Mila begitu terkejut dengan apa yang di lakukan oleh sang bibi, karena seumur hidupnya tidak pernah sekalipun memeluk dirinya.
Saat ke dua orang tuanya meninggal pun, jangankan memeluknya untuk menenangkan perasaanya yang kacau, mengucapkan bela sungkawa pun tidak.
Justru sang paman lah yang selalu berada di sisinya dan menguatkan dirinya.
Bibi Maria melepas pelukannya lalu memegang ke dua bahunya, ingin menatap wajah Mila dengan lekat.
"Ya ampun apa ini kamu Mila? Bibi tidak menyangka jika ini kamu, ternyata kamu cantik juga bila memakai make up," puji bibi Maria saat melihat wajah sang keponakan, karena memang Mila tadi belum sempat menghapus make up yang di gunakan nya.
Meskipun di dalam hati bibi Maria sedang menertawakan wajah keponakannya tersebut.
"Cantik dari mana Ma, dia seperti ondel ondel kali," sambung Angel yang berdiri tepat di samping sang mama.
"Apa yang kamu katakan, dia sangat cantik,"
"Cantik da–"
Plak!
Bibi Maria menampar pipi sang putri, untuk menghentikan ucapannya.
"Pergi dari sini!" perintah bibi Maria pada Angel.
"Tapi Ma,"
"Angel pergilah!" teriak bibi Maria sambil mendorong sang putri untuk keluar.
Dan Angel pun langsung mengikuti sang mama, keluar dari rumah tersebut.
Mila yang mendapati perlakuan sang bibi pada Angel sungguh terkejut, karena semarah apa pun bibi Maria pada Angel, tidak akan pernah bermain tangan, namun tidak dengan hari ini, yang benar benar membuat Maria tambah bingung mendapati perubahan dari sang bibi.
"Mila, sekali lagi maafkan Angel dan juga bibi ya," ucap bibi Maria yang sekarang meraih tangan Mila. "Bibi ke sini ingin menjemput kamu, dan bibi mohon kembali lah bersama dengan bibi,"
"Tidak, aku tidak ingin kembali," sambung Mila lalu melepas tangan sang bibi yang masih menggenggam tangannya, entah mengapa Mila tidak percaya jika sang bibi sudah berubah.
"Bibi mohon Mila, kembalilah,"
"Jangan paksa aku, aku tidak ingin kembali!" tegas Mila lagi.
"Bibi akui, bibi selama ini salah padamu Mila, dan bibi baru menyadari itu sekarang, setalah kepergian kamu," tutur bibi Maria.
Dan Mila langsung menautkan keningnya saat melihat sang bibi tiba tiba menangis.
"Setiap hari bibi tersiksa dengan kehadiran ke dua orang tua kamu di dalam mimpi, yang terus menyalahkan bibi atas kepergian kamu, dan bibi sungguh menyesali apa yang sudah bibi lakukan pada dirimu Mila. Da bibi sudah berjanji pada ke dua orang tua kamu, akan menjaga kamu untuk selamanya, jadi ikutlah pulang dengan bibi, Mila, bibi mohon," ujar bibi Maria yang sekarang tiba tiba bersimpuh tepat di depan kaki Mila lalu memeluknya.
Dan lagi lagi membuat Mila terkejut dengan apa yang di lakukan sang bibi,
yang mulai menggoyahkan hati Mila.
"Bi berdirilah," ujar Mila dan coba untuk melepas tangan sang bibi yang masih memeluk ke dua kakinya.
"Tidak akan, sebelum kamu mengatakan jika kamu ingin pulang bersama bibi," sambung bibi Maria yang masih pura pura menangis, meskipun dirinya harus menjilat ludah sendiri akan dirinya lakukan, agar Mila percaya dengan apa yang di katakan nya dan ikut pulang bersama dengannya, agar rencananya berhasil.
"Baik aku akan ikut dengan bibi pulang sekarang juga,"
Mendengar apa yang di katakan oleh Mila, bibi Maria yang masih bersimpuh sambil memeluk kaki Mila, langsung menghapus air matanya dan tersenyum sinis dari sebelahan sudut bibirnya. Sebelum beranjak dari tempatnya.
"Terima kasih Mila," ucap bibi Maria yang sekarang beralih memeluk sang keponakan.
"Mila, apa kamu tidak berfikir dulu, bisa jadi bibi kamu hanya berpura pura baik padamu," ujar Dina tepat di telinga Mila, saat Mila ingin keluar dari rumah sahabatnya tersebut mengikuti bibi Maria dari belakang.
"Aku rasa tidak, kamu tahu manusia bisa berubah dengan berjalannya waktu bukan," jelas Mila yang kini menghentikan langkahnya dan menatap ke arah Dina. "Terima kasih untuk semuanya," ujar Mila yang langsung memeluk Dina sang sabahat.
"Aku akan selalu ada untukmu Mila, jika ada sesuatu segara hubungi aku,"
"Oke," sambung Mila lalu melepas pelukannya.
Mila yang sudah masuk ke dalam mobil, duduk di kursi penumpang bersama dengan sang bibi, dan Angel sibuk dengan setir pengemudinya tanpa mengatakan apa pun.
Tentu saja bibi Maria terus mengajak berbicara Mila dan bersikap baik saat berada di dalam mobil, meskipun di dalam hatinya begitu jijik dengan apa yang dilakukannya, dan itu semata mata hanya ingin meyakinkan Mila.
Mila menautkan keningnya saat menyadari jika jalan yang di lalui mobil yang di kendarai Angel bukanlah jalan menuju rumah sang bibi.
"Bi kita mau ke–"
Belum juga Mila menyelesaikan ucapannya, tiba tiba belakang kepalanya di pukul menggunakan balok kayu dengan kencang oleh bibi Maria, yang memang sudah merencanakan semua ini.
"Bi–" ucapan Mila terhenti saat dirinya jatuh tidak sadarkan diri.
Bersambung.................. ..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
fixed ... bibi Maria ini dedemit psikopat ...
2023-08-13
0
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
kamu terlalu naif, Mil ...
2023-08-13
0
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
jangan luluh sama kelakuan dedemit, Mil ....
2023-08-13
0