"Gue bilang gak di sini!" sentak Agnia.
Nita berdiri dari tempat duduknya, dan menggebrak meja. "Mau cari ribut lo!"
"Kalau iya kenapa?" jawab Agnia tanpa ragu.
"Dasar kurang ajar! Lo fikir lo siapa?"
Cecilia bangkit dan menarik Nita, "Udah deh, biarin dia, ayo Nia kita ke tempat lain!"
Cecilia berjalan keluar begitu saja, di ikuti oleh Nita dan juga Agnia paling belakang.
Mereka berbicara di aula sekolah, karena hanya ditempat itu lah tempat yang sepi saat jam pelajaran baru saja di mulai.
"Cepatan lo mau ngomong apa?" ujar Nita dengan ketus.
Agnia mendengus, dia merogoh ponselnya disaku seragamnya, lalu menunjukannya pada mereka.
"Maksudnya apa nih!? Kita sudah sepakat kalau ini akan menjadi rahasia kita berempat, kenapa kalian menyebarkan gosip murahan ini!"
Nita mendorong bahunya, dia memang terkenal dengan sikapnya yang arogan, lebih arogan daripada Cecilia.
"Heh ... ini akibatnya jika lo main-main sama kita, lo pikir kita gak tahu! Lo pergi kan dari hotel yang udah gue kasih tahu!"
"Dan lo ngilang 2 hari tanpa balas satupun pesan gue bang satt!!" sentak Nita.
Agnia yang tidak terima dibentak-bentak seperti itu mendorong tubuh Nita, "Biasa aja , Gak usah nyolot lo! Lo fikir gue bodoh apa? Lo jelas-jelas ngejebak gue, lo bilang gue cuma nemenin doang, tapi nyatanya gak begitu tuh!" Gue bukan seperti kalian ya!" ungkapnya lagi.
Mereka bertiga terlibat perkelahian, dua lawan satu, namun Agnia tidak takut sedikitpun, dengan sekuat tenaga dia melawan, menjambak, bahkan mencakar keduanya. Begitu juga dengan kedua lawannya, dengan mudah mereka mengeroyoknya.
Brakk
Priiittttt
Satu tiupan panjang dari suara peluit yang terdengar sangat nyaring menghentikan kegiatan mereka. Dengan rambut yang sudah acak-acakan Agnia menoleh ke arah belakang.
"Apa yang kalian lakukan disini! Pada jam pelajaran!" bentak Pak Sopian dengan kedua mata menghujam.
"Pak Sopian" gumam Agnia.
"Mampus lo...."
.
.
Mereka bertiga berdiri di ruangan yang dipenuhi oleh poster dan juga banner, satu set sofa dan 2 kursi yang berhadapan langsung dengan meja guru. Poster yang paling besar bertuliskan stop bullying, yang diletakkan menghadap ke arah sofa, hingga siapapun yang duduk, akan selalu melihatnya. Benar, mereka kini duduk di sofa Ruangan Bimbingan Konseling ( BK), dan pak Sopian adalah guru BK.
"Mereka dipanggil satu persatu, dan ditanyai kejadian apa yang menyebabkan mereka bertengkar seperti tadi.
Agnia dipanggil lebih dulu, karena pak Sopian tabu, dia siswi yang tidak pernah membuat masalah, juga tidak pernah masuk ke ruangan itu, walau nyatanya Agnia adalah anak broken home.
Tidak satupun dari mereka yang menjawab pertanyaan pak Sopian dengan jujur, mereka hanya menjawab itu semua hanya karena kesalah fahaman saja.
Pak Sopian menghela nafas, dan menyuruh Cecilia dan Nita kembali ke kelas, tak lama dari situ, dia memanggil Agnia,
"Nia ... Bapak harap kamu jujur, kamu itu siswa berprestasi, pihak sekolah dan tentu orang tua kamu bangga padamu! Jadi bapak mohon, jangan membuat masalah yang akan membuat prestasi Nia terganggu."
Nia menghela nafas, Orang tua bangga apanya, mereka bahkan tidak peduli Nia.
Agnia hanya mengangguk, tak sepatah katapun terlontar dari mulut nya.
"Dan satu lagi, bapak berharap berita yang bapak dengar itu tidak benar, Nia!"
"Itu memang tidak benar pak!"
"Lantas kemana kamu pergi selama 2 hari tanpa keterangan!"
"Aku ... Aku pergi ke luar kota pak! Mengunjungi saudara ku disana!"
Sopian memgangguk-anggukan kepala, "Ya sudah kami boleh pergi Nia, segera kembali ke kelasmu."
