Perubahan

Ketika malam tiba, suasana hening sangat terasa. Udara dingin menusuk tulang Nova, saat itu Nova tengah duduk di atas kasur dengan memandangi foto yang ia dapat dari kakaknya. Beberapa saat kemudian, dia mengambil ponselnya yang ia letakkan di atas meja yang tidak jauh dari dirinya. Dia mulai mengetik sebuah nomor di ponselnya, setelah itu ia menelepon seseorang yang nomornya tidak di beri nama.

"Dengarkan aku, cari tahu segalanya tentang laki laki yang bernama Ridwan!. Aku ingin tahu semua tentang dia, dari makanan favoritnya, tipe wanita kesukaannya dan yang lain lainnya. Untuk masalah foto, aku akan segera mengirimkan ke kalian dan kalian harus segera mendapat informasi tentang dia secepatnya." Ucap Nova dengan nada serius kepada seseorang yang suaranya terdengar di ponselnya.

"Iya Bos," jawab suara laki laki dari dalam ponsel Nova.

"Jangan iya iya saja. Segera lakukan apa yang aku perintahkan!."

Nova pun mematikan ponselnya, setelah itu ia melemparkan ponsel ke atas kasurnya. Setelah itu Nova pergi dan duduk di depan cermin sambil memegangi foto Ridwan di salah satu tangannya. Beberapa saat Nova melihat foto itu dengan tajam lalu ia melihat ke arah cermin, dengan tatapan mata yang tajam dan penuh emosi. Saat itu, terdapat sebuah pisau yang tergeletak di atas meja make up milik Nova yang berada di kamarnya.

"Bagaimana pun caranya, aku harus bisa masuk ke hidup laki laki ini. Aku harus bisa membalas dendam atas kematian Ayah dan Ibu ku. Bagaimana pun caranya, aku harus bisa melakukannya," ucap Nova dengan nada serius lalu ia mengambil pisau itu dan menusukkan pisau itu ke foto Ridwan.

Beberapa hari kemudian, Nova mulai mendapatkan informasi seperti apa wanita yang di sukai oleh Ridwan. Makanan yang di sukai oleh Ridwan dan yang lain lainnya. Nova pun akhirnya mendapatkan ide untuk masuk ke hidup Ridwan dan bisa di cintai oleh Ridwan.

Waktu itu, jam dinding menunjukkan pukul 07.00 pagi. Terlihat Kakak Nova sudah bersiap untuk meluncurkan niatnya, namun saat itu terlihat Nova sedang bersiap siap. Dia mulai mengubah penampilannya dari wanita mafia dengan suka memakai celana jeans berubah memakai rok panjang dengan motif bunga bunga berwarna pink dan kaos putih bersih tidak bermotif bak seorang peri. Dia mulai mengikat rambut panjangnya dan menggunakan tas kecil yang terlihat sangat sederhana. Nova terlihat berubah seratus persen dari wanita mafia menjadi wanita yang sangat baik hati dan tidak berdosa.

Perubahan penampilan Nova membuat sang kakak sangat terkejut, dia hanya tercengang melihat penampilan Nova yang baru dan berbeda.

"Kamu apa apaan sih, kita itu ingin balas dendam bukan untuk parade siapa yang paling miskin!. Kenapa kamu berpakaiannya seperti ini?" tanya Kakak Nova dengan nada marah dan kesal karena melihat penampilan Nova yang sangat berbeda.

"Kakak kenapa sih? Aku tidak ingin balas dendam lagi dengan mereka, orang tua kita sudah meninggal. Lalu... Lalu untuk apa? Untuk apa kita balas dendam?" jawab Nova dengan raut muka baik dan seperti tidak ada dendam sedikitpun di hatinya.

Mendengar jawaban dari Nova, Kakak Nova terlihat sangat marah dan kesal kepada Nova. Dia langsung memegangi salah satu lengan Nova dengan sangat erat hingga menyakiti lengan Nova.

"Jadi kamu lupa, hah? Lupa, kalau orang tua kita tergeletak di lantai dengan berlumur darah. Kamu lupa, lupa dengan apa yang di lakukan oleh Ayah Ridwan kepada orang tua kita?" ucap Kakak Nova dengan nada tinggi, serius dan tegas bercampur menjadi satu. Dia juga memegangi lengan Nova dengan semakin erat.

Melihat kakaknya sangat marah dengan sikap Nova yang berubah seratus persen. Tiba tiba Nova tertawa terbahak bahak dan melepaskan tangan kakaknya. Melihat hal itu, Kakak Nova sangat kebingungan dan heran dengan yang terjadi dengan Nova.

"Bagaimana dengan akting ku?" tanya Nova kepada kakaknya setelah ia berhenti tertawa terbahak bahak di hadapan kakaknya. Nova kemudian menatap mata kakaknya dengan tajam.

"Maksud kamu? Semua tadi hanya akting," jawab Kakak Nova dengan terlihat kebingungan.

"Iyalah, bagaimana mungkin aku melupakan dendam ke kepada keluarga Ridwan?" jawab Nova lalu ia melangkahkan kakinya beberapa langkah menjauh dari kakaknya. "Aku tidak akan pernah mungkin melupakan dendam itu, bahkan sampai akhir maut ku pun. Aku tidak akan mungkin melupakan dendam ku kepada keluarga Ridwan!. Kakak harus catat semua itu."

Kakak Nova yang mendengar jawaban dari Nova pun langsung memberi tepukan tangan beberapa kali, ia kemudian menghampiri adiknya dan berdiri di hadapan adiknya dengan wajah yang kagum dengan adiknya karena adiknya pandai berakting. Kakak Nova kemudian menyesal karena ia sudah menyakiti Nova.

"Hebat juga kamu Nova, maafkan Kakak karena Kakak menyakiti kamu. Selain itu, Kakak juga kagum dengan kamu. Karena apa? Karena kamu adalah Kupu Kupu Beracun!. Indah untuk di pandang namun dapat membunuh dalam satu kali sentuhan!" ucap Kakak Nova dengan serius kepada Nova.

Nova pun hanya menjawab ucapan kakaknya dengan senyuman kecil dan jahat di bibir Nova.

"Tentu, kenapa tidak? Aku adalah Kupu Kupu Beracun!. Aku indah untuk di pandang namun dapat membunuh dalam sekali sentuhan," ucap Nova dengan nada serius kepada kakaknya lalu tanpa di sadari oleh Kakak Nova, Nova menodongkan sebuah pistol ke arah perut kakaknya.

Menyadari Nova menodongkan pistol ke arahnya, Kakak Nova pun mengangkat tangannya dan menatap mata Nova tanpa berkedip.

"Oke, aku kalah. Aku menyerah," ucap Kakak Nova.

Mendengar hal itu, Nova pun kembali tersenyum kepada kakaknya dan kembali menyembunyikan pistolnya ke dalam tas hitam, kecil yang ia pakai. Setelah itu, Nova mengandeng kakaknya dan keluar dari rumah untuk menghampiri mobil yang saat itu sudah di parkir di depan rumahnya. Saat mereka berdua sudah berdiri di dekat mobil, Kakak Nova membukakan pintu mobil dan mempersilakan Nova masuk ke dalam mobil. Dia memperlakukan Nova seperti seorang ratu. Setelah Nova masuk ke dalam mobil, Kakak Nova menutup pintu dan ia masuk ke mobil dan duduk di kursi pengemudi.

"Yakin untuk berangkat?" tanya Kakak Nova dengan menatap mata Nova dengan serius.

Melihat tatapan mata itu, Nova pun mengubah wajahnya seperti orang yang tidak bersalah dan orang yang tidak memilik dosa.

"Aku tidak bisa Kakak," jawab Nova lalu ia berhenti beberapa saat dan dia mengubah tatapan matanya dengan tegas dan serius. "Tapi aku bisa, bisa untuk membunuh mereka satu persatu!."

Mendengar ucapan itu dari mulut Nova, Kakak Nova pun tersenyum kepada Nova dengan jahat. Beberapa saat kemudian, Kakak Nova menghidupkan mobilnya dan melajukan mobilnya.

Tak berselang lama, Nova dan kakaknya sampai di sebuah kantor. Kantor itu adalah kantor milik Ayah Ridwan yang di jalankan oleh Ridwan.

"Dengar Nova, ini adalah kantor milik Ayah Ridwan yang di jalankan oleh Ridwan!."

"Aku tahu, dan tugas ku... Bagaimana pun caranya, aku harus bisa masuk ke kantor Ridwan dan membuat Ridwan jatuh cinta dengan aku, iya kan?" jawab Nova. Ia kemudian menatap mata kakaknya dan melanjutkan berbicara dengan nada serius kepada kakaknya.

"Aku tahu segalanya tentang Ridwan, jadi Kakak jangan khawatir dengan aku. Aku bisa menjaga hati ku, mata ku ataupun diri ku sendiri!."

Setelah itu, Nova mengeluarkan pistol yang ada di dalam tasnya. Tak berselang lama, dia keluar dari mobil dengan wajah berpura pura baik padahal hatinya sangat penuh dengan dendam.

"Dengarkan Kakak, jika hari ini kamu tidak bisa masuk ke kantor ini. Kita coba lain waktu," ucap Kakak Nova dengan nada rendah kepada Nova. Mendengar ucapan kakaknya Nova pun hanya menganggukkan kepalanya menandakan dia sudah mengerti dengan apa yang di ucapkan oleh kakaknya.

Ketika Nova sudah berada di halaman kantor, Nova di hadang oleh beberapa laki laki bertubuh besar dan kekar melarang Nova masuk ke dalam kantor. Hal itu mereka lakukan karena Nova masih terlihat asing bagi mereka.

"Siapa kamu?" tanya salah satu dari laki laki itu dengan tegas kepada Nova. Saat itu, Kakak Nova sedang mengawasi Nova dari kejauhan dan berada di dalam mobil.

"Saya ingin bertemu dengan Pak Ridwan, saya ingin melamar kerja di tempat ini," jawab Nova dengan baik dan seperti orang tidak berdosa.

Saat itu, mereka masih belum percaya dan tetap mengusir Nova dari kantor. Nova terlihat terlihat memaksa mereka dengan mengatakan kalau dia mengenal siapa pemilik kantor itu. Namun, para penjaga itu masih belum percaya dan tetap mengusir Nova dari kantor akhirnya mau tidak mau, Nova pun pergi dari kantor itu dengan raut mukanya sangat kesal kepada mereka. Namun saat itu, ia tidak bisa menunjukkan kemarahannya dan kekesalannya di hadapan mereka. Ia ingin kalau dirinya di lihat baik oleh orang orang di kantor Ridwan dan di keluarga Ridwan.

Nova pun akhirnya kembali ke mobil kakaknya dengan kesal dan marah. Saat ia sudah sampai di dalam mobil, kakaknya melihat Nova datang dengan kesal. Ia meminta Nova untuk masuk kedalam mobil dan menenangkan dirinya di dalam mobil.

"Tidak berhasil?" tanya Kakak Nova dengan sedikit meledek Nova yang gagal masuk ke dalam kantor Ridwan. "Ya sudahlah, kamu tenangkan diri kamu di dalam mobil nanti kita juga bisa masuk kedalam kantor Ridwan."

"Untuk kali ini Nova memang gagal Kak, tapi Kakak harus ingat. Besok, Nova janji, Nova akan bisa masuk ke kantor Ridwan!."

Setelah itu Nova meminta kakaknya untuk melajukan mobilnya dan pergi dari tempat itu. Nova dan kakaknya pun pergi dari tempat itu dengan ekspresi muka yang terlihat marah dan kesal.

Terpopuler

Comments

Baby Jan

Baby Jan

makasih dukungannya🙏

2023-02-06

0

Sriutami Utam8

Sriutami Utam8

sukses selalu

2023-02-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!