Happy reading
"Mama papa, Bila pulang," teriak Nabila masuk kedalam rumah yang cukup besar itu. Nathan yang sudah biasa akan teriakan sang bibi itu hanya menggeleng seraya mengikuti Nabila masuk.
Tak lama keluarlah paruh baya uang sudah tak muda lagi dari dapur menyambut anak dan cucunya.
"Oh cucuku kau kesini nak, lama nenek gak ketemu sama kamu," ucapnya mengecup kening Nathan dengan bruntal, karena memang nathan jarang sekali berkunjung ke rumah ini. Nabila yang melihat itu hanya terkekeh geli melihat wajah merah Nathan.
"Nenek aku sudah bukan anak kecil lagi," kesal Nathan.
"Nabila bilang pada nenek aku bukan anak kecil," rengek Nathan seperti anak kecil. Nabila yang melihat itu hanya tersenyum dan menatap neneknya.
"Hahahaha... Kalian lebih pantas menjadi pasangan daripada sepupuan," ujar Nenek Rania pada kedua orang itu.
Deg
"Tapi sayang kita gak bisa bersama," ujar Nathan lirih dengan tangan yang masih memeluk Nabila.
"Mama Papa dimana Nek?" tanya Nabila setelah pelukan itu terlepas, padahal mamanya yang menyuruhnya pulang tapi mana dia.
"Kamu gak dikasih tahu kalau Naela anfal lagi, jadi mereka sedang ada di Australia menuju rumah sakit," jawabnya.
"Naela anfal lagi?" Nenek mengangguk. Naela adalah adik Nabila yang berusia 2 tahun dibawahnya. Naela mengidap kanker yang membuatnya harus dirawat di Australia.
"Kalau Kakek?"
"Lagi mancing tuh diempang bareng teman-temannya," jawabnya menunjuk empang yang tak terlalu jauh dari rumahnya itu.
"Biarin aja, daripada ngurus perusahaan. Aku tak mau kakek sakit gara-gara kerjaan," ujarnya menatap kakekya yang asik dengan pancingannya itu.
Nenek Rania mengangguk. Cucu perempuannya ini memang sangat perhatian pada mereka sedangkan anak laki-lakinya sekarang jarang mengunjunginya karena banyaknya pekerjaan.
"Bila ke kamar dulu ya Nek, mau mandi gerah banget. Baru pulang kampus terus langsung kesini," pamitnya mencium pipi Neneknya.
"Nathan juga nek," ikut Nathan. Kamar mereka memang bersebelahan jadi tak heran naik tanggapun bareng.
Nenek Rania menatap kedua cucunya itu dengan senyum. Padahal Nabila hanya 2 bulan lebih muda dari Nathan tapi pikirannya lebih dewasa cucu perempuannya itu.
"Oh astaga airku."
Dengan cepat nenek Rania berlalu kedapur dan melihat airnya suah mendidih. Niatnya tadi ingin membuat kopi untuk suami dan teman-temannya.
"Gara-gara anak-anak tadi, airku sampai tumpah tumpah," gumamnya seraya menuangkan air itu di gelas.
Berbeda lagi dengan Nabila yang baru saja mandi dan memakai pakaian santainya. Ia berlalu menuju balkon dengan buku novel ditangannya.
"Mau hujan ya?" gumamnya menatap mendung diatas sana.
Grep
Belum juga dapat dua kalimat Nabila membaca, tangan kekar itu memeluk perut langsingnya dan ditaruhnya dagu itu dipundak Nabila.
"Mendung aja belum tentu hujan, saudara pun tak pasti akan menikah. Tapi aku akan mewujudkan mimpi yang sudah aku tata," ucapnya tepat disamping telinga Nabila.
Hati gadis 19 tahun itu bergetar mendapat pelukan hangat ini, apalagi ucapan Nathan yang membuatnya meleleh.
"Aku gak yakin kita bisa bersama Nat, kamu pantas mendapatkan wanita yang lain," ujarnya menumpuk tangannya diatas tangan Nathan yang memeluk perutnya itu.
"Tapi aku maunya sama sepupuku yang cantik ini," jawabnya dengan senyum.
"Terserah kamu aja, tapi ku mohon berhentilah bermain perempuan. Aku gak mau kamu keluar masuk lubang cewek lain," ujarnya dengan posesif.
"Kalau masuk lubang kamu gak apa-apa kan?" tanya Nathan seraya memangku Nabila. Di sana memang ada kursi yang sengaja Nabila sediakan jika ingin melihat sunset dulu.
"Jangan ngaco kamu ya," kesalnya menabok kepala Nathan dengan buku yang ia bawa.
"Awhh sakit tahu, lebih baik kamu elus daripada ditabok gitu," ucapnya mengelus kepalanya yang pusing itu.
Nabila yang melihat itu mengelus kepala Nathan dengan lembut, Nathan yang mendapat perilaku itu dari sepupunya itu langsung memeluk perut Nabila dan meletakkan kepalanya di dada Nabila.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Kalian gak langsung pulang ke apartemenkan?" tanya Kakek Xander pada kedua cucunya.
"Nginep kek, tapi gak tahu si bekantan itu nginep apa enggak," jawabnya yang asik bermanja dipaha neneknya itu.
"Sa ae lu ngatain gue bekantan lu apa dong koala, hahahahaha," tawa Nathan saat mengatakan itu.
"Gue manjat manjat dong, daripada lu bekantan yang hidungnya panjang itu," ledek Nabila pada Nathan.
"Lu ya, gue ini tampan ya. Banyak cewek yang kesemsem sama gue hanya dengan sekali kedip," sombongnya yang membuat Nabila seakan ingin muntah.
"Dasar bekantan jelek, huuu."
Nenek Rania dan kakek Xander hanya tersenyum geli melihat pertengkaran unfaedah dari kedua anak ini.
"Sudah sudah, lihat ini film daripada bertengkar mulu," lerai kakek Xander pada kedua anak ini.
Akhirnya keduanya diam tapi tatapan mereka bagai kucing dan anjing yang seolah ingin saling memakan satu sama lain.
"Awas lu udah berani ngatain gue koala."
"Gue tunggu, dasar koala."
"Daripada lu bekantan, jelek, hidungnya panjang."
"Hei bekantan punya taring yang bisa makan lu ya," ucapnya tak terima.
"Halah lu kagak bisa makan gue."
"Awas aja lu."
"Huuu dasar bekantan."
"Koala jelek."
"Eh apa lu kata ngatain RM gue jelek hah?"
"Siapa RM?" tanya Nathan dengan nafas memburu.
"Cowok gue lah, kenapa sirik kan lu. Dasar bekantan," ledeknya menjulurkan lidahnya.
"RM siapa Nabila! Jawab!!!"
"Cowok gue kenapa sih?" tanya Nabila menatap Nathan sinis.
Nathan yang mendengar itu langsung pergi dari sana menuju kamarnya. Ketiga orang yang masih disana menatap Nathan hingga gilang dari pandangannya.
Der
Ketiganya mengelus dadanya peelan saat Nathan menutup pintu kamar itu dengan kasar.
"Emang siapa RM nak? Pacar kamu?" tanya Nenek Rania pada Nabila.
Karena setahunya cucu perempuannya ini tak pernah menjalin kasih dengan siapapun.
"Itu loh mah idol kpop, leadernya BTS," jawabnya dengan senyum.
"Siapa itu BTS," tanya Kakek Xander yang ikut kepo.
"Salah satu grup band kpop yang lagi naik daun sekarang," jawabnya.
"Oalahh... Mama pikir kamu punya pacar."
"Belum mah."
Keduanya mengangguk, Nabila bangun dari baringannya dan pamit pada orang tuanya untuk istirahat terlebih dahulu hingga tinggallah Mama Rania dan Papa Xander diruang keluarga itu.
"Kamu merasa jika Nathan menyukai Nabila ma?" tanya kakek Xander pada istrinya.
"Sepertinya begitu, tapi apa iya. Melihat mereka selalu bersama sejak kecil," ujarnya tak yakin jika Nathan dan Nabila saling memiliki rasa.
"Pusing aku mikirin mereka lebih kita ke kamar," ajaknya seraya mematikan televisi itu.
"Papa mah gitu, padahal belum selesai lihat filmnya," ujarnya cemberut saat suaminya menggandengnya ke dalam kamar. Dan kalian pasti tahu apa yang mereka lakukan sebagai pasangan suami istri.
Bersambung
Bekantan
Koala
Kalau ini Koya nya Kim Namjoon
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Hades Riyadi
Lanjutkan Thor, kapan bekantan dan koalanya beradegan wik-wik... ditunggu yah...😛😀🤣💪👍👍👍
2023-03-27
0
Hades Riyadi
Always Like and Favorit 💪👍👍👍🙏
2023-03-27
0
Aprilina
ya ampuunn RM itu selingkuhan ku my
2022-11-06
0