Matahari pun terasa berada di atas kepala, tiba tiba Nova meminta kakaknya untuk menghentikan mobil di pertengahan jalan. Mendengar hal itu, Kakak Nova sempat heran dengan sikap Nova namun ia tidak peduli dan tetap menurunkan Nova di jalan yang di minta oleh Nova.
"Kenapa kamu meminta turun di sini? Ini kan bukan rumah kita," ucap Kakak Nova dengan heran.
Mendengar ucapan dari kakaknya, Nova hanya menjawab senyuman kepada kakaknya. Dia terlihat berjalan meninggalkan kakaknya. Hal itu benar benar membuat Kakak Nova sangat heran dan kebingungan dengan yang di lakukan oleh Nova. Dia mengejar Nova dengan melajukan mobilnya secara perlahan lahan.
"Apa yang kamu lakukan?" teriak Kakak Nova di dalam mobil melihat tindakan adiknya. Nova yang saat itu berjalan di tepi jalan pun akhirnya menghentikan langkahnya dan melihat ke arah kakaknya.
"Kak, Kakak tenang saja. Kakak jangan khawatir, tunggu aku di sini!" pinta Nova lalu ia melanjutkan berjalan kaki meninggalkan kakaknya. Beberapa saat kemudian, dia mulai menyebarang jalan tanpa melihat ke sana kemari. Dan di saat bersamaan, mobil berwarna hitam dan mewah melaju dengan kencang. Saat itu, terlihat Ridwan yang tengah mengendarai mobil itu. Dia terlihat sibuk dengan ponselnya dan terlihat seperti sedang menelepon seseorang hingga ia tidak fokus mengemudi. Menyadari kalau ada mobil yang ingin melintas Kakak Nova pun keluar dari mobil dan berusaha menghentikan Nova menyebrang jalan. Saat itu mobil Ridwan terlihat hampir saja menabrak Nova namun di waktu yang tepat Ridwan menginjak rem dan berhenti di samping Nova. Menyadari Adiknya hampir tertabrak oleh mobil Kakak Nova langsung bergegas berlari menghampiri adiknya. Namun, tiba tiba langkah Kakak Nova terhenti ketika ia melihat seorang laki laki turun dari mobil yang hampir menabrak Nova. Laki laki itu adalah Ridwan, ternyata Nova mengunakan trik yang sering di gunakan orang agar bisa mendapatkan uang. Namun, saat itu tujuan Nova tidak ingin mendapatkan uang dari Ridwan tujuan Nova ingin membalaskan dendam atas kematian orang tuanya.
Melihat hal itu, Kakak Nova pun kembali masuk ke dalam mobil dan melihat Nova dari kejauhan.
"Kamu tidak papakan?" tanya Ridwan sambil memeriksa tubuh Nova.
Saat itu, ternyata Nova tengah berusaha menyelamatkan seekor kucing yang hampir terlindas oleh mobil Ridwan. Nova pun menggendong kucing itu dan terlihat sangat menyayanginya.
"Tidak papa, aku juga minta maaf karena aku tadi hanya berusaha menyelamatkan kucing ini!."
Mendengar ucapan itu, Ridwan hanya memandangi Nova dengan tanpa berkedip sekali pun. Ia terlihat mulai memilik perasaan aneh dengan Nova.
"Bapak itu... Pemilik perusahaan di sana kan? " ucap Nova dengan baik seperti wanita yang lugu dan tidak berdosa sambil menunjuk ke arah perusahaan yang tadi di hampiri Nova.
"Iya, saya pemiliknya. Ada apa ya? Oh iya, perkenalkan saya Ridwan," jawab Ridwan sambil mengulurkan tangannya kepada Nova. Menyadari Ridwan mengulurkan tangannya ke arah Nova, Nova terlihat tidak enak karena merasa tangannya kotor karena habis memegangi kucing jalanan.
"Maaf Pak, bukannya saya tidak mau berjabat tangan dengan Bapak. Cuma... Aku kan habis pegang kucing, aku takut kalau nanti tangan Pak Ridwan kotor!."
"Oh ya udah, dan nama kamu siapa?" jawab Ridwan.
"Nama saya Nova Pak," jawab Nova lalu ia melepaskan kucing itu dan berdiri di depan Ridwan. "Dan tadi saya pergi ke kantor Bapak, tapi... "
"Tapi kenapa?" jawab Ridwan.
"Tapi penjaga kantor Bapak melarang saya untuk masuk ke dalam kantor Bapak. Padahal, saya cuma ingin melamar kerja, saya pikir di tempat Bapak ada kerja!" jawab Nova dengan terlihat menundukkan kepalanya di hadapan Ridwan.
Melihat sikap Nova yang penyayang dengan hewan, benar benar membuat Ridwan jatuh hati dengan Nova. Namun saat itu, Ridwan masih belum menyadari kalau dia sudah jatuh cinta pada pandangan pertama kepada Nova.
Di dalam mobil, Kakak Nova terlihat tersenyum dengan jahat melihat trik yang di lakukan adiknya bisa berhasil membuat Ridwan jatuh hati dengan dirinya.
"Sebentar lagi, hidup kamu akan hancur Ridwan. Orang tua kamu, akan pergi meninggalkan kamu selamanya, seperti orang tua ku dan Nova!" ucap Kakak Nova dengan nada serius, penuh amarah dan terobsesi untuk membalas dendam.
Beberapa saat kemudian, Kakak Nova menghidupkan mobilnya dan melajukan mobilnya. Ketika mobil Kakak Nova sudah berada di belakang mobil Ridwan. Dia membunyikan klakson mobilnya. Kakak Nova berpura pura kesal dengan Ridwan. Hal itu karena Ridwan parkir mobil sembarangan. Melihat hal itu, Ridwan pun langsung menghampiri mobilnya dan menepikan mobilnya agar tidak menganggu penggunaan mobil lain.
"Mas, lain kali kalau parkir mobil yang benar dong! Jangan parkir di tengah jalan seperti tadi, mengganggu pengguna lain kan," ucap Kakak Nova dengan berpura pura tidak mengenali Nova. Melihat hal itu, tanpa di sadari oleh Ridwan, Nova tersenyum kecil dengan jahat kepada kakaknya yang saat itu berada di dalam mobil.
"Maaf ya Pak, lain kali saya tidak akan melakukannya lagi!."
"Awas ya kalau kamu melakukannya lagi!" jawab Kakak Nova lalu ia melemparkan senyum kepada Nova tanpa di sadari oleh Ridwan.
"Iya Pak, saya berjanji!."
Setalah itu, Kakak Nova pun menutup kaca mobilnya lalu ia melajukan mobilnya meninggalkan Nova dan Ridwan. Beberapa saat kemudian, Ridwan menghampiri Nova.
"Ada apa Pak? Apa semuanya baik baik saja?" tanya Nova berpura pura tidak tahu apa apa.
"Tidak ada, hanya masalah kecil!. Oh ya, di mana rumah kamu?" tanya Ridwan dengan baik.
"Kenapa ya Pak? Kenapa Bapak tanya ke saya tentang rumah saya?" jawab Nova dengan nada sedikit tinggi dan kesal.
"Tidak ada, cuma saya ingin mengantar kamu!. Lagi pula, di sini jarang ada angkot dan kendaraan lain yang lewat!."
Mendengar ucapan itu, Nova pun terdiam selama beberapa saat. Di saat bersamaan Kakak Nova menghentikan mobilnya dan melihat Nova dengan Ridwan dari spion mobil. Akhirnya Nova pun mau di antar oleh Ridwan, Ridwan membuka pintu mobil dan mempersilakan Nova masuk ke dalam mobil. Setalah itu, di susul oleh Ridwan yang duduk di kursi kemudi.
Tak berselang lama, Ridwan pun menghidupkan mobilnya dan ia melajukan mobil itu. Di saat bersamaan terlihat Kakak Nova keluar dari mobil dan berpura pura tengah menelepon seseorang. Melihat hal itu, Ridwan terlihat sedikit menaruh perasaan curiga karena pandangan dari orang yang menelepon tadi terus memandangi mobilnya.
Saat itu, Ridwan ingin memberi tahu Nova tentang apa yang di rasakan nya namun ia tidak mempedulikan hal itu dan tetap berusaha fokus mengemudi. Ketika merasa mobil Ridwan sudah sedikit jauh dari mobilnya, Kakak Nova langsung bergegas masuk ke mobilnya dan mengejar mobil Ridwan.
Di sepanjangan jalan Kakak Nova terus mengejar mobil Ridwan dengan serius agar tidak kehilangan jejak Ridwan. Sedangkan di mobil Ridwan, Nova dan Ridwan terlihat sangat akrab dan bahagia. Mereka terlihat seperti sudah mengenal lama. Saat mereka tengah asik bercanda, Nova menyadari kalau kakaknya mengikuti mobil Ridwan dan dirinya. Menyadari hal itu, Nova terlihat kesal dan sedikit marah dengan kakaknya.
"Kakak apa apaan sih, kenapa Kakak pakai kejar aku sama Ridwan?" ucap Nova dalam hatinya dengan kesal. Ia kemudian mengambil ponselnya dan memberi sebuah pesan kepada kakaknya.
"Kak, stop. Jangan ikut aku lagi, kalau Kakak terus mengikuti aku lagi yang ada nanti Ridwan akan curiga!" tulis Nova kepada kakaknya melalui aplikasi pesan.
Menyadari ia menerima sebuah pesan dari seseorang, Kakak Nova pun menghentikan mobilnya dan membaca pesan itu. Setelah membaca pesan itu, Kakak Nova terlihat sangat kesal. Dan setelah itu, Kakak Nova pun berhenti mengikuti mobil Ridwan dan menunggu kabar dari Nova.
Beberapa saat kemudian, Ridwan sampai di sebuah gang sempit. Di sana Nova meminta Ridwan menghentikan mobilnya karena Nova mengatakan kalau rumahnya masuk ke dalam gang sempit itu dan mobil tidak dapat masuk. Menyadari apa yang ucapkan Nova benar akhirnya Ridwan pun meninggalkan Nova di gang itu. Namun, sebelum Nova pergi dari tempat itu, Ridwan memberi tahu Nova untuk esok hari datang lagi ke kantornya untuk melamar pekerjaan.
Mendengar ucapan itu Nova pun membalas senyuman lalu ia meminta untuk Ridwan melajukan mobilnya. Beberapa saat kemudian, setelah Ridwan pergi. Nova menelepon kakaknya dan meminta kakaknya untuk menjemput dirinya. Tak berselang lama, kakaknya pun datang. Nova yang melihat kakaknya sudah datang, ia langsung bergegas masuk ke dalam mobil. Saat di dalam mobil tiba tiba Nova tertawa dengan terbahak bahak karena ia berhasil membodohi Ridwan.
"Bagaimana bagus kan rencana ku? Dengan berpura pura baik, dengan pandangan mata yang lembut dan dengan sikap yang baik hati. Aku bisa menaklukkan singa jantan seperti Ridwan!" ucap Nova dengan nada serius dan ia kemudian tersenyum dengan jahat kepada kakaknya.
"Rencana yang bagus, dasar kupu kupu beracun!" jawab Kakak Nova dengan nada serius. Setalah itu, ia tersenyum dan melajukan mobilnya meninggalkan tempat perhentian Nova tadi.
Beberapa saat kemudian, Nova dan Revan sampai di rumah. Sesampainya Nova di rumah ia langsung bergegas masuk ke dalam kamarnya dan berbaring di atas kasur tempat tidurnya sambil melihat ke arah langit langit rumahnya dengan tersenyum jahat di bibir Nova.
"Aku percaya, sebentar lagi. Aku.... Nova Abdi Wijaya akan bisa membuat kamu jatuh ke perangkap ku Ridwan!."
Ia kemudian menutup matanya perlahan dan
suara tembakan terdengar di telinga Nova, ia terlihat selalu membayangkan bagaimana orang tuanya meninggal karena tembakan dari orang tua Ridwan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments