BAB 3 Cinta Pertama dan Yang Pertama (bagian 1)

Nada adalah gadis kesayangan keluarga Hermawan. Bukan keluarga konglomerat namun cukup memiliki nama

dijajaran pengusaha kuliner negeri ini. Hidup Nada tidak pernah susah jika kamu bicara soal ekonomi. Namun hidup gadis yang bertubuh gemuk dan besar seperti ayahnya ini cukup berat sejak masuk ke bangku SMP. Bagi nada, hinaan dan bully adalah makanan sehari-hari. Menjadi bahan ejekan dan tertawaan teman-temannya

sudah bukan hal baru. Selama itu tidak menyakiti tubuhnya, Nada memilih untuk diam dan menelan semua itu. Meski hatinya sangat sakit. Meski dia sering kali kesepian karena tidak ada yang meu menjadi temannya, kecuali Sandra, tetangga dan sahabatnya sejak SD.

Selain Sandra, saat SMP dan SMA, Nada juga dekat dengan  Pradipta. Dia adalah putra dari  Pak Henky, sopir pribadi keluarga Hermawan,  sejak Nada masih kecil. Pak Henky sudah sangat dekat dengan keluarga tuannya. Pak Henky memiliki satu putra dan dua putri, yang juga dibiayai sekolahnya oleh orangtua Nada. Meski begitu, hanya Pak Henky dan Pradipta yang sering berada di kediaman Hermawan. Pradipta sendiri sering membantu Bapak Hermawan di restoran atau dirumah, dengan imbalan tentunya. Karena itu, Nada sering bertemu dengannya sejak SMP.

POV NADA

Aku mengenal mas Pradipta sejak masih kecil. Bisa dikatakan kami tumbuh bersama, karena mas Pradipta sering ikut ayahnya kerumah kami. Jika tidak ada pekerjaan, biasanya mas Pradipta akan menemaniku bermain. Dia sangat baik padaku. Tidak pernah sekalipun dia menghinaku karena gemuk. Dia pria tertampan yang pernah aku temui.

Ya kamu benar, aku jatuh cinta padanya sejak aku mengenal rasa itu. Tepatnya saat kelas dua SMP. Kebetulan

kami memang seusia, namun tidak satu sekolah. Beberapa kali, Mas Pradipta menolongu saat dibuli oleh anak-anak komplek. Dia selalu melarangku keluar rumah, dan bermain di halaman bertiga dengan Sandra. Dia pula yang menyemangatiku agar aku berlatih kickboxing untuk melindungi diriku. Dia yang selalu mendorongku untuk berani menunjukan rasa tidak suka saat dibuli. Dan karena itu jugalah, meski bisik bisik, cemooh dan berbagai bully masih terus ada, namun tidak pernah ada yang sampai menyakitiku secara fisik. Aku cukup handal di Kickboxing.

Kami bertiga tumbuh bersama bahkan kuliah ditempat yang sama. Kami berhasil masuk ke fakultas komunikasi di perguruan ternama di kota kami. Tentu aku dan mas Pradipta dibiayai oleh papa. Saat kuliah kami selalu berangkat dan pulang bertiga. Saat akhirnya Sandra memiliki kekasih dan lebih banyak menghabiskan waktu dengan kekasihnya, aku selalu pulang dan pergi bersama Mas Pradipta. Disanalah perasaan cintaku makin besar. Meski Mas Pradipta tidak pernah mengatakan apapun tentang perasaannnya, namun aku juga tidak pernah melihatnya bersama wanita lain selain aku.

Saat menjelang akhir masa kuliah, papa dan mama mengajakku bicara. Rupanya mereka menyadari kalau

putri semata wayangnya jatuh cinta pada putra Pak Henky. Pada awalnya aku tidak ingin mengakui rasaku. Namun mama bukan lawanku jika bicara. Akhirnya, aku mengeluarkan semua rasa yang ada di hati. Papa marah karena aku jatuh cinta pada putra seorang sopir? Jawabannya adalah tidak.  Papa dan mama adalah orang hebat yang tidak pernah memandang rendah seseorang berdasarkan kelas sosial atau status pekerjaan. Bagi papa mama, sopir hanyalah pekerjaan pak Henky.

“Papa ingin kamu bahagia, Nada,” kata papa sambil tersenyum saat itu. Tangan mama mengelur kepalaku yang ada  dipangkuannya. Papa dan mama yang duduk di sofa sedangkan aku duduk di karpet, membuatku dapat

meletakkan kepalahku dengan nyaman di pangkuan mama, sambil berbicara.

“Mama lihat, kamu juga sudah sangat dekat dengan Pradipta. Jika memang kamu menyukainya, menikahlah dengannya. Kalian sudah cukup usia. Kamu dan Pradipta nanti bisa meneruskan usaha papa dan mama. Saat ini malah Sandra yang menjadi asisten mama lho. Kalau kalian menikah, Pradipta bisa menggantikan papa,

sedangkan kamu dan Sandra  bisa menangani yang lain menggantikan mama kan. Pradipta adalah laki laki  yang sangat baik sopan dan bertanggung jawab,” kata Mama.  Aku hanya bisa tersenyum. Jantungku berdegup kencang membayangkan akan menikah laki-laki cinta pertama dan satu-satunya yang kumiliki.

“Tapi ma, pa, aku tidak pernah bicara apa-apa tentang hubunganku dengan mas Pradipta. Apakah dia mau menikah denganku? “ tanyaku saat itu dengan malu. Mukaku terasa panas terbakar.

“Yang penting kamu bersedia menikah dengan Pradipta kan? Sisanya biar papa dan pak Henky yang

mengurusnya, yak an ma?” kata Papa.

“Iya, Nada. Kalau kamu sudah menikah, kami akan tenang,” tambah mama yang hanya kujawab dengan anggukan kepala.

Sampailah dihari kami bertiga wisuda bersama. Sepulang wisuda, keluarga Hermawan dan keluarga Henky merayakan kelulusan kami di sebuah restoran. Suasana akrab dua keluarga ini tampak terjalin. Prita dan

Pipit, adik mas Pradipta yang duduk dibangku SMP dan SMA, sesekali memandangku yang saat itu mengenakan kebaya. Keduanya terlihat berbisik dan tertawa kecil tertahan. Sesuatu yang sudah tidak asing bagiku. Sementara itu Papa asyik bicara dengan Pak Henky dan mama asyik bicara dengan ibu mas Pradipta. Dari tadi, ibu mas Pradipta dengan terang terangan memuji tas tas branded mama.

Mas Pradipta beberapa kali melotot pada kedua adiknya, saat Pipit dan Prita mentertawakanku. Hal ini

sungguh, membuat hatiku menghangat. Namun aku hanya bisa berdiam diri tak mengatakan apapun. Mas Pradipta sama sekali tidak mengajakku berbicara. Jika  tidak bicara dengan kedua adiknya,

dia asyik dengan makanannya atau gawainya.

“Ehem… minta perhatian sebentar ya,” tiba tiba papa mengegetkan kami. “Alhamdulilah, hari ini kita diberkahi kelulusan Nada dan Pradipta. Selamat buat kalian berdua ya. Lalu apa rencana kalian?” aku hanya terdiam. Ya aku tidak punya rencana apapun selain membantu mama kan. Dan mereka tahu itu.

“ Terimakasih pa, saya sudah diberi kesempatan untuk bisa sekolah dan kuliah sampai sekarang. Seperti

rencana papa tentunya, saya akan bekerja di tempat papa. Itu jika tawaran papa masih berlaku. Namun sebenarnya saya sendiri ingin melanjutkan kuliah di Singapura pa. Itu nanti setelah saya bisa mengumpulkan biatanya,” kata mas Pradipta mantap. Ya, dia memanggil papaku dengan panggilan papa dan mamaku

dengan panggilan mama, seperti permintaan kedua  orang tuaku.

“Iya pak Hermawan, saya juga berterimakasih sekali karena bapak dan ibu Hermawan telah berbaik

hati membiayai sekolah anak-anak saya. Bapak juga yang menyelamatkan nyawa saya  puluhan tahun lalu. Selain berhutang nyawa pada bapak, saya juga berhutang budi atas masadepan anak anak saya,” kata pak Henky sambil berdiri dan membungkuk pada Papa.  Mas Pradipta memandang ayahnya dengan tatapan yang aku tidak tahu artinya. Seperti ada kilat tidak nyaman, terimakasih dan entah lah. Sementara itu ibu Henky

masih sibuk mengamati tas mama, tidak terpengaruh dengan pembicaraan ini.

“Pak Henky ini ada ada saja. Tidak usah seperti itu. Kita ini keluarga kan,” kata papa.

“Pa, bagaimana kalau kita bicarakan sekarang, mumpung kita semua disini,” kata mama sambil menyenggol tangan papa. Papa mengangguk dan berdehem, tanda bahwa dia akan berbicara serius.

“Bapak dan ibu Henky dan terutama kamu Pradipta. Tentu kalian tahu kalau kami memiliki putri satu-satunya, Nada. Kami juga tidak punya saudara dekat. Itulah mengapa kami ingin memastikan masa depannya pada tangan yang tepat. Untuk itu, kami ingin bertanya pada Pradipta terutama, apakah bersedia menerima Nada sebagai pendamping. Saya ingin menitipkan Nada padamu, agar kami tenang,” kata Papa sambil tersenyum.

Kalimat papa yang diucapkan dengan tenang ini ternyata kekuatannya melebihi gelegar halilintar. Terbukti semua yang duduk dimeja itu terdiam kaku tak bergerak. Bahkan jantungku berdetak kencang tak terkendali. Mungkin semua orang bisa mendengarnya disaat senyap seperti ini. Papa memandang lurus ke mas Pradipta. Laki-laki yang awalnya tersenyum itu, kini menunduk seperti tidak tahu bicara apa.

“Bapak dan ibu Hermawan, maafkan kami kalau kami belum bisa menjawab sekarang. Semuanya terlalu tiba-tiba untuk kami,” kata bu Henky sambil tersenyum memecah kesunyian yang muncul akibat kata-kata papa tadi.

“Saya pribadi tidak keberatan Pak Hermawan. Bahkan Nyawa dan hidup saya sudah sejak awal, saya serahkan pada bapak. Saya pastikan Pradipta yang akan menjaga Nada sampai kapanpun,” kata Pak Henky memotong perkataan istrinya.

“Tapi pak…” kudengar mas Pradipta berteriak. Ya aku sadar, pasti dia keberatan menikahiku. Dia yang

begitu tampan dan hebat, mana mau menikah dengan gadis gemuk sepertiku. Aku menunduk dalam menahan airmataku. Hatiku sudah patah bahkan sebelum bertumbuh. Kuremas jari-jemariku sambil mencoba menghela nafas dalam. Mama disebelahku mengambil tanganku dan menggegamnya. Memberikan ketenangan dan kekuatan seperti biasa.

“Tidak ada tapi Pradipta. Apapun permintaan pak Hermawan, harus kamu ikuti. Karena semua yang kamu miliki sekarang ini adalah milik Pak Hermawan,” kata Pak Henky tegas.

“Sudahlah, lebih baik kita bicarakan ini dirumah,” potong bu Henky menengahi pembicaraan Pak Henky

dan putranya. “Bapak ibu Hermawan, saya mohon, berikan kami waktu untuk membicarakan ini semua. Semua terlalu tiba-tiba bagi kami. Pradipta hanya terkejut pak, bu. Kami akan merencanakan semua dengan baik. Lagipula, bukannya pihak laki-laki yang seharusnya melamar? Jadi berikan kami waktu ya pak bu. Pradipta, bapak, ayo kita pulang. Banyak yang harus kita bicarakan dan persiapkan,” kata bu Henky sambil tersenyum.

“Oh iya, benar juga. Baiklah Pak Hermawan, sebaiknya kami mohon pamit. Nanti kami akan segera sowan

untuk membicarakan semuanya lebih lanjut,” kata Pak Henky dengan senyum lebar di mukanya. Kulihat muka mas Pradipta yang tampak tegang dan kusut. Sementara itu wajah Prita dan Pipit tampak kebingungan. Bu Henky segera berdiri dan menyalami papa dan mama, lalu menarik tangan mas Pradipta, diikuti Prita dan

Pipit. Sekali lagi, pak Henky berpamitan pada kami dan menyusul keluarganya. Sepeninggal mereka, kamipun segera pulang kerumah.

***

Terpopuler

Comments

riskaalmahyra

riskaalmahyra

kalau kayak gini peluang buat harmonis dalam rumah tangganya sedikit

2022-04-25

1

Nunuk Pujiati 👻

Nunuk Pujiati 👻

wahh, ini bisa jadi bumerang sih apalagi prapdita nya nggak suka. semoga aja, ada jalan terbaik untuk mereka.

2022-03-29

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 Si Gajah Gemuk, Hitam, Pesek dan Gingsul
2 BAB 2 Ibu Mertua dan Saudara Iparku
3 BAB 3 Cinta Pertama dan Yang Pertama (bagian 1)
4 BAB 3 Cinta Pertama dan Yang Pertama (bagian 2)
5 BAB 4. Semua Untukmu Suamiku (bagian 1)
6 Bab 4 Semua Untukmu Suamiku (bagian 2)
7 Bab 5 Aku ingin berubah (bagian 1)
8 BAB 5 Aku Ingin Berubah (Bagian 2)
9 Bab 6. Pengkhianatan Sang Suami (bagian 1)
10 Bab 6 Pengkhianatan Sang Suami (bagian 2)
11 Bab 7 Juli sang Pelakor (bagian 1)
12 BAB 7 Juli Sang Pelakor (bagian 2)
13 BAB 8 Aku menikahinya Karena Hartanya dan Karena Ibuku
14 Bab 8 Aku Menikahinya Karena Hartanya dan Karena Ibuku
15 Bab 8 . Aku Menikahinya Karena Hartanya dan Karena Ibuku (Bagian 3)
16 Bab 8 . Aku Menikahinya Karena Hartanya dan Karena Ibuku (Bagian 4)
17 Bab 9. Berselingkuh (bagian 1)
18 Bab 9 Berselingkuh (Bagian 2)
19 Bab 9. Berselingkuh (Bagian 3)
20 Bab 10 Nada yang hancur (Bagian 1)
21 Bab 10 Nada yang hancur (Bagian 2)
22 Bab 10 Nada yang hancur (Bagian 3)
23 Bab 11 Aku Cantik dan Sexy (Bagian 1)
24 Bab 11 Aku Cantik dan Sexy (Bagian 2)
25 Bab 12 Nada adalah Nara (bagian 1)
26 Bab 12 Nada adalah Nara (bagian 2)
27 Bab 12 Nada adalah Nara (bagian 3)
28 Bab 12 Nada adalah Nara (bagian 4)
29 Bab 13 Nada Telah Mati
30 Bab 14 Nada’s Project (Bagian 1)
31 Bab 14 Nada’s Project (Bagian 2)
32 Bab 15 Pradipta dan Juli (Bagian 1)
33 Bab 15 Pradipta dan Juli (Bagian 2)
34 Bab 15 Pradipta dan Juli (Bagian 3)
35 Bab 16 Melihatmu Bersamanya (bagian 1)
36 Bab 16 Melihatmu Bersamanya (Bagian 2)
37 BAB 17 Perubahan 'Beauty is Pain’ Disayat, Dihancurkan, Disedot dan Dibius (bagian 1)
38 BAB 17 Perubahan 'Beauty is Pain’ Disayat, Dihancurkan, Disedot dan Dibius (bagian 2)
39 BAB 17 Perubahan 'beauty is pain’ Disayat, Dihancurkan, disedot dan dibius (bagian 3)
40 BAB 17 Perubahan 'Beauty is Pain’ Disayat, Dihancurkan, Disedot dan Dibius (bagian 4)
41 Bab 18 Sakitku Mengubah takdirku (bagian 1)
42 Bab 18 Sakitku Mengubah takdirku (bagian 2)
43 BAB 19. Bertemu Dengannya
44 BAB 20 Dia Bahagia Di Sana, Aku Kelelahan dan Kesakitan Di Sini, Mengubah Takdirku(bagian 1)
45 BAB 20 Dia Bahagia Di Sana, Aku Kelelahan dan Kesakitan Di Sini, Mengubah Takdirku(bagian 2)
46 Bab 21. Dia Wanita Hebat (Bagian 1)
47 Bab 21. Dia Wanita Hebat (Bagian 2)
48 Bab 21. Dia Wanita Hebat (Bagian 3)
49 Bab 22. Nara Melihatnya (Bagian 1)
50 Bab 22. Nara Melihatnya (Bagian 2 Aku Ingat Mobil itu)
51 BAB 23 Kamu siapa M? (Bagian 1)
52 BAB 23 Kamu Siapa M? (Bagian 2)
53 Bab 24 Kemarahanku Karena Julia atau Nara?
54 Bab 25 Juli dan Mahardika
55 Bab 26 . Rahasia Mahardika
56 Bab 27 Bertemu Keluarga Baru
57 Bab 28 Cinta Papa Januaria
58 Bab 29 Kaca yang pecah
59 Bab 30 Belenggu Surat Dari Si Kaya
60 Bab 31 Hamil
61 Bab 32 Anak Adalah Anugerah
62 Bab 33 Menikah (Bagian 1)
63 Bab 33 Menikah (Bagian 2)
64 Bab 34 Bertemu dengan Dua Bajingan
65 Bab 35 Menghadapi Dua Cecunguk
66 Bab 36 Kehilangan (Bagian 1)
67 Bab 36 Kehilangan (Bagian 2)
68 Bab 37 Kehilangan Maria
69 Bab 38. Gangguan 3 Bajingan
70 Bab 39. Rekaman Kejahatan
71 Bab 40. Memulai J Project
72 BAB 41 J Project
73 Bab 42
74 Bab 43 Kembali kehilangan
75 Bab 44 Perjuangan Mahardika menjadi sukses (Bagian 1)
76 Bab 44 Perjuangan Mahardika menjadi sukses (Bagian 2)
77 BAB 45 . Dendam Mahardika Cinta Nara (bagian 1)
78 BAB 45 . Dendam Mahardika Cinta Nara (bagian 2)
79 BAB 45 . Dendam Mahardika Cinta Nara (bagian 3)
80 BAB 45 . Dendam Mahardika Cinta Nara (bagian 4)
81 Bab 46 Kamu? Lalu aku?
82 Bab 47 Cerita M
83 Bab 48 Aku tak Ingin Dia Terluka
84 49. Kecupan selamat Tidur
85 Bab 50. Selamat Pagi Nara
86 BAB 51 Kupu Kupu di Perutku Untuk Mahardika
