Ridwan dan Nova

"Kamu jangan khawatir! Aku akan selalu menjaga kamu dari Siska dan aku juga yakin kalau kamu tidak bersalah, aku tahu ini adalah rencana Siska untuk menyakiti kamu!."

Mendengar hal itu Nova pun menatap tajam mata Ridwan di bawah derasnya air hujan yang membasahi tubuhnya.

"Kenapa Pak Ridwan? Kenapa Bapak melakukan ini ke saya? Saya itu bukan siapa siapa di hidup Pak Ridwan dan saya juga tidak ingin menjadi siapa siapa di hidup Pak Ridwan. Lalu kenapa? Kenapa Bapak melakukan hal ini ke saya?" tanya Nova dengan air mata terus mengalir membasahi pipinya.

Mendengar pertanyaan dari Nova, Ridwan hanya terdiam karena ia merasa Nova tidak peka walaupun ia sudah mengungkapkan perasaannya.

Namun, saat itu Ridwan hanya diam  seribu bahasan melihat apa yang terjadi kepada Nova.

"Jawab Pak! Jangan hanya diam saya, saya mohon Bapak jawab saya, kenapa bapak melakukan ini?" ucap Nova lanjut untuk mempertegas pertanyaan.

Mendengar pertanyaan itu lagi, Ridwan pun akhirnya dengan perlahan mendekatkan tubuhnya ke tubuh Nova yang saat itu basah kuyup. Ketika ia sudah berada di dekat Nova dengan raut muka sedih, setelah itu Ridwan dengan perlahan memegangi kedua tangan Nova dengan lembut dan penuh kasih sayang.

"Kamu ingin tahu, kenapa aku ingin kamu melakukan ini? Karena aku menginginkan kamu ada di sini!" mendengar ucapan itu, Nova terlihat sangat terkejut dan air mata yang sedih.

"Aku pikir rencana ku sudah berhasil, aku rasa aku sudah masuk ke dalam hidup Ridwan!" ucap Nova dalam hatinya dengan tatapan mata melihat ke arah Ridwan dengan raut muka sedih.

"Aku mau kamu ada selalu di samping ku!" ucap lanjut Ridwan kepada Nova.

Mendengar ucapan itu, dengan perlahan ia melepaskan tangan Ridwan yang memegangi kedua tangan Nova.

"Tapi aku itu bukan siapa siapa, dan Bu Siska lah yang seharusnya bapak perlakukan seperti ini, bukan saya!" jawab Nova lalu ia pergi dari hadapan Ridwan dengan raut muka sedih. Namun saat ia tengah baru beberapa langkah dari Ridwan, langkah Nova terhenti hal itu terjadi karena Nova mendengar sebuah kalimat yang tidak pernah di dengarkan nya dari siapa pun.

Saat itu Ridwan mengatakan kalau dirinya tidak ingin Nova pergi, dan Ridwan ingin Nova bersama dengan dirinya. Mendengar hal itu, Nova terlihat tidak percaya, namun saat itu ia sadar kalau Ridwan benar benar cinta dengan dirinya. Menyadari perasaan tulus untuk nya Nova justru merasa tidak nyaman jika ia harus menyakiti Ridwan.

Saat Ridwan menyadari kalau Nova menghentikan langkahnya setelah mendengar ucapannya, Ridwan pun menghampiri Nova dan memeluk Nova dari belakang, melihat hal itu Nova pun diam dengan raut muka sedih.

"Segitu jahatnya aku kah, hingga aku harus tega menyakiti orang yang benar benar tulus mencintai aku?" tanya Nova dalam dirinya sendiri dengan raut muka sedih didalam hatinya.

Setelah melihat sikap Ridwan, akhirnya Nova pun bersedia untuk kembali ke rumah. Di saat bersamaan hujan yang membasahi dirinya mereda, melihat Nova akhirnya kembali masuk ke dalam rumah Siska tampak kesal dan marah. Ia kemudian pergi dari rumah Ridwan tanpa mengatakan sepatah katapun ataupun berpamitan kepada Ibu Ridwan.

