Hari ini hari kedua aku sendirian di rumah.Ayah ternyata juga tidak ada dirumah karena harus mengurus usaha yang di Bandung. Kebtulan justru Sandralah yang ke Jakarta. Kata Sandra aka nada kumpul-kumpul dengan temen kuliah kita dulu. Aku tidak tahu? Jangan heran lah. Aku memang tidak pernah dianggap oleh mereka, selain saat mengerjakan tugas. Hanya saat ada tugas mereka mencariku dan meminta bantuanku untuk mengerjakan tugas tugas itu. Hal ini sering membuat Sandra ngamuk padaku dan temen-teman.
Berbeda dengan Sandra yang meski sederhana, namun sangat cantik. Seberapa banyak Sandra makan, namun
badannya tetap kurus dan bagus. Sangat berbeda denganku. Kalau kata teman-temanku, jika main petak umpet, Sandra bersembunyi dalam pelukankupun tidak akan pernah kelihatan. Berbeda dengan Sandra yang langsung marah-marah membelaku, aku hanya tersenyum tanpa berkata. Untuk apa? Tidak ada gunanya kan marah-marah? Toh mereka hanya bercanda. Dan aku? Aku memang besar bukan? Mereka tidak berniat menyakitiku kan? Aku juga tidak pernah menyakiti siapapun kok.
Kami berkumpul di sebuah kafe yang cukup asri. Tidak banyak ternyata yang datang hari ini. Mereka adalah orang-orang yang cukup dekat dengan Sandra, yang otomatis juga mengenalku karena dimanapun Sandra pergi, aku pasti ditariknya ikut. Saat kami bersalaman, mereka massih memandangku gelid an mengomentari badan besarku.
Huft, mungkin Pipit dan Prita benar, aku harus berubah. Aku harus kurus. Aku tidak boleh mempermalukan Mas Pradipta, kataku dalam hati.
“Apa Nada? Siapa bilang kamu harus kurus? Siapa yang bilang kamu mempermalukan Pradipta karena gemuk?” kata Sandra sambil menyenggol tanganku. Loh kok Sandra tahu? Kupandang Sandra dengan keheranan.
“Heran? Iyalah, meski pelan, kamu ngomongnya di kupingku neng,” kata Sandra seolah-olah mengerti keherananku. Aku menarik nafas dengan berat. Pikiranku kembali melayang ke kejadian kejadian sebelumnya yang membuatku bertekad untuk kurus. Tak terasa air mataku mulai ikut-ikutan ingin ikut reuni. Hal ini membuat Sandra memusatkan perhatiannya padaku, juga beberapa teman yang lain. Sandra menariku untuk pindah ke sofa sebelah sambil memberikan kode ke teman-tmeman yang lain. Merkapun paham dan melanjutkan pembicaraan tanpa kami.
“Sekarang, ceritakan. Ada apa? Aku bukan mama, jadi jangan bilang tidak ada apapa-apa dan kamu baik-baik saja,” kata Sandra menggenggam tanganku. Aku memandang Sandra sambil menghela nafas beberapa kali. Dadaku terasa perih dan sesak. Ya, mungkin memang sudah waktunya aku bercerita. Aku membutuhkan orang untuk berbagi. Aku teringat mama. Namun mama sudah terlalu tua dan aku tidak mau membebaninya. Mungkin
Sandra adalah orang yang tepat. Maka aku ceritakan semua tentang Mas Pradipta, sekolah ya, pekerjaannya, keluarganya, hinaan dan kata-kata yang selalu menyakitkanku meski aku berusaha untuk menahan dan positif thinking.
“Nada, gila ya suami dan keluarganya. Kok lu mau sih? Jangan diam saja dan ngalah terus dong. Gila lu. Jangan mentang mentang lu ngrasa jelek dan badan lu kayak gajah gini trus lu diem aja dibabuin,” kata Anto yang entah sejak kapan sudah nimbrung di meja kami.Mereka yang duduk di meja kami tampak geram. Aku berusaha tersenyum. Ya aku salah. Seharusnya aku tidak boleh menceritakan ini pada orang lain. Kata Mass Pradipta, apapun yang terjadi pada kami, harus aku simpan sendiri kan. Ah, aku salah. Kataku sambil memukul kepalaku sendiri. Sandra memegang tanganku dengan marah.
“Kamu nggak salah kalau cerita ke aku Nada. Apa yang mereka lakukan itu jahat. Jangan menghukum duiri kamu segila ini,” kata Sandra. Ah, apsti deh tadi aku mengatakan apa yang kupikirkan.
“Nggak San, Mas Pradipta itu baik. Dia cinta sama aku. Keluarganya melakukan itu karena sayang sama aku,” kataku, yang langsung disambut degusan mereka.
“Sayang kata lu? Kalau sayang istri, nggak akan istrinya ditinggal jauh-jauhan sampai 8 tahun Nada,” kata Anto lagi.
“Sudah ah, jangan bicarakan rumah tanggaku. Nanti aku dosa,” kataku sedikit kesal.
“Trus, sekarang kamu maunya gimana?” tanya Desti memandangku ibu. Pandangan ini yang aku tidak pernah suka. Bagiku, lebih baik mereka mentertawakanku daripada mengasihaniku.
“Aku bertekad untuk berubah agar tidak memalukan saat bersanding dengan suamiku. Aku juga ingin memeriksakan diri ke dokter kandungan untuk program kehamilan,” kataku mantab.
“Nggak perlu juga kali usaha kurus, kamu cantik kok kayak gini. Kamu itu inner beatynya kuat banget Nada. Orang akan jatuh cinta kalau sudah kenal kamu, kata Sandra tidak setuju.
“Aku tidak butuh orang lain jatuh cinta San. Aku hanya ingin cinta suamiku. Makanya aku harus beruba biar pantas berdiri disampingnya,” kataku.
“Bagus, gue dukung!” kata Anto dan Desti bersamaan. “Tapi gimana ya caranya. Secara dia makan kayak buldoser begitu. Kalau berhenti makan bukannya lu stress ya Nada?” Akupun berpikir keras. Iya juga. Satu-satunya yang membuatku tenang hanya makan. Kalau aku kurus, bukannya aku harus berhenti makan? Sanggupkah aku.
“Atau, gimana kalau lu ikutan acara reality show Make Over season depan. Kata teman gue yang kerja di PH mereka, mereka masih membutuhkan satu peserta lagi. Kalau lu mau, aku bisa merekomendasikan lu ke mereka. Yang bikin sekaligus yang punya PH itu senior kita juga, kalian inget Mahardika kan? “ kata Desty.
“Mahardika si jenius yang dingin dengan gelar berendeng tu? “tanya Sandra. Ya aku ingat, dulu ada senior yang lulus cumloude dan menjadi idola. Menurut kabar, meski usianya tidak jauh dari kami, namun dia sudah berhasil merai master dan PHD di bidang Image Communication, Psikologi, dan banyak lagi. Dia juga dikenal sebagai salah satu ahli rekayasa wajah dan tubuh yang sangat mumpuni di Korea dan Thailan.
“Iya, Kebetulan dia tinggal di dekat rumah lu Nada. Gue pernah kerumahnya waktu mengantar blueprint komunikasi saat kerjasama dengan agency gue,” Kata Desti
“Oh ya, tahu bener kayaknya lu. Laki lu?” tanya Anto curiga.
“Ish, kagak. Mana mau dia sama gue. Dia itu cinta mati sama adik angkatnya. Lagian dia sahabatn sama laki gue tahu. Udah nih gue bukain web tentang acara Make over,” kata Desti.
“_ Make Over Total ndonesia
Sebuah reality show yang digawangi oleh seorang ahli Image Communication dan Rekayasa wajah serta tubuh., Mahardika. Sorang konsultan komunikasi cerdas yang cukup ternama dan menjadi andalan masyarakah oplas kelas atas di Korea dan Thailand. Acara ini berkolaborasi dengan PH ternama di Korea yang menggawangi acara Let Me In yang begitu populer di Korea dan Thailan.
