"Aku harus pergi, aku tidak bisa lama lama tetap tinggal disini. Aku harus segera pergi dari kantor ini," ucap Nova dengan air mata yang terus mengalir membasahi pipinya.
Beberapa saat kemudian, teman teman Nova datang ke ruangan ganti. Melihat Nova sedang beres beres teman temannya terlihat sangat kebingungan dengan apa yang terjadi kepada Nova hingga membuat dirinya yang baru bekerja langsung mengundurkan diri.
"Ada apa Nova? Kenapa kamu mengundurkan diri dari kantor ini? Padahal, kamu baru kemarin masuk kerja di kantor ini," ucap dari salah satu rekan kerja dari Nova.
"Tidak ada papa," jawab Nova dengan sedih sambil merapikan pakaiannya yang ia bawa. Ketika ia sudah merapikan semuanya, Nova keluar dari ruangan itu dengan sedih. Saat ia berada di luar ruangan, Ridwan menghampiri dirinya dan memegangi salah satu tangan Nova dan menghentikan Nova.
"Nova saya minta maaf, saya minta maaf atas nama Siska."
Mendengar ucapan itu, Nova melihat ke arah Ridwan dengan tatapan mata yang sedih dan penuh dengan air mata.
"Saya sudah memaafkannya Pak, tapi.... Tapi, saya juga minta maaf sama Bapak. Karena apa? Karena saya tidak bisa berkerja di sini lagi, saya mohon maaf," jawab Nova dengan mata terus memandangi ke arah Ridwan dengan sedih. Setelah itu, dengan perlahan ia melepaskan tangan Ridwan yang memegangi tangannya.
Melihat hal itu, Ridwan pun hanya diam dengan mata yang terus tertuju kepada tangannya yang di lepaskan oleh Nova. Beberapa saat kemudian, terlihat Siska datang dan melihat kepergian Nova. Nova yang melihat Siska keluar dari ruangannya, terlihat melihat ke arah Siska dengan tatapan mata yang sedih. Dia menatap Siska selama beberapa saat, setelah itu ia kembali menundukkan kepalanya dan pergi.
Ridwan yang melihat hal itu langsung bergegas mengejar Nova keluar. Siska yang melihat hal itu, juga mengejar Ridwan sambil teriak teriak memanggil manggil nama Ridwan.
Saat Nova sudah berada di dekat gerbang, ia kemudian menghentikan langkahnya karena tangan Nova di dipegang oleh tangan Ridwan.
"Kenapa Bapak masih mengejar saya? Apa yang Bapak inginkan dari saya?" ucap Nova dengan melirik tangan Ridwan yang memegangi tangannya.
"Jika Bapak hanya Ingin meminta maaf, saya sudah memaafkan semuanya!" jawab Nova lalu ia memalingkan wajahnya dan Kemabli melepaskan tangan Ridwan. Ketika Nova akan melangkahkan kakinya menjauhi Ridwan, tiba tiba Siska menghentikan Nova dan menghampiri Nova.
"Aku yang akan meminta maaf dengan kamu," jawab Nova dengan angkuh dan masih menyombongkan diri.
Nova pun melihat ke arah Siska dengan tatapan mata sedih, marah dan kesal namun ia berusaha menutupi semua itu dengan kesedihannya.
"Saya minta maaf dengan kamu!. Karena saya mengatakan hal buruk tentang orang tua kamu."
Nova pun langsung menatap mata, Siska dengan sedih selama beberapa saat. Setelah itu, dia kembali menundukkan kepalanya di hadapan Siska.
"Saya selalu berusaha memaafkan Ibu, walaupun saya tahu hati saya sangat amat terluka dengan semua yang Ibu katakan. Saya sedih dan terluka, maka itu saya juga minta maaf sama Ibu, kalau saya tidak bisa kerja disini lagi dan Ibu bebas merayu atau menggoda Pak Ridwan, karena saya bukan siapa siapa namun Ibu mengira saya adalah orang yang sudah merenggut hati Pak Ridwan. Sudah cukup Bu, sudah cukup Bu Siska mengatakan hal itu. Saya tidak ingin lagi mendengar hal itu."
Mendengar ucapan Nova, Siska pun hanya diam dan tidak mengatakan sepatah katapun kepada Nova.
"Sekarang izinkan saya pergi, saya mohon dengan Ibu jangan hentikan saya."
Nova pun mengatakan hal itu dengan tatapan mata yang tajam dan serius. Melihat kepergian dari Nova, mata Ridwan terlihat sedih. Tidak hanya Ridwan, teman teman kerja Nova yang baru di kenal oleh Nova pun ikut terlihat sangat sedih dengan yang terjadi kepada Nova.
Saat itu, terlihat Revan melihat kejadian itu di balik sebuah pohon agar dirinya tidak ketahuan oleh Ridwan. Melihat Nova yang pergi dari kantor Ridwan, Revan terlihat sangat kesal. Dia bergegas pergi meninggalkan tempat persembunyian dan masuk ke dalam mobil nya.
