Keesokan harinya, terlihat Nova sudah berada di dapur bersama dengan Bibi Ijah untuk mempersiapkan sarapan pagi untuk Ridwan dan Ridwan.
"Bibi, kira kira nanti Pak Ridwan sama ibunya suka atau tidak ya makanan yang saya buat?" tanya Nova kepada Mbok Ijah orang sambil melanjutkan memasaknya dan sesekali berhenti melihat ke arah masakannya.
"Non Nova, Den Ridwan sama ibunya itu baik. Mereka pasti suka dengan masakan Non," jawab Mbok Ijah dengan menghampiri Nova dan memegangi salah satu bahunya untuk meyakinkan Nova.
"Mbok, saya itu bukan siapa siapa di rumah ini. Saya hanya seorang pembantu jadi Mbok tidak perlu panggil saya Non, panggil saya Nova saja."
"Baik Nak," jawab Mbok Ijah dengan tersenyum lalu ia kembali melanjutkan pekerjaannya begitupun Nova.
Beberapa saat kemudian , Ibu Ridwan datang dengan senyum kecil di wajahnya. Melihat hal itu, wajah Nova seketika berubah dimana saat itu ia terlihat bahagia memasak dengan Mbok Ijah namun tiba tiba berubah menjadi sedikit cemberut dan kesal.
"Wah, Nova kamu sudah masak. Masak apa ini?" tanya Ibu Ridwan dengan baik.
"Saya masak masakan kampung Bu, maaf ya Bu kalau masakan saya kurang enak nanti hasilnya!."
"Kalau yang masak kamu pasti bagi Ridwan akan selalu enak," jawab Ibu Ridwan dengan sedikit menggoda Nova.
"Ibu itu bisa aja," jawab Nova dengan tersenyum malu di bibirnya. Setelah itu, ia pergi keluar dari dapur dan pergi ke kamar Ridwan.
Saat Ibu Ridwan sudah pergi, Nova memberanikan dirinya untuk bertanya kepada Mbok Ijah tentang keberadaan Ayah Ridwan. Mendengar pertanyaan Nova, Mbok Ijah pun akhirnya menjelaskan kalau Ayah Ridwan sedang bertugas keluar kota dan akan segera pulang ke rumah. Mendengar hal itu Nova hanya tersenyum kecil di bibirnya dengan raut muka sedikit terpaksa namun Mbok Ijah tidak melihat hal itu karena dirinya sedang sibuk memasak. Tak berselang lama, Nova pun melanjutkan memasaknya.
Di kamar Ridwan, terlihat Ridwan sedang terlelap dalam tidurnya. Beberapa saat kemudian, Ibu Ridwan datang dan menemui Ridwan untuk membangunkan Ridwan. Saat melihat bahwa anak laki laki nya masih terbaring di atas tempat tidur, Ibu Ridwan hanya terlihat menggelengkan kepalanya dengan senyum kecil di bibirnya.
"Dasar anak ini," ucap Ibu Ridwan dengan tertawa kecil lalu ia mendekati Ridwan dan duduk di samping Ridwan. Tangannya mulai ia gerakkan mendekati kepala Ridwan dan dengan perlahan ia mengusap usah kepala Ridwan dengan penuh kasih sayang. Saat itu, pintu kamar Ridwan terlihat terbuka sedikit dan tanpa sengaja Nova melihat hal itu. Nova yang menyaksikan hal itu dengan perlahan mendekati pintu kamar dan bersembunyi di balik pintu sambil mendengarkan ucapan dari Ibu Ridwan.
"Dari dulu hingga sekarang, kamu memang tidak pernah berubah Nak. Kamu selalu tidur dengan posisi seperti ini di pangkuan Ibu. Ibu rindu sekali dengan semua itu, andai saja Ayah kamu di sini. Pasti.... Pasti dia juga rindu dengan semua itu!" ucap Ibu Ridwan dengan perlahan mengusap usap kepala Ridwan dengan lembut.
Mendengar ucapan itu, Nova yang saat itu sedang bersembunyi di balik pintu dan mendengar tiba tiba mulai berkaca kaca dan matanya mulai memerah menahan kesedihannya.