Saat itu Ridwan membawa Nova ke dalam rumah dengan memeluk erat Nova agar tidak kedinginan, melihat sikap baik Ridwan di sepanjang perjalanan Nova hanya memandangi Ridwan dengan raut muka yang sedih dan tidak tega untuk menyakiti Ridwan.

Di tempat lain terlihat seorang laki laki tengah berdiri dengan membawa sebuah koper, laki laki itu terlihat seperti seorang polisi. Ia gagah bertubuh kekar dan berusia sekitar 50 tahunan. Saat itu ia tengah berdiri di di pintu keluar bandara, hal itu karena laki laki itu baru saja selesai melakukan perjalanan luar negeri.

Dia adalah Panji Prayoga, ayah dari Ridwan orang yang tak lain adalah pembunuh dari keluarga Nova.

Saat itu orang itu tengah mengunggu mobil yang menjemput dirinya, saat itu keluarga Ridwan tidak mengetahui kalau Pak Panji sudah sampai sedangkan dirinya mengatakan kalau baru besok akan sampai.

Saat itu Pak Panji terlihat tengah menghubungi seseorang untuk menjemput dirinya, ia menghubungi istrinya yang saat itu tengah marah dengan sikap Ridwan.

"Iya, halo ada apa?" tanya Ibu Ridwan dengan nada tinggi dan marah.

Mendengar jawaban dari istrinya yang berbicara dengan nada tinggi, Ayah Ridwan pun hanya diam beberapa saat ia kemudian menghela nafas dan menjawab istrinya dengan nada rendah.

"Mama!" panggil suaminya dengan nada rendah, mendengar ucapan itu Ibu Ridwan pun tampak sangat terkejut lalu ia merendahkan nada bicaranya.

"Papa, maaf Pa!. Ada apa Papa telepon Mama, apa Papa perlu sesuatu?" tanya Ibu Ridwan dengan baik.

Setelah mendengarkan ucapan itu, Ayah Ridwan pun menjelaskan kepada istrinya kalau dirinya sudah di bandara dan meminta Ridwan untuk menjemput dirinya. Mendengar hal itu, istrinya sangat terkejut namun setelah ia terkejut ia langsung menghampiri Ridwan yang saat itu sudah selesai ganti baju dan tengah membuat kan minum teh hangat untuk Nova.

"Ridwan, ibu minta tolong sama kamu, tolong kamu jemput ayah kamu di bandara!" pinta Ibu Ridwan dengan baik. Mendengar ucapan itu Ridwan dan Nova tampak terkejut karena ibunya mengatakan kalau ayahnya akan datang besok namun justru hari ini dan keadaan tengah malam.

Mendengar hal itu, akhirnya Ridwan pun pergi ke bandara untuk menjemput ayahnya, ketika ia sampai di bandara ia memang menemui laki laki itu, Ridwan yang melihat laki laki paruh baya dan gagah tersebut langsung bergegas mematikan mobilnya dan turun dari mobil. Setelah itu ia memeluk erat ayahnya seakan akan ia sudah lama tidak berjumpa dengan ayahnya.

Melihat sikap Ridwan, ayahnya pun hanya diam dengan tertawa kecil di bibirnya lalu ia membalas pelukan Ridwan dengan erat.

Setelah beberapa saat berpelukan Ridwan pun akhirnya melepaskan pelukannya dan mengajak ayahnya masuk ke dalam mobil. Saat itu ia pergi menuju mobilnya dengan sangat bahagia dan sesekali ia menceritakan tentang Nova. Ketika Ridwan menceritakan tantang Nova, ayahnya selalu menggoda Ridwan dengan mengatakan kalau orang yang dimaksud adalah pacar Ridwan, namun Ridwan menolak hal itu dan ia mengatakan kalau orang yang di ceritakan adalah temanya. Saat itu ia menolak Ridwan dengan raut muka yang sedikit memerah dan malu atas godaan dari ayahnya.

Terpopuler

Comments

Nurul Aeni

Nurul Aeni

kdg typo siih kak penulisannya

2023-03-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!