87 Bab 52 Pacaran macam apa itu?
88 Bab 53 Masih Mau Maju Terus?
89 Bab 54. Memulai dengan melihat Youtube
90 Bab 55. Misi dimulai (Bagian 1)
91 BAB 55, Misi Dimulai (Bagian 2)
92 BAB 55 Misi Dimulai (bagian 3)
93 BAB 56 Sanggupkah aku menghadapinya tanpa menunjukan rasa cintaku padanya
94 Bab 57 Jangan merepet Nara!
95 58. Bertemu Denganmu Lagi (Bagian 1)
96 58. Bertemu Denganmu Lagi (Bagian 2)
97 59. Melihatnya Terluka (Bagian 1)
98 Bab 59. Melihatnya Terluka (Bagian 2)
99 Bab 59. Melihatnya Terluka (bagian 3)
100 Bab 59. Melihatnya Teruka (Bagian 4)
101 Bab 59. Melihatnya Teruka (Bagian 5)
102 Bab 60. Meski Memakai Baju Pelayan, Kamu tetap Menggoda
103 Bab 61 . Tidak Ada Waktu Lagi (bagian 1)
104 BAB 61 . Tidak Ada Waktu Lagi (bagian 2)
105 Bab 61 . Tidak Ada Waktu Lagi (bagian 3)
106 Bab 62 Kalung Lidya Dirgantara (bagian 1)
107 Bab 62 Kalung Lidya Dirgantara (bagian 2)
108 Bab 63. Gila Karena Mesum
109 Bab 64 PLD, Munculnya Dua dari Tiga
110 Bab 65 PLD Aku Harus Mendapatkannya (Bagian 1)
111 Bab 65 PLD Aku Harus Mendapatkannya (Bagian 2)
112 66. Cegukan
113 Bab 67 Lemon Pradipta Untuk Cegukan Nara
114 Bab 68. Siapa Bilang Nara Gagal?
115 Bab 69 Membuat Strategi
116 Bab 70 Medusa dan Modusa
117 Bab 71 Misi Kalung Lidya Dirgantara (Bagian 1)
118 Bab 71 Misi Kalung Lidya Dirgantara (Bagian 2)
119 Bab 71 Misi Kalung Lidya Dirgantara (Bagian 3)
120 Bab 72 Makan Siang Nara vs Pradipta (bagian 1)
121 Bab 72 Makan Siang Nara vs Pradipta (bagian 2)
122 Bab 73 Menjagamu dan Bunda (Bagian 1)
123 Bab 73 Menjagamu dan Bunda (Bagian 2)
124 Bab 73 Menjagamu dan Bunda (Bagian 3)
125 Bab 73 Menjagamu dan Bunda (Bagian 4)
126 Bab 74 Rayuan Sang Buaya (bagian 1)
127 Bab 74 Rayuan Sang Buaya (bagian 2)
128 Bab 75 Rencana dibalik Kencan Makan Siang (Bagian 1)
129 Bab 75 Rencana dibalik Kencan Makan Siang (Bagian 2)
130 Bab 76 Jawaban Dibalik Rahasia kencan Makan siang (bagian 1)
131 Bab 76 Jawaban Dibalik Rahasia kencan Makan siang (Bagian 2)
132 Bab 76 Jawaban Dibalik Rahasia kencan Makan siang (Bagian 3)
133 Bab 76 Jawaban Dibalik Rahasia kencan Makan siang (Bagian 4)
134 Bab 77. Peristiwa Perampokan
135 Bab 78. Kembali Ke Rumah
136 Bab 79 Kencan Kedua (Bagian 1)
137 Bab 79 Kencan Kedua (Bagian 2)
138 80. Kencan Makan Malam
139 Bab 81. Kencan Makan Malam 2
140 Bab 82 Menggoda Tanpa Godaan
141 Bab 83 Meyakinkan Nara
142 Bab 84 Meragu
143 Bab 85. Kamu ingin kembali ke
144 BAB 86 Memandang Semua Dari Kacamataku
145 BAB 87 Plin Plan
146 BAB 88. Matamu Membuatku Nyaman
147 Bab 89. Janjiku
148 Keluar dari Rumah
149 Bab 91 Tempat Baru
150 Bab 92 Fitting Gaun Pengantin
151 Bab 93 Makan Malam (Bagian 1)
152 Bab 94. Makan Malam (Bagian 2)
153 Bab 95. Pertemuan Kembali Dengan Mertua
154 Bab 96. Kamu Bukan Lagi Obyek Fantasiku Nara
155 Bab 97 Nada Menantu kesayangan Pak Henky
156 Bab 97 Nada Menantu kesayangan Pak Henky
157 Bab 98. Perempuan Hebat itu Bernama Nara
158 Bab 99 Ternyata Kita Bertetangga, Nara
159 Bab 100. Berdua Kembali Denganmu
160 Bab 101 Kemana Mas Pradipta?
161 Bab 102 Tumben
162 Bab 103 Saat Pradipta Mengajakku Bertemu
163 Bab 104 Nara, Bolehkah Aku Bertemu Denganmu
164 BAB 105 Pradipta Ingin Bertemu Denganku?
165 Bab 106 Bertemu kembali denganmu, Suamiku
166 Bab 107 Kencan Di Taman
167 Bab 108 O'O Kamu Ketahuan
168 Bab 109 Dejavu
169 Bab 110 Dia seharusnya Marah!
170 Bab 111. Juli Tak Ingin Membuat Masalah (Bagian 1)
171 Bab 111. Juli Tak Ingin Membuat Masalah (Bagian 2)
172 Bab 112 Pertanyaan di Kepala Nara
173 Bab 113 Ajaakan kencan dari Pradipta untuk Nara
174 BAB 114 Aku yang Khawatir
175 Bab 115 Apakah Aku Jatuh Cinta?
176 Bab 116. Apakah Aku Cukup Menarik?
177 Bukan update - Maaf sedang sakit
Episodes