Ketika Revan sudah berada di dalam mobil, dengan wajah kesal dan marah. Dia terlihat memukul mukul alat kemudian beberapa kali dengan kesal. Saat melihat Nova sudah berada di luar kantor dan terlihat celingukan ke sana kemari seperti mencari sesuatu. Revan pun langsung bergegas menghampiri dirinya dan mengajak Nova masuk ke dalam mobil dengan kasar. Nova yang menyadari hal itu, hanya merintih kesakitan.
"Masuk! Masuk!" bentak Kakak Nova dengan sangat marah. Melihat kakaknya sangat marah, Nova pun akhirnya masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi mobil. Setelah itu, di susul oleh Revan yang duduk di kursi kemudi.
"Kenapa, hah? Kenapa? Kita susah, susah masuk ke kantor itu. Dan sekarang, kamu keluar dari kantor itu. Kenapa? Kantor itu adalah jalan awal kita untuk balas dendam," ucap Revan Kakak Nova dengan nada tinggi sambil sesekali menunjukkan nunjuk Nova.
"Tapi kamu.... Kamu menghancurkan semuanya."
"Kak, Kakak tidak tahu apa yang aku alami dan aku dengar di dalam kantor itu. Dengarkan aku terlebih dulu, dengarkan penjelasan ku. Yang Kakak tahu, aku hanya mengundurkan diri dan berhenti bekerja. Sedangkan Kakak tidak tahu apa yang di ucapkan dan di lakukan oleh Bu Siska ke aku," jawab Nova dengan nada sedikit tinggi dengan mata memerah dan seperti menahan air mata dan kesedihannya.
"Dia menghina Ibu dan Ayah kita Kakak. Apa aku harus diam aja? Ketika orang asing menghina orang tua ku, tidak Kak. Aku tidak akan mungkin melakukan hal itu."
"Tapi ini adalah satu satunya jalan untuk balas dendam dengan cara ku," jawab Kakak Nova dengan marah dan sangat kesal kepada Nova.
"Untuk balas dendam, aku akan menggunakan cara ku sendiri. Jangan paksa Nova menggunakan cara yang Kakak pikiran. Nova mohon," jawab Nova dengan air mata yang terlihat mengalir membasahi pipinya.
Mendengar ucapan Nova, Revan pun langsung mendekatkan wajahnya ke arah Nova dengan menatap Nova dengan tatapan mata yang serius dan tajam.
"Oke. Kami bisa menggunakan cara kamu sendiri, tapi kamu harus ingat. Kalau sampai kami jatuh cinta dengan Ridwan, maka Kakak tidak akan segan segan membuat hidup kamu menderita dan membuat orang yang kamu cintai itu mati. Kamu paham, " ucap Kakak Nova dengan terus menatap Nova dengan tajam.
Setalah itu, Revan pun memalingkan wajahnya dan melihat ke arah Jalan. Setelah itu, Revan menghidupkan mobilnya dengan marah.
Melihat hal itu, Nova pun langsung meminta kakaknya untuk menghentikan mobilnya. Bukan karena ia takut dengan kecelakaan atau apapun itu. Dia hanya tidak ingin kalau salah satu dari teman kerjanya melihat kalau dirinya baik mobil mewah. Ia takut jika ketahuan dengan orang orang karena ia tidak ingin rencana balas dendam yang ia rencanakan rusak karena sang kakak.
"Aku mohon dengan Kakak, jangan antar atau jemput aku lagi. Aku tidak ingin rencana balas dendam yang aku sudah rencanakan hancur karena semua ini!."
Mendengar ucapan Nova, Revan pun terkejut dan langsung menatap tajam Nova.
"Keluar!" ucap Revan dengan serius lalu ia membentak Nova. "Keluar!!! Rencanakan balas dendam kamu sendiri."
"Aku sudah melakukan hal itu!" jawab Nova dengan serius lalu ia keluar dari mobil kakaknya dan pergi mencari ojek. Melihat hal itu, Revan hanya diam dengan raut muka yang sangat marah dengan Nova. Matanya hanya terlihat terus memandangi Nova yang keluar dari mobilnya dan mencari ojek.
Ketika Nova sudah mendapatkan ojek, Revan terlihat sangat kesal dan marah. Dia beberapa kali memukul mukul alat kemudi untuk melampiaskan kemarahannya.
Di jalan terlihat Nova duduk di motor tukang ojek itu dengan air mata yang terus menerus mengalir tanpa henti.
"Maafkan aku Kakak, aku sudah melawan dengan Kakak. Tapi aku tidak mau terus menerus ada di bawah Kakak, aku ingin balas dendam dengan cara ku sendiri. Kakak percaya lah dengan Nova, Nova akan berusaha keras untuk membuat Ridwan jatuh cinta dengan aku," ucap Nova dengan sedih dalam hatinya.
Setelah itu, ia menghapus air matanya dan berhenti untuk menangis dan ia pun melanjutkan perjalanan dengan tidak menangis lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments