...Jangan pernah berharap, pada ia yang tak bisa diharapkan....
...《Evangelyn Sierra Alendra》...
Setelah mobil lamborghini itu menghilang, ia berbalik, namun betapa terkejutnya ia, saat melihat sosok pria yang ia kenal itu.
"Dek, siapa yang ngantar lo tadi?" Tanya pria itu. Sedangkan, Eva hanya diam, kemudian menjawab.
"Leon, itu bukan urusan kamu. Dan, sejak kapan kamu mau manggil aku 'adek'?" Balas Eva yang berhasil membuat sakit, hati Leon. Bagaikan pisau yang menyayat dalam dada. Ia terkejut, amat sangat terkejut, hingga tidak dapat mempercayai pendengaran nya saat ini.
"Ap apa maksud kamu? Kenapa bicara kayak gitu sama abang? Aku abang kamu, Eva!" Kaget Leon tak percaya, ia menatap nanar gadis didepan nya itu.
"Abang? Jadi, anda adalah abang saya? Sejak kapan?" Ucap gadis itu dengan wajah dan tatapan kekecewaan.
"..." diam, Leon hanya diam. Ia tak mampu menjawab, bibirnya kelu, dan lidah nya membeku. Hanya pertanyaan sederhana, tapi mampu membungkam nya, membuatnya diam seribu bahasa. Ia bingung, dia tidak tahu harus menjawab apa.
Kapan? Sejak kapan aku menganggap nya sebagai adikku? Sejak kapan aku membencinya dan kenapa? Itu adalah kebingungan Leon saat ini.
Pertanyaan demi pertanyaan hadir memenuhi isi kepala nya, membuatnya merasa bingung, tenggelam dalam memori-memori lama yang memilukan hati.
Satu demi satu, ingatan demi ingatan, hadir mengisi ruang kosong dalam jiwa, menguak tiap kejadian yang ada, menghadirkan berbagai macam emosi dalam dada, mencampur semua menjadi sebuah kesatuan, dan kesatuan itu adalah sebuah jawaban. Jawaban, yang sedari tadi tak kunjung ia temukan meski sudah lelah ia mencari.
"Kenapa? Kenapa diam? Anda mengingat nya? Jadi anda ingat perlakuan seorang kakak yang adik anda dapatkan!?" Pertanyaan itu, pertanyaan itu bukan diajukan Angel untuk Leon. Tetapi ia ajukan demi jiwa Eva yang saat ini sedang menyaksikan kakaknya.
Pertanyaan yang selalu ingin ditanyakan Eva kepada Leon. Jiwa itu menatap penuh harap pada sang kakak, ia berharap bahwa kakaknya-Leon akan menjawab pertanyaan nya itu.
Namun nihil, Leon hanya diam, walaupun ia berbicara, tak ada kata lain selain 'maaf' yang mampu ia ucapkan. Ia hanya mampu bergumam, sedari tadi ia terus bergumam, menggumamkan kata 'maaf', tak ada yang lain.
"Maaf, maaf, maafin kakak!" Gumam nya sedari tadi.
"Hanya maaf? Hanya 'maaf' yang mampu untuk anda ucapkan? Hah, sudah terlambat! SEMUA NYA SUDAH SANGAT TERLAMBAT!!! Jika saja...hiks...jika saja dulu... jika saja dulu anda meminta maaf, mungkin...hiks...mungkin ini semua tidak akan terjadi!" Ucap Eva a.k.a Angel yang kini sudah mulai muak.
"Seseorang yang dari dulu menantikan permintaan maaf ini, kini sudah menghilang! Jiwa yang sejak dulu menantikan penyesalan, perhatian, dan segala kasih sayang serta kehangatan seorang kakak, kini sudah tiada! Seseorang itu kini sudah menghilang, dan jiwa itu kini sudah tiada. Kau terlambat kak...kau sudah... sangat sangat terlambat." Kini, bukan lagi jiwa Angel yang berbicara, melainkan sosok Eva yang sudah terlanjur kecewa. Yah, saat ini kesadaran Angel sedang diambil alih oleh Eva. Saat ini jiwa Eva sedang memeluk Angel dari belakang. Menyalurkan semua emosi nya yang ia pendam hingga ia tiada.
Sosok Eva yang dulu semasa hidup selalu menatap Leon dengan binar harapan dari mata nya, kini tergantikan dengan tatapan nanar kekecewaan. Perasaan yang selalu dipenuhi keinginan setidaknya untuk disapa saja, kini terganti menjadi perasaan hampa.
Eva... ia hanya mampu menangis sambil berusaha menerima kenyataan bahwa, saat sudah tiada dan menjadi roh sekalipun... ia tak mendapat jawaban dari pertanyaan nya itu. Dan malah menyaksikan kakak nya yang sudah menyesal sambil meminta maaf.
"Angel, sudah cukup untukku menyaksikan semua ini. Sudah cukup untuk ku berharap pada kakak ku, bahkan sampai akhir pun, dia tetap tak mau menjawab. Setidak nya dia sudah mengakui diriku sebagai adik nya dan sudah meminta maaf. Bagiku itu semua sudah cukup. Selamat tinggal Angel, dan tolong... tetap lah bantu aku untuk menyadarkan mereka semua, dan buat Helen merasakan akibat dari perbuatan nya. Aku mohon!" Mohon jiwa Eva pada Angel, sambil menatap sendu sang kakak.
"Baiklah, aku pasti akan menepati janji mu." Balas Angel dalam hati, sambil tersenyum pada Eva.
"Dan satu lagi," ucap roh Eva.
"Apa? Katakanlah!" Jawab Angel dalam hati.
"Ada seseorang yang dulu pernah menemaniku sewaktu kecil, dia adalah anak laki-laki yang manis dan baik. Tapi keluarga nya selalu mendidik nya dengan keras. Tolong carilah dia dan buatlah dia bahagia, bantu dia untuk menemukan kebahagiaan nya sendiri." Balas nya meminta tolong pada Angel.
"Hm, baiklah akan ku lakukan." Batin Angel menjawab.
...Kira-kira siapakah anak laki-laki yang jiwa Eva maksud?...
...Dan apa hubungan nya dengan Eva dulu?...
Dan, maaf kalau lama post nya, soalnya aku lagi nggak ada bahan untuk buat kelanjutan chapter sebelumnya. Makanya baru bisa up hari ini, itupun aku rela-relain untuk cari bahan yang nyambung ama chapter sebelumnya dan begadang sampai jam 04.34 pagi. Yaudah, semoga kalian suka😊.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
🍁ᴄᴎ͜͡ᵲ᭄Redblack🌅ͧ ᷤ ⃫ᷨ⃟⃤🧧🍁
Tinggalin jejak
2022-05-24
1
Nadine Wulans
trims udah ip n di tunggu up lanjutnya🌹
2022-05-12
1