Ryano

Happy reading

Tok! Tok! Tok!

"Nabila, turun yuk makan siang," ucap Nenek Rania mengetuk pintu kamar Nabila.

"Iya mah, bentar," jawab Nabila dari dalam kamar.

Nenek Rania yang sudah mendapat jawaban itu berlalu menuju kamar cucunya.

Tok! Tok! Tok!

"Nathan, turun yuk makan siang."

"..."

Tak ada sautan dari dalam, yang membuat nenek Rania mengetuk kembali kamar itu.

"Kenapa Nek?" tanya Nabila pada neneknya.

"Ini sepupu kamu, gak nyaut kalau Nenek panggil," ujarnya saat ingin membuka pintu suara kakek Xander mengagetkannya.

"MA IKAN KAMU GOSONG," teriak kakek Xander yang membuat sang nenek kaget langsung menyuruh Nabila untuk memanggil Nathan.

"Aisshhh pasti tidur tu orang," gumamnya.

Nabila membuka pintu kamar itu dan benar saja ia melihat Nathan sedang tidur dengan nyenyaknya.

"Bangun Nath, mama suruh kamu turun buat makan siang."

Nabila membangunkan Nathan hingga pandangannya tertuju pada pigora yang dipeluk Nathan. Nabila mengambilnya dan melihat foto siapa itu.

"Ini aku bukan sih? Ternyata kamu simpan foto masa kecil aku ya. Eh lebih tepatnya kita," ujarnya dengan senyum.

Nabila kembali menoleh kearah Nathan yang tak terusik akan keberadaannya. Hingga ide jahil muncul diotaknya.

Nabila meletakkan pigora itu di nakas, dan mencubit hidung Nathan hingga laki-laki itu kehabisan nafas dan terbangun dari tidurnya walau dengan kesal.

"Kenapa sih hah? Mau bunuh gue, lu ya agar bisa terbebas dari kekalahan lu!" tuduh Nathan menatap tajam Nabila.

"Iya gue mau bunuh lu, mau apa lu hah?"

"Oo udah berani lu sekarang sama gue," ujarnya.

Nathan menarik tubuh Nabila hingga tubuh wanita itu jatuh ke kasurnya. Nathan memeluk erat tubuh Nabila yang seakan mau penyet akibat tertimpa tubuh Nathan.

"Lepas ihh, NATHAN," geram Nabila berusaha mendorong tubuh Nathan.

"Masih berani lu bunuh gue?"

"GAK. DAH LEPAS NATHAN," bentaknya.

Akhirnya Nathanpun melepaskan pelukannya. Nabila yang akhirnya terlepas itu langsung pergi dari kamar itu.

"Gemes deh hahahaha," gumamnya berlalu menuju kamar mandi hanya untuk mencuci muka saja.

Setelah terasa fresh, Nathan keluar dari kamar menuju ruang makan. Terlihat Nabila yang masih mengeluarkan tanduknya itu.

Nabila menatap Nathan dengan aura permusuhan. Orang tua yang ada disana pun bingung kenapa dengan cucu cucu mereka itu.

"Kalian ini kenapa?"

"Gak ada," jawab Nabila singat sedangkan Nathan hanya mengulum senyumnya.

"Haisss pasti kalian berantem lagi kan?" tanya kakek Xander pada kedua cucunya

"Gimana gak marah kalau Nathan jepit Nabila hingga gak bisa nafas, badan seksih Nabila teraniaya nekat, kek."

"Salah Nabila sendiri kenapa mau bunuh Nathan dengan mencubit hidung Nathan, kalau Nathan meninggal beneran gimana?" bela Nathan dengan.

"Sudah-sudah, Nabila cuma bercanda kok. Karena tadi Nenek yang suruh sepupu kamu bangunin kamu," ujar nenek Rania pada cucunya.

"Tuh dengerin, lu tuh dibangunin dengan cara lembut gak bisa jadi harus yang kasar."

"STOP!"

"Bisa gak sih kalian gak berantem lima hari aja?" tanya Rania menghentikan pertengkaran anak dan cucunya.

Akhirnya keduanyapun terdiam tapi tatapan sangit itu masuh saja terjadi. Nathan hanya bisa membalasnya dengan santai.

Mereka memakan makan siang mereka dengan nikmat.

"Nanti nenek minta tolong kalian buat beli bahan bahan buat acara bakar-bakar nanti malam ya, ke supermarket depan."

"Bakar-bakar?"

"Iya nenek ada rencana buat ngadain bakar-bakar nanti malam. Nenek udah ajak Papa kamu dan dia mau. Sekalian ngajak tetangga sebelah buat ikut," ujarnya dan dianggukkan keduanya.

"Nanti mama kasih list apa aja yang harus kalian beli," ujarnya.

"Oke"

"Sayang papa dan mama tidak dirumah, Nabila juga masih di Australia.

Setelah menyelesaikan makan siangnya, Nenek Rania memberikan list tentang apa saja yang harus mereka beli.

"Naik motor aja yuk," ajak Nathan dan diangguki oleh Nabila. Gadis itu masih malas untuk berbicara dengan Nathan.

"KEK, NATHAN PINJAM MOTOR YA," teriak Nathan dari luar.

"YA."

Nathan mengeluarkan motor metic milik sang Kakek yang sudah lumayan tua itu keluar dari garasi.

"Naik Bil," perintahnya. Nabilapun naik keatas motor itu dengan santainya.

Nathan menjalankan motornya menuju supermarkrmet terdekat, Nathan sengaja melajukan motor itu dengan cepat otomatis Nabila memeluk perut Nathan.

"Sekali lagi lu ngebut, gue gak mau tidur sama lu," ujarnya dengan mengancam.

"Iya, iya Bil, tapi jangan lepas pelukannya ya," pintanya memegang tangan Nabila yang melingkar di perutnya.

"Hm."

Setelah berberapa menit mereka sampai di supermarket terbesar di kota itu. Nathan mengikuti Nabila dengan mendorong troli itu.

"Bil," panggilnya.

"Hmm."

"Kita udah kayak suami istri lagi belanja bulanan tahu gak!"

Nabila mengangguk, memang benar jika dilihat mereka seperti suami istri yang sedang belanja bulanan.

"Lu nikah sama gue aja ya!!"

"Terus wali gue siapa kalau orang tua gue menolak keras? Walau kita boleh menikah tapi aku takut dengan peraturan keluarga yang tak memperbolehkan menikah sesama saudara jangan gila deh ya," ujarnya seraya mengambil daging yang ada disana lalu memasukkannya dalam troli.

"Terus gue harus kubur cinta gue gitu? Gak mau! Gue udah tersiksa selama ini karena berusaha lupain lu. Apalagi saat lu bilang lu mencintai Arthur, dan menembaknya. Sakit Bil hati gue," jelasnya dengan sedih.

Nabila yang mendengar itu sedikit terharu, pasalnya belum pernah ada yang mencintainya seperti Nathan yang notabenya adalah sepupunya.

Ada rasa aneh dalam hatinya, tapi ia tak tahu apa itu. Nabila hanya bisa menepisnya dengan tenang.

Tiba-tiba dari arah belakang ada seorang pria yang sedang menyapanya.

"Hai.. Lu Nabila kan? Anaknya tante Rania?" tanya seorang pria menyapa Nabila.

"Oh hai, siapa ya?" tanya Nabila tak tahu.

"Gue Ryano, masa lu lupa," jawabnya.

Nabila mengingat nama Ryano dan yah ia ingat sekarang, dia adalah teman SMP Nabila di kota ini. Berbeda dengan Nathan yang tak tahu itu hanya diam.

"Lu si Ano, siswa paling gendut di SMP itu kan? Wah lu dah keren ya sekarang, salut gue sama lu," ujar Nabila pada Ryano.

"Ingat aja lu, btw dia pacar lu ya?" tanya Ryano menatap Nathan.

"Iya gue pacarnya Nabila," jawab Nathan dengan PDnya.

"Ohh... ternyata gadis jutek ini sudah ada yang punya," godanya walau di dalam hatinya sakit saat mendengar jika Nabila sudah memiliki pacar.

"Iya, gue pacarnya. Kenalin gue Nathan," Nathan mengulurkan tangannya pada Ryano.

Dan dengan terpaksa Ryano membalas uluran itu dengan senyum paksa.

Nabila menatap Nathan yang hanya tersenyum, ia tahu ini hanya akal akalan sang keponakan.

"Gue do'ain kalian langgeng ya," ujar Ryano dengan sedih.

"Makasih do'anya, kita harus cari barang lagi buat nanti."

Pamitnya pada Ryano yang hanya mengangguk.

"Udah yuk yank, kita cari bahan lainnya," ajak Nathan menggandeng Nabila.

Ryano melihat Nabila yang mulai menjauh itu dengan sakit lagi-lagi ia tak bisa mengungkapkan perasaannya pada gadis cantik yang sudah sejak lama mencuri hatinya itu.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Hades Riyadi

Hades Riyadi

tinggalkan jejak petualang baca 👣👣😀

2023-03-28

0

Hades Riyadi

Hades Riyadi

Like and coment 😀👍👍🙏

2023-03-28

0

Fenty Izzi

Fenty Izzi

🌹🌹🌹🌹🌹

2022-07-18

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 72 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!