...Membuat orang yang aku sayangi tersenyum bahagia adalah keinginanku, meski kebahagian nya adalah dengan melihatku menderita....
...《Melisya Stanley Walcott》...
~Istirahat~
Tok..tok.. bunyi pintu kelas IPA X-1 yang diketuk. Semua orang menoleh kesumber suara dan sedetik kemudian mereka terkejut.
Bagaimana tidak, pria yang berada dikelas IPA XI-1 itu, adalah seorang pria cuek yang nyaris tidak pernah terlihat ada dikelas X, kecuali ia ada urusan, seperti permintaan guru atau lainnya.
Dan kini, dia sendiri datang ke kelas X dan bahkan tersenyum?! Ada apa dengan hari ini? Kenapa ada begitu banyak kejadian aneh!? Begitulah kiranya, isi pikiran mereka.
"Eva, ngantin yuk." Seru orang itu dengan santainya.
Dan, pernyataan itupun berhasil membuat penghuni kelas itu terkejut. Ah, tidak, bukan hanya penghuni kelas IPA X-1, tetapi orang yang lewat depan kelas itu dan juga mereka yang mendengar pernyataan itu sontak terkejut.
Pria dingin dan cuek itu mengajak seorang gadis untuk pergi kekantin!? Dan bahkan, gadis itu adalah Eva!?!?? Hah, sungguh tak bisa dipercaya! Lagi-lagi itu adalah isi pikiran mereka.
"What, Eva lagi deketin kakak kelas kita yang dingin itu. Dia udah gila, ya!?" Ucap salah seorang murid laki-laki yang ada disana.
"Tauk, nggak berhasil deketin Kevin dia langsung beralih ke anak pemilik sekolahan ini yang tampan tapi cuek dan dingin nya minta ampun, itu. Benar-benar nggak tahu malu." Ucap murid perempuan 1.
"Iya, dasar cewek mur*h*n. Cab*-cab*an, nggak setia, sok cantik, any*ng lo, huaa. Kk El dipelet apa sih, ama tuh cewek. Kok, bisa deket gitu ama Eva. Pakek acara senyum-senyuman lagih..huhu" seru si murid perempuan no. 2.
"Aelah, kalian kayak nggak tau aja kalo tuh cewek muna**k. Dia itu cuma sok baik, sok suci, dan sok tersakiti. Dia itu alay, ratu drama, dan juga j*l*ng. Asal kalian tau yah, dia itu selalu ngelayanin om-om berduit. Aku pernah liat dia jalan sama om nya temen aku, j*l*ng banget kan, dia!?!!" Seru salah seorang murid perempuan yang pernah mengadu kan masalah Eva dan Cherin pada pak guru (kita sebut saja murid 3).
"Ih, ya ampun!. Jadi gitu sifat asli nya Eva, aku nggak nyangka banget, lho! Ternyata dia j*l*ng, ya?!!" Balas murid perempuan 2 sambil terkejut.
"Dan juga, kalian tau Cherin, kan. Anak yang tadi terlibat masalah sama Eva?" Sahut si murid perempuan 3.
"Iya, iya, kami tau. Emang, kenapa dengan dia?" Tanya kedua siswa itu.
"Menurut kalian, kenapa anak yang dulu belain dia mati-matian, malah ikut bullyng dia habis-habisan!?! Kenapa coba!???" Balas murid 3 yang juga melempar pertanyaan.
"Jangan-jangan..." tebak kedua murid itu.
"Yah, karena Cherin udah tau sifat asli tuh cewek, busuk banget, *nj*ng. Eva itu udah godain paman nya Cherin, gara-gara Eva juga, rumah tangga tante nya Cherin jadi hancur berantakan. Bahkan, pacarnya Cherin juga digodain sama Eva. M*naf*k banget, kan?!!" Balas si murid perempuan 3.
"Ih, parah banget ya, si Eva. Gue kira korban, ternyata pelaku." Jawab murid 1 dengan raut wajah terkejut.
"Iya, gue juga.. ngiranya bunga melati, eeh.." balas murid 2 yang juga seperti sudah muak dengan 'tingkah' Eva
"Ternyata???" Tanya kedua (murid 1 dan 3) murid itu.
"Bunga bangkai Raflessia, cantik... tapi busuk." Sambung si murid 2.
"Haha.., parah banget, ya!!" Tawa kedua murid perempuan itu.
Tanpa disengaja, ada seorang gadis yang juga ikut mendengar pembicaraan mereka berdua. Dan, saat ia ingin pergi, s*al nya murid no. 3 mengetahui hal itu.
"Woi, cupu. Sini lo!" Perintah si murid 3.
"A ampuni aku, aku nggak dengar apa-apa, kok. Beneran!! Aku mohon, lepasin aku." Ucap murid itu takut.
"Heh, kalau gue BILANG SINI, YA SINI!!! LO ADA TELINGA NGGAK, SIH. *NJ*NG!!!" Umpat murid 3 itu kesal.
Gadis yang terlihat menyedihkan itupun datang mendekat. Gadis no. 3 itupun langsung memegang tangan murid itu dan membawanya ke taman belakang sekolah.
Kedua murid yang ada dibelakang hanya tersenyum miring. Menertawai nasib gadis yang ada didepan mereka ini. Dan, si murid no. 3 itupun langsung menjambak rambut siswa perempuan itu dengan kencang. Siswi itu berteriak kesakitan, bahkan lebam dibagian lengan kurusnya itu masih belum sembuh.
"Aaaww, ampun Lisa. Aku minta maaf, aku.. benar-benar minta maaf. Hiks... hiks..." Tangis gadis itu, suara nya pun semakin serak dan parau.
"Heh, denger ya, cupu. Lo itu udah bagus masih dianggap 'ada' sama kita-kita,coba kalau nggak. Lo pasti cuman dianggap hantu gentayangan, haha. Iya nggak, guys!?!!"
"Ahahaha. Ya iyalah, masa enggak!!" Balas dua murid itu dengan gelak tawa yang mengiringi.
"Sekarang, lo tiruin suara anjing. Lo kan, satu jenis dengan anjing. Iya kan, Me.li.sya.!?!!" Ucap gadis itu tersenyum sarkas.
Gadis yang dipanggil Melisya itu hanya bisa pasrah, menahan air mata yang sebentar lagi akan tumpah dengan sangat derasnya, susah payah ia menghapus air mata nya jadi dia tidak ingin menangis lagi.
Bagiamana tidak, gadis yang membully nya itu adalah Melisa-saudara kembar nya sendiri. Ya, saudara kembar! Ia dan Lisa-nama panggilan nya, adalah saudara kembar. Hanya saja, sejak kecil Melisa tumbuh dengan kasih sayang dari sang papa. Sedangkan, Melisya tumbuh tanpa kasih sayang siapapun.
Karna, mama mereka telah pergi lebih dulu meninggalkan mereka semua. Saat melahirkan sikembar M, mama mereka sedang dalam keadaan lemah. Tetapi miris nya, tepat sesaat setelah melahirkan Melisya, mama mereka langsung tiada, sang papa yang sedang dalam perasaan terguncang dan tidak bisa berpikir jernih, langsung mengecap Melisya sebagai anak p*mbawa si*l dan merupakan penyebab kematian istri tercinta nya itu.
Akibatnya, sang papa menanamkan benih kebencian pada sang kakak-Melisa, yang dimana, semakin mereka bertumbuh besar, maka benih kebencian yang ditanamkan sang papa semakin besar dan tak tertahankan.
Apalagi, kepribadian Melisya yang cenderung pendiam, kurang percaya diri, dan penakut. Juga, penampilan nya yang cupu atau culun, semakin menambah kesan benci terhadap Melisya.
Melisa beranggapan bahwa, saudara kembarnya itu-Melisya, hanya akan membuat nya malu. Apalagi, jika semua orang terutama teman-teman nya mengetahui akan status mereka yang merupakan kembaran.
Karna itu, Melisa selalu mengganggu dan mencaci maki Lisya tiap kali mereka bertemu. Dan sekarang, hal itu terjadi lagi, bahkan yang kali ini bertambah parah.
Lisa dengan tega nya menyuruh sang adik-Lisya, untuk menggonggong dan menirukan suara hewan yaitu anjing!? Sungguh kejam! Tapi, mau bagaimana lagi, ia harus melakukan nya, atau Melisa akan mengadukan hal ini pada papa mereka dan akibat nya akan sangat buruk.
"Gu..." jeda Lisya.
"Guk... guk..guk..guk..guk..."
"Oke, oke. Gue udah puas udah cukup untuk kali ini, buahahaha..." ucap Lisa dan akhirnya tawa mereka bertiga pecah.
Mereka bertiga dengan puas nya menertawai Lisya, bahkan salah satu diantara mereka memvideokan apa yang barusan terjadi. Sungguh tidak ada hati nurani. Bagaimana bisa, mereka disebut manusia!? Bahkan saudara kembarnya sendiri yang melakukan hal itu!?! Benar-benar tak berperasaan.
Tapi, memang begitulah hidup. Jika kita tidak melawan, maka kita pasti akan ditindas. Jika kita memiliki wajah jelek, maka kita juga akan ditindas. Dan jika kita tidak punya latar belakang yang kuat ataupun kekuasaan, maka kita juga pasti akan ditindas.
Ini, adalah dasar dari roda kehidupan yang akan selalu ada. Ini seperti ujian, ujian untuk menentukan hidup seperti apa yang akan kita jalani. Bahagia, dipuja, ditakuti, dihormati, dan disayangi, semua itu akan bisa kita dapatkan jika kita kuat atau setidaknya memiliki kekuasaan.
Sedangkan kita yang lemah dan tidak memiliki latar belakang yang kuat, maka kita akan di injak, ditindas, menderita, dihina, dan akan selalu hidup dalam ketakutan. Tidak adil memang, tapi itulah kenyataan nya, dan tidak ada yang dapat mengubahnya.
Kadang kita hanya perlu terlihat kuat, tapi ada kalanya kita harus membuktikan. Dan, saat kita gagal membuktikan, maka saat itulah kita harus siap menerima perlakuan buruk layaknya seekor binatang.
Yah, setelah puas akan perbuatan mereka kali ini. Mereka memutuskan untuk pergi begitu saja meninggalkan Melisya sendiri dengan desak tangis nya.
Mereka tidak peduli dan mungkin tidak akan ada yang peduli. Begitu pikir Melisya, sampai ada seseorang menepuk pundak nya pelan.
"Hei, apa kau baik-baik saja? Ini!" Tanya seseorang itu sambil memberikan sebuah sapu tangan dengan motif, warna, dan harum bunga lavender pada Melisya.
Siapakah dia?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
🍁ᴄᴎ͜͡ᵲ᭄Redblack🌅ͧ ᷤ ⃫ᷨ⃟⃤🧧🍁
Tinggalin jejak dulu,😊
Semangat terus.
Ku berikan setangkai bunga utk penyemangat kamu
2022-04-24
4