Chapter 11-Lima Tahun Yang Lalu

~Sementara itu, dilain tempat~

"Hiks... maafin gue, Va. Maaf, gue juga terpaksa ngelakuin ini ke lo. Sebenernya, gue mau nya temenan sama lo. Tapi, kalau gue temenan sama lo, lebih banyak kerugian yang akan gue dapatkan. Bokap gue adalah Direktur di perusahaan besar, perusahaan Tuan Edgar. Dan dia lebih memilih harga dirinya, jika aku berteman dengan dirimu, maka ia pasti tidak akan menyuka nya. Antara aku yang ia asingkan, atau hidupmu yang akan lebih menderita." Seorang gadis datang dengan isak tangis nya. Ia pun duduk disalah satu kursi yang ada disana dan mengeluarkan semua isi hatinya.

"Dan juga, gue pasti bakal ikut dikecam anak-anak (siswa/siswi High School Lyn), karna mau berteman dengan lo. Menurut lo, apa yang harus gue lakuin!? Apalagi, Helen, dia juga tau tentang gue yang sebenarnya mau berteman dengan lo. Dia bahkan merekam perkataan gue, gue nggak mungkin biarin rekaman itu tersebar. Jadi gue ngikutin perintah dia, gue lakuin semua yang dia mau, nggak masalah kalau lo mau benci gue selamanya, yang penting sekarang lo udah bahagia. Gue Naya, Naya Stephanie Abaskara, mungkin selamanya nggak akan pernah bisa menepati janji 5 tahun yang lalu, ke lo. Nggak akan pernah bisa." Ungkap gadis itu lagi.

Ya, ia adalah Naya, putri dari tuan Liam Abaskara, Direktur dari sebuah perusahaan besar. Naya, ia sedari tadi mengeluarkan semua isi hati dan pikiran nya. Pikiran, yang selama ini selalu menjadi beben berat dihati dan kepala nya.

~5 Tahun yang lalu~ pov Naya*

"Dasar gadis tak tahu diuntung, beraninya kau bertemu pria lain dibelakang ku!" Ucap papa dengan nada membentak, padahal umur nya sudah 34 tahun, tapi masih saja suka bertengkar, sama dengan mama.

"Mas, sudah aku katakan, aku tidak bermain dibelakang mu. Dia adalah teman SMA ku, mas. Kami hanya bertemu dan berbincang, itu saja, mas. Tidak ada yang lain!" Jelas mama, umur nya sekitar 30 tahun. Mereka sudah punya anak, tapi masih saja suka bertengkar akan hal kecil sekalipun.

"Hah, mama papa bertengkar lagi. Lebih baik aku pergi keluar saja, rasanya sangat sesak disini." Monologku sambil berjalan keluar rumah.

"Huh, padahal baru kemarin mereka akur, saat hari ulang tahunku. Tapi, sekarang mama dan papa kembali bertengkar, aku bingung harus bagaimana." monologku lagi, sembari berjalan disekitar kompleks perumahan ini.

"HAH!" Aku terkejut, ada seseorang yang menepuk pundakku pelan. Aku pun berbalik, dan... seorang gadis yang sepantaran denganku tengah tersenyum kepadaku.

"Siapa dia?" Ucapku bertanya dalam hati. Gadis itu, ternyata ada luka lebam dilengan sebelah kiri nya! Apa yang terjadi?

"Hai, aku Naya. Siapa kau? Dan, apa yang terjadi pada lengan mu?" Ucap ku memperkenalkan diri sekaligus bertanya tentang luka dilengan nya itu. Dia terlihat terkejut, ada apa?

"Ada apa?" Tanya ku lagi pada nya.

"Ti tidak, ha hanya saja, kau adalah orang pertama yang menanyakan keadaan ku. Aku... hanya terkejut saja." Jelas gadis itu padaku.

"Baiklah, siapa nama mu?" Tanya ku lagi setelah mengerti.

" E Eva, Evangelyn Sierra Alendra. A apa yang terjadi padamu juga?" Dia menyebutkan nama nya, dan mengikuti ku, untuk langsung menanyakan keadaan ku.

"Kau terlihat sedih." Ucap gadis itu lagi, sepertinya dia melihatku yang sedang murung.

"Oh, kalau gitu, kita duduk disana aja. Sekalian menceritakan masalah kita, bagaimana?" Balas ku, seraya menunjuk ke arah bangku dibelakang nya. Kami pun duduk dikursi yang panjang itu, dan mulai menceritakan masalah kami berdua.

