Hari Pertama Kerja

Keesokkan harinya, pagi yang cerah menyambut Nova. Setalah itu, Nova terbangun dari tidurnya dan membuka gorden berwarna putih dengan kasar. Panasnya matahari seolah olah menusuk tulang tulang Nova, saat itu Nova terlihat sangat menikmati panasnya matahari yang menyinari tubuhnya. Namun, ia di kejutkan oleh suara kakaknya yang membentak dirinya karena ia masih belum bersiap untuk bekerja.

"Nova, apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu tidak siap siap untuk bekerja?" tanya Kakak Nova dengan kesal dan marah karena melihat Nova masih lusuh.

Nova pun terlihat masih santai, ia kemudian menghampiri kakaknya dan memeluk kakaknya dari belakang.

"Kakak tenang aja, aku yakin Ridwan tidak akan marah dengan aku. Karena apa? Karena aku, sudah menjadi kesayangannya!."

Nova pun melepaskan pelukannya dan menjauhi kakaknya, saat itu Kakak Nova terlihat terus memandangi Nova yang menceritakan kalau dia sudah berhasil masuk ke hati Ridwan. Mendengar cerita dari Nova, Revan terlihat hanya mendengarkan cerita Nova.

Beberapa saat kemudian, Revan menghampiri Nova dengan raut muka yang marah dan kesal kepada Nova. Dia menarik Nova dengan sangat kasar dan meminta Nova menatap matanya, ketika Nova sudah mulai menatap mata Revan.

"Dengarkan Kakak baik baik, kamu memang berhasil masuk ke hidup Ridwan. Kamu berhasil kerja tanpa tes apapun seperti yang kamu ceritakan, tapi kamu ingat. Rencana kita untuk membalas dendam atas kematian orang tua kita, jika kamu seperti ini. Menginjak halaman rumah Ridwan pun kamu tidak akan bisa Nova!" ucap Kakak Nova dengan serius dan tegas. Dia terlihat sangat marah, matanya seperti terbakar dengan sikap Nova yang malas.

Nova pun berbalik menatap mata Revan dengan tajam.

"Aku bisa melakukannya!" jawab Nova lalu ia memberi dorongan kecil kepada kakaknya agar kakaknya menjauh dari dirinya.

Nova yang beberapa saat lalu santai dan seperti tidak terbakar api dendam, kini kembali tersulut emosi. Api yang padam pun kembali membara dan membakar jiwanya.

Beberapa saat kemudian, Revan terlihat sudah berada di ruang makan menunggu Nova keluar dari kamarnya. Namun, saat Nova keluar dari kamarnya Nova terlihat melihat ke arah kakaknya yang tengah duduk di kursi ruang makan dengan sebuah piring yang berisi sepotong sandwich.

"Kamu tidak sarapan dulu?" tanya Kakak Nova.

Nova pun memalingkan wajahnya menghindari kakaknya. Tak berselang lama, dengan menggunakan tangan kanannya, Nova memukul meja makan yang berada tidak jauh dari dirinya. Ia kemudian sedikit menundukkan tubuhnya dan menatap mata kakaknya dengan serius dan penuh dengan amarah.

"Bukanya Kakak yang meminta aku untuk bergegas pergi, lalu kenapa? Kenapa sekarang Kakak mengulur ulur waktu? Seharusnya kita segera pergi," ucap Nova lalu ia menjatuhkan tubuhnya dari kakaknya dan ia melanjutkan " pergi untuk balas dendam!."

Nova pun langsung pergi meninggalkan kakaknya, setelah ia mengatakan hal itu kepada kakaknya. Wajah Revan yang saat itu biasa saja langsung berubah marah, ia mengepalkan tangannya dengan penuh emosi menghadapi adiknya yang sulit untuk di atur. Revan pun berusaha tetap sabar menghadapi sikap adiknya. Dia pun bangun dari duduknya dan pergi meninggalkan ruang makan tanpa memakan apapun yang saat itu berada di meja makan itu.

Ketika Revan sudah keluar dari rumah, Nova yang berada di dalam mobil terlihat sudah tidak marah dan mulai tenang. saat Revan sudah berada di dalam mobilnya Revan pun langsung menghidupkan mobilnya dan melajukan mobilnya untuk pergi ke kantor Ridwan.

Di sepanjang perjalanan Nova dan Revan tidak berbicara sepatah katapun. Mereka seperti tidak mengenal satu dengan yang lainnya. Namun, tiba tiba dengan nada bersalah dan menyesal Nova meminta maaf kepada kakaknya karena ia sudah kurang ajar dengan sang kakak yang selalu ini sudah membesarkan Nova sendiri.

Menyadari kalau adiknya benar benar menyesal dengan tindakannya Revan pun memaafkan Nova dan meminta Nova untuk tidak mengulangi hal itu lagi.

Ketika Nova dan kakaknya sudah berada di dekat kantor Ridwan, Nova meminta untuk turun dan memesan ojek. Namun, saat Nova sudah berada di luar dan tengah menunggu seorang ojek, Revan membuka salah satu kaca jendela mobil dan melihat Nova.

"Nova, kamu harus ingat. Di hati kamu harus hanya ada dendam, dendam dan dendam."

Nova menarik nafas pendek lalu ia tersenyum dan menjawab Revan dengan sebuah anggukan kepala perlahan. Ketika seorang ojek sudah datang, Nova pun langsung bergegas pergi dan naik ke motor si tukang ojek itu.

"Kakak percaya sama kamu Nova!" ujar Kakak Nova saat berada di dalam mobil dengan memandang ke arah Nova yang pergi ke kantor Ridwan dengan menaiki ojek.

Ketika Nova sudah berada di depan kantor Ridwan, Nova terlihat memberikan uang kepada si tukang ojek itu. Dan kemudian, dia mulai berlari masuk ke dalam kantor Ridwan. Saat Nova sampai di dalam ruang ganti Office Girl, Nova melihat beberapa orang sudah berada di dalam ruangan itu dan berpenampilan sebagai cleaning service.

"Maaf saya terlambat," ucap Nova dengan nafas yang naik turun tidak beraturan.

"Tidak kok Mbak, kami juga baru sampai."

Mendengar ucapan itu Nova pun langsung tersenyum kecil di bibirnya dan kemudian ia mengambil baju yang di dapatkan dari wanita yang mencari pekerja di kantor Ridwan.

Ketika Nova sudah mengganti pakaiannya, dia langsung pergi dan bergabung dengan pekerja yang lainnya. Wajah yang polos, sederhana dan tidak berdosa terlihat sangat jelas di wajah Nova saat itu. Ketiak Nova sudah mendapatkan tugasnya Nova pun bergegas menjalankan tugas dan mulai mencari perhatian Ridwan.

Saat itu, keberuntungan seperti tengah berpihak kepada Nova. Dia berharap mendapatkan tugas di dekat ruangan Ridwan dan ternyata apa yang ia harapkan benar benar terjadi. Dia mendapatkan tugas untuk bersih bersih di dekat ruangan Ridwan bersama dengan beberapa orang pekerja yang lainnya.

Saat itu Nova terlihat tengah celingukan seperti mencari sesuatu sambil memegangi sebuah pel di kedua tangannya dan sesekali melihat ke arah ruangan Ridwan. Menyadari ada yang aneh dengan Nova, salah satu teman Nova memegangi bahu Nova hingga membuat Nova terkejut.

"Kenapa kamu terkejut Nova? Apa yang kamu lakukan? Kita harus kerja!" ucap salah satu teman kerja Nova.

"Tidak ada, semua baik baik saja."

Nova pun tersenyum dan kemudian dia fokus melanjutkan pekerjaannya. Saat itu, Nova terlihat sangat bahagia dan sangat menikmati pekerjaan yang ia dapatkan. Dia bercanda gurau bersama teman kerjanya. Beberapa saat kemudian, Ridwan keluar dari ruangannya. Pada awalnya, dia sibuk memandangi ponsel tanpa memperhatikan jalan dan keadaan sekitar. Namun, tiba tiba pandangannya berubah saat dia melihat Nova yang tengah bekerja terlihat sangat bahagia dengan teman teman barunya.

Ridwan yang melihat hal itu hanya tersenyum kecil di bibirnya sambil mata yang terus memandang ke arah Nova.

Nova yang awalnya berencana untuk mencari perhatian Ridwan, justru tanpa dia sadari sudah bisa menarik perhatian Ridwan dan membuat Ridwan jatuh hati dengan dirinya.

Ketika Nova sudah menyadari kalau Ridwan memperhatikan dirinya, teman kerja Nova justru mengajak Nova pergi dari tempat itu dan pindah ke tempat yang lain.

"Nova kita harus pergi ke tempat yang lain, ayo" ajak teman kerja Nova sambil memegangi salah satu tangan Nova.

"Iya," jawab Nova lalu ia tersenyum kecil kepada temannya. Ketika Nova akan pergi, pandang matanya mengarah kepada Ridwan yang saat itu terus memandangi dirinya. Dia memandang Ridwan selama beberapa saat, setelah itu ia menundukkan kepalanya dan pergi meninggalkan Ridwan.

Melihat hal itu, Ridwan hanya tersenyum dengan mata yang terus memandang ke arah Nova.

Ketika Nova sudah berada di ruangan lain, wanita yang saat itu menerima Nova menghampiri Nova. Dia berdiri di hadapan Nova dengan garang, seperti orang yang marah kepada Nova. Wanita itu terlihat memandangi Nova dengan ekspresi seperti orang yang terlihat marah.

"Kenapa Ibu memandangi saya seperti itu? Apa salah saya, hingga membuat Ibu marah kepada saya?" tanya Nova dengan kepala yang menunduk tidak berani menatap mata wanita itu.

"Kenapa saya merasa kamu itu istimewa?" ucap wanita itu dengan serius kepada Nova. Nova yang mendengar pertanyaan wanita itu langsung meninggikan kepalanya beberapa saat lalu ia menundukkan kepalanya lagi.

"Maksudnya Bu?" jawab Nova dengan kebingungan. Saat itu, terlihat teman teman Nova yang berada di dalam ruangan itu terus memandangi Nova dengan tatapan mata yang seakan menuduh Nova melakukan kesalahan yang sangat fatal.

"Pak Ridwan memanggil kamu ke ruangannya."

Nova pun langsung terkejut dan langsung meninggikan kepalanya. Dia terlihat sangat polos dan tidak berdosa.

"Tapi kenapa ya Bu?" ujar Nova dengan mata yang tiba tiba memerah.Dia mengira kalau dia sudah melakukan kesalahan di hari pertama dia bekerja.

"Saya tidak tahu, yang jelas saya kira kamu lebih baik segera ke ruangan Pak Ridwan. Dia adalah orang yang paling disiplin, dia tidak suka orang yang datang terlambat."

Nova terlihat hanya diam dan tidak mengatakan sepatah katapun.

"Cepat, kamu segeralah pergi!."

Nova yang mendengar perintah itu langsung bergegas menaruh pel yang ia pegang. Dia langsung keluar dari ruangan itu. Ketika dia sudah berada di luar ruangan, Nova terlihat tersenyum dengan jahat di bibirnya karena ia merasa sudah berhasil masuk ke hati Ridwan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!