Nova dan kakaknya

Ketika Nova sudah di tarik menjauhi keluarga Ridwan, Kakak Nova melepaskan tangan Nova dengan sangat kasar. Lalu, ia melihat Nova dengan tatapan mata yang penuh dengan emosi, ia kemudian memegangi kedua lengan Nova dengan sangat erat.

"Kamu mau kemana?" tanya Kakak Nova dengan tegas dan serius.

"Aku mau ketemu dengan keluarga Pak Ridwan kak, aku.. Aku ingin mengatakan yang sebenarnya kepada mereka kalau aku sudah menyakiti Pak Ridwan!" jawab Nova dengan mata yang berurai air mata.

Mendengar ucapan itu dari adiknya, Kakak Nova pun semakin erat memegangi lengan Nova. Menyadari kalau kakaknya menyakiti dirinya, Nova pun hanya diam dengan air mata yang terus menetes.

"Aku tidak akan membiarkan kamu untuk memberi tahu mereka tentang racun itu, lagian... Ini adalah hal yang bagus, kalau ayahnya tidak bisa kamu habisi, maka anaknya harus mati!" jawab Kakak Nova dengan nada tegas dan serius. Melihat dan mendengar apa yang diucapkan oleh kakaknya, seketika Nova langsung menghentikan tangisannya dan ia menatap tajam mata kakaknya dengan mata yang masih terlihat berkaca kaca. Setalah itu dengan kasar dan tidak takut di hadapan kakaknya, Nova melepaskan tangan kakaknya dengan paksa dan kasar.

"Pak Ridwan tidak bersalah Kak, dia tidak melakukan apapun. Tapi kenapa? Kenapa kakak justru meminta aku untuk menghukum Pak Ridwan?" jawab Nova dengan air mata terus menetes membasahi pipinya. "Aku tidak akan bisa melakukan itu!."

Mendengar ucapan itu Kakak Nova itu hanya diam selama beberapa saat, melihat kakaknya hanya diam, dengan air mata yang terus mengalir Nova pun berbalik dan pergi dari hadapan kakaknya untuk memberi tahu Keluarga Ridwan kalau dirinya yang meracuni Ridwan, namun saat ia baru beberapa langkah dari hadapan kakaknya, langkah Nova terhenti  hal itu terjadi karena kakaknya mengatakan hal yang membuat Nova hanya dapat diam tidak berkutik sedikit pun.

"Kalau kamu pergi untuk memberi tahu keluarga Ridwan, kalau kamu yang meracuni Ridwan. Maka... Maka kamu harus siap siap untuk kehilangan Ridwan," ucap Kakak Nova dengan nada serius dan tatapan mata yang tajam melihat ke arah Nova. Nova yang mendengarkan perkataan itu, ia hanya diam mematung dan ia menangis mendengar hal itu.

"Pilihan nya ada di kamu, kamu mau Ridwan mati di tangan ku karena kamu memberi tahu keluarganya tentang kebenarannya atau kamu justru membiarkan keluarga Ridwan tahu sendiri kebenarannya," lanjut Kakak Nova dengan raut muka serius.

Nova yang mendengarkan ucapan kakaknya yang seperti mengancam Nova akhirnya dengan derai air mata Nova pun mengurungkan niatnya dan memilih untuk tidak memberitahu yang sebenarnya kepada keluarga Ridwan.

"Aku tidak akan memberi tahu keluarga Pak Ridwan yang sebenarnya, tapi aku mohon sama kakak, tolong jangan sakiti Pak Ridwan. Dia sudah menderita dengan hal ini, padahal dia tidak melakukan kesalahan apapun!" jawab Nova dengan tegas di hadapan kakaknya.

Mendengarkan jawaban dari Nova yang tampak sangat sedih melihat Ridwan di rumah sakit, Kakak Nova pun mendekati Nova dan ia memegangi kedua lengan Nova dengan lembut.

"Ada apa dengan kamu? Kenapa kamu bisa lemah seperti ini?" tanya Kakak Nova dengan raut muka heran melihat sikap Nova. Setalah bertanya hal itu, Kakak Nova pun diam selama beberapa saat. Mendengarkan pertanyaan itu, Nova hanya diam tanpa mengatakan sepatah katapun, setelah itu kakaknya melanjutkan berkata "kamu tidak jatuh cinta kan dengan Ridwan? Kamu masih memiliki dendam di hati kamu kan?"

saat itu Nova masih saja diam, mendengar pertanyaan pertanyaan itu.

Melihat Nova tidak menjawab dirinya, Kakak Nova pun memegangi salah satu lengan Nova dengan erat lalu ia membentak Nova untuk mengatakan yang sebenarnya.

Mendengar bentakan itu, Nova pun akhirnya memilih untuk mengatakan kalau dirinya hanya kasihan dengan Ridwan bukannya dirinya jatuh cinta.   Hal itu terjadi karena dirinya salah memberikan racun ke minuman yang di minum oleh Ridwan hingga membuat keadaan Ridwan koma di ruang gawat darurat.

Mendengarkan penjelasan dari Nova, Kakak Nova pun tampak sangat sedih, lalu ia melepaskan tangannya yang memegangi tangan Nova dan ia kemudian memeluk erat Nova seperti seorang kakak yang baik kepada adiknya.

"Maafkan kakak, karena kakak sudah berpikiran buruk kepada kamu adik ku!" ucap Kakak Nova dengan raut muka sedih dan memeluk Nova selama beberapa saat.

Nova yang mendengarkan hal itu ia semakin berderai air mata, ia seakan semakin tidak kuat menahan air matanya, dengan derasnya air mata yang terus mengalir. Nova terus menyalahkan dirinya atas apa yang terjadi kepada Ridwan.

Mendengarkan Nova yang terus menyalahkan dirinya sendiri, Kakak Nova pun melepaskan pelukannya dengan perlahan, lalu ia memegangi kedua lengan Nova dengan lembut dan penuh kasih sayang.

"Kamu jangan menyalahkan diri kamu sendiri, karena ini bukan salah kamu. Ini adalah murni kecelakaan, kamu tidak berniat untuk mencelakai Ridwan. Ridwan lah yang meminum kopi itu sendiri, kamu jangan menyalahkan diri kamu sendirian!" ucap Kakak Nova dengan santai di hadapan Nova. Ia mengatakan hal itu untuk membuat Nova tenang dan tidak terus menyalahkan dirinya sendiri.

Akhirnya Nova pun berusaha untuk lebih tenang dan tidak terus menyalahkan dirinya sendiri.

Di dalam ruangan yang di tempati oleh Ridwan, keluarga Ridwan tampak sedang menunggu kesadaran Ridwan dari komanya. Saat itu terlihat Ridwan di pasangkan alat alat rumah sakit serta pakaian rumah sakit. Ia terlihat tidak berdaya di atas tempat tidurnya.

Di dalam ruangan itu, terlihat Ibu Ridwan duduk di samping Ridwan dengan air mata terus menangis, menangisi keadaan Ridwan yang tidak sadarkan diri.

Saat itu, Nova hanya melihat Ridwan dari luar kamar yang di tempati oleh Ridwan dengan raut muka sedih dan air mata yang terlihat terus mengalir membasahi pipi Nova.

"Maafkan aku Pak Ridwan, karena aku bapak seperti ini! Maafkan aku juga karena aku tidak bisa menemui bapak saat ini, tapi aku janji kalau aku akan menemui bapak untuk meminta maaf dan mempertanggungjawabkan atas semua perbuatan yang sudah aku lakukan ke bapak, aku janji!."

Setelah mengatakan hal itu, Nova pun pergi dari ruangan itu dengan air mata yang terus mengalir membasahi pipinya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!