Angel dan juga bibi Maria terus mencari keberadaan Mila, karena sekarang ponselnya tidak bisa di hubungi lagi.
Namun sudah beberapa hari mencari ke duanya tidak sama sekali mengetahui jejak Mila.
Dan membuat ke duanya kesal sendiri, karena rencana untuk memanfaatkan Mila, harus ke duanya tunda.
"Sayang bagaimana? Apa bos kamu itu menanyakan keberadaan Mila?" tanya bibi Maria pada sang putri saat ke duanya baru tiba di rumah, setelah mencari keberadaan Mila.
"Iya Ma, dia bilang apa sepupu kamu mau memaafkan aku? Ya aku jawab iya, sesuai perintah mama," jelas Angel.
"Bagus," sambung bibi Maria.
"Tapi ke mana lagi kira mencari Mila, Ma?'
" Entahlah," jawab bibi Maria yang langsung beranjak dari duduknya dan melangkahkan kakinya menuju kamar yang selama ini di tempati mila, yang terdapat di rumah belakang yang bersebelahan dengan tempat menjemur pakaian.
"Mama ingin ke kamarnya, siapa tahu menemukan petunjuk,"
"Aku ikut," sambung Angel lalu menyusul sang mama.
Bibi Maria dan juga Angel yang sudah berada di kamar Mila, terus mencari sesuatu yang bisa membuat ke duanya menemukan Mila.
Namun lagi lagi nihil, karena ke duanya tidak menemukan apa pun juga di kamar yang begitu sempit tersebut.
Dan bibi Maria menghentikan langkah nya saat ingin keluar dari kamar tersebut, saat tatapan matanya tertuju ke arah kalender dinding yang tertempel di dinding kamar Mila.
Kemudian bibi Maria berjalan mendekati di mana kalender dinding tersebut berada.
Bibi Maria terus menatap halaman depan kalender tersebut, kalender satu tahun silam.
Namun bukan itu yang membuat bibi Maria ingin mendekati kalender tersebut.
Karena bibi Maria melihat jelas ada tulisan tangan, yang menuliskan alamat rumah.
"Alamat rumah siapa ini?" tanya bibi Maria yang terus mengamati tulisan tersebut.
"Siapa tahu alamat itu tempat di mana sekarang si burik itu tinggal Ma, lebih baik kita datangi alamat itu," usul Angel.
Tentu saja bibi Maria, langsung menyobek halaman depan kalender tersebut di mana ada alamat rumah yang bibi Maria tidak tahu alamat siapa.
"Baiklah kita kunjungi sekarang juga," Bibi Maria menyetujui apa yang baru saja di katakan oleh sang putri. Karena semakin cepat menemukan Mila, semakin cepat dirinya mendapatkan uang dari Milano.
*
*
*
"Mila sedang apa kamu? Aku masuk ya," ujar Dina sambil mengetuk pintu kamar di mana Mila berada.
Dan dari dalam kamar Mila langsung menyuruhnya untuk masuk.
"Mila, mau ke mana kamu malam malam pakai dandan segala?" tanya Dina saat sudah berada di dalam kamar sang sahabat, yang ternyata sedang merias diri.
"Aku sedang latihan cara berdandan yang benar Dina," jawab Mila yang memang sedang duduk di hadapan meja rias, sambil terus memoles wajahnya.
"Tapi bedak yang kamu gunakan ini terlalu tebal Mila, jadi warna kulit tangan dan juga wajah kamu berbeda," ucap Dina saat melihat riasan di wajah Mila jauh dari kata lumayan meskipun sudah lebih baik dari seminggu yang lalu.
"Kan aku ingin menutupi kulit hitam aku Dina,"
"Tapi tidak seperti ini juga kali, sini biar aku bantu kamu, alis kamu juga lebar sebelah," ujar Dina yang langsung mengambil peralatan make up yang ada di meja rias tepat di hadapan Mila.
Namun belum juga Dina ingin membenarkan riasan di wajah Mila, Dino sang suami tiba tiba membuka pintu kamar Mila.
"Mila ada bibi dan juga sepupu kamu," seru Dino sambil menatap ke arah sang istri dan juga Mila.
Lalu Dino mengfokus kan tatapan matanya ke wajah Mila, kemudian Dino tertawa dengan kencang.
"Ya ampun Mila, wajahmu mengingatkan aku pada bencong di pinggir jalan," ujar Dino di sela sela tawanya.
"Kurang ajar!" teriak Mila lalu mengambil bedak yang ada di atas meja rias dan ingin melemparnya ke arah Dino, namun Dino sudah terlebih dahulu keluar dari kamarnya.
"Mila bibi kamu, dari mana dia dapat alamat rumah aku?" tanya Dina penasaran.
Namun Mila langsung mengangkat ke dua bahunya dan beranjak dari duduknya.
"Mau ke mana kamu Mila?"
"Tentu saja menemui ke dua manusia yang tidak seperti manusia," jawab Mila dan melangkahkan kakinya menuju ke arah pintu.
"Tapi Mila, jika dia–"
"Tenang saja aku tidak selemah dulu," sambung Mila memotong perkataan sang sahabat tahu apa yang akan di katakan nya.
"Mila," panggil bibi Maria yang sudah berada di ruang tamu, lalu beranjak dari duduknya dan mendekati Mila yang berjalan menuju ke arahnya. "Bibi sangat merindukan kamu, dan maafkan ke salahkan bibi," ujar bibi Maria yang sekarang beralih memeluk tubuh Mila.
Bersambung...........................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
gubhraaggghh....🤣🤣🤣🤣🤣
2023-08-13
0
Ida Lailamajenun
mulai deh ratu drama shooting.jgn smpai dirimu kena bujuk rayu bibi durhakim itu.dibalik muka serigala berbulu domba ada mksd lain tuh..
2022-09-10
0
sikulsum ummu
jangan termakan bisikan sayiton ya mila,, dia baik ada mau nya🤪🤪🤪
2022-07-20
1