan terkejut dan bahagia melihatku disini. Kubayangkan dia akan memeluk dan menciumku bahkan membawaku ke rasa yang selalu kuinginkan lagi saat itu.

“Sa…” belum sempat ku berkata-kata, aku langsung terdiam menutup mulutku saat kulihat dari pintu kamar yang terbuka, seorang wanita cantik memasuki apartemen.

“Honey, kamu sudah pulang?” teriak wanita itu sambil melenggang masuk tanpa jengah sedikitpun. Dia masuk dengan sikap temang seperti sedang memasuki rumahnya sendiri. Aku mulai ketakutan membayangkan bahwa wanita inilah yang menyewa apartemennya. Jika begini, dia bisa dituduh pencuri yang masuk tanpa ijin. Entah dorongan darimana, aku yang ketakutan segera menyembunyikan diriku kedalam lemari

pakaian yang cukup luas.

Tak lama kemudian kembali kudengar suara bip tanda ada orang yang akan masuk ke apartemen. Aku makin panik, ketakutan. Ternyata penghuninya bukan satu orang. Jika diserang mereka, aku pasti tidak akan bisa apa-apa. Aku mencoba mengintip keluar dan menajamkan telingaku. Tunggu…! Suara itu?

Bukannya itu suara Mas Pradipta dan wanita tadi? Saat kuintip keluar, kulihat Mas Pradipta dan wanita itu sedang berpelukan dan berpangutan mesra dan panas.  Suara rayuan, pujian dan nyanyian panas terdengar bersahutan dari mereka berdua. Mas Pradipta menutup pintu dan mendorong wanita itu ke pintu. Bibirnya menyatu dengan wanita itu mesra dan bergelora. Badanku mulai panas dingin tidak menentu. Aku memejamkan mataku sejenak menahan debaran jantungku. Kulihat mas pradipta menyusuri leher putih wanita itu dengan lembut dan penuh kasih sayang. Keduanya melepaskan keinginan yang menggebu. Semua dilakukan dengan mesra dan lembut. Nyanyian nafsu wanita itu seperti menuntut mas Pradipta untuk melakukan lebih dan lebih. Wanita itu melepaskan dasi dan kemeja mas Pradipta begitu juga dengan tangan Mas Pradipta melepaskan gaun wanita itu dengan tidak sabar.

Setelah keduannya tak lagi terbalut benang sedikitpun, mas Pradipta mengangkat wanita itu seperti koala. Teriakan dan cekikian kecil wanita itu sedikit terdengar saat kedua bibir mereka terlepas sejenak. Kedua kaki jenjang wanita itu melingkar erat di pinggang mas pradipta saat laki-laki itu melangkah ke tempat tidur. Dibaringkannya tubuh wanita itu dengan lembut sambil memanggil namanya.

“Juli, boleh ya aku teruskan,” kata mas Pradipta dengan lembut. Wanita yang ternyata bernama Juli itu mengangguk dan tersenyum. Hah? dia minta ijin ? dengan penuh kelembutan? kenapa padaku tidak?

“Iya, honey, aku milikmu. Lakukan apapun yang kamu mau,” katanya sambil memangut bibir suamiku. Pradipta

tidak bosan-bosannya mencium, menghisap dan menyusuri tubuh Juli memberikan kenikmatan pada wanita itu. Bahkan dia merendahkan dirinya, menikmati bagian yang paling menjijikan dari manusia dimana kita mengeluarkan air yang berbau pesing. Kulihat Pradipta tersenyum puas saat Juli berteriak kencang karena apa yang dilakukannya. . Dia langsung ******* bibir Juli tanpa ampun disambut tawa Juli. Setelah itu kulihat kini Juli yang melakukan hal yang memalukan, sama seperti Pradipta tadi. Mulutnya bermain didaerah yang kotor itu? Bagaimana bisa? Tapi aku lihat Pradipta sangat menyukainya. Mereka berdua melakukan hal yang sering aku impikan dengan penuh kelembutan dan keringat yang menyenangkan, tanpa rasa sakit hingga sampai pada ujung jeritan yang membuat hatiku perih.

Aku? Hanya bisa menonton dengan deraian air mata tanpa suara. Bahkan kubekap mulutku sendiri dengan syal besar yang kutemukan menggantung di dekatku. Hatiku sangat sakit, namun mataku tidak bisa lepas dari mereka. Baru kini kusadari, bahwa apa yang dilakukan Pradipta padaku  dimalam pertama dan sebelum dia ke Singapura, hanya semata pemuasan ***. Bukan hubungan penuh cinta seperti yang aku duga selama ini. Baru kusadari betapa kasar dan menyakitkannya saat itu. Aku  tak pernah merasakan itu, tanpa rasa sakit yang sangat. Sangat berbeda dengan apa yang kusaksikan saat ini, Penuh gairah, penuh kelembutan, penuh gelora yang membuat dioa orang disana teggelam dalam kenikmatan.

Aku yang tenggelam dalam derai airmata dikejutkan oleh deringan telepon di depan pintu lemari.Suara itu berasal dari salam tas mungil milik Juli yang tadi dilempar begitu saja, jatuh tepat didepan lemari dimana aku bersembunyi. Juli  tampak menjawab telponnya dengan malas, sementara Pradipta terus menggodanya dengan tangan nakalnya di bagian sensitive Juli. Wanita itu menjawab telpon sambil beberapa kali melotot kearah Pradipta disambut cekikikan suamiku. Tak lama setelah itu, Juli berlari ke kamar mandi.

“Aku terlambat, ayo cepat mandi dan antar aku!” kata Juli. Pradipta hanya berdehem dan berjalan ke kamar mandi dalam keadaan tenjang.  Tak lama mereka sudah siap pergi dan meninggalkan aku sendiri dalam kesedihan di

apartemen. Setelah menenangkan diri, aku pulang dengan beban berat didadaku dan mata bengkak.

