Kupu Kupu Beracun
Ketika matahari tepat berada di atas kepala, terlihat seorang wanita dengan pakaian jeans ketat berwarna hitam, rambut digerai berwarna hitam dan panjang dengan jaket berwarna senada dengan celana yang di pakainya. Berdiri di samping jalan dengan memakai kaca mata dan sesekali mengeluh kepanasan karena terlalu menunggu seseorang menjemputnya. Dia adalah Nova, gadis cantik sekaligus seorang ratu mafia yang menaruh dendam kepada keluarga seorang polisi atas kematian kedua orang tuanya di waktu yang bersamaan. Hal itu bukan karena sebab, Nova menaruh dendam kepada keluarga polisi itu karena ia tahu bahwa pembunuh dari orang tuanya adalah si polisi itu.
Beberapa saat kemudian, sebuah mobil mewah, berwarna hitam menghampiri dirinya dan berhenti di hadapan Nova. Melihat mobil itu, gadis yang berpenampilan seperti preman tersebut membuka kaca matanya dan kemudian masuk ke dalam mobil itu. Saat ia berada di dalam mobil, ia melihat laki laki dengan tubuh kekar dan gagah duduk di kursi pengemudi. Laki laki itu berpenampilan sama persis dengan pakaian yang di pakai oleh Nova.
"Kamu siap menjalankan misi kamu?" tanya laki laki itu.
"Ayolah, kenapa kamu masih tanyakan kepada ku? Dengar aku, di mata ku, di hati ku, dan di pikiran hanya ada dendam, dendam dan dendam. So... Jangan meragukan aku lagi!" jawab Nova dengan nada serius dan menatap tajam laki laki yang ada di hadapannya yang berada di kursi kemudi.
"Oke, Kakak yakin sama kamu," jawab laki laki itu yang ternyata adalah kakak laki laki dari Nova. Setelah itu, dia melajukan mobilnya dan meninggalkan tempat itu.
Beberapa saat kemudian, Nova dan kakaknya sampai di rumah, lalu Nova duduk di sofa dengan gaya seperti laki laki alias tomboi. Tak berselang lama disusul oleh kakaknya yang melemparkan sebuah bingkai foto yang berisi foto orang tua Nova. Melihat foto orang tuanya, dengan perlahan Nova mengambil foto itu dan menatapnya dengan tajam. Setelah itu, Kakak Nova yang bernama Revan duduk di sofa yang berada tidak jauh dari sofa yang di duduki oleh Nova.
"Kamu harus ingat. Apa yang di lakukan oleh teman ayah kepada Ayah dan Ibu sangat kejam, jadi kamu harus benar benar bisa membalaskan dendam atas kematian mereka."
Nova hanya menatap tajam kakaknya setelah mendengar ucapan itu, setelah itu ia memalingkan wajahnya dari hadapan kakaknya dan melihat ke arah foto yang di lemparkan oleh Kakak. Nova pun kembali menatap foto itu dengan tajam, saat itu api di dalam dirinya seakan semakin membara. Dia menatap dan melihat foto itu dengan serius. Namun tiba tiba, sikap tomboi dan angkuhnya luluh. Mata yang terlihat penuh dengan dendam seketika sirna di penuhi oleh air mata yang selama ini tidak tampak terlihat di wajah Nova, sikap pemarahnya seakan lunak dan berubah menjadi seseorang yang lemah dengan air mata yang jatuh dan mengalir membasahi pipi Nova. Nova mengingat saat kematian orang tuanya.
Tiba tiba keadaan berubah menjadi gelap Nova mengingat kembali masa lalu di saat orang tuanya meninggal. Saat itu, di bawah tempat tidur terlihat seorang gadis kecil tengah bersembunyi di dalam kolong tempat tidur dengan ketakutan dan khawatir. Gadis kecil itu adalah Nova, di samping Nova terlihat seorang laki laki yang sudah lebih besar dari Nova dia adalah Kakak Nova yang saat itu berusaha melindungi Nova.
Suasana sangat menegangkan, terdengar suara tembakan beberapa kali dari luar tempat tidur. Mendengar tembakan itu, Nova sangat ketakutan dan ia hanya bisa menangis sambil memanggil manggil ibu dan ayahnya. Tak berselang lama, seorang laki laki dengan sepatu hitam berjalan masuk ke dalam kamarnya. Menyadari hal itu, Kakak Nova menutup mulut Nova dengan salah satu tangan nya agar Nova berhenti menangis. Laki laki itu terlihat mengelilingi sekitar tempat tidur. Menyadari sudah tidak ada satu orang pun di dalam ruangan itu laki laki itu keluar dari kamar dan pergi.
Merasa sudah aman dan si pelaku sudah pergi Kakak Nova mengajak Nova keluar dari kolong tempat tidur. Ketika mereka keluar dari kamar, mereka terlihat sangat terkejut, matanya terbuka lebar, dan mulutnya ternganga lebar. Mereka hanya diam, mematung tanpa mengatakan sepatah katapun. Hal itu terjadi karena mereka melihat kedua orang tuanya sudah tidak bernyawa dengan keadaan berlumur darah dan tergeletak di lantai dengan bekas luka tembakan.
Beberapa saat kemudian, Nova dan kakaknya langsung bergegas menghampiri orang tuanya dan berusaha membangunkan mereka dengan menggerakkan tubuh orang tuanya.
Menyadari kalau orang tuanya sudah meninggal Kakak Nova langsung menghampiri Nova dan memeluk Nova, dia mengajak Nova meninggalkan orang tuannya yang tergeletak di lantai dengan berlumur darah.
Nova yang masih tidak mengerti apapun tentang yang terjadi ia hanya dapat menangis melihat orang tuanya tidak bergerak.
Beberapa saat kemudian, Kakak Nova memutuskan untuk keluar dari rumah dengan mengajak Nova, ketika mereka berada di luar rumah. Ternyata pelaku pembunuh orang tuanya masih berada di halaman rumah. Menyadari hal itu, Kakak Nova meminta Nova diam dan tidak menangis. Dia mengajak Nova untuk sembunyi di balik semak semak untuk melihat wajah si pelaku dengan berjalan perlahan.
Saat si pelaku membuka penutup mukanya, Kakak Nova sangat terkejut karena pelaku dari pembunuh ayahnya adalah teman ayahnya sendiri yang juga bekerja menjadi seorang polisi. Kakak Nova pun menaruh dendam kepada teman ayahnya. Dia berjanji kepada dirinya sendiri untuk memasukkan teman ayahnya ke kantor polisi.
Beberapa saat kemudian, keadaan kembali seperti semula. Dimana Nova tengah memegangi foto orang tuannya dengan air mata Nova masih terus mengalir membasahi pipinya.
"Kamu harus ingat Kakak. Bagaimana pun caranya, kamu harus berhasil masuk ke dunia mereka, dan kamu harus berhasil balas dendam atas kematian orang tua kita. Bagaimana pun, kamu harus bisa masuk ke dalam kehidupan laki laki ini!" ucap Kakak Nova dengan nada serius lalu ia mengeluarkan sebuah foto dari saku kanan celananya. Ia kemudian memberikan foto itu kepada Nova, Nova yang saat itu sedang sedih melihat foto orang tuannya langsung berhenti menetes air matanya. Ia kemudian menghapus air matanya dan mengambil foto itu. Wajahnya seketika berubah setelah melihat foto itu, ia menatap foto itu dengan mata yang penuh dengan amarah dan dendam.
"Namanya Ridwan, dia adalah anak dari pembunuh orang tua kita. Kamu harus bisa masuk ke hati laki laki ini, bagaimana pun caranya."
Mendengar ucapan itu, Nova pun menghela nafas. Dia menatap foto itu dengan semakin serius dan semakin penuh emosi. Dia menatap foto itu dengan tanpa mengedipkan matanya sekalipun.
"Aku tahu... Aku tahu bagaimana cara masuk ke hati laki laki ini, bagi ku semua ini adalah hal yang paling mudah untuk aku lakukan!" jawab Nova dengan menatap tajam foto itu sambil sesekali melihat ke arah kakaknya.
Kakak Nova yang mendengar hal itu terlihat sangat percaya dengan Nova dan tidak menaruh perasaan ragu sedikitpun kepada Nova. Dia terlihat sangat yakin kalau Nova akan berhasil melakukan rencana balas dendamnya.
"Kakak percaya dengan kamu, tapi... Jika kamu terperangkap dalam cinta laki laki itu, maka aku tidak akan segan segan dan tidak akan ragu untuk menghabisi laki laki itu. Kamu ingat ucapan Kakak," ucap Kakak Nova dengan nada serius dan tegas kepada Nova.
Mendengar ucapan dari kakaknya, Nova pun menaruh foto itu di atas meja lalu ia bangun dari duduknya dan menghampiri Kakak Nova. Ia kemudian memeluk kakaknya dengan sangat erat.
"Kakak ragu dengan aku, ragu dengan adik mu ini? Tolonglah Kak, jangan ragu. Aku janji dengan Kakak dan orang tua kita. Aku akan balas dendam kepada laki laki itu dan keluarganya," ucap Nova dengan sedikit bercanda namun tiba tiba berubah serius.
Setelah itu, dia menatap foto yang ada di atas meja dengan mata yang penuh dengan kemarahan. Beberapa saat kemudian, Nova melepaskan pelukannya dan mengambil foto itu. Ia kemudian keluar dari rumah dan menuju ke mobil mewah yang ada di bagasi.
Setalah mobil keluar dari bagasi, Nova mengendarai mobil itu dengan sangat kencang. Dia mengendari mobil itu dengan sangat ugal ugalan tanpa mempedulikan keselamatannya atau keselamatan orang lain.
Matanya menatap ke arah jalan dengan penuh emosi, dan kemarahan yang sangat luar biasa.
Mata yang terobsesi untuk balas dendam sangat terlihat jelas di mata Nova, kemarahan, emosi dan amarahnya menjadi satu. Api di dalam hatinya seakan membara sangat besar hingga membuat Nova tidak bisa mengendalikan dirinya.
"Ayah, Ibu, aku berjanji dengan kalian. Aku akan membalas perbuatan Ayah Ridwan kepada kalian, lebih sadis dan lebih kejam dari apa yang dia lakukan kepada kalian. Aku berjanji," ucap Nova lalu ia menambahkan kecepatan mobilnya.
Beberapa saat kemudian, Nova kembali ke rumahnya. Saat di rumahnya, kakaknya terlihat kesal dengan Nova. Hal itu terjadi karena Nova meluapkan emosinya dengan mengendari mobil secara ugal ugalan di jalan yang nantinya bisa membuat bahaya nyawanya sendiri.
"Apa kamu sudah selesai meluapkan kemarahan kamu?" tanya Kakak Nova dengan berdiri di depan pintu menghadang Nova untuk masuk ke dalam rumah.
"Apa apaan sih Kak, apa masalahnya dengan semua itu?" jawab Nova dengan kesal kepada kakaknya.
"Nova, kamu masih tanya hal itu. Kakak hanya punya kamu, jika kamu melakukan hal itu, nanti bisa terjadi kecelakaan dan merenggut nyawa kamu. Apa kamu tidak memikirkan hal itu?" ucap Kakak Nova dengan berbalik marah kepada Nova.
Mendengar hal itu, Nova seakan tidak peduli dan pergi meninggalkan kakaknya di depan pintu. Melihat tindakan adiknya, Kakak Nova pun berusaha menghentikan Nova dan berusaha meminta Nova untuk meminta maaf.
Namun, Nova terlihat tidak peduli dan tetap pergi meninggalkan kakaknya bahkan ia menutup pintu di depan kakaknya dengan sangat kencang.
Menyadari hal itu Kakak Nova pun hanya menggelengkan kepalanya, dan dia berusaha untuk tetap bersabar menghadapi sikap Nova yang kurang sopan kepadanya.
Tak berselang lama, Kakak Nova pun pergi meninggalkan kamar Nova dan masuk ke kamarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Dika
👍👍
2023-12-15
0
Dika
.
2023-12-15
0
💯Fhashyafira✅
Hai aku datang
once we get married 💍 fb yu
2022-11-23
2