Dalam reality show yang melibatkan banyak ahli bedah plastic, ahli sedot lemak, ahli gisi dan ahli kecantikan ini akan dibagi dalam dua periode. Yaitu periode sebelum dan sesudah. Dari peserta yang mendaftar, pihak PH akan menilai berdasarkan permasalahan mereka dan seberapa pantas mereka dibantu. Setelah dipilih 2 orang
kontestan, kita akan diajak melihat kehidupan sehari-hari yang sulit karena "kekurangan fisiknya". Masing-masing
peserta akan diberikan julukan yang sadis kayak putri dari negeri sampah, si gigi busuk, itik buruk rupa dll. Entah didramatisasi atau kenyataan tapi cerita yang ditonjolkan memang mengerikan. Seperti juga acara Let me In, akan
diselenggarakan audisi mencari calon peserta. Disana calon peserta akan dilihat keadaan fisiknya dan menceritakan penderitaan yang dialaminya didepan juri
Acara ini tidak main-main. Seperti kita tahu, untuk makeover seperti ini dibutuhkan tekad kuat, kemauan dan bisa menahan sakit. Tentu saja dengan biaya mahal. Pihak PH tentu harus mengeluarkan banyak dana untuk operasi-operasi dan semua kebutuhan menuju perubahan ini. Namun, bagi para peserta Let Me In, yang tetntunya akan dialami oleh peserta Make over juga- semua ini terbayarkan.
Salah satu peserta yang berhasil mendapatkan operasi plastik di acara Let Me In Korea adalah bernama Heo Ye Eun. Wanita tersebut tampil dalam Let Me In 2 di sekitar tahun 2012. Masalah Ye Eun kala itu adalah bentuk rahangnya yang cukup lonjong dan beberapa bagian lain yang perlu diperbaiki seperti hidung dan gigi. –
Nada menarik nafas membaca berita itu dan tertarik. Sandra hanya memandang Nada dengan dingin tak
mengerti. Desti segera memutar video yang berisi wawancara Heo Ye-Eun . Dalam video, gadis itu berderai
air mata, menceritakan kisah hidupnya di acara Let Me In. Gadis ini terlahir dengan dagu yang sangat panjang dan wajah yang asimetris. Bentuk giginya juga berantakan sejak kecil. Dengan penampilan seperti ini, Heo Ye-Eun berkali-kali mendapat hinaan sejak sekolah. Teman-temannya memanggilnya dengan sebutan cewek dagu panjang, dagu timun dan julukan buruk lainnya. Hinaan yang diterima Heo Ye-Eun hampir setiap hari di sepanjang hidupnya. Otomatis, Heo Ye-Eun merasa tidak percaya diri, malu dan melihat tidak ada masa depan dalam hidupnya. Walau begitu, Heo Ye-Eun berhati mulia. Dia memiliki seorang adik berkebutuhan khusus, selama ini, Heo Ye-Eun lah yang merawat sang adik. Dari adiknya, Heo Ye-Eun merasa karena itu semua makanya dia tumbuh menjadi gadis
yang lebih kuat.
Ye Eun pun mendapatkan berbagai prosedur dari mulai pemotongan rahang, pemancungan hidung dan lain sebagainya. Ye Eun berhasil melakukan perubahan yang luar biasa, wanita tersebut berubah drastis dan memiliki wajah bak para model. Ye Eun juga menceritakan kehidupannya setelah 8 tahun lamanya melakukan operasi. Saat menjawab pertanyaan pembaca acara tentang efek samping yang didapatnya? Ye Eun mengakui jika operasi plastik mengubah total hidupnya. Ia kini ia bekerja sebagai tim marketing untuk salah satu klinik penyedia operasi plastik. Sebelumnya, ia sempat bekerja sebagai penjual online shop, bekerja di sebuah toko bebas pajak
dan sempat tampil dalam sebuah film di tahun 2015. Selain itu, Ye Eun juga mengakui jika ia tak merasakan efek samping buruk apapun terkait operasi plastiknya 8 tahun lalu.
"Itu tidak kelihatan kalau aku mendapatkan perbaikan hidung kan? itu sudah 8 tahun dan aku tidak memiliki efek samping apapun," tutur Heo Ye Eun. Sang pembawa acarapun tersenyum “Hal tersebut nggak mengherankan, mengingat para dokter yang tampil di acara tersebut memang para ahli bedah plastik. Sehingga mereka tentu
sangat profesional terkait pekerjaan mereka dan meminimalisir efek samping sekecil mungkin, kata sang pembaca acara. Meski bahagia dengan hasilnya, Ye Eun megatakan dia sempat berjuang melawan ketakutan sosial (Social phobia). Ia merasa tak nyaman saat banyak orang yang membaca tentang dirinya secara online. Tapi, kini Ye Eun tampak sudah bisa melewatinya. Ia bahkan menyatakan jika ia kini menyadari bagaiman orang-orang memberikan perlakuan berbeda padanya setelah operasi plastik yang dijalaninya
"Setelah aku mendapatkan operasi plastik, aku sdar bagaimana orang Korea menilai sebuah tampilan. Sikap orang-orang terhadapku benar-benar berubah setelahnya," ungkap Ye Eun. Ye Eun mengaku jika banyak laki-laki yang meminta nomornya setelah dirinya berubah menjadi cantik. Ketika kencan, Ye Eun akan mengatakan jika ia adalah wanita yang ada di acara operasi plastik itu karena tak mau menipu para pria. Beruntungnya, ada pria yang tetap menerima keadaan Ye Eun. Ia mengaku sudah berpacaran selama 4 tahun sengan seseorang yang sebelumnya adalah temannya.
I will gratefully live my life each day, with a beautiful heart and mind. - Heo Ye-Eun.
Video itupun berhentti. Nada tersenyum dan yakin bahwa dia akan seperti Ye Eun. Dia yakin bahwa perubahan total akan membuat Pradipta bangga. Dan makin sayang padanya. Untuk rasa sakit dan biaya, itu adalah pengorbanan yang harus dia lakukan demi untuk menjadi pantas disamping Pradipta.
“Gimana? Tanya Anto.
“Iya, tolong aku Desti aku mau ikut. Tapi jangan sampai mama tahu ya Sandra. Jangan sampai mama tahu tentang masalahku dengan Pradipta. Jangan sampai mama tahu tentang Make over ini,” kataku sambil tersenyum manis pada Sandra. Sandra hanya mendegus dan mengangguk.
“Oke, tapi kamu harus hati-hati dan harus baik baik saja. Lalu, bagaimana dengan keluarga Pradipta.
“Ya jangan sampai mereka tahu juga lah. Aku mau ini jadi kejutan buat Mas Pradipta kan,” kataku tersenyum bahagia. Akhirnya aku menemukan solusi yang hebat.
“Nada, gue sudah memasukan nama lu di PH ya. Sebentar lagi ada form yang lu isi. Kebetulan mereka sedang kejar tayang, jadi kalau bisa minggu ini sudah mulai syuting untuk audisi, dilanjut dengan syuting 2 hari di rumah lu. Bisa?” tanya Desti.
“Ah, bisa. Kebetulan mertua dan adik-adikku sedang pergi sebulan ini. Kebetulan sekali ya,” kataku. Dan akhirnya sebulan setelah itu aku benar benar dengan syuting acara Make Over. Syuting yang hanya membutukan waktu 2 minggu ini baru dibagian awal makeover. Setelah audisi, kami syuting di rumahku. Tidak sulit karena memang rutiniitas sehari hari yang mereka inginkan. Kadang ada tiga orang artis yang berdandan mirip Ibu, Prita dan Pipit. Merekalah yang berperan sebagai ibu, Pipit dan Prita dalam acara Makeover. Dibagian akhir, akan ada narasisebagai pengantar pemirsa untuk memilih satu dari kami berdua yang benar-benar akan di Makeover. Setelah itu syuting akan break untuk mempersiapkan pemenang dan proses makeover.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments