Beberapa saat kemudian, Ridwan sampai di kantornya dengan raut muka bahagia dan tersenyum senyum sendiri ia berjalan masuk ke dalam ruangannya. Saat ia sudah berada di ruangannya, ia duduk di kursi nya dengan terus memandangi bekal makan siangnya yang ia letakkan di atas meja. Tak berselang lama, Siska datang dengan membawa sebuah berkas di tangannya. Melihat Ridwan yang tersenyum senyum sendiri, Siska terlihat keheranan dan kebingungan dengan tangan terjadi dengan Ridwan.
"Ridwan kamu baik baik aja kan?" tanya Siska dengan baik dan mendekati Ridwan yang tersenyum senyum sendiri.
Saat itu Ridwan masih belum merespon apa yang di ucapkan oleh Siska, ia masih fokus dengan bekal yang ada di atas mejanya.
"Ridwan!" panggil Siska dengan nada semakin tinggi hingga membuat Ridwan terkejut.
Mendengar hal itu, Ridwan sangat kesal dan marah kepada Siska karena ia sudah mengejutkan dirinya. Ia mulai mengepalkan tangannya dan lalu ia memukul meja hingga membuat Siska sangat terkejut dan langsung menundukkan kepalanya dengan sangat ketakutan.
"Kenapa kamu menganggu aku?" ucap Ridwan dengan mata serius dan sangat kesal dengan Siska, ia kemudian bangun dari duduknya dan menghampiri Siska yang berdiri di hadapannya.
"Aku minta maaf Ridwan, aku hanya ingin memberikan berkas ini. Tapi, dari tadi kamu tidak menjawab panggilan ku dan melamun dengan tersenyum senyum sendiri sambil memandang kotak bekal itu!. Aku tidak bermaksud mengganggu kamu," jawab Siska dengan baik dan terlihat ketakutan dengan kemarahan Ridwan.
Melihat hal itu, Ridwan pun akhirnya menyadari kalau dirinya bersalah. Ia akhirnya meminta maaf kepada Siska dan menerima berkas dari Siska dengan baik. Setelah memberikan berkas itu kepada Ridwan, Siska melihat ke arah
kotak bekal yang berada di atas meja Ridwan. Saat itu Siska hanya terlihat diam.
"Lalu kenapa kamu masih ada di sini?" ucap Ridwan dengan sedikit terlihat kesal.
"So, nanti kamu tidak akan makan siang keluar lagi?" jawab Siska dengan melihat ke arah Ridwan dan sesekali melihat ke arah bekal makanan itu.
Mendengar ucapan Siska, Ridwan pun melihat ke arah Siska dan dengan tatapan mata yang serius Ridwan menjawab Siska.
"Iya! Aku tidak akan makan siang keluar lagi. Aku akan bawa bekal dari rumah," jawab Ridwan lalu ia berbalik dan kembali duduk di kursinya.
Siska yang mendengar ucapan itu terlihat kesal, ia kemudian pergi dari ruangan Ridwan. Saat ia berada di luar ruangan Ridwan beberapa karyawan tengah membicarakan tentang Nova, pekerja baru yang mengundurkan diri dari kantor Ridwan setelah bekerja satu hari di kantor Ridwan. Mendengar karyawan itu menyebut nama Nova, rumah Ridwan dan Ridwan, Siska pun langsung menghampiri mereka berdua dan menanyai salah satu dari karyawan itu.
"Kalian membicarakan apa?" tanya Siska saat ia sudah berada di dekat mereka berdua. Melihat kedatangan Siska, kedua pekerja itu langsung berhenti membicarakan Nova dan hanya diam menunduk karena mereka tahu bahwa Siska adalah atasan mereka.
"Jawab Saya!."
"Bu, kemarin saya melihat Pak Ridwan dan Nova pekerja baru itu satu mobil. Saya lihat mereka berdua kehujanan dan basah kuyup!."
"Kamu lihat dimana?" tanya Siska dengan semakin mendekat ke arah pegawainya tersebut.
"Saya lihat, di rumahnya Pak Ridwan Bu!."
Mendengar jawaban dari pekerjaannya Siska terlihat sangat terkejut. Ia terlihat percaya dan tidak percaya dengan semua yang di katakan oleh karyawannya. Setelah itu ia meminta karyawan kembali bekerja.
"Apa benar Nova ada di rumah Ridwan? Kalau memang benar, berarti.... Berarti bekal itu di siapkan oleh Nova. Ini tidak boleh aku biarkan, Nova tidak boleh membuat Ridwan jatuh ke pelukannya!" ucap Siska dengan kesal dan lirih. Ia kemudian pergi dari tempat itu dan masuk ke ruangannya.
Saat ia sudah berada di ruangannya ia langsung duduk di kursi ruangannya. Dia sangat kesal dan marah, sesekali ia terlihat memukul mukul meja yang berada di hadapannya karena kekesalan yang ia rasakan.
Ketika Jam kerja berakhir dan melakukan makan siang sudah selesai, Siska terlihat keluar dari kantor dengan terburu buru tanpa sepengetahuan dari Ridwan. Beberapa saat kemudian, Siska sampai di rumah Ridwan untuk memastikan keberadaan Nova yang berada di dalam rumah Ridwan. Tak berselang lama, Mbok Ijah keluar dari dalam rumah dengan memegangi sebuah sapu. Melihat hal itu Siska pun langsung memanggil Mbok Ijah. Mbok Ijah yang sudah mengenal Siska dengan baik langsung menghampiri Siska dan mempersilakan Siska masuk ke dalam rumah, namun Siksa menolaknya.
"Mbok, apa di sini ada wanita yang bernama Nova?" tanya Siska dengan sedikit kesal namun ia masih menutupi kekesalannya.
"Ada Non, Nak Nova sedang beres beres di dalam rumah. Mbok akan panggilkan," ucap Mbok Ijah lalu ia berbalik untuk memanggil Nova namun Siska menghentikan Mbok Ijah dan meminta Mbok Ijah untuk menutupi semua ini dari Nova dan Ridwan. Namun, tanpa di sadari oleh Siska dan Mbok Ijah, Nova melihat mereka dari balik jendela rumah Ridwan.
"Itu kan Bu Siska, kenapa dia kemari? Apa jangan jangan dia mencari tahu keberadaan ku?" ucap Nova dengan dirinya sendiri sambil melihat lihat ke arah Siska yang berada di luar rumah.
Setelah memberi tahu semua itu Siska pun kembali pergi dan Mbok Ijah kembali melanjutkan pekerjaannya.
Beberapa menit kemudian, Siska sampai di kantor Ridwan dengan raut muka kesal dan marah. Saat ia berada di dalam ruangannya, ia terlihat ke sana kemari dengan khawatir dan gelisah.
"Tidak mungkin, ini tidak mungkin!. Nova? Nova wanita office girl itu bisa masuk ke rumah Ridwan, bagaimana bisa?" ucap Siska dengan sangat kesal lalu ia berhenti beberapa saat setelah itu ia melanjutkan " bagaimana pun caranya aku harus buat Nova keluar dari rumah itu!."
Di ruangan Ridwan, terlihat Ridwan sangat lahap memakan makanan yang di buat oleh Nova, tiba tiba ia mendapati ponselnya berbunyi dan ia mendapat telepon dari seseorang dengan tertulis nama ibunya. Melihat hal itu, Ridwan langsung mengangkat panggilannya.
"Iya Ma, ada apa?" tanya Ridwan dengan baik sambil membersihkan minyak sisa makanan yang ada di bibirnya.
"Ridwan, hari ini Ibu akan buat makan malam bersama, nanti kamu ajak Siska juga ya!."
Mendengar ucapan itu Ridwan terlihat sangat terkejut.
"Bu, kenapa harus ajak Siska juga?" jawab Ridwan sedikit kesal dan marah.
Merasa anaknya kesal dengan ucapannya akhirnya Ibu Ridwan pun menjelaskan hubungan Ayah Siska dengan Ayah Ridwan sangat dekat. Ibu Ridwan mengatakan kalau Ayah Siska adalah salah satu investor di perusahaan milik Ayah Ridwan yang saat ini perusahaan itu sedang di jalankan oleh Ridwan.
Setelah mendengar penjelasan dari ibunya akhirnya ia pun menerimanya dan mau mengajak Siska untuk makan malam bersama di rumah Ridwan. Saat itu, Siska tengah terlihat sedang berpikir di dalam ruangannya. Beberapa saat kemudian, Ridwan datang dan memberi tahu Siska undangan makan malam yang di suruh oleh ibunya.
Saat mendengar undangan makan malam itu, Siska terlihat sangat bahagia dan memberi senyuman yang lebar lalu ia berdiri menghampiri Ridwan.
"Benarkah? Benarkah aku di undang untuk makan malam?" ucap Siska merasa tidak percaya dengan yang di ucapkan oleh Ridwan.
"Iya, Ibu yang meminta aku mengundang kamu dan ia juga ingin aku menjemput kamu!."
Jawab Ridwan dengan serius dan terlihat tidak suka saat di minta untuk menjemput Siska.
Mendengar hal itu, Siska pun terlihat semakin bahagia dan berbunga bunga.
"Iya, aku pasti akan datang. Terimakasih," jawab Siska dengan baik, setelah mendengar jawaban itu Ridwan pun langsung bergegas pergi dari ruangan Siska dan tanpa mempedulikan Siska lagi.
Setelah mendapat undangan itu, bukan merencanakan hal hal baik di acara itu justru Siska merencanakan hal hal buruk kepada Nova dengan memanfaatkan makan malam itu.
Malam pun tiba, terlihat Nova dan Mbok Ijah sedang mempersiapkan makan malam dan akan segera berakhir. Beberapa saat kemudian, Ridwan keluar dari kamarnya dengan pakaian yang rapi dan bersih. Menggunakan jas hitam, celana hitam, dan kemeja putih dengan dasi berwarna hitam. Saat itu, Ridwan terlihat sangat gagah dan melihat Ridwan, Nova hanya terdiam seribu bahasa.
Matanya terlihat terpesona dengan penampilan Ridwan, menyadari Ridwan membalas tatapan matanya. Nova pun langsung menundukkan kepalanya dan melanjutkan pekerjaan yang ia lakukan. Melihat hal itu, Ridwan pun berbalik melihat ke arah Nova yang pergi meninggalkan dirinya. Beberapa detik kemudian Ridwan pergi dari rumah untuk menjemput Siska.
Saat ia baru keluar dari rumah, Ridwan di kejutkan dengan kehadiran orang tua Siska dan Siska di rumah.
"Jadi, kamu sudah sampai di sini Siska?" ucap Ridwan sambil melihat ke arah Siska yang menggandeng tangan ayah dan ibunya.
"Iya!."
"Ya sudah, mari masuk."
Ridwan pun mengajak mereka semua masuk ke dalam rumah, setelah itu mereka pun duduk di kursi meja makan. Mereka terlihat sangat bahagia berbincang bincang dan bercanda ria.
Namun, hal itu justru berbanding terbalik dengan apa yang rasakan oleh Siska dan yang di inginkan oleh Siska.
Tak berselang lama, Ridwan dan Siska pun akhirnya makan malam bersama dan sangat menikmati makanan yang di masak oleh Mbok Ijah dan Nova.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments