Q terus menatap dan mengamati wajah Mila saat sudah duduk di kursi makan tepat di sampingnya.
"Ante, ada apa dengan alis Ante, kenapa tebal dan hitam sekali, dan iya, pipi Ante juga melah melah apa tante semalam di gigit nyamuk, bibil Ante juga, kenapa melah sekali, apa tante habis makan buah naga?" tanya Q bertubi tubi yang baru berusia lima tahun, dan di usianya tersebut sudah mahir berbicara hanya kata R yang masih susah untuk di ucapkan.
Dan Q terus mengamati setiap jengkal wajah Mila, yang sekarang sedang menatap dirinya sambil mengukir senyum.
"Bagaimana, tante cantik kan?" tanya Mila bangga dan terus mengukir senyum.
Dan di sisi meja makan, Mila tidak menyadari jika ke dua sahabatnya sedang menutup mulutnya sambil menahan tawa melihat Mila.
"Jawab dong sayang, tante cantik kan?" tanya Mila lagi ketika Q tidak menjawab pertanyaannya.
"Tante tidak cantik, tapi tante sepelti ondel ondel yang ada di lampu melah dekat sekolah aku," jawab Q dengan jujur.
Tawa kencang terdengar dari sisi meja makan, saat Dina dan juga Dino tidak lagi bisa menahan tawanya mendengar ucapan sang putri.
"Ya ampun Mila, apa yang kamu lakukan dengan wajah kamu, apa kamu ingin menemani ondel ondel keliling," ucap Dino di sela sela tawanya melihat penampilan Mila. "Itu baju apa yang kamu pakai, ketek hitam kamu kelihatan ke mana mana," ucap Dino lagi saat Mila menggunakan baju tanpa lengan milik Dina dan memperlihatkan ketiaknya.
"Terus saja hina aku," sambung Mila kesal. "Harusnya kamu mengapresiasi perubahan aku ini bukan malah menghinanya,"
"Perubahan yang bagaimana? Kamu lebih baik seperti kemarin jangan memaksa diri untuk mengubah penampilan kamu, yang ada kamu seperti ondel ondel, benar apa yang di katakan oleh Q tadi," ujar Dino dengan tawa yang semakin kencang.
"Kamu sangat menyebalkan Dino!"
"Aku berkata sejujurnya Mila, coba saja kamu keluar rumah seperti ini, pasti semua orang akan menertawakan kamu,"
"Dasar menyebalkan!" kesal Mila dan melempar sendok yang sedang berada di tangannya ke atas piring, hingga terdengar jelas suara benturan nya.
Kemudian Mila mendorong mundur kursi yang di duduki nya, lalu beranjak dari duduknya.
Dan Mila pun meninggalkan meja makan, dan kembali masuk ke dalam kamarnya.
"Mama, papa. Ada apa dengan Ante?" tanya Q setelah Mila meninggalkan ruang makan. "Apa ante marah?"
"Tidak sayang, lebih baik Q cuci tangan dan bermain di ruang tamu, jika sudah selesai makan nanti mama akan menyusul," ucap Dina menjawab pertanyaan sang putri, dan menyuruhnya untuk mencuci tangan saat makanan yang ada di piringnya sudah habis.
"Oke mama," sambung Q, yang langsung turun dari tempat duduknya untuk cuci tangan.
"Apa yang kamu katakan pada Mila, pasti dia sedih mendengar nya," ujar Dina pada sang suami.
"Aku mengatakan yang sejujurnya, dan dia tidak akan sedih, kamu tahu kan Mila itu periang dan suka bercanda," ujar Dino yang paham betul Mila adalah wanita periang dan suka becanda.
"Tapi kamu bercanda tidak pada tempatnya," sambung Dina yang beranjak dari duduknya dan melangkahkan kakinya menuju kamar Mila.
Saat Dina yakin pasti Mila sedang bersedih dengan apa yang baru saja di katakan oleh sang suami.
Mila yang sudah berada di dalam kamar, berdiri tepat di depan cermin meja rias, air matanya jatuh membasahi ke dua pipinya, dan menghapus make up tebal yang dirinya gunakan.
Dirinya membenarkan apa yang baru saja Dino katakan padanya.
Seberapa pun dirinya coba untuk mengubah penampilan nya, akan sia sia, mengingat lagi wajah dan tubuhnya
sangatlah jauh dari kata lumayan, yang itu artinya di bawah rata rata.
"Apa aku harus mengubur impianku untuk mengejar Milano?" tanya Mila sambil menghapus air matanya.
"Itu tidak akan pernah terjadi, aku akan selalu mendukungmu, untuk kamu mengejar impianmu Mila," ujar Dina yang baru masuk ke dalam kamar.
Lalu Dina melangkah kan kakinya mendekati Mila, kemudian memegang ke dua bahunya untuk menghadap ke arahnya.
"Jangan pernah berputus asa Mila, kejarlah impianmu, meskipun orang lain berkata mustahil," ujar Dina untuk menyemangati sang sahabat.
"Tapi aku–"
"Kamu bukan mi instan, yang di masak tiga menit langsung bisa di nikmati, kamu butuh waktu untuk mengubah semuanya," ucap Dina memotong perkataan Mila. "Dan tenang saja aku akan meminjamnya uang untuk kamu bisa perawatan kembali," ucap Dina lagi yang tahu Mila sudah tidak memiliki uang lagi untuk pergi ke salon.
Mendengar apa yang di katakan oleh Dina, Mila pun langsung memeluk sahabatnya tersebut, yang mengerti akan dirinya.
Bersambung....................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
Dina baik bangeeettt .... lope lope 🌹🌹💝💝
tapi Dina juga wajib ngingetin Mila, untuk realistis dan apa adanya ..
jangan mengubah diri sendiri menjadi spt orang lain .. natural ajah ...
dan inner beauty justru lebih penting ... itu yg gak akan luntur biarpun fisik udah peyot ...
cemungudh Milaaaa ✊️✊️
2023-08-12
0
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
kamu jujur sekali, Q .... 🤣🤣🤣🤣
2023-08-12
0
Ida Lailamajenun
lagi minum kopi utk gk kesembur kluar nih gara" Q coment ante nya🤣🤣🤣
2022-09-10
0