"Luka ini aku dapatkan, karna Helen. Dia adalah sahabatku sejak SD, sahabat terbaikku. Namun, beberapa hari yang lalu orang tuanya meninggal dan dia jadi anak yatim piatu dan pada akhirnya papa mengadopsi nya, awalnya mama dan kedua abangku tidak setuju, tapi gadis itu berhasil membuat mereka menyayangi nya. Mereka bahkan membenci ku, semua ini ulah gadis itu, dia merebut semuanya dariku. Tadi saja, dia kembali membuat masalah. Dia mengatakan bahwa aku mengambil boneka nya, padahal kan, itu boneka ku, boneka pemberian nenek ku. Tapi dia mengambil nya, dan bahkan merusak nya. Tapi tetap aku yang salah." Ucap gadis itu seraya menampak kan ekspresi kesal dan lalu murung. Kasihan sekali dia, kedatangan orang asing membuat keluarga nya mengasingkan dia.

"Bagaimana dengan mu?" Tanya nya padaku. Akupun menceritakan masalah ku tadi.

🌸🌸🌸

"... Begitulah, hampir setiap hari mereka bertengkar. Bahkan, aku lewat didepan mereka saja, mereka tidak menyadari nya. Aku benar-benar muak!" Ucapku setelah selesai menceritakan semua keluh-kesah ku padanya.

"Kasihan sekali, kenapa orang dewasa seperti itu, ya?" Tanya nya padaku.

"Entahlah..." balas ku yang tak tahu harus jawab apa.

"Oh ya, bagaiman kalau sekarang kita berteman. Kita akan bertemu disini setiap hari, bermain dan menceritakan masalah yang kita hadapi. Bagaimana???" Tawarku padanya dengan riang.

"Baiklah, ayo kita berteman." Dia menerima ajakan ku.

Setelah itu, kami setiap hari bertemu. Kami tertawa dan menangis bersama, kami saling bercerita, kami bercerita tentang segala nya. Sampai 1 bulan setelah nya, itu adalah pertemuan terakhir kami. Karna aku, harus pindah rumah.

"Maaf ya, aku tidak lagi bisa menemani mu. Aku harus pindah rumah." Dia terlihat sedih.

"A apakah kau tidak bisa tinggal disini saja, atau aku saja yang ikut bersama mu. Aku... aku... hiks... aku tidak bisa hidup sendirian tanpamu, mereka pasti akan selalu menyiksa ku, tapi tidak akan ada kau yang mengobati nya, aku harus bagaimana. Hiks... aku sendirian, dan aku tidak menyukainya." Dia menangis, kasihan sekali. Tapi mau bagaimana lagi, aku tidak bisa tinggal, dan orang tua ku tidak akan mau membawa nya. Mau tidak mau, kami harus berpisah.

"Tenang saja, aku berjanji, aku akan kembali dan berteman dengan mu. Sampai saat itu, kau harus tetap hidup. Kau harus semangat, ya!? Sudah jangan menangis." Ucap ku berusaha menyemangati dan menghibur nya. Dia pun menghapus air mata nya itu, dan langsung memeluk ku. Kami pun berpelukan cukup lama, hingga---

"NAYA, SAYANG. AYO CEPAT, KITA HARUS BERANGKAT!"!" Teriak mama memanggil ku. Kami pun melepas pelukan, dan dia melambai padaku dengan wajah yang menahan air mata.

"Dadah, sampai jumpa!" teriak ku berpamitan padanya. Dan dia hanya melambaikan tangan nya.

Kilas balik selesai* Author pov*

Begitulah, kisah pertemanan masa kecil mereka. Menyenyangkan, tetapi takdir seperti nya berkata lain.

Kini, saat bertemu kembali, bukan nya menjadi teman, mereka malah menjadi musuh. Awalnya gadis itu hanya cuek dan dingin padanya, tapi berubah menjadi sering mencaci maki dirinya.

Gadis itu, kini dia sendiri ditaman belakang sekolah. Ia berusaha menenangkan dirinya sendiri.

Masa lalu yang menyenangkan kini berubah, menjadi sebuah ingatan yang selalu menyiksa dada. Kenyataan memang pahit, tapi lari dari kenyataan tidaklah baik.

Mengelak dari kenyataan yang ada, itulah yang nama nya melarikan diri. Naya, gadis itu kini termenung, ia berusaha mengingat semua kenangan dan perbuatan nya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!