Updated 177 Episodes

1
BAB 1 Si Gajah Gemuk, Hitam, Pesek dan Gingsul
2
BAB 2 Ibu Mertua dan Saudara Iparku
3
BAB 3 Cinta Pertama dan Yang Pertama (bagian 1)
4
BAB 3 Cinta Pertama dan Yang Pertama (bagian 2)
5
BAB 4. Semua Untukmu Suamiku (bagian 1)
6
Bab 4 Semua Untukmu Suamiku (bagian 2)
7
Bab 5 Aku ingin berubah (bagian 1)
8
BAB 5 Aku Ingin Berubah (Bagian 2)
9
Bab 6. Pengkhianatan Sang Suami (bagian 1)
10
Bab 6 Pengkhianatan Sang Suami (bagian 2)
11
Bab 7 Juli sang Pelakor (bagian 1)
12
BAB 7 Juli Sang Pelakor (bagian 2)
13
BAB 8 Aku menikahinya Karena Hartanya dan Karena Ibuku
14
Bab 8 Aku Menikahinya Karena Hartanya dan Karena Ibuku
15
Bab 8 . Aku Menikahinya Karena Hartanya dan Karena Ibuku (Bagian 3)
16
Bab 8 . Aku Menikahinya Karena Hartanya dan Karena Ibuku (Bagian 4)
17
Bab 9. Berselingkuh (bagian 1)
18
Bab 9 Berselingkuh (Bagian 2)
19
Bab 9. Berselingkuh (Bagian 3)
20
Bab 10 Nada yang hancur (Bagian 1)
21
Bab 10 Nada yang hancur (Bagian 2)
22
Bab 10 Nada yang hancur (Bagian 3)
23
Bab 11 Aku Cantik dan Sexy (Bagian 1)
24
Bab 11 Aku Cantik dan Sexy (Bagian 2)
25
Bab 12 Nada adalah Nara (bagian 1)
26
Bab 12 Nada adalah Nara (bagian 2)
27
Bab 12 Nada adalah Nara (bagian 3)
28
Bab 12 Nada adalah Nara (bagian 4)
29
Bab 13 Nada Telah Mati
30
Bab 14 Nada’s Project (Bagian 1)
31
Bab 14 Nada’s Project (Bagian 2)
32
Bab 15 Pradipta dan Juli (Bagian 1)
33
Bab 15 Pradipta dan Juli (Bagian 2)
34
Bab 15 Pradipta dan Juli (Bagian 3)
35
Bab 16 Melihatmu Bersamanya (bagian 1)
36
Bab 16 Melihatmu Bersamanya (Bagian 2)
37
BAB 17 Perubahan 'Beauty is Pain’ Disayat, Dihancurkan, Disedot dan Dibius (bagian 1)
38
BAB 17 Perubahan 'Beauty is Pain’ Disayat, Dihancurkan, Disedot dan Dibius (bagian 2)
39
BAB 17 Perubahan 'beauty is pain’ Disayat, Dihancurkan, disedot dan dibius (bagian 3)
40
BAB 17 Perubahan 'Beauty is Pain’ Disayat, Dihancurkan, Disedot dan Dibius (bagian 4)
41
Bab 18 Sakitku Mengubah takdirku (bagian 1)
42
Bab 18 Sakitku Mengubah takdirku (bagian 2)
43
BAB 19. Bertemu Dengannya
44
BAB 20 Dia Bahagia Di Sana, Aku Kelelahan dan Kesakitan Di Sini, Mengubah Takdirku(bagian 1)
45
BAB 20 Dia Bahagia Di Sana, Aku Kelelahan dan Kesakitan Di Sini, Mengubah Takdirku(bagian 2)
46
Bab 21. Dia Wanita Hebat (Bagian 1)
47
Bab 21. Dia Wanita Hebat (Bagian 2)
48
Bab 21. Dia Wanita Hebat (Bagian 3)
49
Bab 22. Nara Melihatnya (Bagian 1)
50
Bab 22. Nara Melihatnya (Bagian 2 Aku Ingat Mobil itu)
51
BAB 23 Kamu siapa M? (Bagian 1)
