Mancing

Happy reading

Pagi menyapa dua anak manusia yang masuh bergelut dengan selimutnya itu. Nabila dan Nathan bangun dan berlalu menuju kamar mandi masing-masing.

Tak lama Nathan keluar dari kamar mandi dengan keadaan segar. Ia keluar dari kamar dan menunggu Nabila di depan kamarnya.

"BIL, LU MANDI APA BERTAPA? LAMA BANGET!" teriak Nathan dari luar.

Sedangkan di dalam kamar, Nabila yang sedang berganti baju itu berdecak kesal karena ada besak ciuman dan gigitan di dadanya. Bukan hanya satu tapi ada lima bekas ditempat yang berbeda. Dan ia yakin ini adalah ulah keponakan laknatnya itu.

"Dasar pencuri," batinnya melanjutkan memakai baju.

Setelah selesai Nabila keluar dari kamar, dan menatap Nathan tajam. Nathan yang ditatap itu hanya tersenyum polos seakan tak mengetahui apa-apa.

"Kenapa?" tanya Nathan.

"Pakek nanya, lu kan yang buat tanda di dada gue?" tanya Nabila dengan ketus.

"Kok lu tahu, lu cenayang ya?" tanya Nathan yang seoalah tak bersalah.

"Dasar gila. Lu gak bisa lakuin ini sama gue Nath," ujarnya dengan sedih.

Walau bagaimanapun ia seorang perempuan yang memiliki harga diri, apalagi Nathan adalah sepupunya sendiri. Dan hal ini sangat membuatnya sakit hati, apa susahnya mengatakan jika dia ingin itu.

"Kenapa Bil. Karena gue lagi haus daripada ke dapur mending minum susu lu aja," jawabnya.

"Tapi lu itu mencuri Nath, gue juga perempuan walaupun gue sepupu lu."

Keduanya turun dari kamar menuju ruang makan, ditengah tangga itu. Nabila berhenti saat mereka sampai ditengah tangga.

"Mulai sekarang gak ada yang namanya tidur bareng, lu gak boleh tidur bareng gue lagi!" tutah Nabila menatap Nathan yang ikut berhenti karenanya.

"No!! Gak bisa, gue gak bisa tidur tanpa lu. Gue udah terlanjur nyaman dengan pelukan dan elusan lu saat tidur," tolaknya dengan mutlak.

"Kalau kita terus tidur berdua, lu bakal sering nyuri lagi dan gue gak mah itu terjadi," ujarnya pada Nathan.

"Karena gue udah terlanjur cinta sama lu Bil, gue mohon jangan seperti ini hanya karena kejadian malam tadi," ujarnya melas.

Nabila tak menanggapi ucapan Nathan dan berlalu turun hingga pandangannya tertuju pada empang yang biasa dibuat mancing yang kakek. Seketika ide itu muncul di otak Nabila.

"Gue punya tantangan buat lu," ujarnya pada Nathan.

"Apa?" tanyanya.

"Kita lomba mancing, dalam waktu 3 jam. Jika lu menang lu boleh tidur sama gue selama satu minggu, tapi jika gue yang menang lu harus turuti apapun keinginan gue selama satu minggu, gimana?"

"Gak bisa gitu Bil. Gini aja siapa yang kalah harus menuruti apa yang diinginkan yang kalah," ujarnya yang tentunya sangat menguntungkan mereka berdua.

"Oke deal!!"

Mereka melanjutkan jalannya menuju ruang makan, disana sudah ada Mama Rania dan Papa Xander.

Di sana sudah tertata rapi berbagai olahan ikan mulai dari nugget ikan, ikan goreng, dan lainnya. Tak lupa juga sambal terasi dan lalapan yang tersedia disana.

"Apa yang kalian bicarakan ditangga tadi? Kayak serius banget?" tanya Mama Rania pada kedua anak anak itu.

"Mancing nek," jawab Nabila yang membuat Kakek Xander menoleh kearah cucu cucunya.

"Kenapa mancing?" tanya kakek Xander.

"Kita mau lomba mancing kek, siapa yang kalah harus nurutin semua keinginan yang menang selama seminggu," jawan Nathan dengan semangat ia yakin dirinya akan menang melawan Nabila.

"Oh ya, bagus. Biar Kakek yang jadi wasit," ujarnya dengan semangat.

Nenek Rania yang mendengar ucapan sang suami itu hanya menggelengkan kepalanya. Suaminya ini masih saja suka yang namanya memancing, bagi suaminya tiada hari tanpa memancing, apalagi mancing keributan.

"Berapa jam?" tanya nenek Xander seraya memakan nugget ikan buatan istrinya itu.

"3 jam kek," jawabnya dan dianggukkan oleh keduanya.

Setelah menyelesaikan sarapannya mereka berdua kembalu ke kamar untuk berganti pakaian santainya.

Dan disinilah mereka sekarang, diempang belakang rumah. Empang itu sengaja dibuat agar Kakek Xander menikmati masa tuanya dirumah. Saat masih muda dulu, kakek Xander menghabiskan setengah harinya diempang bersama teman-temannya.

"Awas aja sampai lu curang," ucap Nabila pada Nathan yang tak jauh darinya itu.

"Lu kali yang curang, lu kan gak bisa mancing," sombong Nathan seraya memasang umpan dipancingnya.

"Cih... Kita buktikan, siap-siap menuruti apa yang gue mau," ujarnya dengan yakin pasalnya dulu ia pernah mengalahkan ayahnya yang sabgat jago soal memancing.

"Jangan sombong dulu, belum tentu gue kalah dari lu," ujarnya menatap tajam Nabila yang ada disana.

"Udah diam, kalau kalian adu bac*t kapan mau dimulai?" tanya kakek Xander yang sudah jengah akan perdebatan cucu perempuan dan cucu laki-lakinya itu.

Mereka bersiap untuk melemparkan umpannya masing-masing hanya tinggal menunggu aba-aba dari sang Papa atau Kakek.

"Oke siap! Satu.... Dua.... Tiga.... Lempar!"

Nathan dan Nabila melemparkan umpan mereka disana agar dimakan oleh ikan ikan yang semakin hari makin beranak itu.

Dari dalam rumah, kakek Rania menyiapkan makanan dan minuman dingin untuk ketiga kesayangannya itu.

"Semoga kalian tidak saling jatuh cinta," batinnya.

nenek Rania menghampiri suaminya yang asik duduk disana menatap anak anak yang sedang memancing itu.

"Minum sama cemilannya pa," ucap nenek Rania pada suaminya dan dijawab anggukan suaminya.

Nenek Rania berlalu menuju tempat anak dan cucunya untuk memberikan makanan dan minuman itu.

Setelah mengantarkan makanan itu, Nenek Rania ikut duduk disamping suaminya yang sudah tak muda lagi itu.

"Seneng kedua cucu kita ada disini hmm?" tanya Nenek Rania pada kakek Xander.

"Seneng banget, apalagi kalau kita bisa berkumpul semua disini," jawab kakek Xander pada sang istri.

"Atau kamu mau hamil lagi?" tanya kakek Xander yang dijawab gelengan oleh sang istri.

"Udah tua, harusnya kita udah punya cicit atau enggak punya cucu lagi yang imut imut gemas gemes gitu buat diajak main, kamu lihat cucu kita seumuran," jawabnya menujuk Nabila dan Nathan.

"Iya aku tahu, tapi tak ada salahnya kita punya anak lagi," jawabnya.

"Lagian telat kali pa, aku udah gak menstruasi lagi. Lain cerita kalau Papa mau nikah lagi, baru bisa bikin anak," jawabnya.

Tentu saja kakak Xander mengeleng tak setuju, baginya sang istri itu lebih dari apapun. Lagian ia suah tua mana ada yang mau.

"Kalau kamu nyuruh aku nikah lagi, emang kamu mau dimadu?" tanya kakek Xander.

"Gak mau, tapi mau gimana lagi. Kamunya ngebet pengen punya anak lagi," ujarnya menyandarkan kepalanya dipundak sang suami.

"Yah karena kamu terlalu mencintaiku hmm," ujarnya memeluk tubuh sang istri.

"Malu ih dah tua masih aja peluk-peluk," teriak Nathan yang membuat ikan yang ditangan Nabila terlepas karena licin.

"NATHAN," teriak Nabila menatap tajam keponakannya nya. Sedangkan yang diteriakin hanya tersenyum remeh.

"Makanya kalian cari pacar dan kenalkan pada kami," jawab kakek Xander.

"Nathan lagi usaha kek, supaya dia mau jadi pacar Nathan. Walau menentang keluarga," ujar Nathan dengan nada pelan di kalimat akhir.

Nabila yang mendengar itu hanya menyinggungkan senyumnya.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Komangparwati

Komangparwati

natan sepupu nabila apa ponakn nya y.. bingung..

2023-06-23

0

Hades Riyadi

Hades Riyadi

Lanjuutt Thor 😀💪👍👍👍🙏

2023-03-28

0

Hades Riyadi

Hades Riyadi

Wes sak karepmu laaahh Thor, udah kayak lagu jadulnya Broery, Kau bilang begini, kau bilang begitu... alias plin-plan, bilang itu bibi, abis itu sepupu, ga tahunya suka mainin paha mulus sepupunya... wkwkwk 🤔🙄😛😀🤣💪👍👍

2023-03-28

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 72 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!