"Kalian berdua bisa melakukan itu. Lalu kenapa? Kenapa kalian merenggut orang tua ku?" ucap Nova dengan lirih dan air mata yang terus mengalir membasahi pipinya. Ia kemudian pergi dari tempat itu dengan air mata yang terus mengalir membasahi pipinya.
Beberapa menit kemudian, Ibu Ridwan yang duduk di samping Ridwan akhirnya membangunkan Ridwan dengan sedikit menggoyang goyangkan tubuh Ridwan dan memanggil manggil nama Ridwan agar bangun. Namun, karena saat itu Ridwan masih belum bangun dia pun akhirnya pergi dari atas tempat tidur dan mencari cara untuk membangunkan Ridwan. Ia ke sana kemari dengan terlihat memikirkan sesuatu. Tak berselang lama, ia mempunyai ide untuk membangunkan Ridwan. Dia terlihat mendekati telinga Ridwan dan membisikkan sesuatu ke telinga Ridwan.
"Ridwan, Nova memasak buat kamu!."
Mendengar ucapan itu, Ridwan pun langsung membuka lebar lebar matanya dan bangun dari tidurnya. Dia kemudian melihat ke arah Ibunya.
"Benarkah Bu?" tanya Ridwan dengan melihat ke arah Ibunya.
Melihat hal itu, Ibu Ridwan menjauhkan dirinya dari Ridwan.
"Jadi gitu, sekarang anak Mama yang tampan bernama Ridwan akan bangun jika di masak masakan makanan oleh Nova," ucap Ibu Ridwan dengan menggoda Ridwan.
"Ma, jangan gitu lah."
Jawab Ridwan dengan malas lalu ia bangun dari atas tempat tidur dengan keadaan lusuh dan lemas ia kemudian menghampiri ibunya untuk memeluk ibunya namun saat itu ibunya menghentikan Ridwan dengan cara menghindar dari Ridwan dan meminta Ridwan untuk mandi terlebih dahulu.
Mendengar hal itu Ridwan pun akhirnya menuruti apa yang di inginkan oleh ibunya. Dia pun pergi ke kamar mandi dengan lusuh dan malas. Setelah Ridwan masuk ke dalam kamar mandi, ibunya terlihat tersenyum kecil dan menggelengkan kepalanya perlahan. Ia kemudian keluar dari kamar Ridwan dan mempersiapkan meja makan membantu Nova dan Mbok Ijah.
Saat berada di ruang makan, Nova dan Mbok Ijah terlihat tengah mempersiapkan makan pagi untuk Ridwan dan ibunya. Beberapa saat kemudian, Ibu Ridwan datang ke ruang makan. Menyadari hal itu, Nova pun langsung melihat ke arah Ibu Ridwan dengan tatapan mata yang sinis namun saat itu Ibu Ridwan masih belum menyadari kalau Nova menatap dirinya dengan penuh amarah.
"Saya bantu ya," tawar Ibu Ridwan dengan baik namun setelah mendengar hal itu Nova langsung membentak Ibu Ridwan dan melarang Ibu Ridwan. Mendengar bentakan itu, Mbok Ijah yang saat itu tengah menata piring langsung menghentikan tindakannya dan melihat ke arah Nova.
"Maaf Bu, bukanya nya saya bermaksud untuk membentak Ibu!. Saya hanya tidak ingin Ibu melakukan hal ini, karena ini adalah tugas saya dan Mbok Ijah."
"Iya saya paham apa yang kamu mau!" jawab Ibu Ridwan dengan baik dan lalu ia tersenyum dan duduk di kursi rumah makan.
Mendengar ucapan itu, Mbok Ijah pun kembali melanjutkan aktivitasnya. Beberapa saat kemudian, Ridwan datang dengan jas hitam dan celana hitam, berjalan dengan gagah menghampiri Nova dan duduk di dekat Nova. Melihat hal itu, Nova hanya terdiam melihat penampilan Ridwan yang sangat tampan dan gagah.
Setelah mempersiapkan makan pagi untuk Ridwan dan ibunya, Mbok Ijah dan Nova pergi ke dapur. Saat berada di dapur, Nova melihat ke arah Mbok Ijah dengan mengatakan kepada Mbok Ijah tetang kebaikan Ibu Ridwan kepada Ridwan.
"Mbok, ibunya Pak Ridwan itu baik ya Mbok. Tadi, waktu aku keluar aku lihat ibunya Pak Ridwan mengusap usap kepada Pak Ridwan dengan penuh kasih sayang!."
"Iya Non, apa lagi ayah dari Den Ridwan. Dia sangat baik dan sangat menyayangi Den Ridwan."
Mendengar ucapan itu Nova pun menarik nafas dalam lalu ia menghembuskan nya dengan perlahan dan sedih.
"Baik seperti apa? Kalau dia memang orang baik mana mungkin dia membunuh orang tua ku dengan cara seperti itu!. Aku tidak percaya dengan semua itu," ucap Nova dalam hatinya dengan sedih, marah dan juga penasaran dengan sesosok Ayah Ridwan.
Di meja makan, terlihat Ridwan sangat menikmati masakan itu. Melihat Ridwan makan dengan sangat lahap, ibunya sangat bahagia.
"Kamu suka makanan nya?" tanya Ibu Ridwan dengan baik dan dengan melihat Ridwan menghabiskan makanannya.
"Iya Ma, makanannya enak. Berbeda dari yang lainnya, ini Mama yang masak?" jawab Ridwan dengan terus melahap makanan itu dan sesekali melihat ke arah Ibunya.
"Mama kan sudah bilang, kalau kamu di masakin sama Nova!."
Mendengar ucapan itu, Ridwan pun langsung berhenti makan dan langsung bangun dari duduknya dan bangun dari duduknya. Melihat hal itu, ibunya terlihat sangat kebingungan dengan Ridwan.
"Ada apa Ridwan?" tanya Ibu Ridwan dengan ikut bangun dari duduknya juga. Saat itu, Ridwan hanya diam dengan melihat ke arah makanan yang ia makan, beberapa saat kemudian ia manggil manggil Mbok Ijah dan meminta Mbok Ijah untuk menaruhnya ke kotak bekal. Mendengar hal itu, Ibu Ridwan hanya tersenyum kepada Ridwan melihat tindakan Ridwan yang seperti itu.
"Mbok, tolong saya di siapkan bekal untuk makan siang!. Saya tidak ingin makan siang di luar nanti, itu pemborosan!."
"Baik Den," jawab Mbok Ijah lalu ia pergi untuk mempersiapkan bekal untuk Ridwan. Saat bekal sudah siap, Ridwan pun berpamitan kepada ibunya dan Mbok Ijah. Ketika Ridwan berpamitan dengan ibunya, Ibu Ridwan berbisik di dekat telinga Ridwan.
"Kamu suka ya dengan makanan yang di masak Nova, makanya kamu sampai bawa bekal untuk makan siang," bisik Ibu Ridwan di dekat telinga Ridwan. Mendengar ucapan itu Ridwan pun hanya terlihat tersenyum senyum sendiri dan ia terlihat malu malu kucing mendengar ucapan itu.
"Ma, Ridwan pergi!. Assalamualaikum!" ucap Ridwan dengan tersenyum malu, ia kemudian pergi setalah mendengar jawaban dari orang orang yang berada di dalam ruangan itu.
"Walaikumsalam, " jawab Mbok Ijah, Nova dan Ibu Ridwan dengan bersama sama. Setelah Ridwan pergi, ibunya hanya menggelengkan kepalanya. Tak berselang lama, ia pun melihat ke arah Mbok Ijah.
"Mbok, tolong ya nanti rumah di bersihkan soalnya kemungkinan Bapak besok pulang!."
Mendengar ucapan itu, mata Nova pun langsung terbuka lebar. Amarahnya pun langsung membara dan membakar hati Nova.
"Nova juga bantu Mbok Ijah ya," lanjut Ibu Ridwan dengan baik melihat Nova.
Mendengar hal itu, Nova pun tersenyum selama beberapa saat lalu ia terlihat berubah kesal. Setelah memberi tahu hal itu, Ibu Ridwan pergi dan Nova berserta Mbok Ijah mulai melakukan pekerjaan nya lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments