Nova dan Siska

Saat itu Nova tidak menyangka karena ia mendapatkan tugas untuk membersihkan ruangan Siska. Entah, keberuntungan atau keburukan yang akan menimpa dirinya. Saat itu, Nova tengah mengepel lantai. Beberapa saat kemudian, Siska datang dan menghampiri Nova.

"Selama pagi Bu," sapa Nova dengan baik kepada Siska saat itu. Siska yang mendengar sapaan itu hanya merespon senyuman kecil di bibirnya lalu ia pergi ke kursi tempat duduknya.

Melihat hal itu Nova terlihat kesal namun ia menahan amarahnya dan berpura pura baik, setelah itu ia melanjutkan pekerjaannya.

Saat Nova tengah sibuk bekerja, Siska mulai menyadari kalau wanita yang saat itu bekerja di ruangannya adalah wanita yang di temui oleh Ridwan di ruangan Ridwan. Siska pun membuat rencana untuk mengerjai Nova.

"Nova!" panggil Siska dengan tegas, mendengar hal itu Nova pun berbalik dan melihat ke arah Siska.

"Iya Bu."

"Tolong kamu buatkan saya kopi!" pinta Siska dengan baik di awal.

Mendengar permintaan itu Nova pun langsung pergi dengan menyisihkan alat pel nya ke sudut ruangan. Setelah itu ia pergi meninggalkan Siska.

Tak berselang lama Nova kembali dengan secangkir kopi panas di tangannya, ia kemudian memberikan kopi itu kepada Siska. Nova pun kembali mengambil alat pel nya, dan di saat bersamaan dengan hal itu Siska meminum Kopi buatan Nova.

Ketika Siska meminum satu kali cegukan, tiba tiba ia memanggil Nova dengan sangat kencang dan marah. Hal itu terjadi karena ia merasa kopinya terlalu panas, pahit dan lain sebagainya.

Nova yang menyadari hal itu langsung bergegas menghampiri Siska, ketika Nova sudah berada di hadapan Siska. Siska bangun dari duduknya dan menghampiri Nova dengan sangat marah.

"Apa apaan ini, hah? Saya minta kamu untuk di buatkan kopi, tapi tidak seperti ini. Saya itu suka kopi yang manis dan hangat, sedangkan yang kamu buat ini apa. Saya tidak mau minum sekarang buatkan saya yang baru."

Merasa dirinya bersalah Nova pun akhirnya kembali membuatkan kopi yang baru. Tak berselang lama Nova kembali ke ruangan Siska dengan membawa kopi yang di pesan oleh Siska. Nova pun menaruh kopi itu di atas meja. Ketika Nova akan pergi ia di hentikan Siska dan Siska meminta Nova untuk tetap di tempatnya.

Nova yang saat itu merasa dirinya seorang bawahan dari Siska, ia pun menuruti apa yang dinginkan oleh Siska. Ketika Siska baru meminum sedikit kopi itu, ia kembali memuntahkan kopi itu. Melihat hal itu Nova benar benar sangat terkejut.

"Kamu itu gimana sih? Aku itu minta kopi yang hangat dan manis, terus kenapa kopi ini masih pahit? Dasar ya, kamu itu tidak becus berkerja," ucap Siska dengan sangat marah dan kesal lalu ia menyiramkan kopi itu ke baju Nova. Nova yang menerima hal itu langsung terkejut dan di saat bersamaan Ridwan melewati ruangan Siska dan mendengar ucapan Siska dari luar kamar.

"Kenapa Ibu melakukan ini? Saya sudah membuat kopinya sesuai dengan apa yang Ibu mau!."

"Sesuai dengan keinginan saya? Benarkah?" ucap Siska dengan nada tinggi lalu ia menghampiri Nova dan berdiri di samping Nova. Mendengar sudah tidak ada suara Siska yang teriak teriak Ridwan pun pergi karena ia mengira masalah dengan bawahannya sudah sesuai.

"Lupakan masalah kopi itu, sekarang kamu jujur dengan aku. Kamu hanya mengincar hartanya Ridwan kan?" ucap Siska sambil berbisik di dekat telinga Nova.

"Apa maksud Ibu bicara seperti itu?" jawab Nova dengan mata memerah seperti menahan kesedihannya.

"Ayolah, Nova. Saya tahu betul orang orang seperti kamu, kamu itu hanya menginginkan harta dari Ridwan dan kamu... Tidak akan pernah mendapatkan hal itu!."

Nova yang mendengar ucapan itu hanya menundukkan kepalanya dan sedih dengan ucapan Siska.

"Kamu tidak perlu melakukan hal ini, berpura pura sedih di hadapan ku. Karena apa? Karena aku tahu, wanita murahan seperti kamu. Orang tuanya pasti juga akan murahan, bahkan lebih murah dari sandal jepit."

Mendengar ucapan itu, Nova pun langsung meninggikan kepalanya dan melihat ke arah Siska dengan tatapan mata tajam dan mata yang menyimpan kepedihan yang mendalam.

"Ibu sudah puas? Sudah puas menghina orang tua saya, dan menghina saya."

Tatapan mata Nova terlihat terus memandang ke arah Siska dengan penuh kemarahan.

"Apa Ibu sudah puas?" bentak Nova hingga membuat Ridwan yang berada di dalam ruangannya mendengar suara Nova.

"Itu kan suara Nova, ada apa ya?" ucap Ridwan sambil beberapa saat berpikir di dalam ruangannya.

"Berani juga ya kamu, saya ini atasan kamu," ucap Siska dengan nada tinggi.

"Saya tidak takut Bu, Ibu bukan seorang Tuhan. Lalu buat apa? Buat apa saya takut dengan Ibu?" ucap Nova lalu ia berhenti beberapa saat dengan sesekali memalingkan wajahnya dengan sedih dari hadapan Siska.

"Saya menerima Bu, saya menerima jika Ibu menghina saya. Tapi... Saya tidak akan menerima jika orang tua saya Ibu hina seperti itu."

Ketika Nova sangat marah dengan Siska, kemarahan Nova terhenti ketika ia melihat Ridwan masuk ke dalam ruangan Siska.

"Ada apa ini Nova? Kenapa kamu berbicara dengan atasan kamu seperti itu?" bela Ridwan kepada Siska yang di bentak oleh Nova.

Melihat kedatangan Ridwan, Siska pun bergegas menghampiri Ridwan melaporkan Nova. Dia mengatakan kalau Nova tidak becus bekerja dan sering membuat kesalahan.

"Nova, apa benar kalau kamu sering membuat kesalahan saat bekerja satu ruangan dengan Siska?" tanya Ridwan dengan perlahan melangkahkan kakinya mendekati Nova. Saat itu Nova terlihat hanya diam dengan air mata yang terus mengalir membasahi pipinya.

Merasa Nova akan di marahi oleh Ridwan, Siska pun memberikan senyuman jahat di bibirnya kepada Nova beberapa saat.

"Saya berbicara dengan kamu Nova. Jangan hanya diam," jawab Ridwan dengan masih sabar.

Nova pun perlahan berbalik dengan pakaian yang kotor dan mata yang terus menetes air mata. Melihat hal itu Ridwan sangat terkejut dia ia kemudian bergegas menghampiri Nova untuk menanyakan apa yang terjadi dengan baik kepada Nova. Namun, saat Ridwan berada di hadapan Nova, Nova memberikan kembali tanda pengenalnya kepada Ridwan dengan baik tanpa mengatakan sepatah katapun.

"Apa maksudnya ini Nova?" tanya Ridwan dengan kebingungan setelah ia menerima tanda pengenal Nova.

"Saya bisa menerima hinaan apapun Pak, saya juga bisa menerima kejahatan apapun. Saya akan hadapi, tapi.... Jika orang tua saya yang di hina. Maka lebih baik saya berhenti bekerja dan mengembalikan semuanya," ucap Nova dengan nada serius kepada Ridwan sambil sesekali melihat ke arah Siska. Setelah itu ia pergi meninggalkan Ridwan dan Siska di ruangan Siska.

Ridwan yang mendengar ucapan itu, selama beberapa saat ia terdiam. Ketika Nova sudah berada di dekat pintu, Ridwan menghentikan Nova dan menghampiri Nova. Dia menatap mata Nova dengan tatapan mata yang tajam dan serius.

"Apa yang di katakan oleh Siska?" tanya Ridwan dengan nada serius dan tegas dengan memegangi salah satu lengan Nova.

"Buat apa saya memberi tahu Bapak. Lagian, kalau pun saya memberi tahu ke Bapak. Hinaan itu tidak akan menjadi pujian kan," jawab Nova lalu dengan perlahan ia melepaskan tangan Ridwan yang memegangi lengannya. Nova pun berbalik lagi dengan raut muka yang sedih dan mata yang seakan menahan air matanya.

Saat Nova sudah keluar dari ruangan Siska, Ridwan langsung menghampiri Siska dan memegangi salah satu tangan Siska dengan erat.

"Apa yang kamu ucapkan kepada Nova?" ucap Ridwan dengan nada serius dan menatap tajam wajah Siska.

Siska yang lengannya di pegang oleh Ridwan dengan kasar hanya merintih kesakitan sambil mengelak tidak mengatakan apapun kepada Nova. Mengetahui kalau Siska berbohong Ridwan pun memegangi tangan Siska dengan semakin erat.

Siska yang tidak tahan dengan rasa sakit dari pegangan tangan Ridwan, akhirnya ia memilih untuk mengalah dan memberi tahu apa yang di ucapkan kepada Nova.

Mendengar penjelasan dari Siska, Ridwan terlihat terkejut dan kesal dengan Siska namun ia lebih memilih untuk menahan amarahnya dan pergi mengejar Nova.

"Kenapa? Kenapa Ridwan sangat peduli dengan Nova? Apa dia jatuh cinta dengan Nova? Kalau memang benar Ridwan jatuh cinta dengan Nova, maka aku tidak akan pernah membiarkan hal itu. Aku akan buat hidup Nova menderita," ucap Siska dengan marah dan raut muka yang kesal kepada Nova.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!