52
BAB 23 Kamu Siapa M? (Bagian 2)
53
Bab 24 Kemarahanku Karena Julia atau Nara?
54
Bab 25 Juli dan Mahardika
55
Bab 26 . Rahasia Mahardika
56
Bab 27 Bertemu Keluarga Baru
57
Bab 28 Cinta Papa Januaria
58
Bab 29 Kaca yang pecah
59
Bab 30 Belenggu Surat Dari Si Kaya
60
Bab 31 Hamil
61
Bab 32 Anak Adalah Anugerah
62
Bab 33 Menikah (Bagian 1)
63
Bab 33 Menikah (Bagian 2)
64
Bab 34 Bertemu dengan Dua Bajingan
65
Bab 35 Menghadapi Dua Cecunguk
66
Bab 36 Kehilangan (Bagian 1)
67
Bab 36 Kehilangan (Bagian 2)
68
Bab 37 Kehilangan Maria
69
Bab 38. Gangguan 3 Bajingan
70
Bab 39. Rekaman Kejahatan
71
Bab 40. Memulai J Project
72
BAB 41 J Project
73
Bab 42
74
Bab 43 Kembali kehilangan
75
Bab 44 Perjuangan Mahardika menjadi sukses (Bagian 1)
76
Bab 44 Perjuangan Mahardika menjadi sukses (Bagian 2)
77
BAB 45 . Dendam Mahardika Cinta Nara (bagian 1)
78
BAB 45 . Dendam Mahardika Cinta Nara (bagian 2)
79
BAB 45 . Dendam Mahardika Cinta Nara (bagian 3)
80
BAB 45 . Dendam Mahardika Cinta Nara (bagian 4)
81
Bab 46 Kamu? Lalu aku?
82
Bab 47 Cerita M
83
Bab 48 Aku tak Ingin Dia Terluka
84
49. Kecupan selamat Tidur
85
Bab 50. Selamat Pagi Nara
86
BAB 51 Kupu Kupu di Perutku Untuk Mahardika
87
Bab 52 Pacaran macam apa itu?
88
Bab 53 Masih Mau Maju Terus?
89
Bab 54. Memulai dengan melihat Youtube
90
Bab 55. Misi dimulai (Bagian 1)
91
BAB 55, Misi Dimulai (Bagian 2)
92
BAB 55 Misi Dimulai (bagian 3)
93
BAB 56 Sanggupkah aku menghadapinya tanpa menunjukan rasa cintaku padanya
94
Bab 57 Jangan merepet Nara!
95
58. Bertemu Denganmu Lagi (Bagian 1)
96
58. Bertemu Denganmu Lagi (Bagian 2)
97
59. Melihatnya Terluka (Bagian 1)
98
Bab 59. Melihatnya Terluka (Bagian 2)
99
Bab 59. Melihatnya Terluka (bagian 3)
100
Bab 59. Melihatnya Teruka (Bagian 4)
101
Bab 59. Melihatnya Teruka (Bagian 5)
102
Bab 60. Meski Memakai Baju Pelayan, Kamu tetap Menggoda
103
Bab 61 . Tidak Ada Waktu Lagi (bagian 1)
104
BAB 61 . Tidak Ada Waktu Lagi (bagian 2)
105
Bab 61 . Tidak Ada Waktu Lagi (bagian 3)
106
Bab 62 Kalung Lidya Dirgantara (bagian 1)
107
Bab 62 Kalung Lidya Dirgantara (bagian 2)
108
Bab 63. Gila Karena Mesum
109
Bab 64 PLD, Munculnya Dua dari Tiga
110
Bab 65 PLD Aku Harus Mendapatkannya (Bagian 1)
111
Bab 65 PLD Aku Harus Mendapatkannya (Bagian 2)
112
66. Cegukan
113
Bab 67 Lemon Pradipta Untuk Cegukan Nara
114
Bab 68. Siapa Bilang Nara Gagal?
115
Bab 69 Membuat Strategi
116
Bab 70 Medusa dan Modusa
117
Bab 71 Misi Kalung Lidya Dirgantara (Bagian 1)
118
Bab 71 Misi Kalung Lidya Dirgantara (Bagian 2)
119
Bab 71 Misi Kalung Lidya Dirgantara (Bagian 3)
120
Bab 72 Makan Siang Nara vs Pradipta (bagian 1)
121
Bab 72 Makan Siang Nara vs Pradipta (bagian 2)
122
Bab 73 Menjagamu dan Bunda (Bagian 1)
123
Bab 73 Menjagamu dan Bunda (Bagian 2)
124
Bab 73 Menjagamu dan Bunda (Bagian 3)
125
Bab 73 Menjagamu dan Bunda (Bagian 4)
126
Bab 74 Rayuan Sang Buaya (bagian 1)
127
Bab 74 Rayuan Sang Buaya (bagian 2)
128
Bab 75 Rencana dibalik Kencan Makan Siang (Bagian 1)
129
Bab 75 Rencana dibalik Kencan Makan Siang (Bagian 2)
130
Bab 76 Jawaban Dibalik Rahasia kencan Makan siang (bagian 1)
131
Bab 76 Jawaban Dibalik Rahasia kencan Makan siang (Bagian 2)
132
Bab 76 Jawaban Dibalik Rahasia kencan Makan siang (Bagian 3)
133
Bab 76 Jawaban Dibalik Rahasia kencan Makan siang (Bagian 4)
134
Bab 77. Peristiwa Perampokan
135
Bab 78. Kembali Ke Rumah
136
Bab 79 Kencan Kedua (Bagian 1)
137
Bab 79 Kencan Kedua (Bagian 2)
138
80. Kencan Makan Malam
139
Bab 81. Kencan Makan Malam 2
140
Bab 82 Menggoda Tanpa Godaan
141
Bab 83 Meyakinkan Nara
142
Bab 84 Meragu
143
Bab 85. Kamu ingin kembali ke
144
BAB 86 Memandang Semua Dari Kacamataku
145
BAB 87 Plin Plan
146
BAB 88. Matamu Membuatku Nyaman
147
Bab 89. Janjiku
148
Keluar dari Rumah
149
Bab 91 Tempat Baru
150
Bab 92 Fitting Gaun Pengantin
151
Bab 93 Makan Malam (Bagian 1)
152
Bab 94. Makan Malam (Bagian 2)
153
Bab 95. Pertemuan Kembali Dengan Mertua
154
Bab 96. Kamu Bukan Lagi Obyek Fantasiku Nara
155
Bab 97 Nada Menantu kesayangan Pak Henky
156
Bab 97 Nada Menantu kesayangan Pak Henky
157
Bab 98. Perempuan Hebat itu Bernama Nara
158
Bab 99 Ternyata Kita Bertetangga, Nara
159
Bab 100. Berdua Kembali Denganmu
160
Bab 101 Kemana Mas Pradipta?
161
Bab 102 Tumben
162
Bab 103 Saat Pradipta Mengajakku Bertemu
163
Bab 104 Nara, Bolehkah Aku Bertemu Denganmu
164
BAB 105 Pradipta Ingin Bertemu Denganku?
165
Bab 106 Bertemu kembali denganmu, Suamiku
166
Bab 107 Kencan Di Taman
167
Bab 108 O'O Kamu Ketahuan
168
Bab 109 Dejavu
169
Bab 110 Dia seharusnya Marah!
170
Bab 111. Juli Tak Ingin Membuat Masalah (Bagian 1)
171
Bab 111. Juli Tak Ingin Membuat Masalah (Bagian 2)
172
Bab 112 Pertanyaan di Kepala Nara
173
Bab 113 Ajaakan kencan dari Pradipta untuk Nara
174
BAB 114 Aku yang Khawatir
175
Bab 115 Apakah Aku Jatuh Cinta?
176
Bab 116. Apakah Aku Cukup Menarik?
177
Bukan update - Maaf sedang sakit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!