Ciuman Nabila

Happy reading

"Nath, lu gak boleh kayak gitu! Dia temen SMP gue," ujar Nabila pada Nathan.

"Gue gak boleh apa?" tanya Nathan.

"Tadi tuh, lu ngaku jadi cowok gue," jawab Nabila.

"Apa salah kalau gue cemburu? Gue tahu tatapan cinta dari seorang laki-laki itu gimana. Dan dia cinta sama lu Bil. Cowok tadi suka sama lu," ujar Nathan menatap Nabila.

Nabila terdiam, ia tak tahu. Apa iya Ryano menyukainya? Tapi kenapa ia tak merasakan hal lain dalam dirinya. Berbeda jika bersama Nathan begini.

"Kenapa? Gak bisa jawab kan lu?"

"Hmm."

Nabila tak ambil pusing, ia mengambil apa yang ada di list tadi dengan cepat.

"Beli snack juga buat nanti malam," ujar Nathan dan dianggukkan oleh Nabila.

Mereka menyelesaikannya tugas dari Mama Rania, tapi Nabila juga menambah mrmbeli buah buahan segar untuk mereka.

Tanpa mereka sadari ada seseorang yang terluka melihat itu. Ryano? Yah, pria itu tetap mengawasi Nabila dan Nathan dari kejauhan.

"Udah semua kan?" tanya Nathan dan dianggukkan oleh Nabila.

Mereka berlalu menuju kasir dan membayar semua belanjaanya. Selesai membayar Nabila dan Nathan keluar dari supermarket.

"Nath.."

"Apa Bil?"

"Mau es krim. Beli yuk," ajaknya dan diangguki oleh Nathan.

"Lu tunggu sini, gue gak lama kok," ucapnya pada Nabila.

Nathan berlalu menuju tukang es, sedangkan Nabila duduk dikursi itu.

"Pacar lu pengertian ya."

Ryano duduk disamping Nabila, Nabila menoleh ke arah Ryano. Kenapa laki-laki ini ada disini.

"Ya, begitulah."

"Sudah lama pacaran?" tanya Ryano.

"Hmmm belum juga, kenapa?"

"Sayang ya, aku datang disaat kamu sudah ada yang punya," ujarnya dengan senyum getir.

"Maksudnya?" tanya Nabila tak paham.

"Aku mencintaimu Bil, maaf jika aku mengatakan hal ini telat tapi aku sunggu mencintaimu sejak SMP, sejak kamu menerimaku sebagai sahabat dan tak menjauhi seperti teman-teman lain," ujarnya.

"Sejak lulus SMP aku memutuskan untuk sekolah di luar negeri, agar bisa merubah diriku. Dan saat aku pulang kamu sudah ada yang punya," lanjut Ryano seraya menggenggam tangan Nabila.

Nabila yang mendengar itu cukup tekejut tapi ia tak merasakan getaran dihatinya berbeda jika Nathan yang mengatakan hal itu.

"Aku tak berharap untuk kamu membalas perasaanku tapi aku hanya ingin kamu tahu jika aku mencintaimu," ujarnya dengan senyum tulus.

"Maaf aku tak bisa," jawab Nabila.

Ryano mengangguk dan kembali tersenyum genggaman tangan mereka belum juga terlepas.

Dari kejauhan Nathan yang melihat Nabila dengan Ryano itu seketika darahnya mendidih. Ia tak suka ada laki-laki lain memengang Nabila. Apalagi sampai menggenggam tangan seperti itu.

Bugh! Bugh! Bugh!

Nathan menarik kerah Ryano dan memukulnya bruntal, Ryano yang diserang oleh Nathan itu ikut membalas hingga terjadilah baku hantam. Nabila yang melihat itu tentu terteriak dan menghentikan kedua laki-laki itu.

"Jangan pernah dekati cewek gue brengsek," teriak Nathan terus melayangkan tunju pada Ryano.

"Aku mencintainya bangsat, gue mencintainya," balasnya tak kalah sengit.

Tentu hal ini menjadi tontonan gratis para ibu ibu yang berbelanja disana. Tapi ada juga yang cuek akan pertengkaran ini.

"Stop Nath, Ryano berhenti," teriak Nabila tapi tak digubris oleh keduanya.

Hingga Nabila yang sudah sangat takut akan terjadi apa-apa dengan keduanyapun menarik tangan Nathan dan.

Cups

Nabila mencium bibir Nathan dengan bergetar, Nabila menahan tengkuk leher Nathan hingga membuat Nabila memperdalam ciumannya. Air matanya mengalir bersamaan dengan ciuman itu.