"Terima kasih pak!"
Agnia pun keluar dari ruangan Bimbingan konseling, beruntunglah pak Sopian tidak bertanya lebih lanjut lagi padanya.
Cecilia dan Nita yaang terlebih dulu keluar dari sana berjalan diselasar gedung, Agnia pun menyusul mereka.
"Cecil, Nita .... thanks yaa, kalian gak bilang apa-apa sama pak Sopian!"
Nita mendecih, "Lo fikir dengan kita gak cerita ke pak Sopian, kita nyelametin lo? Enggak ya ... sorry, kita juga pengen aman!"
Agnia mendengus, "Terserah lo berdua, urusan kita udah selesai!"
"Siapa bilang?" sentak Cecil.
"Lo harus ganti rugi! Kalau lo gak mau ganti rugi, gantiin gue lagi buat nemenin orang, dan kali ini benar- benar cuma nemenin!"
"Lo pada emang gak punya hati! Dan gue gak mau ngelakuin apa-apa lagi buat kalian! Terserah kalian mau gangguin siapa, gue gak peduli!" jawab Agnia tegas.
"Lo baru faham sekarang? Kalau temen lo itu munafik semua? Iya gak Nit?" ujar Cecilia dengan terkekeh pada Nita.
"Huum ... kasian banget sih lo! Kebaikan lo pada di manfaatin! Mendingan lo gabung bareng kita!"
"Sorry! Gue gak minat jadi kayak lo berdua! Gue masih waras, dan soal temen-temen gue, itu bukan urusan lo!" sentak Agnia dengan berlalu dari hadapan kedua gadis pembawa masalah itu.
Gue gak akan peduli, mereka mau ganggu Vina ataupun Serly, gue gak mau sok jadi pahlawan, tapi ternyata gue berasa jadi orang yang paling bodoh disini.
Cecilia dan Nita terkekeh-kekeh dengan menatap Agnia yang berjalan menuju
ke toilet
"Cabut Nit, kita urus dia nanti!"
Agnia merapikan rambutnya yang berantakan, juga seragamnya yang tampak acak-acakan.
"Semua orang munafik!" gumamnya dengan menatap cermin.
Setelah selesai, Agnia keluar dari toilet, dia berpapasan dengan Adam, ketua kelas itu menatapnya, namun dia memalingkan wajahnya ke arah lain dan berpura-pura tidak melihatnya.
Adam menghela nafas, lalu kembali berjalan, begitu pun dengan Agnia.
.
Semenjak kejadian itu, teman-teman Agnia disekolah tidak lagi sama, mereka memandang nya berbeda, dan itu sangat jelas dia rasakan.
Hanya Serly yang memperlakukannya baik, walaupun Agnia masih penasaran dengan sikap Serly yang baik di depannya.
"Sudah, jangan lo fikirkan lagi masalah ini! Mereka kan tidak tahu kejadian sebenarnya seperti apa! Lagi pula kenapa lo gak cerita aja ke pak Sopian hal yang sebenarnya waktu itu biar mereka tahu rasa?"
Nia menggelengkan kepalanya, "Masalah bakal tambah gede kalau gue ngomong! Mereka juga gak ngomong kok!"
"Dari mana lo tahu, kali aja mereka ngomong apa-apa tentang lo, biar lo kena masalah!"
Agnia menghela nafas, "Buktinya pak Sopian gak ngelakuin apa-apa sama mereka! Sama gue juga,"
"Ya udah deh terserah lo, kalau lo emang gak mau denger saran dari gue!"
Saran apaan, lo malah terlihat mau nyingkirin saingan lo secara perlahan, dan apa yang sebenernya dari gue yang lo nganggap saingan? bermonolognya sendiri.
.
.
Lagu sayonara versi asli berkumandang diseluruh antero sekolah bertaraf internasional itu, lagu yang sering di ubah dalam beberapa versi bahasa yang menandakan kegiatan belajar mengajar telah selesai.
Semua siswa berhambur keluar, begitu juga dengan Agnia yang keluar bersama Serly.
"Nia...!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 317 Episodes
Comments
Retno Anggiri Milagros Excellent
dah ngapain ganggu Nia.. biarkan .. me time.
.🙏🏻🤭😍
2024-08-29
0
Aidah Djafar
kmu harus lebih hati2 Nia...tman2mu itu musuh dlm selimut 🤔🤔🤦🤦
2023-03-27
0
Nonheni
Nia, pasti yang panggil itu Om Zian.
2023-03-08
0