Tak rela

Happy reading

"PAGI WOY BAANGOONNNN," teriak Nabila membangunkan kedua adik berkakak yang sedang berpelukan itu.

Sontak keduanya yang mendengar pekikan Nabila itu langsung terbangun dengan jantung yang berdetak. Bukan merasakan cinta tapi kaget.

"Masih pagi kk, kenapa sih bangunin Nau. Suara kakak juga gak enak, kayak spiker masjid depan tahu gak," ujar Naura kembali memeluk lengan Nathan.

"Enak aja lu samain gue sama spiker rusak itu, suara merdu kayak suaranya Rose Blackpink di bilang gak enak," gerutu Nabila.

Naura dan Nathan yang belum sepenuhnya tertidurnya itu hanya tertawa dalam hati melihat kekesalan sang sepupu mereka ini. Nathan dan Naura lebih akrab dengan Nabila daripada dengan Naela walau mereka juga sepupu.

"Suara lu emang jelek Bil, 11 12 sama kayak toa masjid," tambah Nathan dan dibalas tawa riang oleh Naura.

"KALIAN ITU SAMA AJA YA," teriaknya merajuk dan pergi dari kamar itu.

"Kalian disuruh turun, sarapan," ucapnya dari luar.

Naura an Nathan saling pandang, ia mendengar suara lain dari Nabila.

"Sepertinya kak Bila marah deh kak," ujar Naura.

"Kakak juga ngerasa gitu," balasnya langsung bangun.

Karena pasalnya Nabila itu sangat membanggakan suaranya yang bisa dibilang merdu.

Naura dan Nathan berlalu menuju kamar mandi masing-masing untuk sekerdar mencuci muka dan turun menuju ruang makan.

Di sana sudah ada Nenek Rania, Kakek Xander, Mama Sonia, Papa Kurnia, dan Nabila disana.

"Pagi semua," sapa keduanya duduk ditempat mereka masing-masing. Dan bertepatan Nathan duduk disamping Nabila.

"Bi jangan marah ya kita cuma bercanda kok," ujar Naura menatap Nabila yang ada didepannya.

"Memangnya kenapa Nak?" tanya Mama Sonia yang masih sibuk dengan buah markisah yang sudah dibelah suaminya tadi.

Yah Mama Sonia ngidam buah markisah jam 3 pagi tadi, mau tak mau sang suami harus mencarinya hingga pukul 6 pagi baru dapat.

"Ma... Gak asem ya?" tanya Naura polos menatap sang ibu yang lahap memakan buah markisah itu.

"Manis sayang kamu mau?" tawar sang mama menyodorkan satu buah markisah pada sang putri karena memang banyak suaminya membawa markisah pulang.

"Gak mau, asem."

"Sekarang jawab kenapa? Kamu apain sepupu hmm?"

"Tapikan kak Nabila teriak bangunin aku sama kakak, dan kita cuma godain bibi kalau suaranya jelek kayak spiker masjid depan tapi dia malah marah," jawabnya polos. Sontak saja jawaban Naura membuat semua yang ada disana tertawa.

Bahkan Mama Sonia memegang perutnya saking keramnya. Papa Kurnia hanya menggeleng seraya mengelus perut sang istri.

Berbeda lagi dengan Nabila yang wajahnya sudah memerah. Tapi tangan Nathan yang ada di pahanya membuat Nabila menoleh kearah Nathan.

"Jangan marah, kan kamu masih tahap hukuman selama satu minggu," bisiknya seraya mengelus paha Nabila yang hanya tertutup rok itu jadi sangat mudah bagi Nathan untuk mengelusnya.

"Nathan nanti ada yang lihat," bisiknya menepis tangan Nathan yang ada dipahanya.

"Gak akan mereka masih sibuk dengan obrolan mereka," jawabnya.

Nabila yang merasa tangan Nathan sudah terlalu masuk itu, mulai menggigit bibirnya dan merapatkan pahanya.

"Kenapa bibirnya digigit Kak?" tanya Naura pada Nabila. Sontak saja pertanyaan itu membuat tatapan semua orang mengarah pada Nabila.

"La-laper, Bila laper. Dari tadi kalian debat terus," jawabnya sedikit gugup. Nathan melepaskan tangan sebentar dan mengambil sarapannya.

Akhirnya sarapan pagi mereka dimulai, tangan Nathan kini kembali mengelus paha Nabila dan itu terus berlangsung sampai sarappan selesai.

"Kalian masih mau nginep apa pulang?" tanya Nenek Rania yang tak rela anak laki-laki dan menantu serta cucu perempuannya pulang.

"Pekerjaan Mas Kurnia banyak ma, jika harus ditinggalkan. Lagian gak mungkin Naura ke sekolah dari sini, jaraknya telalu jauh," jawab Mama Sonia memeluk mertuanya.

"Benar juga, Naura bolos sekolah saja satu minggu,":ujar sang nenek dengan senyum mengembang, pintar sekali dia ini.

Mereka yang ada disana itu hanya menggelengkan kepalanya mendengar ide sesat dari sang ibu.

Sedangkan Nathan hanya cuek saja seraya menikmati apa yang dilakukannya.

"Mama jangan membuat putriku bodoh dengan membolos, aku mengajarkannya agar pintar tapi mama huhh."

"Itu hanya saran Mama, karena Nabila dan Nathan juga akan menginap disini 5 hari," ujarnya tak mau disalahkan.

"Mereka sudah kuliah beda dengan Naura yang masuh duduk di bangku SMP," ujar sang Kakek pada istrinya.

"Ya ya terserah kalian saja," ujar Nenek Rania.

Nabila hanya bisa pasrah akan apa yang dilakukan Nathan. Dia sudah merapatkan pahanya tapi tetap saja tangan nakal Nathan bisa mencapainya.

"Jangan ku mohon, jangan disini," bisik Nabila.

"Di kamar boleh?" tanya Nathan dengan girang.

"Gak tahu nanti, lepasin dulu tangan kamu," ujarnya dan dijawab gelengan oleh Nathan.

Nabila mencengkeram paha Nathan tapi tak meembuat Nathan melepaskan tangannya dari paha Nabila.

"Akhhh," pekiknya saat jari Nathan mengelus miliknya dengan sensual.

Padangan semua orang disana menatap kearah Nabila yang baru saja mengeluarkan suaranya.

"Kenapa Bil? Apa kamu tadi mende sah?" tanya Mama Sonia tanpa filter.

"Enggak kak, ada semut gigit kaki aku, jadi aku spontal gitu tadi," jawab Nabila dengan tenang.

Nathan yang mendengar itu hanya tersenyum dan melepaskan tangannya.

"Kakak ngapain sih dari tadi tangannya dibawah terus?" tanya Naura.

"Mainan HP nih," Nathan mengeluarkan ponselnya.

Sungguh licik Nathan ini menggunakan kesempatan dalam kesemutan eh kesempitan.

"Nabila mau ke kamar dulu ya semua, ada sesuatu yang harus aku urus," pamit Nabila langsung berlari dan masuk kedalam kamar.

"Kenapa anak itu?" tanya Papa Kurnia.

"Entahlah mungkin dia banyak tugas, dia kan masuk jurusan desainer," jawab Nathan dengan pandangan masih di ponsel.

"Benar juga."

"Nath.." Panggil Nenek.

"Ada apa nek?" tanya Nathan.

"Bagaimana menurutmu jika nenek menjodohkan sepupumu dengan Ryano itu, secara kalian sudah lengket dari kecil mungkin kamu tahu apa yang ia mau," tanya Nenek Rania pada Nathan.

Deg

"Kenapa nenek tiba-tiba mau jodohin Bila?" tanyanya dalam hati.

Sesak? Itu tentu karena ia tak akan rela Sepupunya dimiliki laki-laki lain. Hanya dia yang boleh yang lain tidak.

"Aku rasa Bibi sudah memiliki pacar Nek, dan aku yakin Bibi tak akan menerima perjodohan itu," jawab Nathan bohong.

"Tapi nenek sudah sreg dengan Ryano, dia anak yang baik dan bertanggung," ujarnya yang membuat Nathan tak tahan.

"Bagaimana Mama tahu jika Ryano itu anak yang baik dan bertanggung jawab? Bahkan orang tua Nabila saja masih diluar negeri" tanya Papa Kurnia.

"Dari ibunya, karena setiap hari kita bersama dan dia selalu menceritakan tentang anaknya yang kuliah di luar negeri, masalah Rere dan suaminya kan bisa kita bilangin kalau mereka sudah pulang" jawabnya.

Nathan yang tak kuat mendengar itu terus, langsung pamit menuju kamarnya tapi saat melewati kamar Nabila kakinya langsung belok dan masuk kedalam kamar.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Hades Riyadi

Hades Riyadi

Lanjuutt Thor, jadi penasaran ma ceritanya...pengin tau maunya author mo dibawa kemana...😛😀🤓🤣💪👍👍

2023-03-28

0

Hades Riyadi

Hades Riyadi

Keponakan kok tangannya nggratil mengelus-elus paha mulus bibinya ampe jerijinya masuk ke lubang Surgawix... alaaamaakk dibawah meja didepan keluarga semua...benar² cucu nakal...😁🙄😛🤓🤣💪👍👍💪

2023-03-28

0

Fenty Izzi

Fenty Izzi

nathan kelewatan dech... nabila sampai mendesah...lok ketahuan gimana... g lihat tempat banget🤦‍♀️😁

2022-07-19

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 72 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!