Ryano yang melihat itu tersenyum samar, harapan memiliki Nabila hilang sudah dengan Nabila mencium bibir Nathan. Ia mengusap darah yang ada disudut bibirnya dan berlalu meninggalkan tempat itu.

Nathan yang melihat air mata dari bibinya itu menghentikan ciumannya dan mengusap air mata Nabila?

Grep

"Jangan berkelahi aku mohon," lirih Nabila dengan memeluk Nathan.

"Aku hanya tak suka ada yang mendekatimu, ku mohon mengertilah," balasnya mengecup kening dan mata Nabila.

"Janji jangan berkelahi lagi," pintanya dengan air mata yang masih mengalir.

"Gak janji tapi akan aku usahakan," jawabnya.

Nabila menyentuh luka dibibir dan pelipis Nathan dengan pelan.

"Ini pasti sakit!"

"Enggak kok cuma ngilu," jawabnya dengan senyum.

"Bentar ya, kamu disini dulu."

Nabila berlalu masuk ke supermarket untuk membeli plester, kerumunan yang terjadi sudah bubar hingga hanya satu dua disana.

Tak lama Nabila keluar dan membersihkan luka Nathan.

"Kalau mama tahu kamu berantem siap-siap bakal diomeli 7 hari 7 malam," omel Nabila.

Sedangkan yang diomeli hanya tersenyum mendapat perhatian dari Nabila itu, wajah Nabila semakin cantik dengan raut seriusnya.

"Gak usah nunggu Nenek ngomel, kamu aja yang udah omelin aku."

"Dih gitu amat, aku gak seperti itu ya."

"Tapi aku suka omelan kamu, muach," ujarnya mengecup bibir Nabila sekilas.

Nabila menggeleng dan terus melakukan tugasnya sebagai perawat dadakan untuk keponakannya.

Setelah menyelesaikan memplaster pelipis Nathan dan mengecupnya singkat, entahlah ia mendapat keberanian dari mana. Mereka memutuskan untuk pulang, karena ini sudah menunjukkan pukul 4 sore. Berarti ia sudah keluar rumah 3 jam setengah.

Sedangkan disisi lain, Ryano yang baru sampai rumah itu mendapati ibunya di sofa.

"Ibu.."

"Kamu kenapa nak? Kenapa kamu luka?" tanya sang ibu dengan khawatir melihat luka dibibir sang putra

Ryano memeluk tubuh ibunya dan menangis dipelukan sang ibu. Ibu Mariam yang merasa anaknya tak baik-baik saja itu mulai menenangkan sang putra.

"Dia sudah punya pacar bu, Ano telat ngungkapin perasaan Ano," ujarnya dengan segukan.

"Sahabatmu SMP itu?" tanya Ibu Mariam pada sang putra.

"Iya bu, dia sudah memiliki pacar. Ano telat, Ano kehilangan dia," ujarnya dengan tangis.

Ibu Mariam hanya bisa menenangkan sang putra setelah Ryano tenang. Ibu Mariam menghapus air mata anaknya. Anaknya yang dulu selalu insecure dengan berat badannya kini harus sedih karena wanita yang membuatnya kurus dan pandai sudah ada yang punya.

"Ano, jodoh itu sudah ada yang ngatur. Mungkin wanita itu bukan jodoh kamu. Ibu yakin kamu akan menemukan yang terbaik," ujar Ibu Mariam.

Ryano mengangguk pelan, ia bukan lagi Ryano yang memiliki berat badan 90 kilo pagi, ia sudah menjadi laki laki sejati. Ia yakin ia bisa.

"Terima kasih bu," ujarnya dan dianggukkan oleh sang ibu.

"Yang suruh ibu beli sudah?" tanya Ibu Mariam.

"Sudah semuanya ada di mobil," jawabnya.

Ryano mengambil belanjaanya tadi dan membawanya masuk kedalam rumah, tapi saat ada sesuatu yang membuatnya kaget disana.

"Kenapa disana?"

Bersambung

Terpopuler

Comments

Hades Riyadi

Hades Riyadi

selalu tinggalkan jejak petualang baca 👣👣👣😀

2023-03-28

0

Hades Riyadi

Hades Riyadi

Like and coment 😀👍👍👍🙏

2023-03-28

0

Fenty Izzi

Fenty Izzi

banyak para readers yang bingung kak... termasuk saya🤭😁butuh sedikit perbaikan kayaknya😊lanjut dn ttp semangat🙏🏿💪💪🌹🌹🌹

2022-07-18

3

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 72 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!