Bab 15 : Kopi pahit

Keesokan harinya.

Lisa sudah siap berangkat bekerja lagi, dia membersihkan kaca matanya menggunakan sapu tangan. Wajahnya sedikit pucat karena tentunya sedikit ada rasa was-was karena kemarin membuat Zico marah. Matanya melirik jam dinding, masih ada waktu sekitar setengah jam untuk membersihkan kamarnya. Lisa menyapu sebentar sembari membersihkan tempat tidur. Pipinya sudah tidak merasakan nyeri lagi karena tamparan dari Christy. 

Setelah merapikan tempat tidurnya, dia lekas berangkat mengendarai sepeda motor yang baru saja lunas cicilan bulan kemarin. Lisa sepertinya terlihat orang kaya padahal dia selama ini hidup serba cicilan. Tak apa, baginya mencicil itu adalah pertahanan untuk hidup di kota besar ini apalagi hidupnya sudah sulit sejak kecil. 

Lisa menaiki motornya membelah jalanan yang sudah padat, udara di sini sedikit dingin makanya Lisa menggunakan jaket setebal mungkin. Sebenarnya tak direkomendasikan untuk menaiki motor saat musim dingin mulai tiba namun apalah daya, dia tak mungkin membeli mobil untuk saat ini. Terlihat hanya ada pengendara motor di sana, selebihnya banyak mobil mewah dan mahal yang melintas bersamanya. Tak heran, di kota ini adalah kota tersibuk di dunia, hampir pekerjanya adalah pegawai kantoran dengan gaji yang lumayan besar. 

Di berbagai sudut kota terdapat taman-taman yang dihasilkan oleh keluarga Mendrova, keluarga Mendrova memang berperan aktif pada pembangunan kota ini, tak heran perusahaan Zico adalah perusahaan idaman bagi warga kota metropolitan ini. 

Lisa terhenti di lampu merah, di depannya terdapat layar videotron yang menunjukan promosi pemilihan umum walikota baru yang tentunya dari partai ibu Zico. Lisa melirik samping kanannya yang terdapat lahan garapan untuk dibangun bioskop terbesar di kota itu dan tentunya bisa dinikmati masyarakat secara gratis. 

"Diktaktor," gumam Lisa. 

Keluarga Zico memang sangat terpandang maka dari itu Lisa memilih harus menjaga jarak dengannya apalagi Lisa hanyalah seorang sekertaris. Mantan Zico juga orang terpandang dan beberapa wanita yang pernah dekat dengan Zico juga memiliki citra bukan orang sembarangan. 

Lampu sudah hijau, Lisa melajukan motornya menuju ke kantor yang sebentar lagi sudah sampai. Tak membutuhkan waktu lama, dia sudah sampai dan berpapasan dengan mobil Zico. Lisa turun dari motornya dan melihat Zico sama sekali tidak memperhatikannya. Mereka masu ke dalam lift yang sama, Lisa mencoba menyapa sang tuan namun malah Zico seolah tak acuh padanya. 

Sepertinya Tuan Zico memang marah padaku. Batin Lisa. 

Lisa pun memilih diam, sesampainya di lantai teratas. Zico dan Jack keluar terlebih dahulu dari lift lalu diikuti Lisa. Zico langsung masuk ke dalam ruangannya dan Lisa segera mempersiapkan bahan untuk meeting hari ini.  Lisa juga harus meminta tanda tangan pada Zico, dia mengetuk pintu dan masuk ke dalam sana. 

"Tuan Zico, ada berkas yang harus ditanda tangani," ucap Lisa. 

Zico mengambil berkas itu dan memberi tanda tangan tanpa membacanya lebih dahulu, setelah selesai dia meletakkannya di atas meja tanpa memperhatikan wajah Lisa sedikitpun. 

"Tuan Zico, yang ini belum ditandangani," ucap Lisa setelah mengecek ada yang belum ditandatangani. 

Zico menandatanginya tanpa melihat lembaran kertas tersebut. 

"Terima kasih," ucap Lisa. 

Lisa keluar dari ruangan Zico dan kembali duduk. Lisa melirik Zico yang fokus bekerja seperti biasanya. Syukurlah, Zico sudah sadar dan tidak berulah lagi kepadanya. 

1 jam...

2 jam... 

3 jam...

Lisa terus mondar-mandir ke ruangan Zico untuk meminta tanda tangan namun entah kenapa malah Lisa sendiri yang merasa terbebani dengan sikap Zico yang tanpa meresponnya sedikitpun. Bukannya apa-apa, Lisa merasa terabaikan. 

"Tuan Zico, maaf untuk masalah kemarin malam. Saya tidak bermaksud untuk mengatakan hal menyakitkan seperti itu," ucap Lisa. 

"Kamu demam? Kamu kesurupan setan mana? Minta maaf?" tanya Zico heran. 

Lisa mengangguk, dia mengakui kesalahannya  jika kemarin bersikap kasar pada Zico.  Kata-katanya memang sudah menyakiti hati Zico. Zico tersenyum melihat ekspresi wajah Lisa yang sedih, satu persatu dia bisa melihat ekspresi wajah Lisa yang jarang ditunjukannya. 

"Maafkan saya yang lancang, Tuan Zico!" ucap Lisa sembari menunduk hormat. 

"Maaf? Hatiku terluka dengan ucapanmu. Pria murahan? Kamu menganggapku begitu? Aku tidak pernah tidur dengan wanita manapun, harga diriku masih tinggi," jawab Zico. 

Zico melangkah maju ke depan dan menghampiri Lisa yang sejak tadi menunduk seolah menyesali perbuatannya. Zico semakin senang melihat Lisa yang terpojok dan untuk pertama kalinya Lisa seolah takut padanya. 

"Aku semakin heran dengan asal-usulmu. Aku tidak percaya jika kamu berasal dari desa terisolir."

"Itu memang benar, tuan. Saya dari desa yang jauh dari sini. Anda boleh menyuruh asistenmu untuk mencari info tentang saya." 

Zico berdecih, dia kembali duduk di kursi kebesarannya dan memutar bola matanya jengah. Baginya sudah cukup kepo tentang asal-usul Lisa karena itu adalah sangat tidak penting. 

"Baiklah, buatkan aku kopi!" pinta Zico. 

Lisa mengangguk, dia membuatkan kopi di mesin pembuat kopi yang ada di sana. Zico melihat penampilan Lisa yang mengenakan baju kerja yang tipis. Apakah dia tidak kedinginan? Zico mengambil jaket tebal miliknya dan langsung mengenakan pada tubuh Lisa. Lisa kaget, dia menoleh dan tak sengaja wajah mereka hanya berjarak 2 senti saja. Lisa mundur perlahan dan jaket Zico jatuh ke lantai. 

"Pakailah jaket ini! Pakaianmu tipis sekali," pinta Zico. 

"Tidak perlu, tuan. Saya kebal dengan udara dingin," jawab Lisa. 

Lisa lalu menyerahkan kopi tersebut pada Zico, Zico mengambilnya dan meminumnya. Rasa pahit menggelora pada mulutnya. Apakah Lisa sedang meracuninya? Kopi masih ada di dalam mulut pria itu, dia menarik tubuh Lisa dan mencium bibirnya. Lisa sangat kaget sekali, Zico membuka mulut Lisa dengan lidahnya, pria itu merasakan jika tubuh Lisa bergetar. Berhasil, lidah Zico masuk ke dalam mulut wanita itu bersama kopi pahit yang sejak tadi dia tahan. Secara tidak sadar otak Lisa terasa membeku, dia tidak bisa berpikir jernih selama beberapa detik. Sampai dia tersadar ada rasa pahit di dalam mulutnya, mau tak mau dia menelannya dan baru menyadari jika bibirnya bertautan dengan bibir Zico. 

Zico mulai memagut pelan bibir yang terasa manis itu, Jack yang hendak masuk ke dalam ruangannya kaget dan kembali keluar. Dia harus segera menyingkirkan Lisa, jika tidak maka pekerjaannya akan diambil oleh Lisa. 

Mereka berciuman tidak sampai satu menit, Lisa mendorong Zico dan menutup mulutnya. Ada gelayar aneh yang dia rasakan saat ini. 

"Tuan Zico gila?" tanya Lisa. 

"Iya, memang benar. Aku tergila-gila kepadamu," jawab Zico. 

Lisa merasakan pahit yang menyiksa diri, dia keluar dari ruangan Zico dan berlari menuju ke dalam kamar mandi. Sementera Zico sudah merasa menang karena bisa mendapatkan ciuman Lisa. Rasa pahit pada kopi tadi menjadi manis tatkala bertemu dengan bibir Lisa. 

Di dalam kamar mandi, Lisa menyentuh bibirnya. 

"Hueek.. pahit sekali. Ciuman itu rasanya aneh," ucap Lisa sembari membasuh bibirnya. 

***

Hari ini masih ada beberapa bab lagi, ditunggu ya!

Sambil menunggu bisa baca karya-karya menarik dibawah ini. Tokoh novel dibawah adalah wanita-wanita kuat dan hebat.

Terpopuler

Comments

rintob

rintob

Jack cemburu.... kayanya ada niat jahatnya ya

2022-05-06

1

lusika

lusika

klo bisa buatt novel yg lebih bagus lgi Thor tntng mafia gtu.atau seorang putra mahkota(tpi ttp jdi CEO),

2022-04-14

0

𝕎⃠𝕝𝕚𝕜𝕒🐊💯🌲 вoͨѕͤѕͦ✰͜͡v᭄

𝕎⃠𝕝𝕚𝕜𝕒🐊💯🌲 вoͨѕͤѕͦ✰͜͡v᭄

wkwkwk ngakak

2022-04-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!