Episodes
1 BAB 1 Si Gajah Gemuk, Hitam, Pesek dan Gingsul
2 BAB 2 Ibu Mertua dan Saudara Iparku
3 BAB 3 Cinta Pertama dan Yang Pertama (bagian 1)
4 BAB 3 Cinta Pertama dan Yang Pertama (bagian 2)
5 BAB 4. Semua Untukmu Suamiku (bagian 1)
6 Bab 4 Semua Untukmu Suamiku (bagian 2)
7 Bab 5 Aku ingin berubah (bagian 1)
8 BAB 5 Aku Ingin Berubah (Bagian 2)
9 Bab 6. Pengkhianatan Sang Suami (bagian 1)
10 Bab 6 Pengkhianatan Sang Suami (bagian 2)
11 Bab 7 Juli sang Pelakor (bagian 1)
12 BAB 7 Juli Sang Pelakor (bagian 2)
13 BAB 8 Aku menikahinya Karena Hartanya dan Karena Ibuku
14 Bab 8 Aku Menikahinya Karena Hartanya dan Karena Ibuku
15 Bab 8 . Aku Menikahinya Karena Hartanya dan Karena Ibuku (Bagian 3)
16 Bab 8 . Aku Menikahinya Karena Hartanya dan Karena Ibuku (Bagian 4)
17 Bab 9. Berselingkuh (bagian 1)
18 Bab 9 Berselingkuh (Bagian 2)
19 Bab 9. Berselingkuh (Bagian 3)
20 Bab 10 Nada yang hancur (Bagian 1)
21 Bab 10 Nada yang hancur (Bagian 2)
22 Bab 10 Nada yang hancur (Bagian 3)
23 Bab 11 Aku Cantik dan Sexy (Bagian 1)
24 Bab 11 Aku Cantik dan Sexy (Bagian 2)
25 Bab 12 Nada adalah Nara (bagian 1)
26 Bab 12 Nada adalah Nara (bagian 2)
27 Bab 12 Nada adalah Nara (bagian 3)
28 Bab 12 Nada adalah Nara (bagian 4)
29 Bab 13 Nada Telah Mati
30 Bab 14 Nada’s Project (Bagian 1)
31 Bab 14 Nada’s Project (Bagian 2)
32 Bab 15 Pradipta dan Juli (Bagian 1)
33 Bab 15 Pradipta dan Juli (Bagian 2)
34 Bab 15 Pradipta dan Juli (Bagian 3)
35 Bab 16 Melihatmu Bersamanya (bagian 1)
36 Bab 16 Melihatmu Bersamanya (Bagian 2)
37 BAB 17 Perubahan 'Beauty is Pain’ Disayat, Dihancurkan, Disedot dan Dibius (bagian 1)
38 BAB 17 Perubahan 'Beauty is Pain’ Disayat, Dihancurkan, Disedot dan Dibius (bagian 2)
39 BAB 17 Perubahan 'beauty is pain’ Disayat, Dihancurkan, disedot dan dibius (bagian 3)
40 BAB 17 Perubahan 'Beauty is Pain’ Disayat, Dihancurkan, Disedot dan Dibius (bagian 4)
41 Bab 18 Sakitku Mengubah takdirku (bagian 1)
42 Bab 18 Sakitku Mengubah takdirku (bagian 2)
43 BAB 19. Bertemu Dengannya
44 BAB 20 Dia Bahagia Di Sana, Aku Kelelahan dan Kesakitan Di Sini, Mengubah Takdirku(bagian 1)
45 BAB 20 Dia Bahagia Di Sana, Aku Kelelahan dan Kesakitan Di Sini, Mengubah Takdirku(bagian 2)
46 Bab 21. Dia Wanita Hebat (Bagian 1)
47 Bab 21. Dia Wanita Hebat (Bagian 2)
48 Bab 21. Dia Wanita Hebat (Bagian 3)
49 Bab 22. Nara Melihatnya (Bagian 1)
50 Bab 22. Nara Melihatnya (Bagian 2 Aku Ingat Mobil itu)
51 BAB 23 Kamu siapa M? (Bagian 1)
52 BAB 23 Kamu Siapa M? (Bagian 2)
53 Bab 24 Kemarahanku Karena Julia atau Nara?
54 Bab 25 Juli dan Mahardika
55 Bab 26 . Rahasia Mahardika
56 Bab 27 Bertemu Keluarga Baru
57 Bab 28 Cinta Papa Januaria
58 Bab 29 Kaca yang pecah
59 Bab 30 Belenggu Surat Dari Si Kaya
60 Bab 31 Hamil
61 Bab 32 Anak Adalah Anugerah
62 Bab 33 Menikah (Bagian 1)
63 Bab 33 Menikah (Bagian 2)
64 Bab 34 Bertemu dengan Dua Bajingan
65 Bab 35 Menghadapi Dua Cecunguk
66 Bab 36 Kehilangan (Bagian 1)
67 Bab 36 Kehilangan (Bagian 2)
68 Bab 37 Kehilangan Maria
69 Bab 38. Gangguan 3 Bajingan
70 Bab 39. Rekaman Kejahatan
71 Bab 40. Memulai J Project
72 BAB 41 J Project
73 Bab 42
74 Bab 43 Kembali kehilangan
75 Bab 44 Perjuangan Mahardika menjadi sukses (Bagian 1)
76 Bab 44 Perjuangan Mahardika menjadi sukses (Bagian 2)
77 BAB 45 . Dendam Mahardika Cinta Nara (bagian 1)
78 BAB 45 . Dendam Mahardika Cinta Nara (bagian 2)
79 BAB 45 . Dendam Mahardika Cinta Nara (bagian 3)
80 BAB 45 . Dendam Mahardika Cinta Nara (bagian 4)
81 Bab 46 Kamu? Lalu aku?
82 Bab 47 Cerita M
83 Bab 48 Aku tak Ingin Dia Terluka
84 49. Kecupan selamat Tidur
85 Bab 50. Selamat Pagi Nara
86 BAB 51 Kupu Kupu di Perutku Untuk Mahardika
87 Bab 52 Pacaran macam apa itu?
88 Bab 53 Masih Mau Maju Terus?
89 Bab 54. Memulai dengan melihat Youtube
90 Bab 55. Misi dimulai (Bagian 1)
91 BAB 55, Misi Dimulai (Bagian 2)
92 BAB 55 Misi Dimulai (bagian 3)
93 BAB 56 Sanggupkah aku menghadapinya tanpa menunjukan rasa cintaku padanya
94 Bab 57 Jangan merepet Nara!
95 58. Bertemu Denganmu Lagi (Bagian 1)
96 58. Bertemu Denganmu Lagi (Bagian 2)
97 59. Melihatnya Terluka (Bagian 1)
98 Bab 59. Melihatnya Terluka (Bagian 2)
99 Bab 59. Melihatnya Terluka (bagian 3)
100 Bab 59. Melihatnya Teruka (Bagian 4)
101 Bab 59. Melihatnya Teruka (Bagian 5)
102 Bab 60. Meski Memakai Baju Pelayan, Kamu tetap Menggoda
103 Bab 61 . Tidak Ada Waktu Lagi (bagian 1)
104 BAB 61 . Tidak Ada Waktu Lagi (bagian 2)
105 Bab 61 . Tidak Ada Waktu Lagi (bagian 3)
106 Bab 62 Kalung Lidya Dirgantara (bagian 1)
107 Bab 62 Kalung Lidya Dirgantara (bagian 2)
108 Bab 63. Gila Karena Mesum
109 Bab 64 PLD, Munculnya Dua dari Tiga
110 Bab 65 PLD Aku Harus Mendapatkannya (Bagian 1)
111 Bab 65 PLD Aku Harus Mendapatkannya (Bagian 2)
112 66. Cegukan
113 Bab 67 Lemon Pradipta Untuk Cegukan Nara
114 Bab 68. Siapa Bilang Nara Gagal?
115 Bab 69 Membuat Strategi
116 Bab 70 Medusa dan Modusa
117 Bab 71 Misi Kalung Lidya Dirgantara (Bagian 1)
118 Bab 71 Misi Kalung Lidya Dirgantara (Bagian 2)
119 Bab 71 Misi Kalung Lidya Dirgantara (Bagian 3)
120 Bab 72 Makan Siang Nara vs Pradipta (bagian 1)
121 Bab 72 Makan Siang Nara vs Pradipta (bagian 2)
122 Bab 73 Menjagamu dan Bunda (Bagian 1)
123 Bab 73 Menjagamu dan Bunda (Bagian 2)
124 Bab 73 Menjagamu dan Bunda (Bagian 3)
125 Bab 73 Menjagamu dan Bunda (Bagian 4)
126 Bab 74 Rayuan Sang Buaya (bagian 1)
127 Bab 74 Rayuan Sang Buaya (bagian 2)
128 Bab 75 Rencana dibalik Kencan Makan Siang (Bagian 1)
129 Bab 75 Rencana dibalik Kencan Makan Siang (Bagian 2)
130 Bab 76 Jawaban Dibalik Rahasia kencan Makan siang (bagian 1)
131 Bab 76 Jawaban Dibalik Rahasia kencan Makan siang (Bagian 2)
132 Bab 76 Jawaban Dibalik Rahasia kencan Makan siang (Bagian 3)
133 Bab 76 Jawaban Dibalik Rahasia kencan Makan siang (Bagian 4)
134 Bab 77. Peristiwa Perampokan
135 Bab 78. Kembali Ke Rumah
136 Bab 79 Kencan Kedua (Bagian 1)
137 Bab 79 Kencan Kedua (Bagian 2)
138 80. Kencan Makan Malam
139 Bab 81. Kencan Makan Malam 2
140 Bab 82 Menggoda Tanpa Godaan
141 Bab 83 Meyakinkan Nara
142 Bab 84 Meragu
143 Bab 85. Kamu ingin kembali ke
144 BAB 86 Memandang Semua Dari Kacamataku
145 BAB 87 Plin Plan
146 BAB 88. Matamu Membuatku Nyaman
147 Bab 89. Janjiku
148 Keluar dari Rumah
149 Bab 91 Tempat Baru
150 Bab 92 Fitting Gaun Pengantin
151 Bab 93 Makan Malam (Bagian 1)
152 Bab 94. Makan Malam (Bagian 2)
153 Bab 95. Pertemuan Kembali Dengan Mertua
154 Bab 96. Kamu Bukan Lagi Obyek Fantasiku Nara
155 Bab 97 Nada Menantu kesayangan Pak Henky
156 Bab 97 Nada Menantu kesayangan Pak Henky
157 Bab 98. Perempuan Hebat itu Bernama Nara
158 Bab 99 Ternyata Kita Bertetangga, Nara
159 Bab 100. Berdua Kembali Denganmu
160 Bab 101 Kemana Mas Pradipta?
161 Bab 102 Tumben
162 Bab 103 Saat Pradipta Mengajakku Bertemu
163 Bab 104 Nara, Bolehkah Aku Bertemu Denganmu
164 BAB 105 Pradipta Ingin Bertemu Denganku?
165 Bab 106 Bertemu kembali denganmu, Suamiku
166 Bab 107 Kencan Di Taman
167 Bab 108 O'O Kamu Ketahuan
168 Bab 109 Dejavu
169 Bab 110 Dia seharusnya Marah!
170 Bab 111. Juli Tak Ingin Membuat Masalah (Bagian 1)
171 Bab 111. Juli Tak Ingin Membuat Masalah (Bagian 2)
172 Bab 112 Pertanyaan di Kepala Nara
173 Bab 113 Ajaakan kencan dari Pradipta untuk Nara
174 BAB 114 Aku yang Khawatir
175 Bab 115 Apakah Aku Jatuh Cinta?
176 Bab 116. Apakah Aku Cukup Menarik?
177 Bukan update - Maaf sedang sakit
Episodes

Updated 177 Episodes

1
BAB 1 Si Gajah Gemuk, Hitam, Pesek dan Gingsul
2
BAB 2 Ibu Mertua dan Saudara Iparku
3
BAB 3 Cinta Pertama dan Yang Pertama (bagian 1)
4
BAB 3 Cinta Pertama dan Yang Pertama (bagian 2)
5
BAB 4. Semua Untukmu Suamiku (bagian 1)
6
Bab 4 Semua Untukmu Suamiku (bagian 2)
7
Bab 5 Aku ingin berubah (bagian 1)
8
BAB 5 Aku Ingin Berubah (Bagian 2)
9
Bab 6. Pengkhianatan Sang Suami (bagian 1)
10
Bab 6 Pengkhianatan Sang Suami (bagian 2)
11
Bab 7 Juli sang Pelakor (bagian 1)
12
BAB 7 Juli Sang Pelakor (bagian 2)
13
BAB 8 Aku menikahinya Karena Hartanya dan Karena Ibuku
14
Bab 8 Aku Menikahinya Karena Hartanya dan Karena Ibuku
15
Bab 8 . Aku Menikahinya Karena Hartanya dan Karena Ibuku (Bagian 3)
16
Bab 8 . Aku Menikahinya Karena Hartanya dan Karena Ibuku (Bagian 4)
17
Bab 9. Berselingkuh (bagian 1)
18
Bab 9 Berselingkuh (Bagian 2)
19
Bab 9. Berselingkuh (Bagian 3)
20
Bab 10 Nada yang hancur (Bagian 1)
21
Bab 10 Nada yang hancur (Bagian 2)
22
Bab 10 Nada yang hancur (Bagian 3)
23
Bab 11 Aku Cantik dan Sexy (Bagian 1)
24
Bab 11 Aku Cantik dan Sexy (Bagian 2)
25
Bab 12 Nada adalah Nara (bagian 1)
26
Bab 12 Nada adalah Nara (bagian 2)
27
Bab 12 Nada adalah Nara (bagian 3)
28
Bab 12 Nada adalah Nara (bagian 4)
29
Bab 13 Nada Telah Mati
30
Bab 14 Nada’s Project (Bagian 1)
31
Bab 14 Nada’s Project (Bagian 2)
32
Bab 15 Pradipta dan Juli (Bagian 1)
33
Bab 15 Pradipta dan Juli (Bagian 2)
34
Bab 15 Pradipta dan Juli (Bagian 3)
35
Bab 16 Melihatmu Bersamanya (bagian 1)
36
Bab 16 Melihatmu Bersamanya (Bagian 2)
37
BAB 17 Perubahan 'Beauty is Pain’ Disayat, Dihancurkan, Disedot dan Dibius (bagian 1)
38
BAB 17 Perubahan 'Beauty is Pain’ Disayat, Dihancurkan, Disedot dan Dibius (bagian 2)
39
BAB 17 Perubahan 'beauty is pain’ Disayat, Dihancurkan, disedot dan dibius (bagian 3)
40
BAB 17 Perubahan 'Beauty is Pain’ Disayat, Dihancurkan, Disedot dan Dibius (bagian 4)
41
Bab 18 Sakitku Mengubah takdirku (bagian 1)
42
Bab 18 Sakitku Mengubah takdirku (bagian 2)
43
BAB 19. Bertemu Dengannya
44
BAB 20 Dia Bahagia Di Sana, Aku Kelelahan dan Kesakitan Di Sini, Mengubah Takdirku(bagian 1)
45
BAB 20 Dia Bahagia Di Sana, Aku Kelelahan dan Kesakitan Di Sini, Mengubah Takdirku(bagian 2)
46
Bab 21. Dia Wanita Hebat (Bagian 1)
47
Bab 21. Dia Wanita Hebat (Bagian 2)
48
Bab 21. Dia Wanita Hebat (Bagian 3)
49
Bab 22. Nara Melihatnya (Bagian 1)
50
Bab 22. Nara Melihatnya (Bagian 2 Aku Ingat Mobil itu)
51
BAB 23 Kamu siapa M? (Bagian 1)
52
BAB 23 Kamu Siapa M? (Bagian 2)
53
Bab 24 Kemarahanku Karena Julia atau Nara?
54
Bab 25 Juli dan Mahardika
55
Bab 26 . Rahasia Mahardika
56
Bab 27 Bertemu Keluarga Baru
57
Bab 28 Cinta Papa Januaria
58
Bab 29 Kaca yang pecah
59
Bab 30 Belenggu Surat Dari Si Kaya
60
Bab 31 Hamil
61
Bab 32 Anak Adalah Anugerah
62
Bab 33 Menikah (Bagian 1)
63
Bab 33 Menikah (Bagian 2)
64
Bab 34 Bertemu dengan Dua Bajingan
65
Bab 35 Menghadapi Dua Cecunguk
66
Bab 36 Kehilangan (Bagian 1)
67
Bab 36 Kehilangan (Bagian 2)
68
Bab 37 Kehilangan Maria
69
Bab 38. Gangguan 3 Bajingan
70
Bab 39. Rekaman Kejahatan
71
Bab 40. Memulai J Project
72
BAB 41 J Project
73
Bab 42
74
Bab 43 Kembali kehilangan
75
Bab 44 Perjuangan Mahardika menjadi sukses (Bagian 1)
76
Bab 44 Perjuangan Mahardika menjadi sukses (Bagian 2)
77
BAB 45 . Dendam Mahardika Cinta Nara (bagian 1)
78
BAB 45 . Dendam Mahardika Cinta Nara (bagian 2)
79
BAB 45 . Dendam Mahardika Cinta Nara (bagian 3)
80
BAB 45 . Dendam Mahardika Cinta Nara (bagian 4)
81
Bab 46 Kamu? Lalu aku?
82
Bab 47 Cerita M
83
Bab 48 Aku tak Ingin Dia Terluka
84
49. Kecupan selamat Tidur
85
Bab 50. Selamat Pagi Nara
86
BAB 51 Kupu Kupu di Perutku Untuk Mahardika
87
Bab 52 Pacaran macam apa itu?
88
Bab 53 Masih Mau Maju Terus?
89
Bab 54. Memulai dengan melihat Youtube
90
Bab 55. Misi dimulai (Bagian 1)
91
BAB 55, Misi Dimulai (Bagian 2)
92
BAB 55 Misi Dimulai (bagian 3)
93
BAB 56 Sanggupkah aku menghadapinya tanpa menunjukan rasa cintaku padanya
94
Bab 57 Jangan merepet Nara!
95
58. Bertemu Denganmu Lagi (Bagian 1)
96
58. Bertemu Denganmu Lagi (Bagian 2)
97
59. Melihatnya Terluka (Bagian 1)
98
Bab 59. Melihatnya Terluka (Bagian 2)
99
Bab 59. Melihatnya Terluka (bagian 3)
100
Bab 59. Melihatnya Teruka (Bagian 4)
101
Bab 59. Melihatnya Teruka (Bagian 5)
102
Bab 60. Meski Memakai Baju Pelayan, Kamu tetap Menggoda
103
Bab 61 . Tidak Ada Waktu Lagi (bagian 1)
104
BAB 61 . Tidak Ada Waktu Lagi (bagian 2)
105
Bab 61 . Tidak Ada Waktu Lagi (bagian 3)
106
Bab 62 Kalung Lidya Dirgantara (bagian 1)
107
Bab 62 Kalung Lidya Dirgantara (bagian 2)
108
Bab 63. Gila Karena Mesum
109
Bab 64 PLD, Munculnya Dua dari Tiga
110
Bab 65 PLD Aku Harus Mendapatkannya (Bagian 1)
111
Bab 65 PLD Aku Harus Mendapatkannya (Bagian 2)
112
66. Cegukan
113
Bab 67 Lemon Pradipta Untuk Cegukan Nara
114
Bab 68. Siapa Bilang Nara Gagal?
115
Bab 69 Membuat Strategi
116
Bab 70 Medusa dan Modusa
117
Bab 71 Misi Kalung Lidya Dirgantara (Bagian 1)
118
Bab 71 Misi Kalung Lidya Dirgantara (Bagian 2)
119
Bab 71 Misi Kalung Lidya Dirgantara (Bagian 3)
120
Bab 72 Makan Siang Nara vs Pradipta (bagian 1)
121
Bab 72 Makan Siang Nara vs Pradipta (bagian 2)
122
Bab 73 Menjagamu dan Bunda (Bagian 1)
123
Bab 73 Menjagamu dan Bunda (Bagian 2)
124
Bab 73 Menjagamu dan Bunda (Bagian 3)
125
Bab 73 Menjagamu dan Bunda (Bagian 4)
126
Bab 74 Rayuan Sang Buaya (bagian 1)
127
Bab 74 Rayuan Sang Buaya (bagian 2)
128
Bab 75 Rencana dibalik Kencan Makan Siang (Bagian 1)
129
Bab 75 Rencana dibalik Kencan Makan Siang (Bagian 2)
130
Bab 76 Jawaban Dibalik Rahasia kencan Makan siang (bagian 1)
131
Bab 76 Jawaban Dibalik Rahasia kencan Makan siang (Bagian 2)
132
Bab 76 Jawaban Dibalik Rahasia kencan Makan siang (Bagian 3)
133
Bab 76 Jawaban Dibalik Rahasia kencan Makan siang (Bagian 4)
134
Bab 77. Peristiwa Perampokan
135
Bab 78. Kembali Ke Rumah
136
Bab 79 Kencan Kedua (Bagian 1)
137
Bab 79 Kencan Kedua (Bagian 2)
138
80. Kencan Makan Malam
139
Bab 81. Kencan Makan Malam 2
140
Bab 82 Menggoda Tanpa Godaan
141
Bab 83 Meyakinkan Nara
142
Bab 84 Meragu
143
Bab 85. Kamu ingin kembali ke
144
BAB 86 Memandang Semua Dari Kacamataku
145
BAB 87 Plin Plan
146
BAB 88. Matamu Membuatku Nyaman
147
Bab 89. Janjiku
148
Keluar dari Rumah
149
Bab 91 Tempat Baru
150
Bab 92 Fitting Gaun Pengantin
151
Bab 93 Makan Malam (Bagian 1)
152
Bab 94. Makan Malam (Bagian 2)
153
Bab 95. Pertemuan Kembali Dengan Mertua
154
Bab 96. Kamu Bukan Lagi Obyek Fantasiku Nara
155
Bab 97 Nada Menantu kesayangan Pak Henky
156
Bab 97 Nada Menantu kesayangan Pak Henky
157
Bab 98. Perempuan Hebat itu Bernama Nara
158
Bab 99 Ternyata Kita Bertetangga, Nara
159
Bab 100. Berdua Kembali Denganmu
160
Bab 101 Kemana Mas Pradipta?
161
Bab 102 Tumben
162
Bab 103 Saat Pradipta Mengajakku Bertemu
163
Bab 104 Nara, Bolehkah Aku Bertemu Denganmu
164
BAB 105 Pradipta Ingin Bertemu Denganku?
165
Bab 106 Bertemu kembali denganmu, Suamiku
166
Bab 107 Kencan Di Taman
167
Bab 108 O'O Kamu Ketahuan
168
Bab 109 Dejavu
169
Bab 110 Dia seharusnya Marah!
170
Bab 111. Juli Tak Ingin Membuat Masalah (Bagian 1)
171
Bab 111. Juli Tak Ingin Membuat Masalah (Bagian 2)
172
Bab 112 Pertanyaan di Kepala Nara
173
Bab 113 Ajaakan kencan dari Pradipta untuk Nara
174
BAB 114 Aku yang Khawatir
175
Bab 115 Apakah Aku Jatuh Cinta?
176
Bab 116. Apakah Aku Cukup Menarik?
177
Bukan update - Maaf sedang sakit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!